Anda di halaman 1dari 21

Oleh:

 Akif Alfadin (F1A013013)


 Alvin Axl Fahlevvi (F1A013016)
 Amriza Gede Kurniawan (F1A013018)
 Andri Mariana (F1A013020)
 Anggi Nurrahmawati (F1A013021)
Lahar yang terdapat pada lereng bagian hulu
Gunung Merapi dan curah hujan yang sangat
deras dalam waktu lama dengan intensitas tinggi,
dapat menyebabkan bahaya banjir lahar dingin
atau bahaya sekunder yang diakibatkan oleh
mengalirnya air membawa endapan berupa
material yang sebelumnya menumpuk pada
lereng bagian hulu. Endapan awan panas pada
lereng bagian hulu merupakan endapan material
yang lepas yang sewaktu terjadi hujan akan
hanyut ke hilir dalam bentuk banjir lahar.
Oleh karena itu untuk mengurangi besarnya
sedimen yang dibawa oleh aliran lahar dan
mengurangi kecepatan aliran maka perlu
adanya :

PENGENDALIAN BANJIR LAHAR DINGIN


 Menampung endapan sedimen di daerah hulu
dan mengurangi produksi sedimen dari alur
sungai dan tebing sungai dengan
membangun dam penahan sedimen
(sabo dam ).
 Menahan endapan sedimen di daerah
endapan dengan membangun kantong-
kantong lahar dan tanggul.
 Mengarahkan aliran banjir di daerah hilir
dengan pembuatan dam konsolidasi,tanggul,
dan perbaikan alur sungai.
Sabo merupakan bangunan dam atau bangunan
dengan pelimpas yang dibangun untuk mencegah
bahaya banjir lahar Merapi. Teknik sabo dam yang
diperkenalkan oleh Tomoaki Yokota dari Jepang ini
memiliki manfaat yang sangat besar. Selain sebagai
pengendali lahar akibat letusan gunung berapi,
sabo dam juga bermanfaat sebagai pengendali
erosi hutan dan daerah pertanian serta mencegah
bahaya longsor. Material pasir dan batu-batuan
yang tertahan di sabo juga dapat dimanfaatkan
masyarakat sebagai sumber penghasilan.
 1. Mengendalikan daerah rawan banjir lahar tepian sungai
khususnya Kali
 Putih.
 2. Melindungi masyarakat beserta harta benda miliknya
dari bencana erosi
 dan sedimentasi.
 3. Menciptakan rasa aman terhadap masyarakat yang
tinggal di kawasan
 yang rawan terhadap bahaya erosi dan sedimentasi.
 4. Melindungi dan mengamankan daerah produksi pangan.
 5. Melindungi dan mengamankan bangunan prasarana dan
sarana umum.
 6. Memelihara dan melestarikan sumber daya alam dan
meningkatkan
 kondisi lingkungan alam sekitarnya.
Dasar Pemikiran Penggunaan Tekno Sabo untuk
Pengendalian Sedimentasi Waduk : Untuk memberikan
salah satu solusi kepada semua pemangku kepentingan,
terutama kepada pengelola Waduk, Balai Besar Wilayah
Sungai, Pemerintah Daerah tentang bagaimana
teknologi sabo dapat diterapkan sebagai salah satu
alternatif untuk mengendalikan aliran sedimen yang
berasal dari erosi lahan dan sumber lain yang terangkut
masuk ke waduk dengan :
 Sabo dam
a. Evaluasi kinerja prototipe sabodam tipe tertutup untuk
mengendalikan angkutan sedimen
b. Analisa hidrologi Model Petak Pengukuran Erosi Lahan
dan Analisa hidrologi Model DAS Pengukuran
Angkutan Sedimen, apabila dimasa mendatang model
tersebut telah dapat dibuat.
 Dam konsolidasi
untuk mengurangi produksi sedimen dari alur dan
tebing sungai.
 Check dam
untuk menampung dan mengendalikan sedimen.
 Kantong Lahar
untuk menampung material.
 Tanggul
untuk mengarahkan aliran banjir dan mengurangi
pengikisan tebing.
Bangunan yang dibuat melintang sungai yang
fungsinya adalah :
 Menahan sedimen yang mengalir yang ada
ditempat tersebut.
 Menahan sedimen dan mengendalikan aliran
sedimen agar tidak merusak di daerah
hilirnya.
 Mencegah erosi tebing serta dasar sungai
yang disebabkan oleh aliran air.
 Mengurangi kecepatan banjir lahar,karena
dasar sungai menjadi lebih landai.
Sama seperti halnya dengan dam penahan
sedimen, dibuat melintang sungai hanya
skalanya lebih kecil.
Fungsinya :
 Untuk memantapkan elevasi dasar sungai yang
ada agar tidak tergerus.
 Dibuat untuk melindungi bangunan yang ada
disebelah hulunya, seperti jembatan,perkuatan
tebing.
 Dapat juga digunakan untuk pengambilan air
irigasi atau juga dapat digunakan sebagai
jembatan diwaktu tidak terjadi banjir.
Tanggul dibuat dengan maksud untuk
mencegah air banjir keluar dari sungai yang
dapat merusak lahan pertanian atau
permukiman penduduk.
Tanggul biasanya dibuat dari tanah yang
dipadatkan dengan bentuk trapesium dengan
ketinggian tertentu agar air banjir tidak
meluap.
Kantong lahar dibangun dengan maksud
untuk menampung material.
 Bangunan ini dibuat lebih hilir dari
cekdam, ditempat yang agak datar, diman
lahar pernah menyebar karena tebing sungai
sudah tidak tinggi lagi.
daerah penyebaran ini disebut aluvial Fan
(kipas aluvial).
Sebagai contoh kasus di DAS Waduk Mrica, diperkirakan umur
layan bangunan sabo di tiap Sub.DAS berkisar antara 1 – 4 tahun.
Apabila bangunan sabo yang diusulkan dari penelitian ini dibangun
maka dapat menambah umur layan waduk selama 3 tahun, akan
tetapi apabila di lokasi rencana bangunan sabo dilakukan
penambangan galian C minimal sebesar 1,30 juta m3 (setara dengan
angkutan sedimen dasar di seluruh DAS rencana bangunan sabo)
maka umur layan Waduk dapat bertambah 10 tahun. Perhitungan ini
mengacu pada Waduk Serbaguna PLTA Mrica, dengan asumsi pada
tahun 2008 kapasitas Waduk masih tersisa minimal 56,00 juta m3
dan aliran masuk rata-rata 2,715 juta m3/tahun serta sedimen yang
masuk ke dalam waduk maksimal 2,90 juta m3/tahun. 3
 Perkembangan endapan:
Bangunan sabo dam dapat menahan endapan, namun
penyebarannya masih kurang merata. Hal ini karena dasar
sungai di hulu bangunan (Armor River Bed) yang berupa
tanah keras dan berbatu menimbulkan gerusan di bagian hilir.
 Material endapan yang berupa pasir, kerikil dan beberapa batu
dapat digunakan sebagai bahan bangunan, sehingga peran
serta masyarakat sekitar bangunan yang menambang bahan
galian C tersebut menambah daya tampung kapasitas prototipe
sabodam sehingga dapat jugameningkatkan tingkat
perekonomian mereka.
 Dll.

Anda mungkin juga menyukai