Anda di halaman 1dari 16

Tindakan Kedaruratan &

Malpraktek dalam
Perspektif Islam
Kelompok IV
Kedaruratan
O Darurat adalah keadaan sukar sulit yang tak di
sangka-sangka, bahaya, kelaparan yang
memerlukan penanggulangan segera. Dalam
keadaan yang perlu mendapat tindakan cepat
untuk mengatasi keadaan tersebut.
O Dalam Al-Qur’an kata-kata mudharat disebutkan
kurang lebih sekitar 50 kata yang diulang-ulang
yang memiliki arti membahayakan dan
merugikan atau dalam Bahasa indonesianya
sering disebut darurat.
O Mudharat juga bisa diartikan dengan sempit
atau susah lawan dari lapang
Identifikasi Darurat Dalam
Hukum Islam
O Darurat merupakan tindakan penyelamatan diri (hifz an-nafs) akibat
timbulnya kekhawatiran yang mendalam jika hal tersebut tidak dilakukan
menimbulkan rusaknya salah satu bagian dari maqashid asy-syari’ah
yang wajib dijaga menurut syara’.
O Darurat tidak berhubungan dengan perbuatan maksiat.
O Darurat merupakan satu-satunya alasan yang dapat menghilangkan
kesulitan bagi orang yang sedang berada dalam masalah.
O Rukhshah hanya boleh digunakan dalam keadaan terdesak saja atau
untuk mencegah terjadinya kemudharatan.
O Jika dapat diyakini bahwa orang yang berada dalam kondisi darurat akan
terkena bahaya jika tidak mengambil jalan darurat.
O Darurat tidak melanggar hak orang lain atau melanggar hal-hal yang
telah dilarang oleh agama.
O Kerusakan yang timbul akibat meninggalkan perbuatan yang dilarang
lebih besar daripada kerusakan yang timbul karena melakukannya.
Ketentuan Hukum Dalam
Kedaruratan
O Darurat kelaparan makanan (lapar dan
haus) dan obatan
O Paksaan
O Lupa
O Tidak mengetahui
O Kesulitan
O Merebaknya bencana
O Sakit
Beberapa Contoh Tindakan
Kedaruratan
1. Pemasangan kateter
O Beberapa hal yang terjadi pada proses
pemasangan kateter diantaranya: untuk
dojter dan pasien yang berbeda jenis
kelamin, maka hal ini menyebabkan
interaksi yang mengakibatkan
bersentuhannya kulit antara dokter dan
pasien yang pada dasarnya dalam hukum
Islam itu dilarang, kemudian pemasang
kateter juga mengakibatkan terbukanya
aurat pasien tersebut.
Dalam Islam terdapat kaidah ushul fiqih yaitu “yang
darurat membolehkan yang dilarang”. Kaidah lain juga
menyebutkan bahwa Islam memang mengenal darurat
yang akan meringankan suatu hukum. Ada kaidah Idzaa
dhoogal amr ittasi’ (jika kondisi sulit, maka Islam
memberikan kemudahan dan kelonggaran). Dengan
berpedoman kaidah ini, maka proses pemasangan kateter
tergolong kondisi yang darurat, karena sebagai wujud
ikhtiar dokter untuk mengobati pasien semaksimal
mungkin yang mana jika tidak segera dilakukan akan
menimbulkan dampak yang lebih buruk bagi pasien.
Namun darurat itu bukan sesuatu yang bersifat rutin dan
gampang dilakukan. Umumnya darurat baru dijadikan
pilihan manakala memang kondisinya akan menjadi kritis
dan tidak ada alternatif lain
Hukum bersuci bagi pasien dengan kateter /urine bag
O Jika penggunaan alat ini termasuk kondisi terpaksa,
di mana kateter harus tetap terpasang dan tidak
bisa dilepas waktu shalat, atau jika sering dilepas
akan membahayakan orang sakit, maka tidak
masalah shalat dalam keadaan kateter tetap
terpasang. Akan tetapi jika memungkinkan bisa
dilepas, maka diusahakan untuk tetap melepas
kateter saat akan sholat
2. Pemasangan Ostomy
/Stoma
O Cara ibadah orang dengan stoma secara umum
digolongkan pada kategori orang yang diberi
udzur (ahlul-a'dzar) yaitu adanya berupa
keringanan dan kemudahan.
O Jika hadatsnya keluar secara terus-
menerus,maka hendaklah ia berwudhu' setiap
melakukan shalat.
O Sifat shalat orang yang udzur seperti penderita
stoma; bisa duduk, berbaring, isyarat atau posisi
lain yang ia inginkan di mana kewajiban shalat
dapat ia lakukan sebisa mungkin.
3. Penggunaan Alkohol
Dalam Pengobatan
O Alkohol dalam dunia farmasi sering digunakan sebagai
pelarut pada berbagai produk. MUI (Majelis Ulama
Indonesia) telah memutuskan batas maksimal alkohol
dalam suatu produk adalah satu persen.
O Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin menjelaskan:
“Adapun beberapa obat yang menggunakan campuran
alkohol, maka itu tidaklah haram selama campuran
tersebut sedikit dan tidak nampak memberikan pengaruh”.
O Obat yang mengandung alkohol ini dibolehkan karena
adanya istihlak. Yaitu bercampurnya benda haram atau
najis dengan benda lainnya yang suci dan halal yang
jumlahnya lebih banyak sehingga menghilangkan sifat najis
dan keharaman benda yang sebelumnya najis, baik rasa,
warna dan baunya.
4. Penggunaan Zat-Zat
Haram Dalam Pengobatan
O Ibn Taimiyyah berpendapat bahwa benda
najis tidak boleh digunakan dalam
pengobatan. Jika masih ada pilihan /
alternatif lain maka gunakan zat yang halal
tersebut.
Malpraktek
O Malpraktek adalah suatu kesalahan praktek
yang dilakukan para petugas kesehatan
(dokter, perawat dan sebagainya) terhadap
pasien yang mengakibatkan dampak buruk
bagi pasien sehingga pasien dapat
meninggal atau cacat pada tubuhnya.
Malpraktek dalam Islam
Rasulullah SAW bersabda,
‫من تطبب ولم يعلم منه طب قبل ذلك فهوضامن‬
Artinya :
"Siapa pun yang melakukan pengobatan dan dia tak mengetahui ilmunya
sebelum itu maka dia yang bertanggung jawab" [HR. An Nasa'i, Abu Daud,
Ibnu Majah dan yang lain, hadits hasan no. 54 dalam kitab Bahjah Bulub al
Abrar]

O Jika seorang petugas kesehatan melakukan kesalahan karena tak


mempunyai ilmu medis maka sang petugas kesehatan tersebut harus
menggganti rugi bagi sang pasien yang telah dirugikannya sebagai
bentuk tanggung jawabnya.
O Ibnu Qayyim al Jauziyah ‫رحمه هللا‬berkata, "Maka wajib mengganti rugi
(bertanggung jawab) bagi petugas kesehatan yang bodoh jika
melakukan praktek dan tak mengetahui/mempelajari ilmu kesehatan
sebelumnya'' [Thibbun Nabawi hal. 88, al Maktab ats Tsaqafi, Kairo]
Bidang Pekerjaan Perawat Yang
Berisiko Melakukan Kesalahan
O Assessment errors
O Planning Errors
O Intervention errors
Upaya Pencegahan Malpraktek
O Tidak menjanjikan atau memberi garansi akan
keberhasilan upayanya
O Sebelum melakukan intervensi agar selalu dilakukan
informed consent.
O Mencatat semua tindakan yang dilakukan dalam
rekam medis.
O Apabila terjadi keragu-raguan, konsultasikan kepada
senior atau dokter.
O Memperlakukan pasien secara manusiawi dengan
memperhatikan segala kebutuhannya.
O Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien,
keluarga dan masyarakat sekitarnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai