SWASTIASTU
I WAYAN SUDIRA
FKH UNIV. UDAYANA
KONSEP FARMAKOLOGI
I. Pengertian
Farmakologi adalah :
ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dengan seluruh
aspeknya,baik sifat kimiawi, maupun fisikanya,kegiatan
fisiologinya,resopsi dan nasibnya dalam organisme hidup.
4.Disintegragi :
pemecahan tablet/pil menjadi partikel- partikel
yang lebih kecil.
5.Disolusi :
Melarutnya partikel-partikel kecil dalam cairan
gastrointestin untuk diabsorbsi.
6.Rate Limiting :
Waktu yang dibutuhkan oleh obat untuk berintegrasi dan
sampai menjadi siap untuk diabsorbsi oleh tubuh
8.Obat bebas :
Obat yang tidak terikat protein dan yang diharapkan
menyebabkan efek obat itu.
9.Distribusi ADL :
Proses dimana obat menjadi berada dalam cairan tubuh dan
jaringan tubuh
10.Metabolisme :
Proses yang terjadi di hati yang menyebabkan obat menjadi
inaktif dan siap untuk diekskresikan
11. Agonis Anti / Antagonis :
Hambatan pada reseptor sehingga terjadi hambatan respon
13. Nonselektif :
Obat yang bekerja dapat mempengaruhi berbagai reseptor
OLEH
I WAYAN SUDIRA
LAB.FARMAKOLOGI VETERINER FKH UNUD
A . SEJARAH OBAT
Obat adalah :
Semua zat baik kimiawi, hewani maupun nabati yang
dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan /
mencegah penyakit berikut gejalanya
o Faktor lain :
1. Fungsi hati :pada gangguan fungsi hati metabolisme bisa berlangsung
cepat/lambat sehingga efek obat naik / turun.
2. Usia : Bayi enzim hati belum terbantuk lengksp, reaksi metabolisme
lambat dapat menyebabkan over dosis dan keracunan, sehingga
dosisnya diturunkan dibandingkan dosis dewasa
Contoh :
Kloramfenikol Barbital
Diazepam Azetosal
Petidin
Sebaliknya ada obat : metabolisme tinggi efek rendah dosis tinggi
Contoh :Fenitoin, Fenobarbitol, karbamazepin.
3.Orang usia lanjut :Kemunduran fungsi organ – biotransformasi
terhambat
4. Faktor genetik ada tubuh yang tidak memiliki faktor genetika
tertentu, misalnya enzim untuk asetilasi sulfadiasin atau INH
sehingga perombakan obat lambat.
5. Penggunaan obat lain
Banyak obat terutama yang bersifat lipofil dapat menstimulasi
pembentukan dan aktifitas enzim hai(induksi enzim),
biotransformasi tinggi – ekskresi tinggi – efek kerja obat
diperpendek. Contoh : Rifamfisim mengurang efek obat anti hamil,
fenobarbital menurunkan efek antikoagulasi
6. Variasi individual, aktivitas enzim tergantung juga faktor keturunan :
(genetika) Kulit putih < kulit putih enzim asetilasenya
Distribusi
Obat yang melalui hati bersamaan dengan
metabolitnya disebarkan secara merata
keseluruh jaringan tubuh.
Lama kerja obat, selisih waktu antara mula kerja obat dan waktu yang
diperlukan obat turun kembali ke MEC
Waktu puncak, waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi obat max
dalam plasma yang secara kasar sebanding dengan laju absorpsi rata-rata.
AUC(Area Under The Curve),Menggambarkan
naik turunnya kadar plasma, sebagai fungsi dari
waktu dan merupakan ukuran untuk bioavailability
OLEH
I WAYAN SUDIRA
LAB.FARMAKOLOGI VETERINER FKH
UNUD
Pengertian
Farmakodinamik adalah cabang ilmu yang
mempelajari efek biokimiawi dari fisiologi
obat serta mekanisme kerjanya.
Tujuan mempelajari farmakodinamik :
1.Meneliti efek obat utama
2.Mengetahui interaksi obat dengan sel
3.Mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan
respon yang terjadi
4.Merupakan dasar terapi rasional
5.Berguna untuk sintesis obat baru
Mekanisme kerja obat
1. Efek timbul bila terjadi interaksi obat dengan reseptor
pada sel suatu organisme,sehingga dapat menentukan
perubahan biokimiawi dan fisiologi yang merupakan
respon khas suatu obat.
Potensi ;
Potensi itu menunjukkan rentang dosis obat yang menimbulkan efek.
Besarnya ditentukan oleh :
1. Kadar obat yang mencapai reseptor
2. Afenitas obat terhadap reseptornya
Efek Maksimal
Adalah respon maksimal yang ditimbulkan obat apabila diberikan pada dosis
yang tinggi, ini ditentukan oleh aktivitas instrinsik obat dan ditunjukkan
oleh dataran (plateu), pada DEC. Dalam klinik mungkin kurang dari efek
maksimal sesungguhnya.
Slope/lereng
Log DEC merupakan variabel yang penting karena menunjukkan batas
kemampuan obat. Lereng yang curam, misalnya pada phenobarbital dosis
koma hanya sedikit lebih tinggi dari dosis sedasi.
Dosis yang menimbulkan efek terapi pada 50 %
individu disebut dengan dosis terapi median atau
dosis efektif median ( = ED 50)