Anda di halaman 1dari 45

BOILER BESERTA

ALAT BANTUNYA
Boiler
 Adalah mesin konversi energi yang berfungsi mengubah
air dari fase cair menjadi fase uap bertekanan dan
bertemperatur tinggi (superheated).

 Proses perubahan fase tersebut membutuhkan energi


kalor dalam jumlah besar yang diperoleh dari proses
pembakaran secara kontinyu di dalam ruang bakar .

 Bahan bakar yang dipakai dapat berupa bahan bakar


padat, cair dan gas. Pada boiler, air digunakan sebagai
fluida kerja karena harganya murah dan mudah diperoleh.
PLTU
BOILER CIRCULATION
NATURAL FORCED ONCE THROUGH
PULVERIZER
DIAGRAM BOILER ( CFB ) & ALAT BANTUNYA
Between Fixed Grate, Fluidized Bed, and
Pulverized Firing

S to k e r F i r i n g F lu id iz e d B e d F ir in g P u lv e r iz e d F ir in g
(F ix e d B e d ) BFB C FB (E n tr a in e d B e d )

G as
G as
G as
G as

Fuel Fuel & A ir A ir


S o rb e n t Fuel & Fuel
S o rb e n t

A ir A s h A ir A s h A ir A s h A sh

V e l o c i ty 8 - 1 0 ft/ s e c 4 - 1 0 f t/ s e c 1 5 - 2 3 f t/ s e c 1 5 - 3 3 f t/ s e c
(2 .3 - 3 .0 m / s ) (1 . 2 - 3 .0 m / s ) (4 . 6 - 7 .0 m / s ) (4 . 6 - 1 0 . 0 m / s )

A ve ra g e B e d
6 ,0 0 0  m 1 ,0 0 0  m 1 0 0 - 3 0 0 m 5 0 m
P a r tic le S iz e
BAGIAN UTAMA BOILER
FURNACE : berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan bakar yang
dibatasi oleh pipa – pipa boiler ( wall tube )
Komponen yang ada di furnace adalah wall tube, superheater dan
evaporator
Furnace ( wall tube )
Furnace
Burner
1. Pembakaran tangensial ( tangential firing )
Yaitu menggunakan 4 (empat) burner yang dipasang disudut
ruang bakar sehingga dapat menghasilkan bola api dipusat tungku
2. Pembakaran Dinding ( Wall Fired ) yaitu pembakaran dengan
menggunakan beberapa burner yang disusun sebaris disalah sisi dinding ruang
bakar
Riser (Wall tube)

terbuangnya panas dari


furnace ke udara luar
Sebagian panas yang
dihasilkan dari
pembakaran diberikan
kepada air yang ada
didalam riser, sehingga
air yang berfase 100%
air berubah menjadi
fluida dua fase
(campuran antara air
dan uap)
Riser juga berfungsi
mencegah terbuangnya
panas dari furnace ke
udara luar
Steam drum
Drum berfungsi :
• Menampung air yang
datang dari Economizer
dan mengontrol air
kebutuhan boiler
• Memisahkan uap dan air
sebelum uap dialirkan ke
SH
• Mengatur kwalitas air bila
terjadi pencemaran
kemudian dibuang melalui
blowdown
• Mengontrol kebutuhan air
diboiler maka level drum
harus dijaga konstan pada
NWL
Downcomer
Merupakan pipa yang berukuran
besar yang terletak diluar ruang
bakar sehingga tidak
mendapatkan pemanasan.

- Downcomer menghubungkan
antara boiler drum dengan bagian
bawah tube wall (Riser)
SIRKULASI PAKSA
SUPERHEATER

1. SH pada boiler berfungsi


memanaskan uap agar
energi panas dan
kekeringannya bertambah
sehingga menjadi uap
superheat ( uap panas lanjut)
2. Pemanasan dilakukan dalam
dua atau tiga tahap (Primer
SH, Second.SH & Tertiary
SH)
3. Energi panas yang
digunakan untuk pemanas
didapat dari gas buang hasil
pembakaran boiler
DeSuper Heater
Semua boiler dilengkapi dg
desuperheater untuk mengatur temp
uap utama yg melebihi batas yang
ditetapkan.
Menurunkan temp uap utama
dengan cara menyemprotkan air
pada aliran uap.
Pengaturan dg cara ini sangat
efektif karena air kontak langsung
dengan uap utama.
Dengan adanya penyemprotan air
tsb maka kualitas uap utama akan
mengalami penurunan bahkan
menjadi uap basah.
Untuk menghindari uap basah
masuk keturbin maka desuperheater
tidak boleh ditempatkan setelah SH
terakhir (diantara dua SH)
Akibat apabila Uap basah , terus menerus masuk kedalam turbin
, dan memutar turbin , adalah akan terjadi Errosion
Corrotion pada blade turbine .

 Korosi Erosi adalah kerusakan menipis atau rusaknya lapisan pasif oleh laju alir dan dipercepat dengan
korosi. Kecepatan korosi erosi ini sangat tergantung oleh laju alir dan Suspended Solid yang bersifat
abrasif. Korosi Erosi ini akan semakin parah pada kondisi aliran dua-phase yaitu Steam dan tetesan
Condensate uap air terdapat bersama-sama.

 Logam yang tererosi akan terlepas secara mekanik maupun sebagai ion karena adanya reaksi kimia.
Bentuk kerusakan dari korosi ditandai dengan kerusakan berbentuk grooves (alur-lekuk), Valve
(bergelombang), gullies (seperti selokan), teardrop-shaped pits (sumuran berbentuk tetesan air mata),
horseshoe-shaped depressions (penurunan permukaan logam berbentuk sepatu kuda). Sedangkan
khusus pada logam stainless steel bentuk kerusakan berupa alur-lekuk berwarna kilap yang searah
dengan kecepatan aliran.
Safety Valve
Boiler merupakan alat penghasil uap superheat yang beroperasi pada
tekanan tinggi.
Oleh karena itu diperlukan alat yang dapat mengontrol bila terjadi
tekanan yang berlebih.
Safety Valve juga disebut Relief Valve berfungsi untuk mengeluarkan
tekanan berlebih (over pressure) didalam Drum, SH, RH pada boiler.

Sebagaimana diuraikan diatas maka Safety Valve dipasang pada :


Drum Boiler umumnya dipasang 2 sd 6 bh
Outlet SH dipasang 1 sd 3 bh
Selain itu pada SH juga dipasang Electric Relief Valve untuk
pengaman pd SH
Inlet & Outlet RH dipasang 2 sd 8 bh
Sesuai dengan desain boiler diatur sedemikian rupa maka :

Safety Valve akan membuka pd setting pressure yang ditetapkan yaitu ±10%
diatas tekanan kerja boiler.

Safety Valve akan menutup jika tekanan turun sampai pada reseat pressure
boiler yaitu ±95% dari tekanan kerjanya.

Jumlah uap yang terbuang yang disebut percentage blowdown pada umumnya
dibatasi maksimal 5% untuk menghindari terlalu banyak uap terbuang.

Jika katub - katub Safety Valve membuka maka minimal ± 20% dari jumlah uap
akan terbuang keluar melalui safety valve diSH. Tujuanya untuk mencegah
pemanasan berlebih pada pipa – pipa SH

Misalnya boiler pada tekanan 165 kg/cm2 maka safety valve drum akan diset
membuka pada 175 kg/cm2 (10 kg/cm2 diatas tekanan kerja drum ).

Safety valve pada SH harus diset bekerja pada nilai tekanan yang lebih rendah
dari pda tekanan terendah setting Safety Valve Drum dengan tujuan untuk
menjamin uap tetap mengalir ke SH jika katup pengaman membuka.
Jenis Safety Valve

Dengan Pegas Dengan Penggerak Listrik


PEMBERSIH JELAGA (SOOT BLOWER)

Fungsi :
 Pada umumnya Boiler –boiler modern dilengkapi dengan soot blower yang
bisa dioperasikan dari remote control dan beroperasi secara otomatis
bergantian dan berurutan.
 Fungsi soot blower adalah untuk membersihkan abu atau jelaga yang
menempel pd bagian-bagian boiler yang dilewati gas buang. Abu tsb terbawa
gas dan akan menempel pada pipa -pipa dan saluran yang dilewati gas buang
sehingga menimbulkan slagging dan fouling (pengotoran). Slagging dan
foulling dapat menghambat proses penyerapan panas diboiler yang
berdampak pada penurunan efisiensi .
 Dengan soot blower maka slagging dan foulling dapat dibersihkan sehingga
efisiensi boiler akan lebih baik dan juga akan terhindar dari kerusakan pipa-
pipa.
 Soot blower menggunakan uap / udara dan dioperasikan pada kondisi unit
beroperasi
SIKLUS AIR BOILER
Siklus air boiler
merupakan mata rantai
rangkaian siklus fluida
kerja. Air dipompakan
kedalam boiler dengan
menggunakan pompa air
pengisi ( Boiler Feed
Pump).
Sebelum masuk di boiler
drum air dipanaskan
terlebih dahulu di LPH,
HPH dan Economizer
Lebih jelasnya dapat
lihat gambar berikut ;
Siklus Uap

1. Uap jenuh dari steam drum


dialirkan ke Pr. SH yang terletak
dibelakang dari Boiler, pipa-
pipanya tersusun secara
horizontal dan dilalui gas buang
yang temperaturnya relatif lebih
rendah.
2. Uap dari Pr.SH selanjut
mengalir menuju Sec.SH yang
terletak dibagian laluan fue gas
yang sangat panas, sebagian
elemen SH terletak diatas ruang
bakar sehingga menerima
panas radiasi langsung dari
ruang bakar
3. Uap dari Sec.SH mengalir
menuju Turbin tekanan tinggi
SIKLUS UDARA
Udara berfungsi proses
pembakaran maka disebut udara
bakar, berasal dari atmosfer
dihisap oleh PF dialirkan melalui
AH kemudian masuk Win Box
selanjutnya didisribusikan
ketiap2 burner untuk proses
pembakaran

AH berfungsi untuk memanaskan


udara bakar dengan
memanfaatkan panas dari fue
gas buang
Siklus Gas Buang

Gas buang (Flue gas) berfungi sbg sumber energi panas


Aliran gas panas sbb : gas panas dr ruang bakar dilairkan melewati
pipa2 SH-1 & SH-2, Reheater, Economizer dan AH. Kemudian dari AH
gas masuk ke penangkap abu ESP, dari ESP gas dihisap oleh ID Fan
selanjutnya gas dibuang ke atmosfer melalui cerobong.
ELECTROSTATIC PRECIPITATION ( ESP )

Adalah rangkaian electroda yang terdiri dari Discharge


Electroda (DE), Collecting Electroda (CE),dan
Channel Plate (CP) yang kesemuanya

berfungsi menangkap abu dari gas buang Boiler


sebelum di buang ke cerobong ( chimney).
Sistem Bahan Bakar BATUBARA

1.Batubara pada PLTU batubara berfungsi sebagai


bahan bakar utama. Persediaan batubara ditampung
dilapangan terbuka (Coal Stock Area). Sedangkan
untuk kebutuhan pembakaran diboiler batubara
ditampung pada bunker /silo. Dari bunker ke Furnace
melalui Coal Feeder.
2.Untuk mengatur dan pencatatan jumlah aliran
batubara dilakukan dengan Coal feeder
Coal feeder
Aliran bahan bakar batu bara :
Batu bara sebelum masuk ruang bakar melalui proses sbb :

 batu bara kasar dari bunker => Coal Feeder (mengatur dan menghitung jumlah kebutuhan batu bara
yang dimasukkan Pulverizer (Mill) => Pulverizer batu bara digiling dihaluskan hingga ± 200 mesh =>
batu bara halus dihembus dengan udara bakar (PA Fan) untuk dimasukan ke ruang bakar melalui Nosel
Burner

Waktu tinggal partikel batu bara dalam ruang bakar antara 2 – 5 detik sehingga kehalusan batu bara
akan mempengaruhi hasil pembakaran
 Pulverizer adalah alat untuk menggiling batu bara agar menjadi halus (200
mesh diameter ) dan kemudian bersama dengan Udara Primer akan dialirkan
ke Furnace.
 Fungsi lain dari Pulverizer adalah untuk mengeringkan batu bara sehingga
mudah dihaluskan dan dibakar, dan untuk mengklasifikasikan atau menyaring
batu bara guna memastikan bahwa batu bara yang masuk ke Boiler benar-
benar halus.
 Batu bara yang tidak tergiling akan keluar melalui sebuah lubang dan
ditampung di Pyrites Hopper dan kemudian dibuang.
 Dalam penggunaan Pulverizer yang perlu diperhatikan adalah temperatur dari
Udara Primer.
 Temperatur yang terlalu tinggi dapat menyalakan batu bara di dalam Pulverizer
dan dapat menyebabkan ledakan.
 Jika temperatur terlalu rendah, batu bara tidak bisa kering benar dan sulit
dihaluskan. Temperatur idealnya kira-kira 65 derajat Celcius.
 Pulverizer dilengkapi dengan Feeder (alat pengisi batu bara) yang letaknya di
atas Pulverizer, gunanya untuk mensuplai sejumlah batu bara sesuai
kebutuhan.
 Feeder ini mendapat suplai batu bara dari penampung yang disebut SILO (Coal
Bunker).
Bahan Bakar Batubara
BERDASARKAN URUTAN USIA (tua ke muda)

A. ANTHRACITE :
1. Meta Anthracite
2. Anthracite
3. Semi Anthracite

B. BITUMINOUS :
1. Low Volatile
2. Medium Volatile
3. High Volatile A,B dan C

C. SUB BITUMINOUS

D. LIGNITIC
Jenis ANTHRACITE

 — Batubara jenis Anthracite memiliki kandungan carbon sangat


tinggi, sehingga sulit digiling / dihaluskan sebelum dibakar karena
sangat keras. Jenis ini tidak lagi digunakan sebagai bahan bakar.

 — Saat ini kebanyakan menggunakan jenis Bituminous dan Sub


Bituminous

 — Sehingga rancangan atau disain pembuatan Boiler disesuaikan


dengan kualitas batubara yang akan digunakan.
SPESIFIKASI BATUBARA

 — Nilai Calor (kcal/kg)


Semakin tua usia batubara semakin tinggi nilai calor.
Semakin tinggi nilai calor, harga semakin mahal.

 — Moisture (kadar air)


Kandungan air dalam batubara akan sangat merugikan, karena akan menyerap kalor
pembakaran. Namun hal ini tidak dapat dihindarkan sehingga batu bara yang
digunakan akan berpengaruh nilai efisiensi pembakarannya.

 Volatile Matter
Volatile adalah kandungan gas dalam batubara. Kandungan gas tinggi dalam batubara
ada resiko mudah terbakar sendiri (self combustion).
Hal ini sering terjadi pada batubara, bukan terbakar didalam ruang bakar seperti pada
semestinya bahkan masih dalam stock yard(timbunan terbuka) bisa terjadi
kebakaran.Atau dalam proses transportasi dari Stock Yard sampai ke Boiler Bunker.
Dengan demikian masalah penggunaan batubara harus selalu diwaspadai masalah self
combustion ini. Sehingga fasilitas pemadam kebakaran harus selalu tersedia diarea
coal handling dan siap digunakan setiap saat.

 Grindability
Angka kekerasan batu bara

 — Ash
Kandungan abu dalam batu bara.
 Abu merupakan sisa dari proses pembakaran batubara
 Bottom Ash adalah sisa abu berat (turun kebawah ruangbakar)
(AFT =1200 0C)
 Fly Ash adalah abu ringan yang terbawa gas asap (cerobong)
perlu dilakukan penanganan khusus (AshHandling) .
Konsumsi batubara untuk PLTU
Sebagian besar bahan bakar batubara yang digunakan diPLTU adalah yang memiliki
Nilai Kalor rendah antara 3500 kcal sampai 4500 kcal

Batubara yang digunakan sudah merupakan specific yang didesain sesuai dari
pabrikan.

— Specific ini lebih dikenal dengan Specific Fuel Consumption atau SFC. Contoh
untuk jenis Boiler Pulverized Combustion SFC disain 0,33 Dengan pengertian
0,33 kg untuk setiap kWh atau setiap MWh membutuhkan batubara 0,33 Ton.

Kapasitas pembangkit 100 MW maka setiap jam membutuhkan batubara 33 Ton


atau setiap hari harus tersedia 800 Ton batubara.( 33 Ton X 24 )

Untuk pembangkit 300MW setiap hari harus tersedia 2400 Ton batubara
3 unit @300MW setiap hari harus tersedia 7200 Ton batubara
TKs

Heri KenS

Anda mungkin juga menyukai