Anda di halaman 1dari 15

• Studi populasi secara konsisten menunjukkan depresi besar sekitar dua kali

lebih umum pada wanita dibandingkan pada pria, meskipun belum jelas
mengapa demikian. [8] Peningkatan kejadian relatif terkait dengan
perkembangan pubertas daripada usia kronologis, mencapai rasio orang
dewasa antara usia 15 dan 18, dan tampaknya terkait dengan psikososial
lebih dari faktor hormon. [8]
• Orang-orang kemungkinan besar akan mengalami episode depresi pertama
mereka antara usia 30 dan 40, dan ada puncak kejadian kedua yang lebih
kecil antara usia 50 dan 60. [9] Risiko depresi berat meningkat dengan
kondisi neurologis seperti stroke , Penyakit Parkinson , atau multiple
sclerosis dan selama tahun pertama setelah melahirkan. [10] Risiko depresi
berat juga terkait dengan tekanan lingkungan yang dihadapi oleh kelompok
populasi seperti pejuang perang atau dokter dalam pelatihan. [11] [12]
• Kesehatan jiwa masih merupakan salah satu permasalahan kesehatan
yang signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO
(2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, Di Indonesia,
dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan
keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus gangguan jiwa terus
bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan
penurunan produktivitas manusia untuk jangka panjang.
EPISODE DEPRESIF
PENGERTIAN
• Merupakan suasana perasaaan yang depresif,
kehilangan minat & gembira, mudah lelah dan
aktivitas nya berkurang.
• Terdapat tiga episode : (ringan, sedang, dan berat)
• Penegakan diagnosis dibutuhkan waktu paling sedikit
2 minggu.
PENGGOLONGAN DIAGNOSIS
1. Episode Depresif Ringan
( 1 ) Sekurang-kurangnya dua gejala depresif yang khas (gejala A) :
• Perasaan depresif
• Kehilangan minat dan kesenangan
• Mudah menjadi lelah
( 2 ) Sekurang-kurangnya dua dari gejala B :
• Konsentrasi dan perhatian berkurang
• Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Rasa bersalah dan tak berguna
• Masa depan suram dan pesimis
• Gagasan atau perbuatan membahayakan diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
(3) Telah berlangsung paling sedikit dua minggu
(4) Tidak boleh ada gejala yang berat
(5) Masih dapat meneruskan pekerjaan dan kegiatan sosial.
2. Episode Depresif Sedang
(1) Paling sedikit dua dari gejala A
(2) Paling sedikit tiga dari gejala B
(3) Paling sedikit dua minggu
(4) Mengalami kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial
3. Episode Depresif Berat Tanpa Gejala
Psikotik
(1) Tiga dari gejala A
(2) Paling sedikit empat dari gejala B dan
intensitas berat.
(3) Paling sedikit telah berlangsung dua minggu
atau gejala amat berat dan onset sangat
cepat.
(4) Tidak mungkin melakukan pekerjaan dan
kegiatan sosial.
4. Episode Depresif Berat dengan
Gejala Psikotik
• Sama seperti ad. 3 disertai dengan
waham, halusinasi, atau stupor depresif.
ETIOLOGI
• Faktor Biologis
 Faktor Organobiologik
faktor ini berkaitan dengan adanya abnormalitas metabolit amin
biogenis .contohnya (5-hidroksiindolasetat (5-HIAA), asam homovanilat
(HVA), dan 3-metoksi-4-hidroksifenilglikol (MHPG) dalam darah, urin, dan
cairan serebrospinal dengan gangguan mood.
Amin Biogenik
norepinefrin dan serotonin merupakan neurotransmitter yang paling
banyak terlibat dalam patofisiologi gangguan mood
1. Norepinefrin
terdapat bukti lainnya juga melibatkan resepstor b2 presinapik pada
depresi : aktifnya reseptor yang mengakibatkan pengurangan jumlah
pelepasan norepinefrin.
2. Serotonin
produksi serotonin pada orang yang mengalami depresi berkurang .
Serotonin berfungsi untuk mengontrol regulasi afek, agresi, tidur dan
nafsu makan.
3. Dopamin
pada orang depresi aktivitas dopamin berkuran. Berdasarkan teori
diduga jalur dopamin mesolimbuk mungkin mengalami disfungsi dan
reseptor dopamin D1 mungkin hipoaktif pada depresi.
• Faktor Genetik
genetik memiliki peran penting dalam perkembangan gangguan mood.
Akan tetapi sulit utuk mengabaikan efek psikososialnya, faktor non genetik
kemungkinan juga berperan sebagai penyebab berkembangnya gangguan
mood.
• Penelitian pada keluarga
bukti menunjukkan bahwa pada generasi pertama dapat terjadi 2-10 kali
lebih banyak mengalami gangguan depresi.
• Penelitian yang berkaitan adopsi
berdasarkan dari studi, anak biologis dari orang tua yang punya
gangguan mood berisiko untuk mengalami gangguan mood.
• Penelitian yang berkaitan dengan anak kembar
pada anak kembar dizigotik dengan depresi berat didapatkan sekitar
13-28% sedangkan pada anak kembar monozigotik sekitar 53-69%.
• Faktor Psikososial
 Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan
Faktor psikodinamik pada depresi
• teori Kognitif

Anda mungkin juga menyukai