Sejarah Bindo
Sejarah Bindo
KELOMPOK 1 :
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Bahasa Indonesia dan mengetahui alasan di angkat bahasa
melayu menjadi bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui perkembangan Bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari
berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah
darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah
Pemuda.
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa
Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia
dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya
sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar
1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Bahasa Indonesia
tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai
bahasa perhubungan hampir di seluruh Asia Tenggara.
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya
agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara
sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan
antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur. Perkembangan bahasa Melayu
di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan
persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu
menggunakan bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan
pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi
bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia.
Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan
yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada
tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti
Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara
kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat
luas.
◦ Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal
ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa
Indonesia.
◦ Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu
pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
◦ Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel
Indonesia, Jakarta.
2.2 Peristiwa-peristiwa yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia tak akan pernah seperti saat ini tanpa adanya berbagai peristiwa-peristiwa
yang mempengaruhinya. Peristiwa-peristiwa ini dianggap sebagai suatu kisah penting yang tidak
terpisahkan dari perkembangan Bahasa Indonesia, yaitu Budi Utomo, Balai Pustaka, Sarikat Islam,
dan Sumpah Pemuda.
◦ Pada tahun 1908, Budi Utomo merupakan organisasi yang bersifat kenasionalan yang pertama
berdiri dan tempat hidupnya kaum terpelajar bangsa Indonesia, dengan sadar menuntut agar syarat-
syarat untuk masuk ke sekolah Belanda diperingan.
◦ Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue pada tahun 1908 balai pustaka ini didirikan. Mulanya badan ini
bernama Commissie Voor De Volkslectuur, pada tahun 1917 namanya berubah menjadi balai
pustaka. Selain menerbitkan buku-buku, balai pustaka juga menerbitkan majalah.
◦ Sarekat islam berdiri pada tahun 1912. Mula-mula partai ini hanya bergerak dibidang perdagangan,
namun kemudian bergerak dibidang sosial dan politik juga. Sejak berdirinya, sarekat islam yang
bersifat non kooperatif dengan pemerintah Belanda dibidang politik tidak pernah mempergunakan
bahasa Belanda. Bahasa yang mereka pergunakan ialah bahasa Indonesia.
◦ Pada tanggal 28 Oktober 1928 organisasi pemuda mengadakan kongres pemuda di Jakarta yang
menghasilkan sebuah pernyataan bersejarah yang kemudian lebih dikenal sebagai sumpah pemuda.
Pertanyaan bersatu itu dituangkan berupa ikrar atas tiga hal, Negara, bangsa, dan bahasa yang satu
dalam ikrar sumpah pemuda.