Anda di halaman 1dari 17

Aspek Etika dan Medikolegal

Human Kloning
Latar Belakang
• Berbagai penelitian dilakukan oleh para ahli, termasuk dalam bidang
kedokteran sebagai bentuk nyata dari upaya meningkatkan
kesejahteraan melalui rekayasa genetika pada embrio manusia yang
dapat berakibat bukan hanya terhadap dunia medis tetapi juga
dibidang kehidupan lain, misalnya hukum.
• Perkembangan cloning di Indonesia memang tidak pesat di negara
negara maju, tetapi fenomena tersebut perlu di antisipasi melalui
pemahaman terhadap perpektif hukum yang terkait, sehingga
memperoleh kejelasan sebagai patokan berperilaku
Tujuan
• Tujuan Umum
• -Tujuan umum dari penulis ini adalah untuk mengetahui aspek etika dan
medicolegal mengnai cloning manusia di Indonesia

Tujuan Khusus
• Untuk mengetahui definisi dan metode dari cloning
• Untuk mengetahui jenis dan tinjauan aspek medicolegal cloning
Manfaat
Manfaat Akademik
Penulisan ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber ilmiah untuk
memberi informasi mengenai aspek medicolegal dan penggunaan cloning
manusia di Indonesia

Manfaat untuk masyarakat


Penulisan ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menambah
wawasan dan mengetahui lebih jauh tentang cloning, termasuk aspek
medicolegal dalam penerapannya di indonesia
Defenisi Kloning
• Secara etimilogi cloning berasal dari kata Bahasa Yunani
• klon : Potongan yang digunakan untuk perbanyak tanaman

Kata ini digunakan dalam 2 pengertia


1. Klon sel yang memiliki sifat-sifat genetic odentik
2. Klon gen atau molecular yaitu sekelompok gen yang bersifat identic yang di
replikas dari suatu gen yang dimasukkan dalam sel inang
Metode pembuatan kloning
• Artificial Embryo Twinning

Cara ini relative lowtech, yaitu mencontohi proses alamiah


terjadinya kembar identic. Pada embrio yang masih dini dilakukan
separasi secara manual sehingga menghasilkan sel sel individu, yang
selanjutnya akan membelah dan berkembang. Embrio ini di
implantasikan pada inang subtitusi sampai cukup bulan dan
kemudia dilahirkan
• Somatic Cell Nuclear Transfer (SCNT)
Sedikit berbeda dari artificial embryo twinning tetapi memberi
hasil yang relative sama yaitu Salinan genetic yang sama. Sel somatic
yang dipakai adalah sel sel dalam tubuh selain sperma dan sel
telur.Pada mamalia setiap sel somatic memiliki 2 kromosom yang
lengkap, inti sel somatic di transfer ke sel telur yang telah di enukleasi
sehingga sel telur dengan inti baru ini berlaku sebagai zigot yang
kemudia di implantasikan ke inang
Jenis kloning
• Kloning molekuler
Kloning menggunakan bakteri dan plasmid. Dalam hal melakukan cloning gen
atau potongan DNA, plasmid asal diisolasi dari sel bakteri. Gen sel tertentu
disisipkan ke dalam plasmid, sehigga terbentuk plasmid dengan DNA
rekombinan. Plasmid yang baru dimasukkan ke dalam sel bakteri, dan terbentuk
bakteri rekombinan yang akan membentuk sel klon. Gen yang disisipkan akan
terikat pada bakteri yang bermitosis. Klon bakteri ini akan menghasilkan protein
yang sesuai dengan gen yang disisipkan.
Kloning fragmen DNA mencakup lima langkah yaitu isolasi, fragmentasi, ligase,
transeksi, seleksi.
• Kloning Sel
Bertujuan menghasilkan suatu populasi dari satu sel tunggal.
Pada organisme unisel seperti bakteri dan jamur, proses ini relative
mudah dan hanya memerlukan inokulasi pada media yang sesuai. Pada
kultur sel dari organisme multisel, baik sel dewasa maupun sel punca,
cloning sel merupakan hal yang cukup rumit karena sel sel ini tidak
dapat tumbuh pada media standar.Teknik yang diperkenalkan adalah
dengan menggunakan cincin cloning. Suspensi sel tunggal yang telah
dipapar dengan agen mutagenic atau obat tertentu di tempatkan pada
pengenceran tinggi untuk menghasilkan koloni koloni yang terisolasi
• Kloning Organisme
Bertujuan untuk menghasilkan organisme multisel yang identic secara
genetik.Proses cloning ini merupakan reproduksi aseksual dimana tidak terjadi
fertilisasi. Disini dilakukan transfer inti dari sel dewasa donor ke dalam sel telur
tanpa inti.Bila sel telur membelah normal maka akan dipindahkan ke dalam
uterus inang subtitusi. Klon yang dihasilkan tidak sepenuhnya identic oleh
karena sel somatic dapat mengandung mutase DNA inti. Selain itu mitokondria
di dalam sitoplasma juga mengandung DNA, dan selama SCNT, DNA ini
sepenuhnya erasal dari sel telur donor, jadi genom mitokondria tidak serupa
dengan sel telur donor.
Tinjauan Aspek Medikolegal Kloning
1. Menurut Hukum
-Undang-undang kesehatan nomor 16 tahun 1992
a. Kehamilan di luar cara alami hanya menjadi jalan terakhir mendapat
keturunan pada pasangan suami-istri yang sah
b. Upaya kehamilan di luar cara alami tersebut hanya dilakukan oleh suami
istri yang sah
c. Ketentuan mengenai persyaratan dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan
dengan peraturan pemerintah
• -.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 72 tahun 1999 tentang
penyelenggaraan teknologi reproduksi buatan berisi ketentuan
umum, perizinan, pembinaan, pengawasan, peralihan, penutup:
a. Pelayanan teknologi buatan hanya dari suami istri
bersangkutan
b. Pelayanan merupakan bagian dari pelayanan infertilitas
c.Embrio yang di pindahkan ke Rahim istri maksimal 3, boleh
empat dengan syarat2 tertentu
d.Dilarang melakukan surogesi
• e. Dilarang memperjual belikan ovum, sperma, embrio.
• f. Dilarang menghsilkan embrio semata-mata untuk kepentingan
penelitian
• g. Dilarang melakukan penelitian pada embrio berusia lebih dari 14
hari pasca fertilisasi
• H. sel telur yang sudah dibuahi sperma tidak boleh dibiakkan lebih
dari 14 hari
• i. Dilarang melakukan penelitian ovum, sperma, dan embrio tanpa izin
pemiliknya
• J. Dilarang melakukan fertilisasi trans spesies kecuali dengan tujuan
mendiagnosis masalah infertilitas
Aspek Hukum Pidana
• Hukum pidana adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang
menentukan perbuatan apa yang dilarang dan termasuk kedalam
tindak pidana, serta menentukan hukuman apa yang dapat dijatuhkan
terhadap yang melakukannya.Tidak ada peraturan spesifik mengatur
perbuatan apa yang dilarang dan termasuk tindak pidana dari
manusia hasil cloning, namun jika manusia hasil cloning dianggap
sebagai warga negara Indonesia dan manusia seutuhnya maka
seluruh peraturan dalam kitab UU hukum pidana akan berlaku
padanya
Aspek Hukum administrasi Negara
• Manusia hasil cloning dilihat dari aspek hukum administrasi negara ,
yaitu :
1. Undang-undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 1 menyebutkan “ Segala warga
negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu tidak terkecuali” sedangkan ayat 2
menyebut “ tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan:.
Aspek Hukum Tata Usaha Negara
• Tidak ada peraturan yang spesifik mengatur manusia hasil cloning
pada hukum tata usaha negara namun jika manusia hasil cloning di
anggap sebagai warga negara Indonesia dan manusia seutuhnya maka
seluruh peraturan dan hukum tata usaha negara akan berlaku
padanya
• Dari uraian di atas dapat disimoulkan belum ada undang-undang
khusus yang mengatur manusia hasil cloning di Indonesia namun jika
manusia hasil cloning di anggap manusia maka seutuhnya peraturan
per undang-undangan yang mengatur warga negara Indonesia juga
berlaku pada manusia hasil cloning.

Anda mungkin juga menyukai