Anda di halaman 1dari 22

REFERAT :

MANAJEMEN NYERI AKUT

Dwi Wulandari

Pembimbing: dr. Hj. Andi Hasnah Suaib, Sp.An

BAGIAN ANASTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF


RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI BAHTERAMAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
DEFINISI
nyeri adalah pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan, baik aktual
maupun potensial, atau yang digambarkan
dalam bentuk kerusakan tersebut.

The International Association for the Study of


Pain (IASP) tahun 1979
DEFINISI
Nyeri nosiseptif adalah nyeri yang dimulai
dari teraktivasinya nosiseptor (reseptor
nyeri) sebagai akibat dari adanya stimulus
kuat baik mekanik, termal atau kimiawi.

Nyeri nosiseptif inilah yang sering disebut


sebagai nyeri akut
MEKANISME NYERI
Mekanisme timbulnya
nyeri terdiri dari 4 proses
yaitu :

1.Transduksi
2.Transmisi
3. Modulasi
4. Persepsi
RESPON TUBUH TERHADAP
NYERI
Respirasi

urogenital gastrointestinal

metabolisme
kardiovaskuler
dan endokrin

NYERI

Homeostasis
cairan dan hematologi
elektrolit

psikologis imunitas
RESPON TUBUH TERHADAP
NYERI
 Peningkatan muscle spasm (hipoventilasi
dan penurunan aktivitas),
 Vasospasm (hipertensi),
 Menginhibisi fungsi organ visera (distensi
abdomen, gangguan saluran pencernaan,
hipoventilasi).
 Psikologis pasien seperti interpretasi
nyeri, marah dan takut
KLASIFIKASI NYERI

Nyeri Somatik
Nyeri akut
timbulnya
NYERI
nyeri Nyeri Nyeri viseral
kronik
Menurut timbulnya nyeri
 Nyeri akut
Nyeri yang terjadi segera setelah tubuh
terkena cidera atau intervensi bedah dan
memiliki awitan yang cepat, dengan
intensitas bervariasi dari berat sampai
ringan. Nyeri ini terkadang bisa hilang
sendiri tanpa adanya intervensi medis,
setelah keadaan pulih pada area yang
rusak. Misalnya nyeri pasca bedah
Menurut timbulnya nyeri
 Nyeri kronik
Nyeri konstan atau intermiten yang menetap
sepanjang suatu periode tertentu, berlangsung
lama, intensitas bervariasi, dan biasanya
berlangsung lebih dari tiga bulan. Penderita yang
mengalami nyeri kronik akan mengalami
periode remisi (gejala hilang sebagian atau
keseluruhan) dan eksaserbasi (keparahan
meningkat). Nyeri ini disebabkan oleh kanker
yang tidak terkontrol, karena pengobatan kanker
tersebut atau karena gangguan progresif lain
seperti nyeri post-herpetic dan nyeri phantom.
Nyeri ini bisa berlangsung terus sampai kematian.
PENILAIAN INTENSITAS NYERI

Numerical Visual
Rating Analogue
Scale (NRS) Scale (VAS)

Self-report pain
Verbal Rating
scales for young
Scale (VRS)
children
Numerical Rating Scale (NRSs)
Verbal Rating Scale (VRSs)
Wong-Baker Face Pain Scale
Teknik manajemen nyeri
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkenalkan tangga
analgesik pada tahun 1986 untuk memberikan panduan global
untuk pengobatan nyeri.

Three step ledder WHO


Teknik manajemen nyeri
 Tingkat 1:
• NSAID (aspirin, ibuprofen)
• Parasetamol.
 Tingkat 2: opiat lemah untuk nyeri ringan
sampai sedang (kodein, tramadol).
 Tingkat 3: opiat untuk nyeri sedang sampai
parah (morfin, oksikodon, fentanil dan
metadon).
Teknik manajemen nyeri
Obat ajuvan
Pada semua tingkat obat ajuvan dapat
digunakan untuk menunjang obat analgesia dan
meminimalkan efek samping.
 Antiemetik: terutama dengan opioid.
 Obat pencahar: untuk mengurangi konstipasi
akibat opioid.
 Kortikosteroid: berguna untuk mengurangi
rasa sakit yang terkait dengan kompresi saraf
atau meningkatkan tekanan intrakranial.
 Obat psikotropika: membantu kegelisahan,
tidur, mood, kejang, dan juga analgesia.
Teknik manajemen nyeri
Garis besar strategi terapi farmakologi mengikuti WHO Three-step
Analgesic Ladder. Strategi ini merupakan bagian dari metode
manajemen nyeri yang berpusat pada 4 prinsip:

• “By Mouth” berarti menggunakan rute oral bilamana


memungkinkan, bahkan untuk opiat.
• “By the Clock” berarti untuk nyeri yang persisten, obat
diberikan berdasarkan interval obat tersebut daripada
diberikan hanya ketika dibutuhkan atau “on demand”.
• “By the Ladder” yaitu tiga langkah tangga analgesik menurut
WHO untuk pengobatan nyeri
• “For the Individual
prinsip Three Step Analgesic Ladder dapat
diterapkan untuk nyeri kronik maupun
nyeri akut
Tipe – Tipe Nyeri Akut
Kesimpulan
Terdapat beberapa metode yang umumnya digunakan untuk
menilai intensitas nyeri, antara lain 1) Numerical Rating
Scale (NRS), 2) Visual Analogue Scale (VAS), 3) Verbal Rating
Scale (VRS),4) Self-report pain scales for young children.

Pada semua tingkat obat ajuvan dapat digunakan untuk menunjang obat
analgesia dan meminimalkan efek samping.
Antiemetik: terutama dengan opioid.
Obat pencahar: untuk mengurangi konstipasi akibat opioid.
Kortikosteroid: berguna untuk mengurangi rasa sakit yang terkait dengan
kompresi saraf atau meningkatkan tekanan intrakranial.
Obat psikotropika: membantu kegelisahan, tidur, mood, kejang, dan juga
analgesia.
Kesimpulan
Pada dasarnya, prinsip Three Step Analgesic Ladder dapat
diterapkan untuk nyeri kronik maupun nyeri akut, yaitu: 6
 Pada nyeri kronik mengikuti langkah tangga ke atas 1-2-3.
 Pada nyeri akut, sebaliknya, mengikuti langkah tangga ke bawah
3-2-1.

Ada lima jalur pemberian analgesik, yaitu secara


oral, intravena, epidural, inhalasi, dan transkutan.
Bentuk pemberian yang paling umum, adalah
dengan pemberian obat penghilang rasa sakit
secara oral.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai