Anda di halaman 1dari 45

PENDAHULUAN

Para Sosiolog memandang Tamotsu Shibutani


betapa pentingnya (1986;5); Soekanto (2003)
pengetahuan tentang menyatakan bahwa
proses sosial, karena dapat sosiologi mempelajari
memberi gambaran nyata
transaksi-transaksi sosial
mengenai kehidupan
yang mencakup usaha-
bersama manusia
(masyarakat) dari segi
usaha bekerja sama antara
“Statis“ (Strukturnya) para pihak,karena semua
maupun segi “Dinamisnya” kegiatan manusia
(Fungsinya) didasarkan pada gotong
royong
Proses sosial adalah cara-cara
hubungan yang dilihat apabila
orang-perorang dan
kelompok-kelompok sosial
saling bertemu dan
menentukan sistem serta
bentuk-bentuk hubungan
tersebut atau apa yang akan
terjadi apabila ada
perubahan-perubahan yang
menyebabkan goyahnya pola-
pola kehidupan yang telah
ada
Hubungan-hubungan sosial
pada awalnya merupakan
proses penyesuaian nilai-nilai
sosial dalam kehidupan
masyarakat, kemudian
meningkat menjadi pergaulan
dengan tujuan tertentu seperti
bekerjasama dalam
memecahkan masalah
tertentu atau pertikaian
Adhan Nasution: Proses Abu Ahmad; Proses sos
sosial adalah rangkaian adalah cara-cara interaksi
kegiatan manusia yang yang bisa diamati apabila
merupakan aksi dan reaksi perubahan-perubahan
atau tantangan serta respon di menganggu cara hidup yang
dalam hubungan antara satu telah ada
sama lain

BEBERAPA PENDAPAT PARA AHLI


TENTANG PROSES DAN INTEAKSI SOSIAL

Soerjono Soekanto; Proses


sosial sebagai pengaruh hubungan
antara berbagai segi kehidupan
bersama
Proses sosial adalah cara-cara
berhubungan yang dilihat
apabila orang perorangan dan
kelompok sosial saling bertemu,
dan menentukan sistem, serta
bentuk-bentuk hubungan
tersebut, atau apa yang akan
terjadi apa bila ada perubahan-
perubahan yang menyebabkan
goyahnya pola-pola kehidupan
yang telah ada
Proses sosial sebagai
hubungan pengaruh
timbal balik antara
berbagai segi
kehidupan bersama
seperti sosial dengan
politik, politik dengan
ekonomi, ekonomi
dengan hukum dan
sebagainya
Bentuk umum dari proses sosial adalah
interaksi sosial yang merupakan syarat
utama terjadinya aktivitas sosial.
Interaksi sosial dimulai sejak ada dua
orang atau lebih bertemu (saling jabat
tangan, menegur, bicara bahkan berkelai)
Interasi sosial merupakan
syarat utama terjadinya
aktivitas-aktivitas sosial.
Interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial
yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara
orang perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia,
maupun antara orang
perorangan dengan kelompok
manusia
Interaksi sosial sangat
berguna dalam mempelajari
berbagai masalah
masyarakat, seperti bentuk-
bentuk interaksi sosial di
Indonesia.
Yang berlangsung antara
berbagai Suku bangsa,
Agama, Ras dan Antar
golongan
Interaksi sosial dimulai
sejak ada dua orang atau
lebih bertemu (saling
jabat tangan, menegur,
bicara bahkan berkelai)
Manusia adalah makluk individu dan
makluk sosial

Interaksi Sosial
Manusia perlu sosialisasi untuk
memperkenalkan dirinya, mengenal orang
lain, dan membutuhkan orang lain
Dalam bersosialisasi, manusia
memerlukan interaksi baik antar
individu, individu dengan kelompok atau
kelompok dengan kelompok

Interaksi sosial tidak terbentuk begitu


saja (non given), namun ada faktor-
faktor yang mendorong terjadinya
interaksi sosial tersebut
1. Tindakan sosial
2. Kontak sosial

3. Komunikasi sosial
1.TINDAKAN SOSIAL
Tindakan sosial adalah perilaku
seseorang atau individu maupun
kelompok yg dapat memberikan dampak
kepada orang lain (individu maupun
kelompok) baik positif maupun negatif

Max Weber;
Tindakan sosial adalah tindakan
seseorang atau individu yang dapat
mempengaruhi individu-individu yang lain
dalam masyarakat
Tindakan individu dapat
dibedakan menjadi empat
macam :
1. Tindakan rasional instrumental,
2. Tindakan rasional berorientasi
nilai,
3. Tindakan tradisional,
4. Tindakan afektif
Tindakan rasional instrumental

adalah tindakan individu


yang didasarkan atas cara
dan tujuan misal :
mengisi waktu dengan :
kegiatan ekstrakurikuler
kursus
belajar bersama dsb
Tindakan rasional berorientasi nilai,

yaitu tindakan-tindakan yang berkaitan


dengan nilai-nilai dasar masyarakat,
pelaku tidak lagi mempermasalahkan cara
dan tujuan misal :
tindakan yang bersifat religio-magis
Tindakan tradisional,

adalah tindakan yang tidak


mempertimbangkan rasio, yaitu tindakan-
tindakan individu/keluarga yg dilaksanakan
atas dasar pertimbangan kebiasaan, tata
cara adat, warisan kebudayaan leluhur
seperti upacara, pernikahan, mitoni/upacara
7 bulanan, kelahiran, kematian, dsb.
Tindakan afektif,

adalah tindakan yang dilakukan


oleh seseorang ataupun
kelompok berdasarkan perasaan
(afeksi) atau emosi misal :
mengamuk, mabuk, melompat
/menjerit/tertawa/menangis
karena senang atau susah
2. KONTAK SOSIAL.
Kontak sosial adalah hubungan antara satu
pihak dengan fihak yang lain yang
merupakan awal terjadinya interaksi sosial,
dan masing-masing pihak saling beraksi dan
berreaksi antara satu dengan yang lain dan
tidak harus bersentuhan secara fisik (misal
dengan media HP, surat dsb.)
Kontak sosial dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu :
a. Kontak sosial langsung, yaitu kontak
yang dilakukan oleh komunikator
secara langsung kepada pihak
komunikan, baik melalui tatap muka
maupun melalui alat bantu media
komunikasi
b. Kontak sosial tidak langsung,
yaitu bila pihak komunikator
menyampaikan sesuatu pesan
kepada komunikan melalui
perantara pihak ketiga ( Bisa
orang, surat, media)
3. Adanya Komunikasi Sosial
Komunikasi sosial mengandung arti
persamaan pandangan antara orang-orang
yang berinteraksi terhadap sesuatu

Menurut Soerjono, komunikasi sosial;


seseorang memberikan tafsiran pada
perikelakuan orang lain yang berwujud
pembicaraan, gerakan badan, atau sikap, serta
perasaan-perasaan yang ingin di sampaikan
oleh orang tsb
1. ASOSIATIF

a. Kerja sama c. Asimiliasi


b. Akomodasi d. Akulturasi

BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL

2. DISOSIATIF

a. Persaingan b. Pertikaian atau pertentangan


Menurut Kimball Young dalam Soekanto

Oposisi; persaingan (competition) dan


pertentangan atau pertikaian (conflict)
Kerja sama (co-operation) menghasilkan
akomodasi (accomodation)
Diferensiasi (differentiation); meliputi hak dan
kewajiban seseorang dalam masyarakat karena
perbedaan usia, sex dan pekerjaan;
menghasilkan stratifikasi masyarakat
Kerja sama

Kerja sama adalah suatu bentuk proses


sosial dimana di dalamnya terdapat
aktivitas tertentu yang ditujukan untuk
mencapai tujuan bersama, saling
membantu, saling memahami terhadap
aktivitas masing-masing
Pada dasarnya kerja sama itu
terjadi apabila seseorang atau
kelompok orang memperoleh
keuntungan, hasil, atau
manfaat dari orang atau
kelompok lain, demikian pula
sebaliknya
Soerjono membagi kerja sama menjadi
Bargaining (Tawar-menawar); pelaksanaan
perjanjian mengenai pertukaran barang
dan jasa kedua belah pihak,
Looptation; suatu proses penerimaan
unsur-unsur baru dalam kepemimpinan
atau pelaksanaan suatu organisasi,
Coalition (penggabungan); kombinasi dua
organisasi atau lebih yang mempunyai
tujuan bersama
Soerjono membagi kerja
sama menjadi
Bargaining Looptation; suatu Looptation; suatu
(Tawar-menawar); proses proses
pelaksanaan penerimaan penerimaan
perjanjian unsur-unsur baru unsur-unsur baru
mengenai dalam dalam
pertukaran kepemimpinan kepemimpinan
barang dan jasa atau pelaksanaan atau pelaksanaan
kedua belah pihak suatu organisasi suatu organisasi
Bentuk-bentuk kerja sama
Kerjasama spontan (serta
merta)

Kerjasama langsung (hasil


perintah atasan)

Kerjasama kontrak (atas


dasar tertentu

Kerjasama tradisional (kebiasaan; gotong


royong/ huyula, gugur gunung)
Bentuk lain dari kerja sama;
1. Gotong royong
2. Bargaining (perjanjian tukar menukar
barang/ jasa),
3. Ko-optasi (penerimaan unsur-unsur
baru dlm organisasi,
4. Koalisi (kombinasi dua organisasi atau
lebih yg punya tujuan yang sama, dan
5. Joint ventrue; kerjasama dalam
perusahaan
Akomodasi
Pengertian
Merupakan suatu keadaan (keseimbangan) dalam
interaksi sosial kaitannya dengan nilai dan norma
social dalam masyarakat.
Sebagai suatu proses atau upaya manusia untuk
meredakan pertentangan atau usaha untuk
mencapai kestabilan.
Adaptasi (penyesuaian diri dengan alam sekitarnya)
(Gillin)
Tujuan Akomodasi

1. Mengurangi pertentangan
2. Mencegah pertentangan secara
temporer
3. Memungkinkan terjadinya kerja
sama dlm masyarakat berkasta
4. Peleburan kelompok sosial melalui
perkawinan
Bentuk-bentuk Akomodasi

1. Coercion; akomodasi karena adanya


paksaan/ penguasanaan sesorang
terhadap orang lain (budak)
2. Compromise; saling mengurangi tuntutan
untuk mencapai suatu penyelesaian. Mis :
Kekuatan parpol dlm pemilu sama-sama
kuat.
3. Arbitration; merupakan cara mencapai
compromise oleh pihak ketiga.
Bentuk-bentuk Akomodasi

4. Mediation hampir sama dgn arbitration; pihak


ketiga bersifat netral, sbg penasehat dan bukan
pengambil keputusan.
5. Conciliation; mepertemukan keinginan dua pihak.
6. Tolerance; menghindari diri dari perselisihan.
7. Stalmate; pihak yg bertentangan karena
mempunyai kekuatan yg sama, berhenti pada titik
tertentu (Amerika-Soviet).
8. Adjudication; penyelesaian sengket di Pengadilan
Asimilasi (Asimilation)

Merup usaha utk mengurangi


perbedaan antara orang perorang atau
klpk dgn klpk dan usaha mempertingi
kesatuan tindak , sikap, dan proses
mental dgn memperhatikan
kepentingan dan tujuan bersama.
Asimilasi (Asimilation)

Proses asimilasi bisa timbul apabila:


1. Ada perbedaan kebudayaan (agama,
ras).
2. Bergaul secara langsung dan intensif
dlm waktu lama.
3. Kebudayaannya berubah dan saling
menyesuaikan.
Persaingan
Persaingan merupakan suatu usaha dari
sesorang untuk mencapai tujuan lebih
daripada lainnya. Persaingan itu bisa
bersifat individu apabila persaingan
dianggap cukup untuk memenuhi
kepentingan pribadi, akan ttp apabila
hasilnya tidak cukup bagi seseorang,
maka persaingan tersebut disebut per-
saingan kelompok
Persaingan didorong oleh kebebasan
motivasi antara lain:

1. Mendapatkan status sosial atau


Politik.
2. Mendapatkan jodoh
3. Mendapatkan kekuasaan
4. Mendapatkan nama baik
5. Mendapatkan kekayaan
Pertikaian dan Pertentangan

Pertikaian = persaingan secara


negatif (satu pihak bermaksud
mencelakakan/menyingkirkan
pihak lain) atau usaha
penghapusan keberadaan pihak
lain.
Pertikaian itu tidak selamanya
melalui kekerasan tetapi berbentuk
lunak dan mudah dikendalikan,
Misalnya pertikaian pada saat
seminar ilmiah atau perdebatan
dalam mencari kebenaran-
kebenaran ilmiah (Soerjono)

Anda mungkin juga menyukai