Anda di halaman 1dari 40

2019

HAZARD FISIK
di RS
dr. Annes Waren, MKK
Pekanbaru, Maret 2019
Hazard Fisik di RS

01 Pendahuluan

02 Definisi Hazard Fisik di RS

03 Jenis Hazard Fisik di RS

04 Penerapan/Antisipasi
Hazard Fisik di RS
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

• Program K3 Rumah Sakit belum banyak


04
diterapkan
• Tujuan program K3 RS, terutama:
• Melindungi pekerja dari kejadian kecelakaan dan penyakit
akibat kerja
• Terciptanya cara kerja dan lingkungan
5 kerja yang aman,
nyaman dan sehat.

06
Landasan Hukum
Departemen Kesehatan Departemen Tenaga Kerja

Kep. Dirjen PPM & PLP (1993)


tentang persyaratan kesehatan
lingkungan RS
UU no 1/1970

UU RI no 36 tahun 2009 Permenaker trans 1980,


pasal 164 - 166 1982 & 1996

Surat Edaran Dirjen Yanmed,


tentang instruksi membentuk
PK3RS di Rumah Sakit
Kep.68/Men/IV/2004 mengenai
AIDS ditempat kerja
KARAKTERISTIK
PELAYANAN RS
• Bidang pekerjaan dengan tingkat keterlibatan
04 manusia
yang tinggi  padat karya
• Terbuka akses bagi bukan pekerja dengan leluasa
(keluarga pasien, pengunjung, masyarakat sekitar)
5
• Peralatan yang kompleks dengan tenaga tinggi  padat
modal
• Kegiatan terus menerus selama 24 jam, 7 hari 
intensitas tinggi 06
HAZARD
ILO, 2013
Sesuatu yang = BAHAYA
berpotensi untuk
terjadinya insiden POTENSIAL,
yang berakibat pada
kerugian

OHSAS 18001:2007
Semua sumber, situasi
ataupun aktivitas yang
berpotensi menimbulkan
cedera (kecelakaan
kerja) dan atau penyakit
penyakit akibat kerja
HAZARD
Bahaya Bahaya
Keselamatan Bahaya Kesehatan Bahaya
Kerja Mekanik Kerja Fisik
Dalam terminology
04
keselamatan dan Bahaya
Elektrik
Bahaya
Kimia

kesehatan kerja (K3),


Bahaya Bahaya
bahaya Kebakaran
5 Ergonomi

diklasifikasikan Bahaya Bahaya


Peledakan Biologi
menjadi 2 (dua)
06
Bahaya
Psikologi
BAHAYA POTENSIAL FISIK
Kebisingan

Faktor fisik Panas Penerangan

adalah faktor di
dalam
PowerPoint tempat
Bahaya PowerPoint
Presentation
kerja yang Potensial Presentation

bersifat fisika Sinar UV


Fisik Iklim Kerja

Gelombang
Mikro Getaran
HAZARD FISIK DI RS

Semua suara yang tidak


KEBISINGAN dikehendaki yang
bersumber dari alat proses
produksi dan atau alat-alat
kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan
gangguan pendengaran
Waktu Pemaparan Per Hari Intensitas Kebisingan Dalam
dBAB
8 Jam 85
4 88
2 91
1 94
NAB KEBISINGAN
30 Menit 97
15 100
7,5C 103
3,75C 106
1,88C 109
0,94 C 112
PowerPoint PowerPoint
Presentation Presentation

28,12 DetikC 115


14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139
PENGENDALIAN
1 Pengendalian teknis
- langsung kepada sumber
- terhadap lingk.
Bentuk : - Eliminasi
- Substitusi
- Isolasi
- ventilasi
2. Pengendalian secara administratif / manajemen

3. Pengendalian perorangan dng APD.


Pengendalian Kebisingan
Identifikasi sumber
umum penyebab Melakukan inspeksi
kebisingan, seperti tempat kerja untuk
mesin, system ventilasi, pajanan kebisingan
dan alat-alat listrik.

Rotasi pekerjaan APD


HAZARD FISIK DI RS

Penerangan di setiap
tempat kerja harus
PENCAHAYAAN memenuhi syarat untuk
melakukan pekerjaan.
Penerangan yang sesuai
sangat penting untuk
peningkatan kualitas dan
produktivitas
PENCAHAYAAN

Bila penerangan kurang sesuai, para pekerja


terpaksa membungkuk dan mencoba untuk
memfokuskan penglihatan mereka, sehingga
tidak nyaman dan dapat menyebabkan
masalah pada punggung dan mata pada
jangka panjang dan dapat memperlambat
pekerjaan mereka
Pengendalian Pencahayaan
Pastikan setiap pekerja mendapatkan
tingkat penerangan yang sesuai pada
pekerjaannya sehingga mereka tidak
bekerja dengan posisi membungkuk atau
memicingkan mata;

Untuk meningkatkan visibilitas, mungkin


perlu untuk mengubah posisi dan arah
lampu.
HAZARD FISIK DI RS
Gerakan bolak-balik cepat
(reciprocating), memantul ke
atas dan ke bawah atau ke
belakang dan ke depan.
GETARAN Gerakan tersebut terjadi
secara teratur dari benda atau
media dengan arah bolak balik
dari kedudukannya. Hal
tersebut dapat berpengaruh
negatif terhadap semua atau
sebagian dari tubuh.
HAZARD FISIK DI RS
Misalnya, memegang
peralatan yang bergetar
sering mempengaruhi
tangan dan lengan
pengguna, menyebabkan
kerusakan pada pembuluh
darah dan sirkulasi di
tangan
GETARAN
Desain ulang peralatan untuk
memasang penyerap getaran
atau peredam kejut

Ganti peralatan yang


lebih tua dengan
model bebas getaran
baru

PENGENDALIAN
GETARAN Menyediakan alat pelindung diri yang
sesuai pada pekerja yang
mengoperasikan mesin bergetar,
misalnya sarung tangan yang bersifat
menyerap getaran (dan pelindung
telinga untuk kebisingan yang
menyertainya
HAZARD FISIK DI RS

gelombang radio, televisi, radar dan


telepon. Gelombang mikro
mempunyai frekuensi 30 kilo hertz –
GELOMBANG 300 giga hertz dan panjang
gelombang 1 mm – 300 cm. Radiasi
MIKRO gelombang mikro yang pendek < 1
cm yang diserap oleh permukaan
kulit dapat menyebabkan kulit
seperti terbakar. Sedangkan
gelombang mikro yang lebih panjang
(> 1 cm) dapat menembus jaringan
yang lebih dalam
PENGENDALIAN GEL.
ELEKTROMAGNETIK
Berupaya menghindari Berupaya agar tidak
atau berada pada jarak terus menerus kontak
Sumber radiasi tertutup yang sejauh mungkin dengan benda yang
dari sumbersumber dapat menghasilkan
radiasi tersebut radiasi sinar tersebut

Memakai alat pelindung Secara rutin dilakukan


diri pemantauan
HAZARD FISIK DI RS
Radiasi sinar ultra ungu
berasal dari sinar matahari,
las listrik, laboratorium yang
SINAR UV menggunakan lampu
penghasil sinar ultra violet.
Panjang gelombang sinar ultra
violet berkisar 1 – 40 nm.
Radiasi ini dapat berdampak
pada kulit dan mata
PENGENDALIAN
• Pencegahan:
• Penyekat aluminium
• Alat Pelindung Mata: IR & UV (khusus)
PROTEKSI RADIASI MENGION
• Efek genetik, karsinogenik & teratogenik
tidak ada “Nilai aman”

• Prinsip ALARA (As Low As Reasonably


Achievable)

• Menggunakan 2 limit dosis radiasi


PRINSIP UMUM
• Area dimana ada pajanan di monitor secara ketat
• Pekerjaan di area tersebut memerlukan izin khusus – agar dapat dikaji
prosedur keamanannya
• Prosedur safety yang jelas dan tertulis
• Personal dosimeter
• Pencatatan dari setiap pekerja yang terpajan
• Emergency preparedness program yang teruji
• Shielding & APD
• Pemilihan, pemakaian dan pemeliharaan peralatan
PRINSIP UMUM
• Waktu pajanan minimal – jarak kesumber pajanan
maksimal
• Pelatihan dan supervisi khusus bagi pekerja
Prosedur Kontaminasi Radioaktif
• Prosedur Kontaminasi Radioaktif
• Pakaian dll. dilepas dan diamankan
• Bagian tubuh terkontaminasi dicuci dan airnya
diamankan
• Hindari membuat luka pada waktu
dekontaminasi
• Bila inhalasi - Cuci dan kumur (hidung & mulut)
• Cairan tubuh diisolasi
• Isolasi pasien
• Yang menolong memakai APD sesuai
HAZARD FISIK DI RS
Hasil perpaduan antara suhu,
kelembaban, kecepatan
gerakan udara dan panas
Iklim Kerja radiasi dengan tingkat
pengeluaran panas dari tubuh
tenaga kerja sebagai akibat
pekerjaannya, yang
dimaksudkan dalam peraturan
ini adalah iklim kerja panas
DAFTAR PUSTAKA
• Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204 Tahun 2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
• Permenakertrans Nomor 13 Tahun 2011 tentang NAB Fisika
dan NAB Kimia di Tempat Kerja
• Kepmen No. 1087/Menkes/SK/VIII/2010 Tentang standar K3
RS
• Encyclopedia Of Occupational Health and Safety , 4 th edition
(ILO 1998)
TERIMA KASIH
NAB iklim lingkungan kerja ditentukan
Iklim Kerja berdasarkan alokasi waktu kerja dan istirahat
Nilai Ambang Batas (NAB) iklim lingkungan kerja dalam satu siklus kerja (8 jam per hari)
merupakan batas pajanan iklim lingkungan kerja atau sertarata-rata laju metabolik pekerja. Kategori
pajanan panas (heat stress) yang tidak boleh dilampaui laju metabolik, yang dihitung berdasarkan
selama 8 jam kerja per hari sebagaimana tercantum pada rata-rata laju metabolik pekerja, tercantum
Tabel 1. NAB iklim lingkungan kerja dinyatakan dalam pada Tabel 2.
derajat Celsius Indeks Suhu Basah dan Bola (oC ISBB).
Tabel 1. Nilai Ambang Batas Iklim Lingkungan Kerja
Industri
Catatan:
1.ISBB atau dikenal juga dengan istilah WBGT (Wet Bulb
2.Globe Temperature) merupakan indikator iklim
3.lingkungan kerja
4.ISBB luar ruangan = 0,7 Suhu Basah Alami + 0,2 Suhu
5.Bola + 0,1 Suhu Kering
6.ISBB dalam ruangan = 0,7 Suhu Basah Alami + 0,3
7.Suhu Bola
(*) tidak diperbolehkan karena alasan dampak fisiologis
Kategori Laju Metabolik (W)** Contoh Aktivitas
Istirahat 115 (100 – 125)*** Duduk
Duduk sambil melakukan pekerjaan ringan
dengan tangan, atau dengan tangan dan lengan,
Ringan 180 (125 – 235)*** dan mengemudi. Berdiri sambil melakukan
pekerjaan ringan dengan lengan dan sesekali
berjalan.
Melakukan pekerjaan sedang: dengan tangan
dan lengan, dengan lengan dan kaki, dengan
Sedang 300 (235 – 360)***
lengan dan pinggang, atau mendorong atau
menarik beban yang ringan. Berjalan biasa
Melakukan pekerjaan intensif: dengan lengan
dan pinggang, membawa benda, menggali,
Berat 415 (360 – 465)***
menggergaji secara manual, mendorong atau
menarik benda yang berat, dan berjalan cepat.
Tabel 2. Kategori Laju Metabolik dan Contoh Aktivitas
-19-

Kategori Laju Metabolik (W)** Contoh Aktivitas


520 Melakukan pekerjaan sangat intensif dengan
Sangat Berat
(> 465)*** kecepatan maksimal.
TUGAS:

1. Kasus: Perawat X akan melakukan tindakan pemasangan infus di ruangan IGD,


intensitas cahaya di ruang IGD sekitar 100 lux, apa yang dilakukan agar perawat X dapat
melakukan tindakan dengan aman?

2. Kasus: Terdapat pasien di ruang isolasi karena mendapatkan terapi nuklir. Tiba-tiba
pasien tersebut mengalami henti jantung henti nafas, apa yang dilakukan oleh perawat?
Bagaimana cara perawat melakukan pertolongan namun tetap dalam kondisi yang
aman?

Anda mungkin juga menyukai