Anda di halaman 1dari 33

Diabetes Mellitus Tipe 2 dan

Penatalaksanaannya
Kelompok B2

Haswinanti Wilda 102012443


Yuan Alessandro Suros 102013009
Asrianti Saddi Pairunan 102013280
Natanael Petra 102014026
Deviat Astriana Amier 102014135
Mohamad Yanuar P.N102014191
Erica Sander 102014196
Lynett Dawina Tokiu 102014253
Skenario 7

Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang


ke poliklinik karena ia merasa semakin
lemas sejak 1 bulan yang lalu.
Rumusan Masalah
Seorang laki-laki berusia 35 tahun, ia
merasa semakin lemas sejak 1 bulan yang
lalu.
Anamnesis
 Auto-anamnesis
o Identitas
o Keluhan Utama : Lemas sejak 1 bulan yang lalu
o Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) : Keluhan khas DM
berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
o Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) : Riwayat diabetes sejak
5 tahun yang lalu dan minum obat metformin dan
glibenklamid secara teratur
o Riwayat Pribadi dan Sosial
o Riwayat Keluarga
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum tampak sakit ringan
• Kesadaran composmentis
• TD 120/80 mmHg
• Frekuensi nadi 80x/menit
• Frekuensi nafas 20x/menit
• Suhu 36,50 C
• Pada lipatan leher dan ketiak terdapat
hiperpigmentasi.
• Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.
Pemeriksaan Penunjang

• Gula darah sewaktu 252 mg/dl


• HbA1C 10%
• Homa IR (Homeostasis Model
Assesment Insulin Resistance)
8 (normal 4,3)
Diffrential Diagnosis
• DM Tipe 1
• DM Tipe 2
• LADA (Laten Autoimmune Diabetes
of the Adults)
• MODY (Maturity Onset Diabetes of
the Young )

26/09/19
DM Tipe 1 DM Tipe 2 LADA (Laten MODY (Maturity
Autoimmune Onset Diabetes of
Diabetes of the the Young )
Adults)

Kerusakan sel Beta Penyakit kronik Kerusakan sel beta Mutasi genetik
Pankreas oleh salah satu yang bersifat pada faktor
atau lebih faktor progresif transkripsi nukleus
dan glucokinase
Anak-anak Dewasa Dewasa Keturunan (<25
thn)
Anak bertambah 3P BB Normal BB Normal
kurus atau tidak (polifagi,polidipsi,p Penderita LADA Wanita dengan
bertambah gemuk, oliuri), Penurunan klasik dimulai sejak MODY (DM
sedangkan makan BB (10-30%), cepat usia 30 tahun Gestational cepat)
banyak, selalu lelah,gangguan pd trimester awal
haus dan banya penglihatan, dll.
kencing. dll Obese.
Hiperglikemia, Glukosa darah Tdk mengalami HNF1A,
glukosuria, tinggi dan insulin ketoasidosis, dan Kadar glukosa
dehidrasi, tinggi (resistensi gula darah puasa tinggi (125-
ketonuria, asidosis, insulin) awalnya normal 140mg/dl)
dan 26/09/19
koma
Working Diagnosis

Diabetes Mellitus Tipe 2


Definisi Diabetes Mellitus

DM merupakan penyakit menahun, dapat


menyerang segala lapisan umur dan
sosial ekonomi, dan ditandai oleh kadar
glukosa darah yang melebihi nilai normal,
atau yang biasanya disebut hiperglikemi.
Secara umum, hiperglikemia ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan glukosa
darah sewaktu ≥200 mg/dl atau glukosa
darah puasa ≥126 mg/dl.
Etiologi

• Hereditas
• Lingkungan (infeksi, makanan,
toksin, dan stress)
• Perubahan gaya hidup pada
orang yang secara genetik rentan
• Serta faktor kehamilan
 Et/ pada DM tipe 2 bervariasi,
mulai yang predominan
resistensi insulin disertai
defisiensi insulin relatif, sampai
yang predominan gangguan
sekresi insulin bersama
resistensi insulin.
Epidemiologi
 Diantara penyakit degeneratif, diabetes adalah salah satu
diantara penyakit tidak menular yang meningkat jumlahnya
 WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah
pengidap diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta
orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun
2025, jumlah ini akan membengkak menjadi 300 juta orang.
 Penelitian lain menyatakan bahwa dengan adanya urbanisasi,
populasi diabetes tipe 2 akan meningkat 5-10 kali lipat karena
terjadi perubahan perilaku rural-tradisional menjadi urban.
 Faktor resiko yang berubah secara epidemiologi diperkirakan
adalah bertambahnya usia, lebih banyak dan lamanya
obesitas, distribusi lemak tubuh, kurangnya aktifitas jasmani,
dan hiperinsulinemia. Semua faktor ini berinteraksi dengan
beberapa faktor genetik yang berhubungan dengan terjadinya
DM tipe 2.

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. Ilmu penyakit dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK
UI; 2006.h.1874-91.
Pemeriksaan Penunjang
• Kadar glukosa darah sewaktu
• Kadar glukosa darah puasa
• Kadar glukosa darah 2 jam
setelah makan (post prandial)
• Kadar glukosa jam ke-2 Tes
Toleransi Glukosa Oral
(TTGO).
Pemeriksaan Penyaring DM
Tabel 2. Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan Penyaring dan Diagnosis DM (mg/dl)1

Bukan DM Belum pasti DM DM

Plasma vena <110 110-199 ≥200


Kadar glukosa darah
sewaktu (mg/dl)
Darah kapiler <90 90-199 ≥200

Plasma vena <110 110-125 ≥126


Kadar glukosa darah puasa
(mg/dl)
Darah kapiler <90 90-109 ≥110

26/09/19
Pemeriksaan diagnostik DM

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan TTGO Tanpa Keluhan Khas DM dan Kadar Glukosa Darah Puasa 110-125 mg/dl.7

Kadar glukosa darah puasa (mg/dl) Penilaian

<140 Glukosa darah puasa terganggu (GDPT)

140-199 Toleransi glukosa terganggu (TGT)

≥200 DM

26/09/19
Pemeriksaan diagnostik DM

Tabel 4. Hasil Pemeriksaan TTGO Tanpa Keluhan Khas DM dan Kadar Glukosa Darah Sewaktu 110-199 mg/dl.7

Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dl) Penilaian

<140 Normal

140-199 Toleransi Glukosa Terganggu (TGT)

≥200 DM

26/09/19
Pemeriksaan laboratorium untuk
penilaian hasil pengobatan

 Pemeriksaan kadar glukosa darah


 Pemeriksaan kadar hemoglobin A1C (A1C)
 Pemeriksaan glukosa darah mandiri
 Pemeriksaan glukosa urin
 Pemeriksaan benda keton

26/09/19
Pemeriksaan laboratorium untuk
pengendalian DM
Tabel 5. Kriteria Pengendalian DM.7

Pemeriksaan laboratorium Baik Sedang Buruk

Glukosa darah puasa (mg/dl) 80-109 110-125 ≥126

Glukosa darah 2 jam (mg/dl) 80-144 145-179 ≥180

A1C (%) <6,5 6,5-8 >8

Kolesterol total (mg/dl) <200 200-239 ≥240

Kolesterol LDL (mg/dl) <100 100-129 ≥130

Kolesterol HDL (mg/dl) >45

Trigliserida (mg/dl) <150 150-199 >200

IMT (kg/m2) 18,5-22,9 23-25 >25

Tekanan darah (mmHg) <130/80 130-140/80-90 >140/90

26/09/19
Penatalaksanaan
Pilar Penatalaksanaan DM

Edukasi
Terapi gizi medis
Latihan jasmani
Intervensi farmakologis

26/09/19
Non-medikamentosa
 Pemberian edukasi
 Perencanaan makan atau terapi nutrisi medik
 Kegiatan jasmani dan
 Penurunan berat badan bila didapat berat
badan lebih atau obesitas

Rencana diet harus dikonsultasi dahulu


dengan ahli gizi yang terdaftar dan
berdasarkan pada riwayat diet pasien
Untuk menentukan jumlah kalori
yang dibutuhkan penyandang
diabetes :

Memperhitungkan kebutuhan kalori


basal yang besarnya 25-30 kalori /
kg BB ideal
Bergantung pada beberapa faktor
yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas,
berat badan, dll
Medikamentosa

Dua tipe pensensitif yang


tersedia adalah metformin
dan tiazolidinedion
Medikamentosa

• Metformin (500-1700mg/hari)
• Tiazolidinedion :
Rosiglitazon (4 hingga 8 mg/hari ) dan
Pioglitazon (30 hingga 45 mg/hari)
Atau di kombinasikan dengan
metformin, sulfonilurea, atau insulin
• ES : Retensi air
• KI : Tidak dianjurkan untuk diberikan pada
pasien dengan gagal jantung kongestif.
• Penggunaan Sulfonilurea yang paling
efektif untuk diberikan adalah DM tipe 2,
tetapi tidak efektif pemberiannya untuk
DM tipe 1
• Sulfonilurea
Glipizid (2,5-40 mg/hari)
Gliburid (2,5-25 mg/hari)
Pencegahan

• Pencegahan primer
• Pencegahan sekunder
• Pencegahan tersier
Prognosis

Prognosis DM pada umumnya baik hanya


butuh pengobatan seumur hidup dan
menjaga agar gula darah terkontrol dengan
baik
Kesimpulan
Diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit kronis yang
disebabkan oleh salah satu atau lebih faktor berikut, yaitu
kerusakan sekresi insulin, produksi glukosa yang tidak
tepat di dalam hati, atau penurunan sensitivitas reseptor
insulin perifer. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan fisik
sesuai tiga keluhan utama pada pasien DM yaitu poliuria,
polidipsia, polifagi disertai penurunan BB yg tdk diketahui
penyebabnya. Melalui tinjauan pustaka diatas telah
dipaparkan apa yang menimbulkan keluhan pasien pada
skenario, yaitu lemas sejak 1 bulan yang lalu. Pasien
memiliki riwayat diabetes sejak 5 tahun yang lalu dan
minum obat metformin dan glibenklamid secara teratur.
Dengan demikian OS didiagnosis bahwa menderita
diabetes mellitus tipe II.
Kesimpulan
Diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit kronis yang
disebabkan oleh salah satu atau lebih faktor berikut, yaitu
kerusakan sekresi insulin, produksi glukosa yang tidak
tepat di dalam hati, atau penurunan sensitivitas reseptor
insulin perifer. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan fisik
sesuai tiga keluhan utama pada pasien DM yaitu poliuria,
polidipsia, polifagi disertai penurunan BB yg tdk diketahui
penyebabnya. Melalui tinjauan pustaka diatas telah
dipaparkan apa yang menimbulkan keluhan pasien pada
skenario, yaitu lemas sejak 1 bulan yang lalu. Pasien
memiliki riwayat diabetes sejak 5 tahun yang lalu dan
minum obat metformin dan glibenklamid secara teratur.
Dengan demikian OS didiagnosis bahwa menderita
diabetes mellitus tipe II.

Anda mungkin juga menyukai