Anda di halaman 1dari 24

Asuhan keperawatan

tumor
1. Alizza Qathrunnada
2. Angelia Novita P
3. Dewi Novia N
4. Diana Lestari
5. Hendri Murdiastuti
6. Puput Puji R
7. Rizka Amalia
8. Siti Khofifatud D
9. Panji Nur Prasetya A
A. PENGERTIAN

Tumor adalah suatu benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel. Ada dua
macam tumor yaitu:
1. Tumor Jinak
Tumor jinak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a) Bentuknya bundar dan lonjong.
b) Pertumbuhannya terbatas dan lambat.
c) Mempunyai simpai atau kapsul.
d) Tidak menyebabkan kematian secara langsung.
e) Tidak mempunyai anak sebar. (E. Oswari, 2005, hal: 232)
Lanjutan......

2. Tumor Ganas Atau Kanker


Ciri-cirinya antara lain :
a) Tidak mempunyai bentuk.
b) Pertumbuhannya cepat dan tidak terbatas serta
melewati batas anatominya.
c) Tidak mempunyai simpai.
d) Mempunyai anak sebar (metastasis).
e) Tumor ganas selalu menimbulkan kematian bila tidak
ditangani secara dini
Tumor rongga mulut ialah tumor yang terdapat di daerah yang terletak mulai dari
perbaatasan kulit selaput lendir bibir atas dan bawah sampai ke perbatasan palatum
durum-palatum mole di bagian atas.(Efiaty Arsyad, 2006, hal: 153)
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi dasar mulut, kadang-kadang
meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de
Velde,1999)
B. ETIOLOGI dan PATOFISIOLOGI

a. ETIOLOGI
Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu proses yang
terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan perkembangan
tumor. Secara garis besar, etiologi kanker rongga mulut dapat dikelompokkan atas :
1. Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis dari restorasi,
gigi-gigi karies/akar gigi, gigi palsu.
2. Faktor luar, antara lain karsinogen kimia berupa rokok dan cara penggunaannya,
tembakau, agen fisik, radiasi ionisasi, virus, sinar matahari.
3. Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan genetik
b. PATOFISIOLOGI

Dasar lidah memainkan peran penting dalam berbicara dan menelan. Selama fase
faring menelan, makanan dan cairan yang mendorong ke arah oropharing dari
rongga mulut oleh lidah dan otot-otot pengunyahan. Laring terangkat, efektif
menekan katup tenggorok dan memaksa makanan, cair, dan air liur ke dalam
kerongkongan hypopharynx dan leher rahim.

Meskipun laring menghasilkan suara, lidah dan faring adalah organ utama yang
membentuk suara. Kerugian jaringan dari dasar daerah lidah mencegah penutupan
yang kedap air dengan laring selama tindakan menelan. Ketidaksesuaian ini
memungkinkan makanan dan cairan untuk melarikan diri ke dalam faring dan
laring, koreografer dengan hati-hati mengubah refleks menelan dan sering
mengakibatkan aspirasi. Baik neurologis penurunan dan perubahan dalam tindakan
terkoordinasi menelan dari penyakit berbahaya di daerah ini dapat merusak
mempengaruhi pada kemampuan berbicara dan menelan.
Squamous sel carcinoma pada lidah sering timbul pada daerah
epithelium yang tidak normal, tetapi selain keadaan tersebut dan
mudahnya dilakukan pemeriksaan mulut, lesi sering tumbuh
menjadi lesi yang besar sebelum pasien akhirnya datang ke
dokter gigi. Secara histologis tumor terdiri dari lapisan atau
kelompok sel-sel eosinopilik yang sering disertai dengan
kumparan keratinasi. Menurut tanda histology, tumor termasuk
dalam derajat I – IV (Broder). Lesi yang agak jinak adalah
kelompok pertama yang disebut carcinoma verukcus oleh
Ackerman. Pada kelompok ini, sel tumor masuk, membentuk
massa papileferus pada permukaan. Tumor bersifat pasif pada
daerah permukaannya, tetapi jarang meluas ke tulang dan tidak
mempunyai anak sebar. Lidah mempunyai susunan pembuluh
limfe yang kaya, hal ini akan mempercepat metastase kelenjar
getah bening dan dimungkinkan oleh susunan pembuluh limfe
yang saling berhubungan kanan dan kiri.
Tumor yang agak jinak cenderung membentuk massa papiliferus dengan
penyebaran ringan kejaringan didekatnya. Tumor paling ganas menyebar cukup
dalam serta cepat ke jaringan didekatnya dengan penyebaran permukaan yang kecil,
terlihat sebagai ulser nekrotik yang dalam. Sebagian besar lesi yang terlihat 13
terletak diantara kedua batas tersebut dengan daerah nekrose yang dangkal pada
bagian tengah lesi tepi yang terlipat serta sedikit menonjol. Walaupun terdapat
penyebaran lokal yang besar, tetapi anak sebar tetap berjalan. Metastase
haematogenus terjadi pada tahap selanjutnya.
C. MANIFESTASI KLINIS

1. Keluhan yang paling sering nyeri yang tak terasa sakit atau massa
yang tidak dapat sembuh.
2. Lesi tipikal adalah ulkus indurasi yang sangat nyeri dengan
peningkatan sudut.
3. Sejalan dengan kemajuan kanker pasien dapat mengeluhkan nyeri
tekan, kesulitan mengunyah, menelan, dan berbicara, batuk
dengan sputum bersemu darah atau terjadi perbesaran nodus limfe
servikal.(Baughman Diane C., 2000, hal: 295)
D. PENGKAJIAN-INTERVENSI
1. Identitas Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, nomor
register, tanggal masuk dan nama penanggung jawab pasien selama dirawat.
2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
Alasan spesifik untuk kunjungan anak ke klinik, kantor, atau rumah sakit.
b) Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama dari awitan paling awal sampai perkembangannya saat ini.
Terdapat komponen utama yaitu: rincian awitan, riwayat interval yang
lengkap, status saat ini, alas an untuk mencari bantuan saat ini.
c) Riwayat penyakit dahulu
d) Riwayat penyakit keluarga
Apakah didalam keluarga ada salah satu anggota yang menderita tumor lidah.
3. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional (Gordon)
a) Aktivitas Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat; adanya faktor-
faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas.
b) Eliminasi Perubahan pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urin,
perubahan bising usus, distensi abdomen.
c) Makanan/cairan Kebiasaan diit buruk ( rendah serat, aditif, bahan pengawet),
anoreksia, mual/muntah, mulut rasa kering, intoleransi makanan,perubahan berat
badan, perubahan kelembaban/turgor kulit.
d) Neurosensori Sakit kepala, tinitus, tuli, juling.
e) Nyeri/kenyamanan Rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri telinga (otalgia),
rasa kaku di daerah leher karena fibrosis jaringan akibat penyinaran.
f) Pernapasan Merokok (tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok),
pemajanan.
g) Keamanan Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama /
berlebihan, demam, ruam kulit.
h) Seksualitas Masalah seksual misalnya dampak hubungan, perubahan pada tingkat
kepuasan.
i) Interaksi sosial
Ketidak adekuatan atau kelemahan sistem pendukung (Doenges, 2000)
4. Pemeriksaan Fisik
a) Bibir
b) Gusi
c) Lidah
d) Rongga Oral
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan penyakit
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan ketidak
mampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi oral.
3. Nyeri yang berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan, efek dari pembedahan
reseksi.
4. Kurang pengetahuaan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan
INTERVENSI
1. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan penyakit
Tujuan : suhu tubuh dalam batas normal.
KH : suhu tubuh dalam batas normal, badan tidak terasa panas
Intervensi :
a. Kaji suhu dan tanda- tanda vital, keadaan klien.
Rasional : Memantau perubahan suhu tubuh
b. Berikan kompres mandi hangat.
Rasional : Dapat membantu mengurangi demam.
c. Anjurkan pasien untuk banyak minum.
Rasional : Mempertahankan intake.
e. Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
Rasional : Menurunkan suhu tubuh
f. Kolaborasi pemberian antipiretik
Rasional : Untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya hipotalamus
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan ketidak mampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi
oral.
Tujuan : nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : BB sesuai usia , Nafsu makan meningkat ,Tidak mual /
muntah
Intervensi
a. Timbang BB tiap hari.
Rasional : untuk mengetahui terjadinya penurunan BB dan mengetahui
tingkat perubahan. 9
b. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering.
Rasional : untuk memenuhi asupan makanan.
c. Berikan diit tinggi kalori, protein dan mineral serta rendah zat sisa.
Rasional : untuk memenuh gizi yang cukup.
d. Colaboration pemberian obat antipiretik.
3. Nyeri yang berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan, pembedahan reseksi.
Tujuan : Nyeri hilang lebih berkurang, rasa nyaman terpenuhi
KH : skala nyeri 0
Klien mengatakan nyeri berkurang
Nadi 60 – 90 x / menit
Klien nyaman, tenang, rileks
Intervensi
a. Kaji karakteritas dan letak nyeri.
Rasional : untuk menentukan tindakan dalam mengatur nyeri.
b. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi (teknik penggurang rasa nyeri non
farmakologi).
Rasional : Mengurangi rasa nyeri.
c. Diskusikan dengan keluarga tentang nyeri yang dialami klien.
Rasional : Keluarga berpartisipasi dalam pengobatan
d. Kolaborasi untuk mendapatkan obat analgetik
Rasional : untuk memblok syaraf yang menimbulkan nyeri
4. Kurang pengetahuaan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan
Tujuan : keluarga dapat menyatakan pemahaman proses penyakit
KH : menyatakan pemahaman proses penyakit
Intervensi :
a. Kaji ulang proses penyakit, penyebab/efek hubungan faktor yang
menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan faktor
pendukung.
Rasional : Mengetahui sejauh mana keluarga memahami penyakit
tersebut.
b. Tentukan persepsi tentang proses penyakit.
Rasional : Menyamakan pola pikir.
c. Jelaskan tentang penyakit yang diderita klien.
Rasional : Memberikan informasi.
d. Diskusikan kembali dengan keluarga
Rasional : Mengetahui sejauhmana informasi yang diterima keluarga
E. Pemeriksaan Diagnostik,
penatalaksanaan
Pemeriksaan diagnostic : biopsi dan histopatologi,
radiologi umum, tomografi menggunakan komputer (CT),
pencitraan resonansi magnetik (MRI).
 Penatalaksanaan
Tujuan utama dari perawatan tumor ganas lidah adalah kontrol dari
tumor primer. Beberapa tipe perawatan dari tumor pada rongga mulut
yaitu:
1. Pembedahan
2. Radioterapi
3. Kemoterapi
4. Pembedahan dan radioterapi
5. Kemoradioterapi
6. Cryosurgery
7. Laser
Stage tumor Perawatan
1 Bedah dengan eksisi luas dengan
batas sayatan bebas tumor +
radioterapi
2 Bedah dengan eksisi luas dengan
batas sayatan bebas tumor +
radioterapi
3 Pembedahan ( Diseksi profilaksis
leher ) + Radioterapi + kemoterapi
4 Pembedahan ( RND ) +
Radioterapi + Kemoterapi
F. pencegahan

1. Pencegahan Primer
 Mendeteksi dini apabila ada benjolan atau
pembengkakan di tubuh
 Hindari radiasi sinar radiologi aktif dosis tinggi
 Hindari bahaya zat kimia
 Menghindari makanan yang mengandung zat
karsinogenik
2. Pencegahan sekunder
 Melakukan pengobatan atau kemoterapi dengan
menggunakan obat anti kanker untuk mengecilkan tumor
 Berkolaborasi dengan dokter dalam melakukan pembedahan
 Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin
3. Pencegahan tersier
 Hindari hal-hal yang menimbulkan factor terjadinya tumor
 Rahabilitasi untuk mencegah terjadinya komplikasi
 Mematuhi prosedur terapi di rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai