Anda di halaman 1dari 29

MATA KULIAH:

SISTEM PROTEKSI [EL7183]


Filosofi Proteksi

Ir. Bayu Jatmiko Utomo, MT


PENGERTIAN PROTEKSI

Sistem proteksi tenaga listrik merupakan sistem proteksi


pada peralatan-peralatan yang terpasang pada sistem tenaga
listrik, seperti generator, busbar, transformator, saluran udara
tegangan tinggi, saluran kabel bawah tanah, dan lain
sebagainya terhadap kondisi abnormal operasi sistem tenaga
listrik tersebut.
FUNGSI PROTEKSI

Kegunaan sistem proteksi tenaga listrik, antara lain untuk:

1. Mencegah kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga


listrik akibat terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem
yang tidak normal;
2. Mengurangi kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga
listrik akibat terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem
yang tidak normal;
3. Mempersempit daerah yang terganggu sehingga gangguan
tidak melebar pada sistem yang lebih luas;
4. Memberikan pelayanan tenaga listrik dengan keandalan dan
mutu tinggi kepada konsumen;
5. Mengamankan manusia dari bahaya yang ditimbulkan oleh
tenaga listrik.
JENIS GANGGUAN SISTEM PENYALURAN

GANGGUAN SISTEM
Gangguan sistem adalah gangguan yang terjadi di sistem tenaga
listrik seperti pada transformator, reaktor, kapasitor, busbar,
SUTT, SUTT, SUTET dan lain sebagainya. Gangguan sistem
dapat dikelompokkan sebagai gangguan permanen dan gangguan
temporer.

GANGGUAN NON SISTEM


Gangguan non sistem adalah gangguan bukan pada sistem, jenis
nya antara lain kerusakan komponen relai, kabel kontrol
terhubung singkat dan interferensi / induksi pada kabel kontrol.
GANGGUAN SISTEM PENYALURAN

• Tegangan Lebih (Over Voltage); merupakan suatu gangguan


akibat tegangan pada sistem tenaga listrik lebih besar dari
seharusnya.
• Hubung Singkat (Short Circuit); adalah terjadinya hubungan
penghantar bertegangan atau penghantar tidak bertegangan
secara langsung tidak melalui media (resistor/beban) yang
semestinya sehingga terjadi aliran arus yang tidak normal
(sangat besar).
• Beban Lebih (Over Load); merupakan gangguan yang terjadi
akibat konsumsi energi listrik melebihi energi listrik yang
dihasilkan pada pembangkit.
• Daya Balik (Reverse Power); merupakan suatu gangguan
berubahnya fungsi generator menjadi motor (beban) pada
sistem pembangkit tenaga listrik.
FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN

• Faktor Manusia; Faktor ini terutama menyangkut


kesalahan atau kelalaian dalam memberikan perlakuan pada
sistem.

• Faktor Internal; Faktor ini menyangkut gangguan-


gangguan yang berasal dari sistem itu sendiri. Misalnya usia
pakai (ketuaan), keausan, dan sebagainya.

• Faktor Eksternal; Faktor ini meliputi gangguan-gangguan


yang bersal dari lingkungan di sekitar sistem. Misalnya
cuaca, gempa bumi, banjir, dan sambaran petir. Di samping
itu ada kemungkinan gangguan dari binatang, misalnya
gigitan tikus, burung, kelelawar, ular, dan sebagainya.
PENCEGAHAN GANGGUAN

Usaha Memperkecil Terjadinya Gangguan:

a. Membuat koordinasi isolasi yang baik;


b. Membuat pentanahan (grounding/earthing) sekecil mungkin,
serta selalu mengadakan pengecekan;
c. Membuat perencanaan yang baik;
d. Pemasangan yang baik;
e. Menghindari kemungkinan kesalahan operasi;
f. Memasang lightning arrester (penangkal petir) untuk
mencegah kerusakan pada peralatan akibat sambaran petir.
PENCEGAHAN GANGGUAN

Usaha Mengurangi Kerusakan Akibat Gangguan:

a. Mengurangi akibat gangguan;


b. Secepatnya memisahkan bagian sistem yang terganggu;
c. Merencanakan agar bagian sistem yang terganggu bila harus
dipisahkan dari sistem tidak akan mengganggu operasi sistem
secara keseluruhan;
d. Mempertahankan stabilitas sistem selama terjadi gangguan;
e. Membuat data/pengamatan gangguan yang sistematis dan
efektif;
PERSYARATAN SISTEM PROTEKSI

• Sensitif : yaitu mampu merasakan gangguan sekecil apapun.

• Andal : yaitu akan bekerja bila diperlukan (dependability)


dan tidak akan bekerja bila tidak diperlukan (security).

• Selektif : yaitu mampu memisahkan jaringan yang


terganggu saja.

• Cepat : yaitu mampu bekerja secepat-cepatnya.


DAERAH PROTEKSI

Di dalam proteksi sistem tenaga listrik, seluruh komponen harus dilindungi dengan
tetap menekankan selektivitas kerja peralatan/relai proteksi. Untuk mencapai hal
ini, sistem tenaga listrik dibagi menjadi daerah-daerah (zona) proteksi.

Setiap daerah proteksi pada umumnya terdiri atas satu atau lebih elemen sistem
tenaga listrik. Misalnya generator, busbar, transformator, saluran udara, dll. Agar
seluruh sistem tenaga listrik dapat dilindungi, maka harus ada daerah yang
tumpang-tindih (overlap). Artinya ada elemen sistem yang dilindungi oleh dua
daerah proteksi.

Setiap daerah proteksi dijaga oleh relai yang sesuai dengan karakteristik peralatan
yang dilindungi. Pada umumnya yang menjadi pembatas proteksi antarderah
proteksi ialah trafo arus yang mencatu ke relai.

Agar daerah proteksi tumpang-tindih, maka trafo arus A untuk melindungi daerah
B, sedangkan trafo arus B untuk melindungi daerah A. Jika terjadi gangguan pada
daerah yang tumpang-tindih maka banyak pemutus beban yang bekerja. Hal ini
lebih baik dan lebih aman daripada ada daerah kosong yang tidak terproteksi.
PEMBAGIAN DAERAH PROTEKSI

Batas-batas instalasi tenaga listrik yang terdiri dari banyak


peralatan yang berbeda jenis dan karakteristiknya, secara fisik
ditandai dengan pemutus tenaga (PMT). Instalasi tersebut
menunjukkan rangkaian pembangkit sampai dengan distribusi,
sedangkan transmisi dan gardu induk disebut penyaluran.
PERALATAN SISTEM PROTEKSI
PROTEKSI UTAMA & CADANGAN

1. Proteksi Utama

Proteksi utama adalah proteksi yang akan segera bekerja jika terjadi gangguan.
Untuk relai cepat dan pemutus beban cepat, waktu mulainya terjadinya
gangguan sampai selesainya pembukaan pemutus beban maksimum 100 ms,
yaitu terdiri dari waktu kerja relai 20-40 ms dan waktu pembukaan pemutus
beban 40-60 ms.

Pada proteksi jenis tertentu, misalnya proteksi dengan relai arus lebih, waktu
kerjanya justru diperlambat untuk mendapatkan selektivitas karena terjadi
proteksi yang tumpang-tindih dengan seksi berikutnya. Relai ini bertugas
selain sebagai proteksi utama pada daerahnya dan juga sekaligus merupakan
proteksi cadangan pada seksi berikutnya.

Elemen-elemen proteksi utama terdiri atas relai, trafo tegangan, baterai


(catu daya), kumparan trip, dan pemutus tenaga.
PROTEKSI UTAMA & CADANGAN

Kegagalan kerja pada elemen-elemen proteksi utama dapat dikelompokkan


sebagai berikut:

a. Kegagalan pada relainya sendiri.

b. Kegagalan catu arus dan atau catu tegangan ke relai. Hal ini dapat
disebabkan kerusakan trafo arus atau trafo tegangannya. Bisa juga
rangkaian catu ke relai dari trafo tersebut terbuka atau terhubung singkat.

c. Kegagalan sistem catu arus searah untuk triping pemutus beban. Hal ini
disebabkan baterai lemah karena kurang perawatan, terbuka, atau
terhubung singkatnya arus searah.

d. Kegagalan pada pemutus tenaga. Kegagalan ini dapat disebabkan karena


kumparan trip tidak menerima catu, terjadi kerusakan mekanis, atau
kegagalan pemutusan arus karena besarnya arus hubung singkat
melampaui kemampuan dari pemutus bebannya.
PROTEKSI UTAMA & CADANGAN

2. Proteksi Cadangan

Kegagalan pada proteksi utama atau adanya daerah mati tersebut diatasi
dengan menggunakan proteksi cadangan. Proteksi cadangan umumnya
mempunyai perlambatan waktu untuk memberikan kesempatan proteksi
utama bekerja lebih dahulu. Jika proteksi utama gagal, maka proteksi
cadangan bekerja.

Jenis proteksi cadangan ada dua, yaitu proteksi cadangan setempat (local
back up) dan proteksi cadangan jauh (remote back up).
PROTEKSI UTAMA & CADANGAN

a. Proteksi Cadangan Setempat (local back up)

Proteksi cadangan setempat merupakan sistem proteksi yang bekerja jika


proteksi utamanya gagal bekerja. Akan tetapi, jika proteksinya masih gagal
karena pemutus beban gagal bekerja, maka relai tersebut akan memberikan
perintah untuk membuka semua pemutus beban yang ada kaitannya dengan
pemutus beban tersebut.

Sistem proteksi cadangan setempat umumnya digunakan pada sistem tenaga


listrik dengan tegangan ekstra tinggi. Dalam hal ini relai cadangan
mempunyai kecepatan sama dengan proteksi utamanya, karena sistem ini
mempunyai proteksi ganda. Disebut proteksi ganda, sebab trafo arus,
baterai, maupun kumparan trip semuanya ganda.

Di Indonesia untuk sistem dengan tegangan tinggi, yaitu tegangan 150 KV


dan 70 KV, biasanya proteksi cadangannya hanya berupa relai cadangan.
PROTEKSI UTAMA & CADANGAN

b. Proteksi Cadangan Jauh (remote back up)

Proteksi cadangan jauh merupakan proteksi yang digunakan untuk


mengantisipasi adanya kegagalan kerja proteksi di daerah tertentu. Dalam
hal ini suatu gangguan pada daerah tertentu akan dihilangkan atau
dipisahkan oleh proteksi dari tempat lain berikutnya (cadangan jauh).

Proteksi cadangan jauh yang banyak dipakai adalah proteksi dengan relai
arus lebih dan proteksi dengan relai jarak. Proteksi cadangan jauh kurang
memadai untuk sistem yang besar, antara lain karena dapat gagal bekerja
dan dapat terjadi tripping yang tidak diharapkan.
SINGLE LINE DIAGRAM GARDU INDUK
SINGLE LINE DIAGRAM
SISTEM PROTEKSI 500 KV
PERALATAN UTAMA TERPASANG

• Pemutus tenaga
• Pemisah
• Trafo pengukuran
• Busbar
• Lightning Arrester
• Trafo tenaga
• Kapasitor
• Reaktor
• Panel kontrol
• Panel proteksi
• Sumber AC dan DC
• Sarana komunikasi
JENIS – JENIS RELAY PROTEKSI

• Arus lebih ( OCR/GFR )


• Diferensial
• Gangguan tanah terbatas ( REF )
• Sirkuit arus ( CCP )
• Beban lebih
• Distansi
• Suhu
• Bucholz
• Tekanan lebih / Tekanan mendadak
• Jansen
• Penutup balik / Auto reclose
• Synchrocheck
• Arus lebih berarah
PERUNTUKAN SISTEM PROTEKSI

• Transformator
• Reaktor
• Kapasitor
• Busbar
• Kopel
• Diameter
• SUTT
• SUTET
SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM PROTEKSI
TRANSFORMATOR
DAERAH KERJA SISTEM PROTEKSI
TRANSFORMATOR
SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM PROTEKSI
KAPASITOR
SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM PROTEKSI
500 KV
SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM PROTEKSI
CCP/SZP/CBF
DIAGRAM LOGIC SISTEM PROTEKSI CBF/SZP
REFERENSI

1) Mason CR, “The Art Science of Protective Relaying”, John


Willey and Sons, 1987

2) R. Van C. Warrington, ”Protective Relay”, Chapman &


Hall, Ltd.

3) GEC Measurement, “Protective Relays Application Guide”

4) The Electricity Council, “Power System Protection”

5) M. Titarenko, T. Naskov Dubelsky,”Protective Relaying in


Electrical Power System”

Anda mungkin juga menyukai