Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN DI SKPD

Pengertian dan Lingkup Pendapatan SKPD


Pendapatan SKPD meliputi semua penerimaan uang yang berasal
dari pendapatan daerah, yang hanya boleh diterima oleh SKPD
(baik melalui bendahara penerimaan SKPD, bendahara
penerimaaan pembantu, maupun yang langsung diterima di kas
umum daerah). Tidak semua kelompok pendapatan daerah dapat
dipungut dan diterima oleh Bendahara Penerimaan SKPD.
Menurut UU Nomor 1 Tahun 2004, pasal 6 ayat (2), SKPD hanya
berwenang melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak.
Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya SKPD sering diminta
memungut/memotong pajak untuk kemudian disetorkan ke kas
daerah. Pajak yang dipungut SKPD tidak dibukukan sebagai
pendapatan SKPD tapi dibukukan sebagai pendapatan PPKD.
Pendapatan yang dipungut dan diakui sebagai pendapatan SKPD
terdiri atas: retribusi daerah dan sebagian dari kelompok lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah.
Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur akuntansi
pendapatan di SKPD meliputi:
1. Surat Ketetapan Retribusi (SKR), yaitu dokumen yang dibuat oleh
Pengguna Anggaran untuk menetapkan retribusi atas wajib retribusi
2. Surat tanda bukti pembayaran atau bukti transaksi penerimaan kas
lainnya
3. Surat Tanda Setoran (STS), yaitu dokumen yang diselenggarakan
Bendahara Penerimaan untuk menyetor penerimaan daerah ke
Rekening Kas Umum Daerah
4. Bukti transfer, yaitu dokumen atau bukti atas transfer penerimaan
daerah
5. Nota kredit bank, yaitu dokumen atau bukti dari bank yang
menunjukkan adanya transfer uang masuk ke akun kas umum daerah.
Buku-Buku yang dapat Digunakan dalam Prosedur Akuntansi
Pendapatan di SKPD Dalam melaksanakan prosedur akuntansi
pendapatan, PPK-SKPD dapat menggunakan buku-buku berikut:
1. Buku Jurnal Umum
2. Buku Jurnal Khusus Pendapatan
3. Buku Jurnal Khusus Penyetoran Pendapatan
4. Buku Besar Pendapatan
5. Buku Besar Pembantu Pendapatan apabila diperlukan

Anda mungkin juga menyukai