Anda di halaman 1dari 38

UPAYA MEMPERTAHANKAN

POSISI ERGONOMIK
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL

Faktor ini berhubungan dengan :


cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan
kerja yang salah, dan kontruksi yang salah.

Efek terhadap tubuh:


kelelahan fisik, nyeri otot, deformirtas tulang,
perubahan bentuk, dislokasi, dan
kecelakaan.

2
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL

Sebagian besar pekerja di perkantoran atau Pelayanan


Kesehatan pemerintah, bekerja dalam posisi yang
kurang ergonomis, misalnya tenaga operator Peralatan,
karena :
peralatan yang digunakan pada umumnya barang impor
yang disainnya tidak sesuai dengan ukuran pekerja
Indonesia.
Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat
menyebabkan mudah lelah  kurang efisien; jangka
panjang  gangguan fisik dan psikologis (stress)
dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri
pinggang kerja (low back pain)
3
PENGERTIAN ERGONOMI

Ergos (kerja) + nomos (hukum)


Definisi ergonomi menurut Woodside dan
Kocurek (1997) adalah kajian yang
intergral antara pekerja, pekerjaan, alat,
tempat dan lingkungan kerja, yaitu
lingkungan dimana pekerja dapat
melakukan pekerjaannya dengan aman
dan nyaman
PENGERTIAN ERGONOMI
Menurut Charpanis (1985) yang dikutip oleh
Sanders mengatakan Ergonomi ialah suatu
cabang ilmu yang sistematis untuk
memanfaatkan informasi mengenai sifat,
kemampuan, keterbatasan, dan
karakteristik manusia lainnya untuk
merancang alat, mesin, pekerjaan, sistem
kerja, dan lingkungan sehingga orang dapat
hidup dan bekerja pada sistem itu produktif,
efektif, aman dan menyenangkan.
PENGERTIAN ERGONOMI .....3

Sanders dan Mc. Cormick (1987)


mendefinisikan ergonomi (Human Factors)
dengan pendekatan 3 unsur, yaitu:
1. Fokus ergonomi
2. Tujuan utama ergonomi
3. Pendekatan ergonomi
PENGERTIAN ERGONOMI .....

1. Fokus ergonomi adalah interaksi manusia


dengan :
produk,
peralatan,
fasilitas,
prosedur, dan
lingkungan kerja maupun tempat tinggal.
Dalam perancangan dengan produk, peralatan,
fasilitas, prosedur, dan lingkungan, yang menjadi
pertimbangan utama: masalah kapabilitas,
Keterbatasan, dan kebutuhan manusia
PENGERTIAN ERGONOMI .....

2. Tujuan utama ergonomi  ada dua.


a) meningkatkan efektivitas dan efisiensi
dalam bekerja, termasuk disini bagaimana
penggunaan alat yang nyaman,
menggurangi kesalahan, dan
meningkatkan produktivitas.
b) adalah mengembangkan keselamatan,
mengurangi kelelahan dan stress,
penggunaan yang menyenangkan,
meningkatkan kepuasan kerja dan
meningkatkan kualitas Hidup.
PENGERTIAN ERGONOMI .....

3. Pendekatan ergonomi
ialah secara sistematis mengaplikasikan
informasi yang relevan tentang kapasitas
manusia, keterbatasan, karakteristik,
tingka laku, motivasi untuk mendisain
prosedur dan lingkungan yang mereka
gunakan.
Kenyamanan
Pada saat interaksi : pekerja == mesin
== lingkungan
Acmadi (1990) pekerjaan maupun
lingkungan merupakan paparan  beban
bagi pekerja, setiap beban akan
menimbulkan ketegangan (stresses) dan
regangan (strain), sehingga menimbulkan
reaksi bagi pekerja berupa rasa nyaman
atau tidak nyaman
 Paparan:
a. Fisik: suhu, tekanan, suara, pencahayaan, radiasi, getaran
b. Kimia: debu, uap, larutan
c. Psikososial: hubungan kerja, sistem manajemen
d. Ergonomis: desain alat, lay out, metoda kerja
(Trisnaningsih:1990).

 Nyaman dapat berarti segar, sehat, dan badan terasa enak


 Pengukuran kenyamanan dapat dilakukan dari perasaan tidak
nyaman terhadap paparan yang diterima pekerja, yaitu
berupa keluhan rasa tidak nyaman atau rasa tidak enak pada
bagian tubuh akibat paparan yang diterima. Keluhan rasa
tidak nyaman dapat berupa rasa lelah, pegal, nyeri, memar,
lecet, dan sebagainya,
Bagian tubuh yang mengalami
ketidaknyamanan
digambarkan dalam Body Area Discomfort (BAD),
tersebut antara lain :
leher/tengkuk (neck),
 bahu/pundak (shoulder),
 Siku (elbow),
 lengan (forearm),
 tangan/pergelangan (hand/wrist),
 jari (fingers),
 punggung atas (upper back),
 punggung bawah (low back),
 paha (thigh) dan lutut (knee),
 Kaki bawah (low leg) dan
 persendian kaki/ kaki (ankle/ foot)
D. ANTHROPOMETRI
Dalam proses produksi terjadi interaksi
manusia dengan mesin, Interaksi tersebut
akan harmonis dan serasi bila mesin
tersebut didesain sesuai dengan
karakteristik manusia yang menggunakan
mesin, untuk itu seorang desainer perlu
informasi tentang dimensi tubuh manusia.
Ilmu tentang pengukuran dimensi tubuh
manusia disebut anthropometri.
Antropometri berasal dari kata “ anthro”
yang berarti manusia dan “metry” yang
berarti ukuran. Secara definitif
anthropometri dapat dinyatakan sebagai
studi yang berkaitan dengan pengukuran
dimensi tubuh manusia.
definisi antropometri sebagai ilmu
mengukur dan mengoleksi data
karakteristik fisik dan aplikasinya untuk
desain dan evaluasi sistem, peralatan,
produk manufaktur, fasilitas dan
lingkungan manusia.
Prinsip dasar penerapan antropometri dalam
desain yang ergonomis:
1. Desain untuk individual yang ekstrim
(maksimal dan minimal)
Contoh: tinggi pintu gunakan ukuran tinggi
maksimal manusia Untuk perencanaan gaya
operasional alat kontrol gunakan ekstrim
minimal
2. Desain untuk rata-rata manusia
Pendekatan rata-rata ini mudah dan murah,
namun mempunyai kelemahan yang sangat
besar karena hanya “setengah populasi”
yang mampu mengoperasikan.
Prinsip dasar penerapan antropometri dalam
desain yang ergonomis:
3. Desain yang dapat disetel
Desain ini sangat baik, karena 95% populasi
mampu mengoperasikan alat tersebut, tetapi
kelemahannya membutuhkan biaya yang
mahal.
4. Desain untuk individu
Desain ini dibuat untuk seorang individu yang
datanya digunakan untuk mendesain. Desain
ini paling ideal untuk individu tersebut tetapi
tidak nyaman digunakan orang lain.
SIKAP KERJA ERGONOMIS
1. MENGHINDARKAN SIKAP YANG TIDAK
ALAMIAH DALAM BEKERJA
2. BEBAN STATIS MENJADI SEMINIMAL
MUNGKIN
3. PEMBUATAN/PENENTUAN KRITERIA
DAN UKURAN BAKU PERALATAN
KERJA (MEJA, KURSI DLL)
4. DILAKUKAN SIKAP BERDIRI DAN
DUDUK SECARA BERGANTIAN
Pedoman umum sikap kerja
pandangan: berdiri
37 derajat ke bawah, sedangkan untuk pekerjaan
duduk 32- 44 derajat kebawah.
Kemampuan seseorang bekerja seharinya adal
ah 8-10 jam, lebih dari itu efisiensi dan kualitas
kerja sangat menurun
Semua pekerjaan hendaknya dilakukan dalam
sikap duduk atau sikap berdiri secara bergantia
n.
Pedoman umum sikap kerja

Semua sikap tubuh yang tidak alami harus dihindar


kan. Seandainyahal ini tidak memungkinkan hendak
nya diusahakan agar beban statikdiperkecil.
Tempat duduk yang dibuat harus sedemikian
rupa sehinggatidak membebani melainkan dapat
memberikan relaksasi pada otototot yang sedang
tidak dipakai untuk bekerja dan tidak menimbulkan
penekanan pada tubuh (paha).
SIKAP DUDUK
KEUNTUNGAN
1. Mengurangi kelelahan pada kaki
2. Terhindarnya sikap yg tidak alamiah
3. Berkurangnya pemakaian energi

KERUGIAN
1. Melembeknya otot perut
2. Melengkungnya punggung
3. Efek buruk bagi organ bagian dalam
Sikap duduk
Fleksi lutut : 90 derajat
Fleksi badan – paha : 90
derajad
Rotasi ke belakang pelvis
lebih besar atau sama
dengan 30 derajad
SIKAP BERDIRI
KEUNTUNGAN :
Otot perut tidak kendor, sehingga
vertebra (ruas tulang belakang) tidak rusak
bila mengalami pembebanan

KERUGIAN :
Otot kaki cepat lelah
Pemenuhan kondisi kerja berdiri

 Diperlukan mobilitas atau jalan


berpindah tempat
 Diperlukan jangkauan tangan yang
lebih panjang
 Terjadi kecenderungan mengerahkan
tenaga yang besar
 Ruang kerja yang cukup luas untuk
selonjor kaki pekerja bila harus duduk
BERDIRI
JANGKAUAN
PRINSIP DUDUK DAN BERDIRI
Berbaring
Jika berbaring lordosis dipertahankan
Posisi yang paling baik adalah “semi Fowler”
yaitu berbaring dengan paha dan lutut 450
Membantu venous return
otot perut (Illiopsus) relaks
Bantal, menjadikan kepala & leher netral. Bantal
bulu/kapuk lebih baik dari pada spon
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Kerja angkat-angkut

 Beban yang
diperkenankan
 Kondisi lingkungan
kerja
 Keterampilan
bekerja
 Peralatan kerja
serta keamanannya
Prinsip kerja angkat-angkut

 Pegangan harus kuat


 Lengan berada sedekat-dekatnya dengan
badan dan dalam posisi lurus
 Punggung harus lurus
 Posisi kaki dibuat sedemikian rupa sehingga
mampu mengimbangi momentum yg terjadi
pada posisi mengangkat
 Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan
mendorong serta untuk gerakan dan
perimbangan
SISTEM KERJA
ANGKAT DAN ANGKUT

TK Dewasa TK Muda
Deskripsi
Pria Wanita Pria Wanita
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg)

Sekali-sekali 40 15 15 10-12

Terus- 15-18 10 10- 6-9


menerus 15
Pencegahan dan Pengendalian Bahaya
 Menghilangkan, mengurangi, atau mengontrol adanya faktor risiko
1. Pengendalian secara Teknik
2. Pengendalian secara Administrasi
3. Desain Kantor Kerja
4. Pelatihan
1. Pengendalian secara Teknik
Teknik kontrol atau teknik adalah mekanisme yang lebih disukai
untuk mengendalikan bahaya ergonomis
Ini mungkin memerlukan merancang ulang stasiun kerja, metode kerja,
dan alat untuk mengurangi tuntutan pekerjaan, seperti tenaga,
pengulangan, dan posisi yang aneh.
2. Pengendalian secara Administrasi
- Penggantian personil untuk pekerjaan dengan persyaratan fi
yang berbeda.
- Membuat jadwal kerja / jadwal istirahat istirahat.
- Pelatihan personil untuk menggunakan metode kerja yang
sesuai/yang cocok.
3. Desain Kantor Kerja
Kantor kerja harus mudah disesuaikan untuk mengakomodasi
pekerja dalam melakukan tugas
4. Pelatihan
- Pelatihan harus memungkinkan setiap orang untuk mengenali
faktor risiko dan memahami prosedur yang digunakan untuk
meminimalkan resiko
- Pelatihan penyegaran harus disediakan setiap tahun dan pelatihan
ulang harus dilakukan ketika personil ditugaskan ke pekerjaan
baru dengan risiko yang berbeda, atau risiko baru ditemukan
PRINSIP PENERAPAN ERGONOMI

 Bentuk dan ukuran alat serta fasilitas agar


disesuaikan dng bentuk dan ukuran tubuh
tenaga kerja
 Menghindari kontraksi statis sedapat
mungkin tak melebihi 15 % kekuatan
maksimal
 Usahakan posisi dan sikap tubuh yg alamiah
waktu bekerja
 Sedapat mungkin menghindari sikap berdiri
diam saat bekerja
 Pengaturan irama kerja agar sesuai dengan
irama pemulihan
Kesimpulan
Penerapan ergonomi di tempat kerja bertujuan
agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan sehat,
nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat
mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan
dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak
pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan
sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap
kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan,
petunjuk teknis dan pedoman K3 di tempat kerja serta
menjalin kerjasama lintas program maupun lintas
sektor terkait dalam pembinaannya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai