Anda di halaman 1dari 13

IMUNISASI

Sistem pertahanan tubuh : antibodi : imunoglobulin


Zat asing : antigen.
1. Imunitas aktif alamiah
2. Imunitas aktif didapat
3. Imunitas pasif alamiah
4. Immunitas pasif didapat

IMUNITAS AKTIF ALAMIAH

Tubuh sehat : siap dengan pertahanan



Dimasuki bibit penyakit

Terbentuk sistem pertahanan tubuh spesifik terhadap jenis penyakit
IMUNITAS AKTIF DIDAPAT
Tubuh sehat dimasukkan vaksin :
Mengontrol agar bibit penyakit yang masuk tidak sampai menimbulkan
penyakit.

Vaksin : merangsang sistem pertahanan tubuh sehingga siap terhadap jenis


penyakit tertentu.

Vaksin : mengandung substansi atau antigen yang relatif tidak berbahaya


bagi tubuh penerima.

Substansi atau antigen :


1. Virus hidup yang dilemahkan (Polio dan Campak)
2. Virus atau bakteri yang mengalami inaktivasi (Hepatitis B, BCG)
3. Ekstrak eksotoksin yang dihasilkan mikroorganisme atau eksotoksin yang
dilemahkan (detoksifikasi)
IMUNITAS PASIF ALAMIAH
Bayi yang baru dilahirkan : membawa sistem kekebalan tubuh berasal dari
ibunya.
Tergantung pada kekebalan yang dimiliki si ibu.
Misalnya : bila ibu mendapatkan imunisasi tetanus pada saat yang tepat di
masa kehamilan, kemungkinan besar si anak akan mempunyai sistem
kekebalan terhadap infeksi tetanus di saat kelahirannya.

IMUNITAS PASIF DIDAPAT


Daya imunisasi yang didapat dari luar melalui pemberian serum ditambahkan
antibodi dari luar.
Misalnya :
1. Serum :
- Serum antitetanus
- Serum antirabies
- Serum anti bisa ular
2. Imunoglobulin :
- Imunoglobulin normal manusia (HNIG) : Gammaglobulin
- Imunoglobulin hepatitis B (HBIG)
- Imunoglobulin tetanus (HTIG)
VAKSIN
1. BCG (Bacillus Calmette-Guerin) : Mycobacterium bovis yang
dilemahkan.

Tuberkulosis (TBC) disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis yang


dapat menyerang dan merusak kelenjar getah bening, paru, selaput otak,
tulang dan ginjal.
Anak 10-14 tahun dan mereka yang beresiko (hipersensitivitas
tuberkuloprotein negatif).
Intradermal, 2-6 minggu timbul pembengkakan kecil ditempat injeksi 
ulkus benigna Ø 10 mm, akan sembuh dalam 6-12 minggu.
2. Vaksin Difteri : toksin Corrynebacterium diphteriae.

Difteri : menyebabkan pembengkakan dan pembentukan selaput tebal yang


menyumbat hidung, tenggorokan dan saluran nafas bagian atas.
Dicegah dengan vaksin DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus) atau DT (Difteri
dan Tetanus) bila ada kontraindikasi dengan Pertusis.

- Imunisasi primer pada anak 2 bulan 0,5 ml IM DPT disusul dosis kedua
setelah 4 minggu dan dosis ketiga setelah 4 minggu berikutnya.
- DT : sebaiknya pada usia masuk sekolah (4-5 tahun) dengan interval 3
tahun.

Pertusis (batuk rejan, batuk seratus hari)


Disebabkan kuman pertusis : menyerang saluran nafas bagian atas
menimbulkan batuk hebat terus-menerus. Dicegah dengan vaksin DPT.
Tetanus
Disebabkan kuman Clostridium tetani yang masuk melalui luka yang kurang
mendapat udara bebas, tertutup kotoran dan darah, atau luka tusuk kecil
tapi dalam, lubang gigi, infeksi di dalam telinga. Dicegah dengan vaksin DPT,
DT dan TT.
- Calon pengantin : 2 x 0,5 ml, IM suntikan kedua sekitar 1 bulan sebelum
melahirkan
- Ibu hamil : 1 x 0,5 ml IM
- 5 x suntikan TT (Tetanus Toksoid) akan memberikan perlindungan seumur
hidup.

3. Poliomielitis

Disebabkan oleh virus : menyerang syaraf otot menyebabkan kelumpuhan


otot.
Vaksin poliomielitis, hidup (oral) (sabin)
3 kali bersamaan dengan imunisasi rutin DPT dan Haemophilus influenza b.
3 tetes dari wadah dosis ganda, boleh dengan gula.
4. Campak

Disebabkan virus Morbili atau campak : menyerang kulit, selaput lendir


mata, mulut, tenggorokan, saluran nafas bagian atas, paru, saluran cerna,
kadang mengganggu fungsi otak.
Dicegah dengan vaksin Campak atau MMR (Mumps, Morbili dan Rubella).

Mumps (gondong, parotitis)


Disebabkan virus Parotitis : menyerang kelenjar liur di daerah pipi, kadang
dapat menyerang buah pelir pada laki-laki dan indung telur pada wanita yang
dapat menyebabkan kemandulan. Dicegah dengan vaksin MMR.

Rubella (Campak Jerman)


Disebabkan virus : menyerang kulit, kelenjar getah bening leher dan kepala
belakang. Dapat merusak janin dalam kandungan hamil muda. Dicegah
dengan MMR.
Untuk anak usia 12-15 bulan dan usia 3-5 tahun dan wanita usia produktif
seronegatif, paskasalin, tidak pada awal kehamilan.
Ervevax (serbuk inj.) : 0,5 ml atau IM.
5. Yellowfever vaccine (Connaught Lab.) : 0,5 ml SC
Bayi dibawah 9 bulan : hanya bila resiko Yellofever tak terelakan.

6. Pneumokokal
Asplenia atau disfungsi berat dari limpa, penyakit ginjal kronis atau sindrom
nefrotik, imunodefisiensi atau imunosupresi, penyakit jantung kronis,
penyakit paru kronis, penyakit hati kronis, diabetes mellitus.

Pneumovax 23 (Merck Sharp & Dohme) :


0,5 ml injeksi SC polisakarida pneumokokus tipe kapsuler, tidak IM karena
reaksi lokal yang hebat.
Usia  2 tahun, revaksinasi 3-5 tahun.

7. Vaksin polisakarida meningokokus


Asplenia, meningitis meningokokal
Mencevax Ac (Smith Kline Bio.) :
Dari Neisseria meningococcus group A dan C.
8. Vaksin hepatitis A
- Havrix
- Havrix 1440
- Havrix Yunior
Injeksi IM, atau SC pada penderita haemofilia.

9. Vaksin hepatitis B
Mengandung inactivated hepatitis B virus surface antigen (HBsAg)
- Engerix B (Smith Kline Bio.)
- HB-Vax (Merck Sharp & Dohme)
- Bimmugen (The Chemo-sero)

10. Vaksin influenza


Vaksin Hemophilus influenza tipe b (Hib) : seri 3 dosis berselang 1 bulan
bersama dengan imunisasi DPT.
Act-Hib (Pasteur-Merieux) : serbuk injeksi 10 mcg/vial
Dapat dilarutkan dalam 0,5 ml larutan vaksin DPT.
11. Tifus dan Paratifus

Disebabkan Salmonella thypi dan parathypi : menyerang dan merusak


kelenjar getah bening usus dan dapat menembus dinding usus, kadang
mengganggu fungsi otak.
- Vaksin sel utuh untuk injeksi
- Vaksin Tifus polisakarida untuk injeksi IM  perlindungan 3 tahun.
- Vaksin Tifus (Biofarma) : suspensi kuman S.Thypi yang sudah dimatikan.
- Typhim Vi (Pasteur-Merieux) : 0,5 ml SC, anak dibawah 18 bulan
- Vaksin Tifus oral : kuman hidup yang dilemahkan
3 dosis 1 kapsul, 2 hari sekali : perlindungan 7-10 hari,
perlindungan 3 tahun.
- Vivotif Berna (Swiss Serum)
Mengandung Vibrio cholerae yang dimatikan dengan pemanasan.
- Vaksin kotipa ( kombinasi kolera, tifus dan paratifus) (Biofarma) 0,5 ml
SC dalam atau IM dilanjutkan 1-4 minggu yang kedua dan penguat setiap 6
bulan.
Anak 1-5 tahun : 0,1 ml dan 0,3 ml dosis kedua.
Anak 5-10 tahun : 0,3 ml dan 0,5 ml dosis kedua.
Pemberian vaksin hanya kepada orang yang sehat dan tidak
boleh diberikan pada mereka dengan kondisi :
a. Sakit keras
b. Dalam masa tunas atau inkubasi suatu penyakit
c. Keadaan fisik lemah
d. Mendapat pengobatan dengan sediaan kortikosteroid (selang 3 bulan)
atau imunosupresif (selang 6 bulan).

Sediaan vaksin :
a. Penyimpanan vaksin sebaiknya pada suhu 2-8°C, tidak boleh membeku
b. Vial terbuka yang belum habis : harus dibuang dalam waktu 1 jam, bila
tidak mengandung pengawet dan 3 jam bila mengandung pengawet
termasuk vaksin Polimiletis oral.
C. Vaksin yang tidak terpakai harus dimusnahkan di incinerator
d. Perhatian khusus pada instruksi penggunaan pelarut dan pencampuran
e. Tidak menggunakan alat suntik berulang
Reaksi sampingan yang mungkin terjadi :

- Reaksi lokal (nyeri) dengan atau tanpa demam yang berlangsung pendek –
setelah penyuntikan (harus diinformasikan kepada orang tua kemungkinan
demam paskaimunisasi).

- Penyuntikan DPT : kadang dapat menimbulkan syok dan kejang.


Pemberiannya harus memenuhi syarat pemberian vaksin, juga tidak
diberikan kepada yang mempunyai penyakit syaraf dan mudah kejang.

Anda mungkin juga menyukai