Anda di halaman 1dari 22

KEPERAWATAN NEUROLOGI

“STROKE HEMORAGIC”

KELOMPOK II :
1. Ernestina da silva Guterres (Sr)
2. Rinna Merlin Sorongan
3. Charlos O. Palango
4. Idawanti Rema
5. Yulita Token
6. Alisyah sri astute
 DEFINISI

STROKE ATAU CEDERA CEREBROVASKULER ADALAH


KEHILANGAN FUNGSI OTAK YANG DIAKIBATKAN OLEH
BERHENTINYA SUPLAI DARAH KEBAGIAN OTAK.

STROKE HEMORAGIK ADALAH PEMBULUH DARAH OTAK


YANG PECAH SEHINGGA MENGHAMBAT ALIRAN
DARAH YANG NORMAL DAN MEREMBES KEDALAM
SUATU DAERAH OTAK DAN KEMUDIAN MERUSAKNYA.
 ETIOLOGI
a. Infark Otak
1) Emboli : emboli kardiogenik, fibrilasi atrium dan aritmia lain, trombus
mural dan ventrikel kiri, penyakit katup mitral atau aorta, dan endokarditis
(infeksiatau non infeksi)
2) Emboli paradoksa (foramen ovalepaten) : emboli arkus aorta,
aterotrombotik (penyakit pembuluh darah sedang sampai besar), penyakit
eksrakanial, arteri karotis interna, dan arteri vertebralis.
3) Penyakit intracranial : arteri karotis interna, arteri serebri interna, arteri
basilaris, dan lakuner (oklusi arteri pervorans kecil)
b. Perdarahan Intraserebral
1) Hipertensi
2) Malformasi arteri-vena
3) Angipati amyloid
c. Perdarahan Subaraknoid
1) Rupture aneurisma vascular
2) Trauma kepala
d. Penyebab lain (dapat menyebabkan infark atau perdarahan)
1) Diseksi arteri karotis atau vertebralis
2) Vaskulitis system saraf pusat
3) Oklusi arteri besar intracranial yang progresif
4) Migren
5) Kondisi hiperkoagulasi
6) Penyalagunaan obat
7) Kelainan hematologis (anemia sel sabit, polisistemia, atau leukemia)

e. Factor resiko
1) Yang tidak dapat diubah : riwayat keluarga, riwayat TIA atau stroke,
riwayat jantung koroner, usia.
2) Yang dapat diubah : hipertensi, diabetes militus, merokok,
penyalagunaan obat dan alkohol.
Patofisiologi

Pada stroke hemoragic, perdarahan disebabkan oleh karena pecahnya


aneurisma, AVM (Arterio Venous Malformation) atau yang paling sering
karena hipertensi. Peningkatan tekanan sistolik dan diastolik menyebabkan
perubahan pada dinding arteri sehingga menjadi mudah pecah.
Aneurisma lebih sering ditemukan pada daerah percabangan arteri
serebral besar, pecahnya aneurisma menyebakan perdarahan di ruang
subaraknoid atau langsung masuk di dalam ventrikel sehingga
menybabkan perdarahan intraserebral, hal ini menyebabkan aliran darah
menjadi berkurang dan selanjutnya akan terjadi iskemik dan kemudian
penurunan fungsi neurologis.
Manifestasi Klinis

a. Perdarahan intraserebral
Perdarahan intraserebral ditemukan pada 10% dari seluruh kasus stroke, terdiri
dari 80% di hemisfer otak dan sisanya di batang otak dan serebelum.
Yang gejala klinisnya adalah:
1) Onset perdarahan bersifat mendadak, terutama sewaktu melakukan
aktivitas dan dapat didahului oleh gejala prodromal berupa peningkatan
tekanan darah.
2) Penurunan kesadaran yang berat sampai koma disertai hemiplegia atau
hemiparese dan dapat disertai kejang fokal.
3) Tanda-tanda penekanan batang otak.
4) Dapat dijumpai tanda-tanda tekanan tinggi intracranial (TTIK)
b. Perdarahan subarachnoid
Perdarahan subarachnoid adalah suatu keadaan yang dimana terjadi
perdarahan diruang subarachnoid yang timbul secara primer, yang gejala
klinisnya yaitu:
1) Konsep penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti meledak,
dramatis, berlangsung dalam 1-2detik sampai 1 menit.
2) Vertigo, mual, muntah, banyak keringat, menggigil, gelisah dan kejang.
3) Dapat ditemukan penurunan kesadaran dan kemudian sadar dalam
beberapa menit sampai jam.
4) Di jumpai gejala-gejala rangsangan meningen.
5) Perdarahan retina berupa perdarahan subhialid merupakan gejala
karekteristik perdarahan subarachnoid.
6) Gangguan fungsi otonom.
Pemeriksaan Diagnostik
a. CT scan
b. b. MRI
c. Angiografi serebral
d. Pemeriksaan foto thorax
e. Sinar X Tengkorak
f. Elektro encephalografi / EEG
g. Pemeriksaan EKG
h. Ultrasonografi Dopler.
Komplikasi
Selama menjalani perawatan di RS, pasien stroke dapat mengalami
komplikasi akibat penyakitnya. Komplikasi yang umum terjadi adalah
bengkak otak (edema) yang terjadi pada 24 jam sampai 48 jam pertama
setelah stroke.

Berbagai komplikasi lain yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:


a. Kejang: Kejang pada fase awal lebih sering terjadi pada stroke
perdarahan. Kejadian kejang umumnya memperberat defisit neurologik
b. Nyeri kepala: walaupun hebat, umumnya tidak menetap.
Penatalaksanaan membutuhkan analgetik dan kadang antiemetic.
c. Hiccup: penyebabnya adalah kontraksi otot-otot diafragma. Sering
terjadi pada stroke batang otak.
Penatalaksanaan Medis
a.Perdarahan intracranial : pengobatan dan Tindakan Operatif
b.Perdarahan subaracnoid : pengobatan dan tindakan operatif
c.Terapi Umum stroke hemoragik
d.Penatalaksanaan Umum di Ruang Rawat Inap
 Konsep Dasar Keperawatan
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum:
1) Kesadaran
2) tanda-tanda vital
3) suara bicara
b. Pemeriksaan Integumen.
c. Pemeriksaan kepala dan leher
d. Pemeriksaan ekstremitas Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu
sisi tubuh
e. Pemeriksaan dada
f. Pemeriksaan abdomen
g. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
2. Pemeriksaan Neurologi
a. Pemeriksaan nervus cranialis
Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis:
1) Nervus I (olfaktorius) : penurunan sensasi penghiduan
2) Nervus II (optikus) : perubahan lapang pandang
3) Nervus III okulomotorius: perubahan penurunan mengangkat kelopak
mata atas, kontriksi pupil, sebagian besar gerakan ekstraokular.
4) Nervus IV (troklearis) :perubahan gerakan mata ke bawah dan ke dalam.
5) Nervus V (trigeminus) :penurunan kemampuan menutup rahang dan
mengunyah, menelan, penurunan reflex mengedip.
6) Nervus VI (abdusen) : penurunan fungsi deviasi mata ke lateral
7) Nervus VII (fasialis) :kehilangan fungsi tonus fasialis, penurunan fungsi
pengecapan (rasa manis, asam dan asin).
8) Nervus VIII (verstibuloakustikus ) :Gangguan keseimbangan dan penurunan
fungsi pendengaran.
9) Nervus IX (glosofaringeus): Gangguan fungsi menelan, penurunan
kemampuan saraf motorik pada faring untuk menelan, refleks muntah dan
pada parotis untuk salivasi. Penurunan fungsi saraf sensorik pada faring, lidah
posterior, termasuk rasa pahit.
10)Nervus X ( vagus): Penurunan fungsi saraf motorik pada faring, laring:
untuk menelan, refleks muntah, fonasi, visera abdomen. Penurunan fungsi
saraf sensorik pada faring, laring: refleks muntah, visera leher, thoraks dan
abdomen.
11)Nervus XI (assesorius):Penurunan fungsi saraf motorik otot
sternokleidomastoideus dan bagian atas dari otot trapezius, untuk
pergerakan kepala dan bahu.
12)Nervus XII (hipoglosus): Penurunan fungsi saraf motorik untuk pergerakan
lidah.
3. Pemeriksaan Reflex

Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan menghilang.
Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan muncul kembali
didahului dengan reflex patologis.

4. Pemeriksaan Tanda Rangsangan Meningeal

Bila ada peradangan selaput otak atau di rongga sub arachnoid


terdapat benda asingseperti darah, maka dapat merangsang
selaput otak
Pengkajian pola Gordon
a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
1) Identitas klien
2) Keluhan utama:
penurunan kesadaran, pingsan, tidak bisa berdiri dan badan terasa lemas, bicarapelo, mulut
terlihat mencong kekiri dan saat diberikan minum tersedak dan batuk, sakit kepala berat,
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, dan tidak dapat
berkomunikasi
3) Riwatat penyakit sekarang
Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien
sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang
sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak
yang lain.
4) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, riwayat trauma kepala,
kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat - obat anti koagulan, aspirin, vasodilator,
obat-obat adiktif, kegemukan.
5) Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes militus
b. Pola nutrisi dana metabolik
Adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual muntah
pada fase akut (peningkatan TIK), kehilangan rasa sensasi pengecap,
gangguan rasa penciuman.

c. Pola eliminasi
Perubahan pola berkemih biasanya terjadi inkontinensia urine dan pada pola
defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltic usus.

d. Pola aktivitas dan latihan


Merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas karena kelemahan, hemiplegia,
gangguan tonus otot, ketegangan pada otot/fasia. Adanya kesukaran untuk
beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensori atau paralise/ hemiplegi,
mudah lelah.
e. Pola tidur dan istirahat
Gelisah, sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda, Biasanya klien
mengalami kesukaran untuk istirahat karena kejang otot/nyeri otot.

f. Pola persepsi kognitif


Gangguan penglihatan seperti diplopiadan kebutaan total, gangguan
pendengaran, penurunan memori, ukuran/reaksi pupil tidak sama, dilatasi
atau miosis pupil ipsilateral (perdarahan/herniasi), klien mengalami
perabaan/sentuhan menurun pada muka dan ekstremitas yang sakit. Pada
pola kognitif biasanya terjadi penurunan memori dan proses berpikir.

g. Pola persepsi dan konsep diri


Kesulitan dalam mengekspresikan diri, Perasaan tidak berdaya, perasaan
putus asa, tidakada harapan, mudah marah, tidak kooperatif.
h. Pola peran dan hubungan dengan sesama
Masalah berbicara seperti pelo, ketidakmampuan berkomunikasi dengan
sesame, Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami
kesukaran untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara.
i. Pola reproduksi dan seksualitas
Mengalami perubahan atau masalah seksulias berhubungan dengan
penyakit, Biasanya terjadi penurunan gairah seksual akibat dari beberapa
pengobatan stroke, seperti obat anti kejang, anti hipertensi, antagonis
histamin.
j. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
Emosi yang tidak stabil, Klien biasanya mengalami kesulitan untuk
memecahkan masalah karena gangguan proses berpikir dan kesulitan
berkomunikasi.
k. Pola sistem nilai kepercayaan
Dengan keadaan stroke menganggu aktivitas beribadah seperti ibadah
kegereja, baca alkitab, Klien biasanya jarang melakukan ibadah karena
tingkah laku yang tidak stabil, kelemahan/kelumpuhan pada salah satu sisi
tubuh
Diagnose Keperawatan
a. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke
otak akibat perdarahan intracerebral,edema serebral, gangguan aliran arteri
atau vena
b. Nyeri akut berhubungan dengan penyebab cedera fisik, biologis
c. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot
d. Gangguan menelan berhubungan dengan masalah neurologis
e. Hambatan komunikai verbal b/d perubahan pada sistem saraf pusat
f. Gangguan presepsi sensori penglihatan berhubungan perubahan resepsi,
transmisi atau integrasi sensori
g. Gangguan presepsi sensori pendengaran berhubungan dengan
perubahan resepsi, transmisi dan atau interaksi sensori
h. Gangguan presepsi sensori pengecapan berhubungan dengan
perubahan resepsi, transmisi, dan atau integrasi sensori
i. Deficit perawatan diri berhubungan gangguan neuromuscular
Discharge Planing
a. Mencegah terjadinya luka di kulit akibat terjadi
tekanan
b. Mencegah terjadinya kekakuan otot dan sendi
c. Memulai latihan dengan mengaktifkan batang
tubuh atau torso
d. Mengontrol factor resiko stroke
e. Diet rendah lemak, garam dan berhenti
merokok
f. Kelola stress dengan baik
g. Mengetahui tanda dan gejala sroke
By : KELOMPOK 2
By : KELOMPOK 2

Anda mungkin juga menyukai