Latar belakang
Sifat dasar gangguan somatoform
Mencakup interaksi tubuh dan pikiran ( Body-mind )
Pemeriksaan fisik dan lab tidak ada kelainan. Tidak
ada kelainan organik atau mekanisme fisiologik
Preokupasi dengan adanya penyakit yg tidak ada dasar
organik
Gangguan fungsi neurologis tanpa dasar organik
Perasaan subjektif dari penampilan dirasakan kurang
memuaskan atau buruk
Gejala tersebut terkait faktor psikologis atau konflik
Definisi
Psikosomatik
keadaan psikologik berkontribusi dlm berkembangnya
psikosomatik
Terdapat disabilitas kondisi medik
Somatisasi
Manifestasi gejala fisik dari distres psikologik
Gejala primer dari somatoform dan gangguan buatan
Gangguan somatoform
Pasien dengan gejala-gejala fisik tanpa kelainan
organik/medik
Gangguan buatan (factitious)
Pasien sendiri mambuat luka sebagai akibat stres
psikologik untuk mendapatkan pengobatan pada bgn
luar
lima macam gangguan somatoform
1. Gangguan somatisasi
2. Gangguan konversi
3. Hipokondriasis
4. Gangguan nyeri somatoform
5. Gangguan tubuh dismorfik
Gangguan somatisasi
Disebut juga Briquet’s Syndrome
Gejala somatik multipel, berulang dan berubah-ubah
Tdk dpt djelaskan dgn pem fisik dan lab
Umumnya gej fisik sdh berlangsung beberapa thn
sblm ke dokter
Keluhan meliputi berbagai sistem organ spt gastro
intestinal, seksual, saraf dan keluhan nyeri dll.
Epidemiologi
Prevalensi gangguan somatisasi sepanjang hdp 0.2 -2%
pada perempuan dan 0.2% pada laki-laki
Lebih banyak perempuan dp laki-laki (5:1)
Onset somatisasi sebelum usia 30 dan berawal pada
masa remaja
Etiologi
Faktor psikososial
Secara psikososial adalah bentuk komunikasi yang bertujuan
menghindarkan diari dari dari kewajiban
Dapat berhubungan dgn kepribadian antisosial, yaitu
berhubungan dengan kelemahan perilaku inhibisi dan
kekuatan pada perilaku aktivasi, serta keuntungan jangka
pdk
Faktor biologis
Data genetik prevalensi 10-20 % pd perempuan turunan
pertama, sdgkan saudara laki-laki cenderung
penyalahgunaan zat dan ggn kepribadian antisosial.
Prevalensi kembar monozygot 29 % , kembar dizigot 10 %
Gambaran klinis
Pedoman diagnostik DSM-IV-TR
1. Keluhan fisik multipel dimulai sblm usia 30 thn
menimbulkan ggn bermakna dlm fungsi sosial,
pekerjaan, at fungsi ptg lain
2. Empat gejala nyeri di empat tpt at fungsi (mis: kepala,
prt, sendi,dada, hubungan seksual, skt selama
menstruasi dll}
3. Dua gej GI selain nyeri
4. Satu gej seksual selain nyeri
5. Satu gej pseudoneurologi ( gej konversi spt gg koordinasi,
paralisis, afonia dll)
Terapi dan prognosis
Sebaiknya terapi dilakukan satu orang dokter secara
regular utk mendengarkan keluhan somatik sebagai
ekspresi emosional
Pemeriksaan penunjang sebaiknya dihindari
Psikoterapi individual dan psikoterapi kelompok
disarankan agar pasien dapat hadapi gejala-gejala,
mengekspresi emosi yg mengdasari
Psikofarmaka hanya diberikan bila terdapat cemas dan
depresi dgn pengawasan ketat krn pasien cenderung
menggunakan obat berganti-ganti
Gangguan konversi
Mencakup gejala menandakan ggn atau defisit fungsi
sensorik atau motorik volunter akibat faktor
psikologis/ konflik stresor kehidupan
Kumpulan gejala ini dikenal dengan sebutan hysteria,
reaksi konversi atau gangguan disosiatif
Epidemiologi
Rasio perempuan dibandingkan laki-laki bervariasi 2:1
hingga 10:1. onset sekitar masa remaja
Banyak di populasi pedesaan, pendidikan rendah,
anggota militer terpapar dgn situasi peperangan
Meningkat pd keluarga yg memiliki gnguan konversi
Etiologi
1. Psikoanalitik: mempunyai arti simbolik dengan
konflik intrapsikik yang telah direpresi, mereka
membutuhkan perhatian yang khusus
2. Teori pembelajaran: gejala konversi merupakan
perilaku yg dipelajari wkt kecil digunakan sebagai
mekanisme coping dlm situasi sulit ketika besar
3. Faktor biologis: pemeriksaan pencitraan terdapat
hipometabolisme hemisfer dominan dan
hipermetabolisme pd yg non dominan. Hal ini
berakibat komunikasi kedua hemisfer terganggu dan
berujung pd gejala konversi
Gambaran klinis
Gejala sensorik: anaestesi dan parestesi ekstremitas
tdk sesuai dgn penyakit saraf pusat maupun tepi.
Ketulian ata buta namun jaras sensorik intak
Gej motorik: gg gaya berjalan abasia atau ataksia,
kelemahan dan paralisis, tremor ritmik kasar jalan
menghentak-hentak
Pseudo seizure
Gambaran klinis
Gambaran klinis lain:
Keuntungan primer : mempertahankan konflik internal
diluar kesadaran dan mendapat perhatian
Keuntungan sekunder: pasien dibebaskan dari
kewajiban kehidupan sulit karena sakit
Labelle indifference: merupakan sikap angkuh tak
sesuai terhadap gejala serius yg dialami
Identifikasi: pasien secara tdk sadar meniru gejala dari
seseorang bermakna
Prognosa dan terapi
> 90 % membaik dlm beberapa hari hingga hpr 1 bln
75 % sembuh. 25 % mengalami episoda tambahan.
Mkn lama gejala konversi berlangsung mkn buruk
prognosa
Psikoterapi suportif orientasi tilikan atau terapi
perilaku dpt menolong
Hipnosis , psikofarmaka anticemas dan relaksasi
bermanfaat pada beberapa kasus
Hipokondriasis
Deskripsi klinis:
Problem utama adalah anxietas
Preokupasi dgn gejala-gejala fisik
Misinterpretasi gejala-gejala
Meyakini sakit keras
banyak kunjungan kedokter dan lakukan tes medis
Sedikitnya sdh berlangsung 6 bln
Fakta statistik
1 – 14 % dari medikal pasien
Rasio sama pd perempuan dan laki-laki
Mungkin terjadi pada usia berapapun, terbanyak pada
usia 20-30 thn
Keyakinan sakit berat
Etiologi
Kognitif: pasien memiliki skema kognitif yg salah shg
salah menginterpretasikan sensasi sakit
Perilaku sakit pasien sebagai kompleksitas bio-psiko-
sosio-spiritual dlm menghadapi masalah sulit. Pasien
perhatian berlebihan pada perilaku sakit
Teori psikodinamik: dorongan agresivitas dan
permusuhan ditujukan kepada org lain dipindahkan
ke dlm gangguan somatik. Juga dipandang sebagai
pertahanan rasa bersalah ataupu sebagai hukuman
Prognosis dan Terapi
Perjalanan penyakit yang episodik, setiap episoda
dapat berlangsung berbulan-bulan hingga tahunan,
dan dipisahkan periode tenang.
Kurang lebih sepertiga hingga setengah pasien ini
mengalami perbaikan yang bermakna
Terapi kelompok dgn menyediakan dukungan sosial
dan interaksi sosial shg menurunkan kecemasan
Psikoterapi orientasi tilikan, terapi perilaku, terapi
kognitif (modifikasi persepsi penyakit )
Psikofarmaka diberikan bila disertai cemas dan
depresi
Gangguan tubuh dismorfik
Preokupasi penampilan. Perasaan subjektif dirinya
berpenampilan buruk (kekuatiran tdk benar)
Yakin dan takut dirinya tdk menarik. Banyak
bercermin atau penghindaran
Mereka kunjungi dokter dermatologis atau bedah
plastik
Ide kecenderungan bunuh diri
Menimbulkan gg dalam fungsi sosial dan pekerjaan
Lokasi dismorfik tubuh
Kulit
Mata /hidung
Muka/kepala
mammae
bibir
Epidemiologi
Lazin ditemukan pada usia 15-30 thn
Perempuan lebih sering dr laki-laki. Perempuan yg
terkena gangguan ini cenderung tdk menikah
> 90 % dgn gg dismorfik tubuh pernah menglami
episoda depresi berat dlm hdpnya
70 % pernah alami ggn cemas dan 30 % pernah alami
ggn psikosis
Etiologi dan terapi
Etiologi tdk diketahui. Komorditas tinggi dgn ggn depresi,
riwayat keluarga dgn ggn mood, ggn obsesif-kompulsif.
Konsep kecantikan ditanamkan secara steriotipik dalam
keluarga atau budaya
Perhatian pada bgn tubuh tertentuakan semakin menjadi-
jadi dan berakhir permintaan operasi
Pengobatan dengan dermatologis dan bedah plastik
hampir selalu tdk berhasil dan penyakit menjadi khronis
Terapi psikofarmaka dgn trisiklik, MAOI, pimozide
beberapa kasus berhasil
Terapi serotonin clomipramin, fluoxetine efektif
mengurangi gejala
Psikoterapi yang sesuai pada pasien dgn depresi
Gangguan nyeri
Deskripsi klinik
Nyeri yg nyata
Nyeri mungkin mempunyai sebab organik
Faktor psikologik mempertahankan gejala
Gejala atau defisit tdk disebabkan secara sengaja atau
dibuat-buat
Nyeri menyebabkan penderitaan secara klinis dan ggn
dlm fungsi sosial pekerjaan atau fungsi ptg lain
Etiologi
Faktor psikodinamik: pasien mengekspresikan konflik
secara simbolik lewat tubuh. Nyeri sbgi cara
mendapatkan cinta, hukuman terhadap kesalahan dan
menebus rasa bersalah
Teori perilaku: perilaku nyeri dgn cemas mendapat
perhatian shg perilaku nyeri diperkuat. Nyeri
dihambat bila diabaikan atau dihukum
Nyeri tlh dikonseptualisasikan sbgi cara mendapat
keuntungan dlm hub interpersonal
Serotinin dan endorfin memainkan dlm modulasi
nyeri sistema saraf pst
Perjalanan penyakit danTerapi
Nyeri umumnya muncul secara tiba-tiba dengan
derajat keparahan
Rehabilitasi (program pengendalian nyeri )
bersamaan dgn SSRI atau al
Psikoterapis menggali sumber masalah interpersonal ,
terapis dapat segera sampai pada sumber nyeri
psikologis pasien dan fungsi keluhan fisikdalam
hubungan yg signifikan
Terapi kognitif merubah pikiran negatif dan
mengembangkan sikap positif menghadapi penyakit
Progrm pengendalian nyeri
Unit nyeri multi disiplin
Terapi kognitif
Terapi perilaku
Terapi kelompok
Terapi fisik
Latihan kejujuran