BAB 7 SAHAM SYARIAH • Analisis fundamental berhubungan PENILAIAN dg kondisi keuangan perusahaan (operasional perusahaan) SAHAM Nilai Buku menurut pembukuan • Memperkirakan harga saham dyad. perusahaan (saat terbit) (book Harga perusahaan • Tahapan: value) • Analisis ekonomi (alternatif alokasi dan bentuk) diLikuidasi • Analisis industri (industri mana yg dipilih) • Analisis perusahaan (memilih perusahaan Nilai Pasar menurut PASAR yg menguntungkan) (market MODAL/BEI value) Ditentukan Demand- Supply • Analisis teknikal asumsi harga saham terbentuk dr hasil spekulasi, sehingga Nilai Intrinsik fokus pada trend (saham periode lalu). Saham nilai saham sebenarny • Trend menjadi tolak ukur utama untuk (Intrinsic memprediksi harga saham yg akan value) a pada saat itu datang. • Merupakan upaya untuk menentukan NP<NI: undervalued kapan akan membeli atau menjual (beli) saham dg indikator-indikator teknis • Semakin besar laba, maka byk dividen NP>NI: overvalued yang didapatkan investor, dan juga harga (jual) saham akan naik • Ada kondisi dimana kinerja baik (laba naik) tetapi harga saham turun. Lanjutan… • Boleh atau tidaknya bertransaksi • Menurut Ahmad Ghozali saham (Yuliana, 2010) ada tiga, yaitu: berinvestasi agar sesuai • Perusahaan produk&jasa halal, modal syariah yaitu halal, berkah, bebas riba, bebas money loundry, dan dan bertambah. tidak ada saham istimewa (preferen) • Perusahaan produk&jasa haram dan • Transaksi investasi syariah sbb: menjijikan, modal haram drmana pun • Halal diliat dari tempat dan asalnya, terdapat saham preferen proses investasi • Perusahaan beroperasi dg campuran antara halal dan haram, modal • Menghindari gharar; kurang perusahaan masih memakai pinjaman informasi dan tidak ada objeknya ribawi. • Tidak spekulasi (capital gain) • Menurut Ibn Najim al-Hanafi: harta • Tidak melakukan riba yang bercampur halal dan haram, • Nasi’ah: dibayar lebih sbg syarat jika lebih banyak halalnya, maka • Fadhl: sejenis tp lebih jumlahnya boleh selagi menjadi objek • Tidak melakukan margin muamalah. trading (penjualan kredit; • Syahatah dan Fayyadh: halal broker beli dlu an perusahaan perdagangan dipasar modal dari dan bayar bunga ke bank, dijual perusahaan dibidang ke pelanggan harga+bunga) telekomunikasi, transportasi, dll • Tidak melakukan short sell (jual (halal sebagian, utang) saham yg tidak dimiliki); broker • Haram perdagangan dipasar modal jual saham (capital gain) dari miras, perjudian, prostitusi, dll. (haram) Lanjutan… • Return dibagi menjadi 2 (halim, 2010): actual return (telah terjadi dimasa • Ahli fiqih berpendapat saham lalu) dan expected return (diharapkan memenuhi prinsip syariah terjadi dimasa yad.) ketika tidak mencakup hal- • Pengembaliannya dikatakan rate of hal dilarang seperti alkohol, return judi, konten negatif, asuransi. • Komponen return: • Capital gain (loss) selisih harga beli dan jual. • Tidak melakukan transaksi yg • Yield pendapatan yg diterima secara periodik berupada dividen/bunga (presentasi modal yg dilarang: ditanamkan. • Pelaksana menggunakan prinsip • Risiko yg timbul dan perlu kehati”an dan mengindari dipertimbangkan, yaitu: maisir, gharar, masir, dan riba • Risiko bisnis ( laba turun) • Maksudnya tidak melakukan • Risiko likuiditas (kemampuan saham u segera diperjualbelikan tanpa kerugian yg signifikan najsy, bai’ al-ma’dum (short • Risiko tingkat bunga (perubahan tgkt bunga) selling), insider trading, • Risiko pasar (kondisi perekonomian negara) informasi yg menyesatkan, • Risiko daya beli (tingkat inflasi) investasi pada lembaga ribawi • Risiko mata uang secara berlebihan, margin • Konteks portofolio, risiko tsbt dibagi trading, ihtikar (penumpukan) menjadi 2 yaitu: • Unsystematic risk (dpt dihindari) : risiko bisnis, likuiditas, tingkat bunga • Systematic risk (tdk dpt dihindari): risiko pasar, daya beli, mata uang BAB 8 OBLIGASI • Obligasi adalah surat • Menurut Suad Husnan, pengakuan utang jk terdapat lima jenis obligasi, panjang dari pemilik modal yaitu: kepada emiten (penerbit), • Coupon (sederhana): bunga dengan konsekuensi emiten tetap selama jk waktu ob akan membayar pokok tersebut pinjamam dan bunga • Floating rate (bunga dengan jumlah tetap pada mengambang): presentase waktu yang telah tertentu diatas suku bunga disepakati. • Zero coupon (tingkat bunga • Penerbit obligasi yaitu: nol): keuntungan diperoleh dari • Pemerintah (mata uang negaranya atau diskon awal terbit obligasi dan valuta asing) dilunasi sesuai nilai nominal ob • SUN (Surat Utang Negara); agency bonds • Perusahaan private/swasta menerbitkan • Convertible bond (konversi): obligasi swasta obligasi yg dapat diubah • Special purpose vehicles tujuan khusus menjadi saham untuk menguasai aset tertentu disebut juga Efek Beragun Aset. • Income bond: ob dibayarkan • Obligasi diterbitkan oleh saat perusahaan memperoleh badan hukum (perseroan laba. terbatas atau bentuk Lanjutan… • Jenis ob berdasarkan penerbitnya, • Jenis ob berdasarkan bunga terbagi menjadi 4 jenis, yaitu: dan jaminan (Yuliana, 2010): • Treasury bonds (ob pemerintah • Floating bond: suku bunga federal) berfluktuasi berdasarkan perubahan • Corporate bonds (ob diterbitkan pada tingkat bunga secara umum. oleh perusahaan) • Zero coupon bond: obligasi yang • Municipal bonds (ob pemerintah tidak membayarkan bunga tahunan daerah, negara bagian) tetapi dijual dengan diskon saat • Foreign bonds (ob pemerintah LN awal terbit dan dijual kembali sesuai atau perusahaan asing) nilai nominal • Original • Jenis ob berdasarkan pemegangnya, issue discount (OID): obligasi yg pada awalnya terbagi menjadi 2 jenis, yaitu: ditawarkan dg harga dibawah nilai • Obligasi atas nama: pokok dan parinya (tetap ada bunga) bunga dibayarkan kepada pemilik • Ketika: tercantum, dapat pula ditambahkan pengganti • Tingkat bunga > tingkat kupon: ob (pembeli/pengganti) dijual lebih rendah drpada nilai muka. • Obligasi atas unjuk: nama pemilik • Tingkat bunga < tingkat kupon: ob tidak tercantum, bunga dan pokok dijual lebih tinggi drpada nilai muka. dibayarkan kepada org yg • TB naik, return dan harga ob turun mempunyai sertifikat ob. • TB turun, return dan harga ob naik Siapapun pemegangnya berhak atas bunga dan pokok. LANJUTAN… • Perubahan nilai ob dari waktu • Imbal hasil saat penebusan: ke waktu: jika tingkat bunga jauh • Obligasi baru (1 bulan masuk pasar sejak terbit) dibawah kupon ob, investor • Obligasi yang beredar (Beberapa akan menjual dan waktu didalam pasar) perusahaan akan membeli • Imbal hasil saat ini: kembali ob tersebut yang pembayaran buga tahunan bersifat dapat ditebus dibagi harga obligasi saat kembali (yield to call-YTC) ini. Informasi mengenai jumlah pendapatan kas yg akan • Obligasi dengan kupon dihasilkan pada suatu tahun setengah tahun: tertentu, tidak • Membagi dua pembayaran memperhitungkan keuntungan kupon bunga (per enam bulan) dan kerugian sehingga kurang • Mengalikan 2, jumlah tahun akurat. terbit sampai n jatuh tempo. • Imbal hasil saat jatuh tempo: pengembalian (return) yg akan diterima investor/kreditor jika janji pembayaran “ditepati”: • Kemungkinan gagal bayar nol • Ob tidak dapat ditebus kembali Lanjutan… • Jangka waktu peminjaman obligasi • Menentukan tingkat risiko berdasarkan: • Jangka waktu penggunaannya dlm suatu obligasi: perusahaan • Risiko tingkat bunga: • Penyusutan aktiva tetap yg akan dibiayai. Misalnya ob terbit untuk semakin lama jatuh tempo membeli mesin baru dg masa manfaat obligasi maka semakin 10 tahun, maka ob tsbt jatuh tempo 10 tahun. berubah-ubah harganya • Pembayaran kembali pinjaman ob sebagai respon terhadap dg cara: perubahan pada tingkat • Sinking fund system: pokok pinjaman sekaligus pada saat jatuh tempo suku bunga. • Amortization system: pokok pinjaman • Risiko tingkat investasi dibayarkan secara berangsur-angsur. kembali: penurunan tingkat • Perusahaan dapat membayar pokok pinjaman tersebut dari suku bunga akan mengarah biaya depresiasi aset yang pada terjadinya penurunan dibiayai dari peminjaman tsbt dan pendapatan dari suatu dari laba perusahaan. portofolio obligasi • Perhitungan rate of return obligasi (reinvestment rate risk) bisa dengan dua cara yaitu short cut formula dan table present value BAB 9 OBLIGASI SYARIAH (SUKUK)
• Menurut DSN MUI, obligasi • Menurut Muhammad Syafii
syariah mudharabah adalah Antonio, tersendatnya surat berharga jk panjang perkembangan obligasi berdasarkan prinsip syariah syariah disebabkan oleh yang dikeluarkan emiten jumlahnya yang terbatas kepada pemegang ob berbanding terbalik dg syariah yang mewajibkan peminatnya yang banyak, emiten untuk membayar sehingga dibutuhkan pendapatan pada political will dari pemegang ob syariah pemerintah apakah berupa bagi hasil serta sungguh-sungguh dalam membayar kembali dana mengembangkan obligasi (pokok) obligasi pada saat syariah atau tidak. jatuh tempo. Lanjutan… Bentuk akad dalam obligasi syariah • Berdasarkan DSN MUI No.32 terbagi dua, yaitu: tahun 2002, syarat yang perlu • Akad Mudharabah/Qiradh adalah diperhatikan oleh obligasi akad kerjasama antara dua pihak, syariah yaitu: dimana pihak pertama • Jenis usaha issuer wajib berjenis menyediakan modal, pihak kedua halal yang tidak bertentangan bertindak selaku pengelola dana, dg prinsip syariah (bukan usaha dan keuntungan dibagi (profit-loss perjudian, lembaga ribawi, sharing) antara mereka sesuai dg produksi dan distribusi kesepakatan dimuka yg dituangkan makanan dan minuman haram dalam kontrak. serta menyediakan barang dan • Emiten (kreditur) disebut jasa yg dpt merusak moral dan bersifat mudharat. Mudharib, pemegang obligasi • Pendapatan harus bersih dari (debitu) disebut Shahibul Maal. unsur non-halal. • Besarnya keuntungan tidak • Pendapatan yg diperoleh harus diketahui didepan sehingga kita sesuai akad yang digunakan perlu mengidentifikasi secara • Pemindahan kepemilikan komprehensif usaha yang akan kita obligasi harus mengikuti akad- biayai, sesuai prinsip atau tidak, akad yg digunakan. unsur biayanya seperti apa, pendapatannya bagaimana. • Dalam obligasi syariah dapat membuat akad jaiz, janji untuk • Akad Ijarah adalah akad Lanjutan… pemindahan hak guna atas • Presentase bagi hasil dapat suatu barang/jasa dalam ditetapkan berdasarkan waktu tertentu melalui komponen pendapatan. pembayaran sewa, tanpa • Bagi hasil (nisbah) dapat diikuti dengan pemindahan ditetapkan scr konstan, kepemilikan atas barang meningkat, ataupun menurun, dg tersebut, dana khusus untuk pertimbangan proyeksi menyewa areal usaha. pendapatan emiten. • Akad ijarah berbeda dg • Return yg didapatkan oleh leasing, adanya perpindahan Shahibul Maal berdasarkan manfaat tetapi tidak terjadi perkalian antara presentase perpindahan kepemilikan. nisbah dengan pendapatan/laba Ketentuan tersebut: yg dihasilkan. • Objek bukan hanya barang dpt juga berupa jasa yg diberikan manuasi atau • Nisbah dapat dilakukan secara bintang. periodik (tahunan, semesteran, • Nilai manfaat objek harus diketahui kualtal, atau bulanan). terlebih dahulu • Ruang lingkup dan jangka waktu harus • Obligasi syariah memberikan diketahui secara spesifik indicative return tertentu karena • Penyewa harus membagi hasil manfaat besarnya pendapatan bagi hasil dlm bentuk imbalan sewa/upah • Pembayaran sewa menurut waktu ditentukan oleh kinera aktual pemakaian objek dan penyewa wajib emiten. menjaga objek tersebut. • Pemberi sewa harus pemilik mutlak objek Lanjutan… Tingkat return obligasi syariah ijarah Perbedaan obligasi konven dan • Cukup prospektif daripada akad syariah mudharabah karena fee ijarah sudah ditentukan diawal, bukan • Berdasarkan kepemilikan, tergantung dari bagi hasil return, risiko, dan mekanisme sebagaimana mudharabah. jual beli (hal 169-170) • Ijarah merupakan akad sewa sehingga besar return yang diberikan sama sepanjang waktu obligasi tersebut. Investor pasar modal syariah terutama obligasi syariah tidak terbatas, investor konven pun boleh berpartisipasi didalam obligasi ini, karena tujuan dari syariah adalah untuk kemaslahatan seluruh alam semesta. Sedangkan pasar modal (obligasi) konvensional malah terbatas penggunanya, karena investor syariah tidak bisa ikut andil disana karena instrumen yang disediakan sangat terbatas.