Anda di halaman 1dari 34

ETIKA PROMOSI

KESEHATAN

Tavip Dwi Wahyuni, SKep. Ns. M.Kes


KODE ETIK BAGI
PROMOTOR KESEHATAN

Tujuan :
Agar mahasiswa memahami pentingnya
etika dalam promosi kesehatan dan
hubungannya dengan klien serta pengaruh
determinan terhadap perilaku kesehatan.

Determinan = faktor yg mempengaruhi perilaku


ETIKA PROMOSI KESEHATAN

• Etika adalah salah satu cabang filosofi yang


memberikan perhatian terhadap yang benar dan
salah dengan melakukan pendekatan moral .
• Dalam kehidupan sehari-hari banyak nilai-nilai di
masyarakat secara tersirat telah ada, serta
berkembang sejak zaman dahulu dan bersifat
mengikat orang-orang di dalamnya.
• Masyarakat yang melanggar etika dianggap tidak
menghargai nilai yang ada di masyarakat dan
biasanya akan mendapatkan sanksi dari
masyarakat.
Secara umum etik dapat dibedakan
menjadi berikut ini :
1. Hal yang berkaitan dengan sopan
santun di dalam pergaulan, baik di
dalam tata tertib di masyarakat
maupun tata cara di dalam organisasi
profesi.
2. Hal yang berkaitan dengan sikap,
tindak-tanduk seseorang dalam
menjalankan tugas profesinya yang
biasa disebut kode etik profesi.
• Dalam etika tercakup empat prinsip utama
yaitu :
1. Kebebasan (freedom)
2. Tidak merugikan (non-maleficence)
3. Menguntungkan (beneficence)
4. Adil (justice)

• Etika merupakan kebutuhan dan perlakuan


yang perlu ditampilkan oleh seorang petugas
kesehatan dalam memberikan pelayanan
yang bertanggung jawab dan profesional
PRINSIP PRAKTEK KODE ETIK (AMERICAN
PUBLIC HEALTH ASSOCIATION, 2002)
1. Kesmas terutama harus membahas penyebab
dasar penyakit dan persyaratan untuk kesehatan,
yang bertujuan untuk mencegah hasil kesehatan
yang merugikan.
2. Kesmas harus mencapai kesehatan masyarakat
dengan cara yang menghormati hak-hak individu
dalam masyarakat.
3. Kebijakan Kesmas , program, dan prioritas harus
dikembangkan dan dievaluasi melalui proses yang
menjamin kesempatan untuk masukan dari
anggota masyarakat.
4. Kesmas harus mengadvokasi dan bekerja untuk
pemberdayaan dari pemuda anggota masyarakat,
yang bertujuan untuk memastikan bahwa sumber
daya dasar dan kondisi diperlukan untuk kesehatan
dapat diakses oleh semua .
5. Kesmas harus mencari informasi yang dibutuhkan
untuk melaksanakan kebijakan yang efektif dan
program yang melindungi dan mempromosikan
kesehatan.
6. Institusi kes. umum harus menyediakan
masyarakat dengan informasi yang mereka miliki
yang diperlukan untuk keputusan tentang
kebijakan atau program-program dan harus
mendapatkan persetujuan masyarakat untuk
pelaksanaannya.
7. Lembaga kesehatan publik harus bertindak secara
tepat waktu pada informasi dimiliki dalam sumber
daya dan mandat yang diberikan kepada mereka
oleh masyarakat.
8. Program kesehatan umum dan kebijakan harus
menggabungkan berbagai pendekatan yang
mengantisipasi dan menghormati nilai-nilai yang
beragam, keyakinan, dan budaya dalam masyarakat.
9. Program kesehatan umum dan kebijakan harus
dilaksanakan dengan cara yang paling
meningkatkan lingkungan fisik dan sosial.
10. Lembaga kesehatan publik harus melindungi
kerahasiaan informasi yang dapat membawa
kerugian bagi individu atau komunitas jika dibuat
publik. Pengecualian harus dibenarkan
11. Atas dasar kemungkinan tinggi membahayakan
signifikan terhadap individu atau orang lain.
12. Lembaga kesehatan publik harus memastikan
kompetensi profesional karyawan mereka.
Institusi kesehatan umum dan karyawan mereka
harus terlibat dalam kolaborasi dan afiliasi
dengan cara yang membangun kepercayaan
publik dan efektivitas lembaga.
KERANGKA KERJA ETIKA :
1. tujuan kesehatan masyarakat
2. efektifitas program dalam
menurunkan morbiditas dan mortalitas;
3. beban potensial program, termasuk risiko privasi
dan kerahasiaan, risiko atas kebebasan dan
otonomi dan risiko ke pengadilan.
4. beban minimal
5. pendekatan alternatif
6. dilaksanakan secara adil
PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN ETIS :
1. Promotor kesehatan tidak akan secara sengaja
menunda pelayanan atau informasi, dilihat dari status
pengetahuan sekarang yang dapat memberikan
manfaat kepada klien, mereka berusaha mengikuti
perkembangan promosi kesehatan
2. Promotor kesehatan akan menghargai kerahasiaan
informasi yang dapat mereka akses kecuali atas
permintaan hokum dan demi kepentingan klien
3. Promotor kesehatan harus tidak melakukan kegiatan
promosi kesehatan yang tidak kompoten bisa kerjakan.
PERUBAHAN PERILAKU :

Tujuan dari pendekatan ini adalah mengubah sikap dan


perilaku individu masyarakat, sehingga mereka mengambil
gaya hidup “ sehat “.
Contohnya , mengajarkan orang bagaimana menghentikan
merokok, pendidikan tentang minum alcohol “ wajar “,
mendorong orang untuk melakukan latihan olahraga,
memelihara gigi, makan makanan yang baik dst.
Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini akan merasa
yakin bahwa gaya hidup “sehat “merupakan hal paling baik
bagi kliennya dan akan melihatnya sebagai tanggung jawab
mereka untuk mendorong sebanyak mungkin orang untuk
mengadopsi gaya hidup sehat yang menguntungkan
Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini akan
merasa yakin bahwa gaya hidup “sehat “merupakan
hal paling baik bagi kliennya dan akan melihatnya
sebagai tanggung jawab mereka untuk mendorong
sebanyak mungkin orang untuk mengadopsi gaya
hidup sehat yang menguntungkan
KODE ETIK PRAKTEK BAGI PROMOTOR KESEHATAN

A. HUBUNGAN DENGAN KLIEN


• Tenaga kesehatan masyarakat berhubungan erat
dengan klien/masyarakat  pentingnya peran tenaga
kesehatan masyarakat dalam merubah perilaku
masyarakat menuju derajat kesehatan yg lebih baik .
contoh : hidup bersih dan sehat
• Tenaga kesehatan dimasyarakat diharapkan mampu
mengambil bagian dalam promosi PHBS sehingga dapat
melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup
berdasarkan PHBS.
• Dengan mengerti kode etik tsb diharapkan
tenaga promotor kesehatan mampu
melaksanakan komunikasi, edukasi dan
menyampaikan informasi secara tepat dan
benar
• Hubungan dengan klien merupakan pendekatan
yang bertujuan untuk bekerja sama dengan klien
agar dapat membantu mereka mengidentifikasi
apa yang ingin mereka ketahui dan lakukan,
memilih dan membuat keputusan sesuai dengan
kepentingan serta keinginanya menuju
kesehatan yg lebih baik.
• Peran promotor kesehatan sebagai fasilitator untuk
membantu masyarakat mengidentifikasi kebutuhan-
kebutuhan mereka, agar memperoleh pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan masalah kesehatan yang
mereka temui.

• Menurut Ewles dan Simnett menyatakan beberapa


pertimbangan dalam hubungan dengan klien antara lain:

1. Lebih baik berkonsultasi dengan klien ketika


merencanakan dan mengevaluasi kegiatan promosi
kesehatan
2. memperhatikan harga diri dan otonomi di antara
kelompok-kelompok klien merupakan prinsip mendasar
dari semua praktik promosi kesehatan.
3. Semua praktik promosi kesehatan harus
mendorong sikap saling menghargai tanpa
memandang umur, kemampuan,
kecacatan, suku agama, gender, dan
melawan diskriminasi jika ada.
Promotor kesehatan akan mendukung
prinsip pemberian kesempatan yang sama
dan mengambil langkah positif untuk
mengurangi ketidakmerataan dalam
kesehatan atau pelayanan kesehatan.
B. KEPEDULIAN DENGAN DETERMINAN SOSIAL DAN HUBUNGAN
TERHADAP LINGKUNGAN KESEHATAN

• Perilaku adalah resultan antara stimulus


(eksternal) dengan respon (internal) dalam
subjek atau orang yang berperilaku tersebut.
• Perilaku seseorang atau subjek dipengaruhi
oleh faktor-faktor, baik dari dalam maupun
dari luar dirinya.
• Faktor yang membentuk perilaku ini disebut
determinan.
Dalam bidang perilaku kesehatan ada 3 teori
yang sering menjadi acuan yaitu:
1. Teori Lawrence Green
Perilaku adalah resultan antar stimulus
(faktor eksternal) dengan respons (faktor
internal) dalam subjek atau orang yang
berperilaku tersebut.
Perilaku seseorang dipengaruhi atau
ditentukan oleh faktor – faktor baik dari
dalam maupun dari luar subjek.
Dalam bidang perilaku kesehatan ada
3 faktor yang mempengaruhi perubahan
perilaku :
1. Faktor-faktor predisposisi.
Yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau
mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang,
antara lain : pengetahuan, sikap, keyakinan,
kepercayaan, nilai-nilai, tradisi masyarakat tersebut
terhadap apa yang dilakukan.
misalnya perilaku ibu untuk memeriksakan
kehamilannya akan dipermudah apabila ibu tersebut
tahu apa manfaat dari periksa hamil, tahu siapa dan
dimana periksa hamil tersebut dilakukan
2. Faktor-faktor pemungkin
Faktor pemungkin atau pendukung (enabling)
perilaku adalah :
fasilitas, sarana, atau prasarana yang
mendukung atau yang memfasilitasi
terjadinya perilaku seseorang atau
masyarakat.
Misalnya, untuk terjadinya perilaku ibu periksa hamil, maka
diperlukan bidan atau dokter, fasilitas periksa hamil seperti
puskesmas, rumah sakit, klinik, posyandu, dan sebagainya.
Agar seseorang atau masyarakat buang air besar di jamban,
maka harus tersedia jamban, atau mempunyai uang untuk
membangun jamban sendiri.
• Pengetahuan dan sikap saja belum
menjamin terjadinya perilaku, maka masih
diperlukan sarana atau fasilitas untuk
memungkinkan atau mendukung perilaku
tersebut.
• Dari segi kesehatan masyarakat, agar
masyarakat mempunyai perilaku sehat harus
terakses (terjangkau) sarana dan prasarana
atau fasilitas pelayanan kesehatan.
. 3. Faktor-faktor penguat (Reinforcing factors)
Yaitu faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku.
Pengetahuan, sikap dan fasilitas yang tersedia kadang-kadang
belum menjamin terjadinya perilaku seseorang atau
masyarakat.
Sering terjadi, bahwa masyarakat sudah tahu manfaat
keluarga berencana (KB) dan juga telah tersedia di
lingkungannya fasilitas pelayanan KB, tetapi mereka belum
ikut KB karena alasan yang sederhana, yakni bahwa Toma
(tokoh masyarakat) yang dihormatinya tidak atau belum
mengikuti KB.
Dari contoh diatas telah terlihat jelas bahwa Toma (tokoh
masyarakat) merupakan faktor penguat (Reinforcing
factors) bagi terjadinya perilaku seseorang atau
masyarakat.
2. Teori Snehandu B.Karr
Mengidentifikasi adanya 5 determinan perilaku, yaitu :
a. Adanya niat seseorang untuk bertindak sehubungan
dengan objek atau stimulus di luar dirinya (behavior
intention).
b. Adanya dukungan dari masyarakat sekitar (social support)
c. Terjangkaunya informasi, yaitu tesedianya informasi-
informasi terkait dengan tindakan yang akan diambil oleh
seseorang (accessebility of information).
d. Adanya otonomi atau kebebasan pribadi untuk
mengambil keputusan (personal autonomy).
e. Adanya kondisi da n situasi yang memungkinkan (action
situation).
Disimpulkan bahwa perilaku kesehatan
seseorang atau masyarakat ditentukan oleh:
niat orang terhadap objek kesehatan,
• ada atau tidaknya dukungan dari
masyarakat sekitarnya
• ada atau tidaknya informasi tentang
kesehatan,
• kebebasan dari individu untuk mengambil
keputusan/bertindak
• dan situasi yang memungkinkan ia
berperilaku/bertindak atau tidak bertindak.
Contoh :
Seseorang ibu yang tidak mau ikut KB, mungkin karena ia tidak
ada minat dan niat terhadap KB (behaviour intention), atau
karena tidak ada dukungan dari masyarakat sekitarnya (social-
support).
Mungkin juga karena kurang atau tidak memperoleh informasi
yang kuat tentang KB (accessebility of information), atau
mungkin ia tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan,
misalnya harus tunduk kepada suami, mertuanya atau orang
lain yang ia segani (personal autonomy).
Faktor lain yang mungkin menyebabkan ibu ini tidak ikut KB
adalah karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan,
misalnya alasan kesehatan (action situation).
3. Teori WHO
Ada 4 determinan menurut WHO :
a. Pemikiran dan perasaan yaitu merupakan
modal awal untuk bertindak dan
berperilaku.
b. Adanya acuan atau referensi dari seseorang
atau pribadi yang dipercayai.
c. Sumberdaya yang tersedia merupakan
pendukung untuk terjadinya perilaku
seseorang atau masyarakat.
d. Sosio budaya merupakan faktor eksternal
untuk terbentuknya perilaku seseorang.
Determinan Sosial Berkaitan dengan Kesehatan:
Beberapa pertimbangan yang memengaruhi
kepedulian dengan determinan sosial antara lain:
a. Semua program promosi kesehatan harus peka
terhadap kerangka sosial, ekonomi, ras dan budaya
dari kelompok klien yang menjadi sasaran. Program-
program harus selalu dipertimbangkan dalam konteks
latar belakang sosial, ekonomi, dan lingkungan yang
lebih luas.
b. Semua kegiatan promosi kesehatan harus memahami
bahwa determinan sosial, ekonomi, dan lingkungan
terhadap kesehatan sering berada di luar kontrol
individu, serta harus berupaya memperhitungkan
determinan-determinan ini.
c. Promosi kesehatan akan efektif jika
kegiatan promosi kesehatan memasukkan
metode-metode yang mendorong
keterlibatan dan partisipasi masyarakat
PRAKTEK PROMOSI KESEHATAN DAN PERTIMBANGAN ETIS

Pertimbangan-pertimbangan etis yang perlu kita


lakukan dan pikirkan yakni :
1. Promotor kesehatan tidak akan secara sengaja
menunda pelayanan atau informasi, dilihat dari
status pengetahuan sekarang yang dapat
memberikan manfaat kepada klien, mereka berusaha
mengikuti perkembangan promosi kesehatan
2. Promotor kesehatan akan menghargai kerahasiaan
informasi yang dapat mereka akses kecuali atas
permintaan hokum dan demi kepentingan klien
3. Promotor kesehatan harus tidak melakukan
kegiatan promosi kesehatan yang tidak kompoten
bisa kerjakan.
PERUBAHAN PERILAKU :

Tujuan dari pendekatan ini adalah mengubah sikap


dan perilaku individu masyarakat, sehingga mereka
mengambil gaya hidup “ sehat “.
Contohnya , mengajarkan orang bagaimana
menghentikan merokok, pendidikan tentang minum
alcohol “ wajar “, mendorong orang untuk melakukan
latihan olahraga, memelihara gigi, makan makanan
yang baik dst.
Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini akan
merasa yakin bahwa gaya hidup “sehat “merupakan
hal paling baik bagi kliennya dan akan melihatnya
sebagai tanggung jawab mereka untuk mendorong
Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini akan
merasa yakin bahwa gaya hidup “sehat “merupakan
hal paling baik bagi kliennya dan akan melihatnya
sebagai tanggung jawab mereka untuk mendorong
sebanyak mungkin orang untuk mengadopsi gaya
hidup sehat yang menguntungkan

Anda mungkin juga menyukai