Anda di halaman 1dari 38

FARMAKOTERAPI

HEPATITIS

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
29.04.2014
HEPATITIS
Hepatitis merupakan penyakit yang menyerang organ hati.
Penyebab penyakit hati:
1. Infeksi virus hepatitis, ditularkan melalui selaput mukosa,
hubungan seksual atau darah (parenteral)
2. zat-sat toksik, seperti alkohol atau obat-obat tertentu
3. Genetik atau keturunan, seperti hemochromatosis (metabolisme
besi yang ditandai dengan adanya pengendapan besi secara
berlebihan di dalam jaringan )
4. Gangguan imunologis, seperti hepatitis autoimun.
5. Kanker, seperti Hepatocellular carcinoma, dapat disebabkan
senyawa karsinogenik (aflatoksin, pvc). Hepatitis B dan C maupun
sirosis hati bisa berkembang menjadi kanker hati.
 Fokus kali ini, penyakit hati yang disebabkan virus
 Hepatitis yang menyerang 1,2% penduduk Indonesia
(Riskesdas 2013)
VIRUS HEPATITIS
Virus hepatitis terdiri
dari beberapa jenis :
hepatitis A, B, C, D, E,
F dan G.

Hepatitis A, B dan C
adalah yang paling
banyak ditemukan.

Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa


- akut (hepatitis A)
- kronik (hepatitis B dan C)
HEPATITIS
Hepatitis A

a. Virus menempel pada


reseptor
b. Uncoating
c. Menyisip pada RNA
d. Poliprotein terbentuk
melalui proteolisis oleh
komponen virus
e. Poliprotein mendukung
perbanyakan RNA
f. Sebagai template RNA
g. Sebagai template RNA
h. Perakitan virus
i. Pelepasan HAV
Hepatitis A
• Penyebaran virus Hepatitis A terjadi melalui rute
oral, baik melalui makanan maupun air yang
terkontaminasi
• Hepatitis A tidak menyebabkan infeksi hati kronis
dan bersifat self-limited
• Namun jika tidak ditangani dengan baik dapat
menyebabkan kematian
Hepatitis A

Tanda & Gejala

Preicteric phase Icteric phase


(< 2 minggu) (2-6 minggu)

Warna kulit dan mata


Gejala seperti menjadi kekuningan,
influenza; anoreksia, warna urin menjadi
nausea, fatigue, dan gelap, light-colored stool,
malaise pruritus
Terapi

Pencegahan

Imunisasi aktif Imunisasi pasif

Imunoglobulin
Vaksin Digunakan pada
(Ig) anak<12 bulan
Rekomendasi Penggunaan Agen
Profilaksis Hepatitis A

Vaksin

Pra-paparan

Ig
Profilaksis

Ig selama 2
Pasca-paparan
minggu paparan
Hepatitis B
Hepatitis B
Hepatitis B

• Virus Hepatitis B ditransmisikan melalui


kontak darah atau cairan tubuh yang
terkontaminasi
• Virus hepatitis B 50 sampai 100 kali lebih
infektif dari HIV
• Hepatitis B dapat menyebabkan penyakit
liver kronis dan meningkatkan resiko
kematian karena sirosis dan kanker hati
• Infeksi kronik sangat bergantung pada
usia pasien yang terinfeksi
Tanda dan Gejala

• Sangat mudah lelah, anxiety, anoreksia & malaise


• Muntah dan seizures
• Penimbunan cairan di rongga perut dan jaundice
• Variceal bleeding yang diakibatkan oleh tingginya
tekanan darah di vena hepatik dapat
mengakibatkan kerusakan vena dan terjadinya
pendarahan
• Hepatic encephalopathy yang disertai
hyperexcitability, impaired mentation, confusion,
obtundation, dan dapat menyebabkan koma
Terapi Non Farmakologi

Konseling • Mencegah penularan

Imunisasi • HBV

Hal yang • Alkohol


dihindari • Kontak Seksual
Terapi Farmakologi

• Interferon
• Lamivudine
• Adenofir
• Entecavir
• Telbivudin
Interferon

Terapi pertama untuk HBV

•Antiviral, antiproliferatif,
Fungsi Imunomodulator pada HBV
kronis

• Tidak terbatas
Lama terapi • Perawatan dilakukan
minimal 12 bulan

• Pengganti terapi standar


IFN
PEG-IFN- • Administrasinya lebih
α2a mudah
• Efek samping lebih sedikit
• Efikasi lebih tinggi
Lamivudine

• Analog nukleosida (analog cytidine)


Analog yang memiliki aktivitas antiviral untuk
HIV dan HBV

• 100 mg/hari
Dosis • Durasi optimal terapi belum diketahui

• Keamanan dan toleransi pasien


Keuntungan • Aman digunakan pada pasien yang
mengalami imunosupresan dan sirosis
Adenofir

Analog • Analog nukleosida asiklik dari adenosine


monofosfat

Aksi obat • Menghambat HBV DNA polimerase

Dosis dan • 10 mg/hari selama 1 tahun


Lama terapi • lama terapi optimal belum diketahui

Pasca Terapi •Peningkatan histologik, berkurangnya serum HBV


DNA dan kadar ALT
(48 minggu) •peningkatan Hbe Ag serokonversi pada pasien
dengan Hbe Ag negatif dan positif
Entecavir

Analog guanosin nukleotida yang bekerja dengan


menghambat HBV polimerase

Agen oral yang lebih poten dalam menekan kadar


serum HBV DNA daripada lamivudine

Efektif terhadap pasien yang resisten dengan


lamivudine

Dosis: 0,5 mg/hari untuk pasien yang pertama kali


terapi dan tidak resisten terhadap lamivudine
Telbivudin

Analog HBV spesifik nukleosida (analog


thymidine)

Lebih poten menekan HBV DNA


dibandingkan dengan lamivudine

Inhibitor kompetitif dari reverse


transkriptase virus dan DNA polimerase.
Algoritma terapi

ULN = upper limit of normal


Algoritma terapi
Suggested treatment algorithm based on
the recommendations of the American
Association for the Study of Liver
Diseases for chronic hepatitis B virus-
infected patients with cirrhosis
Algoritma terapi
Penggunaan Lamivudine sebagai terapi Hepatitis B kronik
Pertimbangan khusus yang harus diperhatikan :
• Pada pengobatan hepatitis B kronik pada pasien dewasa dengan
kerusakan pada fungsi ginjal, dosis dapat dikurangi.
- Jika CrCl 30-49 ml/menit, dosis hari 1 = 100 mg, lalu 50 mg 1 x sehari
- Jika CrCl 15-29 ml/menit, dosis hari 1 = 100 mg, lalu 25 mg 1 x sehari
- Jika CrCl 5-14 ml/menit , dosis hari 1 = 35 mg, lalu 15 mg 1 x sehari.
- Jika CrCl < 5 ml/menit, dosis hari 1 = 35 mg lalu 10 mg 1 x sehari.
• Jika digunakan bersama Zidovudine dapat menimbulkan anemia.
Monitoring dan lakukan pemeriksaan darah secara lengkap pada waktu
awal pengobatan selanjutnya setiap bulan selama 3 bulan.
• Jika digunakan bersama Pentamidine secara IV dapat meningkatkan risiko
pankreatitis, khususnya pada anak-anak. Monitoring secara teliti dan
hindari kombinasi Lamivudine-Pentamidine.
• Hindari juga kombinasi pengobatan Lamivudine-Zalcitabine
Algoritma terapi
Penggunaan Interferon α sebagai terapi Hepatitis
• Dosis Interferon α dikurangi sampai 50% jika terjadi efek
samping berupa lelah yang mengganggu rutinitas harian,
mual yang kadang disertai muntah, granulositopenia
(<750/mm3) dan atau trombositopena (<50.000/mm3).
• Segera hentikan jika efek samping lelah sampai harus
berbaring di tempat tidur dan muntah lebih dari 2 kali
sehari, granulositopenia (<750/mm3) dan atau
trombositopenia (<30.000/mm3)
• Pengobatan dapat menyebabkan rasa lelah, mengantuk
dan bingung. Hindari kegiatan mengendarai atau
menggunakan mesin jika mengalami hal tersebut.
Hepatitis C

HCV
• Virus Hepatitis C mempunyai
6 genotipe, yang dibagi berdasarkan
variasi nukleotid-nya
• Keparahan penyakit bervariasi dari
ringan sampai kondisi yang mengarah
pada sirosis dan kanker liver
• Virus hepatitis C ditransmisikan
melalui kontak dengan darah yang
terinfeksi
• Hepatitis C tidak menyebar melalui air
susu, makanan atau air atau melalui
kontak fisik
Tanda dan Gejala
• Pada infeksi awal, 80% penderita tidak mengalami gejala
apapun
• Infeksi akut menyebabkan demam, fatigue, menurunnya
nafsu makan, nausea, muntah, sakit pada abdomen, urin
menjadi gelap, nyeri sendi, dan jaundice (warna kekuningan
pada kulit dan mata)
• Sekitar 75-85% orang yang terinfeksi HCV akan
berkembang menjadi penyakit kronis; 5–20% mengalami
sirosis hati dan1–5% mengalami kematian
• HCV menjadi penyebab 25% penderita kanker hati
Pemeriksaan sebelum terapi

Pengujian kuantitatif HCV


HCV sebagai indikator prognostik terhadap respon dan digunakan untuk memonitor
respon virologik saat terapi diinisiasi

Genotip

Respon dan durasi terapi

Biopsi liver
Mengetahui tingkat Mengetahui tingkat Menentukan terapi yang
histologi stadium akan diberikan
Terapi Farmakologi

Terapi dioptimisasi berdasarkan genotip, berat badan pasien, dan


respon terhadap terapi
Interferon

Penggunaan IFN-α, monoterapi IFN dihasilkan dengan SVR


kurang dari 10% namun responnya bertahan lama
Ribavirin

• Sintetik analog guanosin


• Tidak efektif untuk monoterapi HCV dan mekanismenya
tidak diketahui.
• IFN + Ribavirin  meningkatan kecepatan SVR, terutama
pada genotip 2 dan 3.
• Dosis Ribavirin berdasarkan pada berat badan untuk
respon optimal.
• Walaupun monoterapi PEG-IFN merupakan pilihan untuk
pasien yang kontraindikasi terhadap Ribavirin, Ribavirin
tidak efektif sebagai monoterapi dan tidak boleh
digunakan tunggal.
Algoritma Terapi
Suggested response-
optimized chronic
hepatitis C virus infection
treatment regimens based
on the recommendations
of the American
Association for the Study
of Liver Diseases. 70 EOT,
end of treatment
Terapi Alternatif

Saat ini sedang diinvestigasi terapi obat untuk HCV


kronik yaitu VX-950 dan valopcitabine (NM283)

• Bersifat reversibel, selektif


• inhibitor spesifik untuk replikasi HCV
• Digunakan secara oral dan dosis optimal 3 kali sehari
VX-950 • menunjukan reduksi viral bahkan diantara pasien interferon
nonresponder, sementara pada penggunaan tunggal
menunjukan kerusakan viral dalam 2 minggu inisiasi

NM283 • analog ribonukleosida ynag menghambat replikasi viral


HEPATITIS D
• HDV merupakan incomplete virus yang
memerlukan pertolongan fungsi HBV
untuk bereplikasi dan hanya terjadi pada
orang yang terinfeksi dengan HBV
• HDV menyebar melalui kontak perkutan
atau mukosal dengan darah yang
terinfeksi dan dapat bersifat koinfeksi
dengan HBV atau superinfeksi pada
orang yang terinfeksi HBV
HEPATITIS E
• HEV menyebar terutama melalui rute oral-fekal
yang disebabkan oleh kontaminasi fekal dari air
minum.
• Rute penyebaran lainnya:
 Memakan produk yang berasal dari hewan yang
terinfeksi;
 Tranmisi zoonotic dari hewan ke manusia;
 Transfusi darah;
 Transmisi vertikal dari ibu hamil ke fetusnya.
• Tanda dan gejala: jaundice, anoreksia,
hepatomegali, abdominal pain and tenderness,
nausea, muntah, dan demam.

Anda mungkin juga menyukai