RINA HANDAYANI
FISIOLOGI DARAH
Darah sirkulasi terdiri dari:
cairan plasma, sel darah merah, sel darah
putih, trombosit
Terbentuk
di sumsum tulang
Mempunyai fungsi:
alat pengangkut, pertahanan, dan
pengaturan asam-basa.
Sel darah merah (eritrosit)
Berbentuk diskus, tidak memiliki nukleus
Fungsi utama:
mengangkut oksigen dari paru ke jaringan
perifer, mengangkut CO2 dari jaringan ke paru,
hemoglobin
berperan dalam pengangkutan dan
metabolisme nitrit (NO), membantu
metabolisme NO dan vasodilatasi bila terjadi
hiposia.
Hemoglobin:
protein yang mengandung besi, t.a: 4 rantai
polipeptida (rantai globin) yang setiap
rantainya terdapat kantong yang dalam,
tempat penyimpanan gugus heme yg
mengandung besi.
Oksigen berikatan dengan heme secara
reversibel
leukosit
Melindungi tubuh dari infeksi dan
berpartisipasi dalam sistim imun
Terdapat 5 jenis lekosit dalam darah
3 granulosit neutrofil, eosinofil, basofil
Memilikiinti berlobus (polimorf)
Sel dapat mencapai jaringan dengan
menembus endotel kapiler
Limfosit
Monosit
granulosit
Netrofil
Hanya 7 jam berada pada sirkulasi.
Sel fagosit yang berespon terhadap
rangsangan kemotaksis dan bermigrasi ke
lokasi: infeksi, inflamasi atau kematian sel.
Menghabiskan 30 jam di jaringan.
Eosinofil
Pertahanan tubuh terhadap parasit
Terlibat dalam reaksi alergi
Basofil
Pertahanan terhadap parasit dan reaksi alergi
Limfosit
Lebih kecil dari granulosit, memiliki nukleus
bulat
Terdiri dari sel T, sel B dan sel NK
Sel B berasal dari sumsum tulang menuju
kelenjar limfe
Sel T dari sumsum tulang, mengalami
pematangan di tymus
Mengatur fungsi sel B
Mengaktifkan makrofag
Menarik dan mengaktifkan neutrofil
monosit
Sel paling besar, nukleus berlobus,
sitoplasma yang banyak
Berada di sirkulasi selama beberapa hari,
dalam jaringan mematangkan menjadi
makrofag
Membawakan antigen ke limfosit
Turunan monosit/ makrofag berperan
dalam infeksi bakteri kronik, tuberkulosis,
infeksi jamur kronik
Trombosit
Partikel-partikel
kecil yang terbentuk dari
pecahan sitoplasma megakariosit di
sumsum tulang.
Hidup sekitar 10 hari di sirkulasi
Berfungsi dalam sistim homeostasis primer
membentuk sumbat trombosit pada
perlukaan pembuluh darah
Apabila teraktifkan c mengubah
fosfolipid permukaan c berinteraksi
dengan faktor koagulan c pembekuan
darah di jaringan.
Gambaran morfologi sediaan darah tepi
Sel sumsum tulang dan
hemopoesis normal
Semua sel darah dari sumsum tulang berasal
dari sel punca hemopoetik pluripoten
Menghasilkan sel progenitor mieloid umum
dan limfoid umum
Pada orang sehat, hanya trombosit dan sel
tahap akhir dari galur mieloid dan eritroid
yang dilepaskan ke dalam aliran darah
dalam jumlah besar.
Diferensiasi sel punca dan sel progenitor
diatur oleh berbagai interleukin, eritropoetin,
tromopoetin
Tahapan pematangan progenitor eritroid dan grnulosit
Pembentukan dan penghancuran sel
darah selalu seimbang dan dijaga
sepanjang hidup
Pembentukan dipengaruhi oleh; sel
punca, hormon pertumbuhan, sitokin dan
menngkat sesuai peningkatan
kebutuhan.
Hemopoesis normal membutuhkan
konsentrasi berbagai hormon dalam
kadar normal, ketersediaan asam amino,
zat besi, berbagai vitamin
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan darah dilakukan dengan
sampel darah yang dicampur dengan
antikoagulan (EDTA)
Pemeriksaan hitung leukosit (WBC):
Dilakukan pada sampel yang eritrositnya
telah dilisiskan
Pemeriksaan hitung eritrosit (RBC):
Menggunakan mesin, eritrosit tidak dilisiskan
Pemeriksaan Hb
INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN
DARAH
Apakah hasil pemeriksaan abnormal bagi
pasien?
Jika abnormal dapat diabaikan atau
penting?
Jika penting, adakah urgensi klinis dengan
keabnormalan tersebut?
Apakah kemungkinan penyebab
keabnormalan tersebut? Perlu
dipertimbangkan riwayat penyakit, obat-
obatan yang dipakai , kelainan yang
ditemukan pada pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan lain yang dilakukan.
Hitung leukosit abnormal
Jumlah neutrofil
Peningkatan disebabkan oleh: reaksi inflamasi,
inflamasi, trauma, peningkatan produksi
sumsum tulang
Penurunan: penurunan produksi sumsum tulang,
ketidak mampuan ssm tulang merespon
peningkatan kebutuhan, penghancuran imun
oleh obat, penyimpanan yg abnormal (pada
hipersplenisme).
Jumlah limfosit
Peningkatan: infeksi virus, leukemia
Penurunan: defisiensi imun, mis: HIV, respon
terhadap trauma
Jumlah monosit
Peningkatan: biasanya reaktif akibat infeksi
kronis, inflamasi atau keganasan, peningkatan
produksi sumsum tulang, leukemia
Penurunan:produksi: produksi ss tulang yang
tidak memadai
Jumlah eosinofil
Peningkatan: reaksi alergi, infeksi parasit
Penurunan: reaksi stres
Jumlah basofil
Peningkatan:bila reaktif mrpkan keganasan
hematologi
Anemia
Penyebab diketahui dari riwayat klinis.
Diagnosis banding berdasarkan ukuran
eritrosit atau menelusuri mekanisme
anemia
Perlu dicari bukti tentang mekanisme
anemia
Polisitemia
Peningkatan hitung eritrosit, Hb: peningkatan total
volume eritrosit dalam sirkulasi, penurunan volume
plasma akut atau kronis (syok, luka bakar,
dehidrasi)
Trombositosis
Rekatif: infeksi, inflamasi, perdarahan, keganasan
Trombositopenia: penurunan produksi,
peningkatan konsumsi karena koagulasi,
perdarahan
Laju Endap Darah
Nilai normal pria: 1-10, wanita 1-20
Meningkat: kehamilan, infeksi, inflamasi, kerusakan
jaringan, keganasan.
Memantau inflamasi kronis (artritis reumatoid),
limfoma non hodgkin
Anemia mikrositik
Ukuran lebih kecil
Sering disertai hipokromik (lbh pucat)
Penurunan Hb, Ht, volume eritrosit rerata
(VER/MCV).
Karena penurunan sintesis hemoglobin, terjadi
pada defisiensi besi, infeksi kronis atau inflamasi.
Pada infeksi kronis: simpanan besi normal atau
meningkat, tetapi ketersediaan besi untuk
membentuk eritrosit menurun.
Penurunan kecepatan sintesis rantai globin αdan
βjuga menyebabkan penurunan sintesis
hemoglobin mikrositosis bisa terjadi
perlambatan secara genetik: thalasemia
Anemia defisiensi besi
Gambaran klinis:
Lelah, takikardi, kepayahan aktivitas fisik
Gambaran khusus:
Glositis, keilosis angular (luka pada sudut
mulut), disfagia, koilonikia, pada anak
terdapat gangguan kecerdasan yang
tidak dapat diperbaiki.
Infeksi cacing tambang yang menyebabkan anemia defisiensi besi
TERIMAKASIH