Anda di halaman 1dari 21

Penyakit akibat kerja

Definisi : semua kelainan / penyakit yang


disebabkan oleh lingkungan kerja atau pekerjaan.
Menurut ILO & WHO :
Aspek / unsur kesehatan yang bertalian dengan
lingkungan kerja dan pekerjaan yang secara langsung /
tidak langsung dapat mempengaruhi kesehatan
tenaga kerja.
Penyakit akibat hubungan kerja
Menurut WHO :
mungkin sebagian disebabkan oleh kondisi kerja yang
kurang baik. Penyakit dapat diperberat, dipercepat
atau kambuh oleh pemaparan di tempat kerja dan
dapat mengurangi kapasitas kerja. Sifat perorangan,
lingkungan dan faktor sosial budaya umumnya
berperanan sebagai faktor resiko dan lebih umum dari
pada penyakit akibat kerja.
Penyebab Kematian yang berhubungan dengan
pekerjaan (ILO 1999)
Kanker 34%

5% Kecelakaan 25%
15%
34%
Peny. Sal. Pernafasan
Khronis 21%
21% Peny. Kardiovaskuler
15%
25%
Lain-lain 5%
Dalam melaksanakan pekerjaannya,seorang tenaga
kerja kemungkinan dapat mengalami berbagai
gangguan atau penyakit, diantaranya adalah :
1. Occupational disease
2. Work related disease
3. General disease
Occupational disease
Penyakit yang disebabkan karena pekerjaannya /
lingkungan kerja.
Misal : keracunan Pb, asbestosis, silikosis
Work related disease

Penyakit yang berhubungan / terkait dengan


pekerjaan, namun bukan akibat karena pekerjaan.
Misal : asma, TBC, hipertensi
General disease

Penyakit yang mengenai pada masyarakat umum.


Misal : influenza, sakit kepala
 Di Indonesia istilah / nama penyakit akibat kerja
(occupational disease) ada 2 :
1. penyakit akibat kerja
2. penyakit yang timbul karena hubungan
kerja
 Prinsip : kedua penyakit adalah sama
 Pada dasarnya penyakit akbat kerja adalah sama
dengan penyakit yang timbul karena hubungan
kerja.
 Perbedaannya pada :
Penyakit akibat kerja (Occupational Penyakit akibat hubungan kerja
Disease) (Work Releated Disease)
Terjadi hanya diantara populasi pekerja Terjadi juga pada populasi pen
duduk
Penyebab spesifik Penyebab multifaktor
Adanya paparan ditempat kerja Paparan ditempat kerja mungkin
merupakan hal yang penting merupakan salah satu faktor
Tercatat dan mendapat ganti Mungkin tercatat dan mungkin tidak
mendapatkan ganti rugi
Diatur oleh keputusan menteri Diatur dalam kep.pres.
No.01/MEN/1981 No.22/KEPRES/1993
Meliputi 30 jenis penyakit Meliputi 31 jenis penyakit
Faktor Penyebab Penyakit
Akibat Kerja
 Faktor Fisik
 Faktor Kimia
 Faktor Biologi
 Faktor Fisiologi (Ergonomi)
 Faktor Mental Psikologi
 Faktor fisik yang dapat menimbulkan masalah
kesehatan kerja meliputi :
- Kebisingan, getaran akibat alat/media elektronik
dapat menyebabkan stress ketulian
- Pencahayaan yang kurang di ruang kerja,
laboraturium, ruang perawatan dan kantor
administrasi dapat menyebabkan gangguan
penglihatan dan kecelakaan kerja.
- Suhu kelembaban yang tinggi di tempat kerja
- Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan
sekitar terkena radiasi.
- Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya
teknologi pemeriksaan, penggunaanya meningkat
sangat tajam, jika d kontrol dapat membahayakan
petugas yang menangani
Pencegahan faktor fisik
1. Pengendalian cahaya di ruang kerja khususnya ruang
laboraturium
2. Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang
cukup memadai
3. Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi
4. Pengaturan jadwal kerja sesuai
5. Pelindung mata untuk sinar laser
6. Filter mikroskop untuk pemeriksa demam berdarah
 Faktor Kimia : Petugas di tempat kerja kesehatan
sering kalo kontak dengan bahan kimia dan obat-
obatan seperti antibiotika, demikian pula dengan
solvent yang banyak digunakan dalam komponen
antiseptik, desinfektan. Semuam bahan cepat atau
lambat dapat memberi dampak negatif terhadap
kesehatan. Gangguan kesehatan yang paling sering
dermatosis kontak akibat kerja disebabkan oleh iritasi
(amoniak, dioksan dan sedikit oleh alergi). Bahan
toksik jika tertelan, terhirup melalui kulit dapat
menyebabkan panyakit akut bahkan kematian. Bahan
korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan
kerusakan yang irreversible pada daerah yang
terpapar.
Pencegahan Faktor Kimia
 “Material safety data sheet” (MSDS) dari seluruh
bahan kimia yang ada untuk diketahui oleh seluruh
petugas untuk petugas atau tenaga kesehatan
laboraturium,
 Menggunakan karet isap (rubber bulb) untuk
mencegah tertelannya bahan kimia dan terhirupnya
aerosol untuk petugas laboraturium
 Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata,
sarung tangan, celemek, jas lab) dengan benar
 Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat
melekat antara mata dan lensa
 Menggunakan alat pelindung pernapasan dengan
benar.
 Faktor Biologis : lingkungan kerja pada pelayanan
kesehatan favorable bagi berkembang biaknya strain
kuman yang resisten, terutama kuman-kuman
pyogenis, colli, bacilli dan staphylococci yang
bersumber dari pasien, benda-benda yang
terkontaminasi dan udara. Virus yang menyebar
melalui kontak dengan darah dan sekreta (mis, HIV
dan Hep B). Di RS mempunyai resiko terkena infeksi
2-3 kali lebih besar dari pada dokter yang praktek
pribadi atau swasta, bagi petugas kebersihan
menangani limbah yang infeksius senantiasa kontak
dengan bahan yang tercemar kuman patogen, debu
beracun mempunyai peluang terkena infeksi.
Pencegahan Faktor Biologis
 Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar
tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi
 Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan
untuk memastikan dalam keadaan sehat badani,
punya cukup kekebalan alami untuk bekerja dengan
bahan infeksius dan dilakukan imunisasi
 Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara
penggunaan yang benar
 Sterilisasi dan disenfektan terhadap tempat, peralatan,
sisas bahan infeksius dan spesimen secara benar
 Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
 Menggunakan kabinet keamana bilogis yang sesuai
 Kebersihan diri dari petugas
 Faktor Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni
berupaya menyerasikan alat, cara, proses dan
lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan
dan batasan manusia untuk terwujudnya kondisi dan
lingkungan kerja yang sehat, aman, tercapai efisiensi
yang setinggi-tingginya. Pendekatan bersifat
konseptual dan kuratif. Pendekatan ini dikenal sebagai
To fit The Job to the Man and to fit teh Man to the Job.
 Faktor Mental Psikologi beberapa contoh di lab
kesehatan yang dapat menyebabkan stress:
- Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency
dan menyangkut hidup mati seseorang. Untuk itu
perawat di tuntu meberikan pelayan yang tepat dan
cepat disertai dengan kewibawaan dan keramah-
tamahan
- Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat
monoton
- Hubungan kerja yang kurang sesuai antara pimpinan
dan bawahan atau sesama teman kerja, beban mental
di sektor formal maupun informal

Anda mungkin juga menyukai