Pembimbing
dr. Iwan Darma Putra. Sp.OG(K)FER
Oleh
Ratih Amelia, S. Ked
I1A001010
2
Latar belakang
Rekomendasi Royal College of Obstetricians dan Gynaecologists
(RCOG)latihan fisik selama kehamilan telah ditentukan batas denyut
jantung maternal untuk setiap kelompok usia pasien. Oleh karena itu, untuk
wanita di bawah usia 20 tahun, denyut jantung (HR) antara 140 dan
155x/menit dianjurkan; untuk wanita usia 20-29 tahun, HR berkisar antara
135 dan 150x/menit, usia 30-39 tahun, HR berkisar antara antara 130 dan
145 x/menit; dan untuk wanita> 40 tahun, HR berkisar antara 125 dan
140x/menit
3
Tujuan Penelitian
Untuk mengevaluasi efek aktivitas fisik sedang dalam air pada kehamilan,
khususnya parameter dinilai melalui CTG janin antepartum sebelum dan
setelah latihan fisik pada usia kehamilan yang berbeda pada trimester
kedua dan ketiga.
Variabel terdiri dari: denyut jantung janin basal (FHR); gerakan tubuh janin
(FM); akselerasi (A); rasio antara gerakan janin dan akselerasi (FM/A);
variabilitas pada denyut jantung janin dan deselerasi sementara.
4
Metode Penelitian
Dalam uji coba kontrol non-acak, 133 wanita hamil berpartisipasi dalam
beberapa tahapan aerobik air di kolam renang dengan penghangat.
CTG digunakan selama 20 menit sebelum dan setelah latihan yang
berorientasi.
Pola CTG dianalisis pra-dan pasca-latihan menurut kelompok usia
kehamilan (24-27, 28-31, 32-35 dan 36-40 minggu).
Digunakan tes Student’s t dan Wilcoxon serta McNemar, masing-masing,
untuk menganalisis variabel numerik dan kategoris.
5
Metode Penelitian
7
Hasil Penelitian
Tabel 2. CTG mencatat variasi denyut jantung janin basal (FHR), jumlah gerakan janin
(FM), jumlah akselerasi (A) dan variabilitas DJJ sebelum dan sesudah latihan fisik 8
sedang dalam air, menurut usia kehamilan (GA)
Hasil Penelitian
Tabel 3 Proporsi perubahan rasio antara gerakan tubuh janin dan akselerai (FM/A) dan
adanya deselerasi dicatat oleh CTG pre & post latihan fisik sedang dalam air, menurut 9
usia kehamilan
Hasil Penelitian
10
Diskusi
Beberapa kemungkinan keterbatasan dari penelitian ini:
1. Objek penelitian sering tidak menghadiri tahap kegiatan aerobik air sesuai
jadwal dgn alasan keluarga atau komitmen profesionalpeneliti tidak
mampu melaksanakan evaluasi yang telah direncanakan.
2. Peningkatan volume cairan ketuban setelah melakukan aerobik air dapat
mempengaruhi jumlah gerakan tubuh janin, walaupun hal ini tidak
ditemukan, sebuah kemungkinan terjadinya penurunan glukosa maternal
akibat penggunaan energi selama aktivitas fisik, yang mungkin juga telah
berkontribusi untuk mengubah parameter DJJ setelah melakukan aerobik
air. Kemungkinan ini hanya akan mungkin terjadi jika wanita yang diteliti
telah dipantau dengan USG dan secara metabolik dikontrol selama latihan,
dan hal ini tidak dilakukan.
11
Kesimpulan
Aktivitas fisik sedang dalam air tidak berhubungan dengan perubahan
signifikan pada pola kardiotokografi janin, yang menunjukkan tidak ada efek
samping pada janin.
12
13