Anda di halaman 1dari 43

Laporan Kasus Kematian

Najwa Wulandari
I1A006039

Pembimbing :
dr. H. Ari Yunanto, Sp.A (K), IBCLC, SH

Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak


FK UNLAM – RSUD Ulin
Banjarmasin
Januari, 2011
1
PENDAHULUAN
 Bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir dengan usia
kehamilan kurang dari 37 minggu.
 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir
dengan berat badan kurang dari 2.500 gram.
Dibedakan atas prematuritas murni dan dismaturitas.

2
PENDAHULUAN
 Di negara maju  prematuritas,
 Negara sedang berkembang pertumbuhan janin
terhambat.
 Mempunyai konstribusi terhadap kematian bayi
khususnya pada masa perinatal.
 Dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada
usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga
membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.
 Perlu perawatan khusus dan intensif pada bayi dengan
BBLR untuk menghindari terjadinya komplikasi.
3
4
LAPORAN KASUS
 Nama : By. EA
 Jenis kelamin : Perempuan
 Umur : 0 hari
 MRS : 12 November 2010/11.30 WITA
 Alamat : Jl. Cempaka Komplek Akasia I RT.36
No.18 Kayu Tangi Banjarmasin

5
KU : Bayi kecil

Riwayat Penyakit Sekarang

• + 5 jam SMRS bayi lahir di rumah ditolong


bidan. Namun karena berat bayi lahir
rendah, bayi dirujuk bidan ke RSUD Ulin.
Menurut bidan saat lahir nilai Apgar 7-8-9.
Bayi lahir langsung menangis, kulit
kemerahan dan bergerak aktif. Bayi lahir
kurang bulan. Kehamilan tidak dapat
diteruskan karena sudah ada tanda-tanda
perdarahan.
6
Riwayat Penyakit Keluarga

• Tidak ada anggota keluarga yang menderita asma, kencing


manis, hipertensi.

Riwayat Antenatal dan Kehamilan Sekarang

• Saat hamil, ibu rajin ANC ke bidan dan dokter Sp.OG. Saat
usia kehamilan 3 bulan, ibu mengalami perdarahan. Ibu tidak
ada riwayat kaki bengkak dan nyeri kepala hebat. Selama
hamil ibu tidak ada mengonsumsi jamu-jamuan. Ibu tidak ada
riwayat diurut dan trauma.

7
Riwayat Persalinan
Cara persalinan : Spontan

Kehamilan : Tunggal

Letak bayi : Presentasi kepala

Berat badan lahir : 1700 gram

Lingkar kepala : 23 cm

Penolong : Bidan

Tempat : Rumah penderita

8
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umun : Baik
Tanda vital :
Nadi : 53 kali/menit
Suhu : 36,9C
Respirasi : 49 kali/menit
CRT : 1 detik
SD :0
Berat badan : 1700 kg

9
Kulit
• Kemerahan, lanugo ada

Kepala
• mesosefali, kaput suksedaneum dan sefal hematom tidak ada

Mata
• Anemis dan ikterik tidak ada, perdarahan subkonjungtiva tidak ada

Telinga
• Sekret minimal

Hidung
• Tidak terdapat pernapasan cuping hidung, deviasi septum tidak ada

Mulut
• Labiopalatoskisis tidak ada, sianosis tidak ada
10
Leher
• Tortikolis dan kaku kuduk tidak ada

Thoraks
• Bentuk simetris, tidak ada retraksi

Pulmo
• Suara napas bronkovesikuler, tidak terdengar ronki atau wheezing

Jantung
• S1 dan S2 tunggal, bising tidak ada

Abdomen
• Tidak ada distensi, organomegali ataupun massa, bising usus normal

Genital
• Perempuan
11
Anus
• Ada

Ekstremitas
• Hangat, edema tidak ada, sianosis tidak ada

Tulang belakang
• Deformitas tidak ada

Refleks
• Refleks Moro : Positif lemah
• Refleks Grasping : Positif lemah
• Refleks sucking : Positif lemah
• Refleks rooting : Positif lemah
12
Diagnosis Banding

• I. Bayi Kurang Bulan


• Bayi Cukup Bulan
• Bayi Lebih Bulan
• II. Sesuai Masa Kehamilan
• Kurang Masa Kehamilan
• Lebih Masa Kehamilan
• III. Spontan Belakang Kepala
• IV. Bayi berat lahir rendah

Diagnosis Sementara

• Bayi kurang bulan sesuai masa kehamilan spontan


belakang kepala + bayi berat lahir rendah
13
PENATALAKSANAAN
I. Rawat box (jaga T bayi 36,5-37,5 oC)
II. O2 (-)
III. III. Kebutuhan cairan 60 cc/KgBB/Hari
 infus : IVFD D10% + Ca glukonas 4 tpm
 protein (-)
 produk darah (-),
 ASI : puasa
IV. Obat-obatan :
• Inj. Ampicilin 2 x 85 mg
• Inj. Gentamicin 8,5 mg/36 jam
• IM inj vit K 1 mg (1x),
• Per oral (-)
V. Monitor : KU, TV, tanda hipotermi, tanda hipoglikemia
VI. Program : Puasa, latih ASI
14
15
16
Pemeriksaan 16/11/2010 20/11/2010 Nilai Normal
Hematologi
Hemoglobin 13,3 g/dl 9,8 g/dl 14,0-22,0 g/dl
Hematokrit 37 vol % 27 vol% 43-63 vol %
Leukosit 8800 /ul 9900/ul 5,0-19,5 ribu/ul
Eritrosit 3,94 juta/ul 2,91 jutal/ul 4,60-6,20 juta/ul
Trombosit 8000 /ul 14.000/ul 150-450 ribu/ul
RDW-CV 15,7 % 16,9 % 11,5-14,7 %
MCV 93,4 fl 90,9 fl 80,0-97,0 fl
MCH 33,8 pg 33,7 pg 27,0-32,0 pg
MCHC 36,1 % 37,0 % 32,0-38,0 %
Hitung Jenis
Neutrofil % 75,7 % 79,3 % 50,0-70,0 %
Limfosit % 18,1 % 14,7 % 25,0-40,0 %
Neutrofil # 6,6 7,8 2,50-7,00 ribu/ul
Limfosit # 1,6 1,5 1,25-4,0 ribu/ul
Prothrombin Time
PT >70,00 18,3 11,5 – 15,5 detik
Nilai normal PT 13,80 13,80 -
APTT >120,00 34,1 26,0 – 37,0 detik
Nilai normal APTT 32,20 32,20 -

Bilirubin
Bilirubin Total 30,36 mg/dl 0,2 – 1,2 mg/dl
Bilirubin Direk 9,23 mg/dl 0,0 – 0,5 mg/dl
Bilirubin indirek 21,13 mg/dl 0,2 – 0,6 mg/dl 17
18
Bayi Berat Lahir Rendah
Prematur Dismaturitas
Kurang dari 37 minggu
berat badan lahirnya kurang
kulitnya tipis, dibandingkan dengan berat
badan seharusnya untuk
masa gestasi bayi itu
kulitnya tipis, transparan,

anugo banyak, pre-term : berat badan


kurang dari 2500 g,
lemak subkutan kurang. karakteristik sama dengan
bayi prematur dan mungkin
Ossifikasi tengkorak ditambah dengan retardasi
sedikit, pertumbuhan dan wasting.
ubun-ubun dan sutura
lebar bayi cukup bulan : wasting,
post-term : wasting
genitalia imatur
kepala relatif lebih besar
dari badanny 19
Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan kelahiran prematur
 Faktor janin
 Faktor ibu
 Faktor plasenta
 Faktor uterus

Faktor penyebab bayi lahir kurang bulan pada kasus


adalah faktor ibu yaitu adanya perdarahan pada saat
kehamilan

20
Komplikasi
 Sindrom gangguan pernafasan idiopatik
 Enterokolitis nekrotikans
 Sepsis
 Pneumonia aspirasi
 Perdarahan intraventrikuler
 Fibroplasia retrolental
 Hiperbilirubinemia

21
Perawatan
 Perlunya pemantauan dan perawatan bayi imatur
dalam inkubator
 Perlunya pemberian oksigen
 Perhatian terhadap perincian minuman bayi
 Pencegahan infeksi

22
Medikamentosa
 Pemberian vitamin K1 :
 Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
 Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali
pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6
minggu)

23
Diatetik
 Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
 Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan
kurangi jumlah cairan IV secara perlahan.
 Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam).
Apabila bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari
tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali
minum.
 Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/
sendok apabila kondisi bayi sudah stabil dan bayi dapat
menelan tanpa batuk atau tersedak
 Apabila bayi telah mendapatkan minum baik
menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui
langsung

24
Perawatan Metode Kanguru
 Perawatan Metode Kanguru (PMK) dirancang sebagai
asuhan untuk neonatus dengan berat lahir rendah
atau kurang bulan.
 bayi dengan kondisi yang stabil diletakkan telanjang
di dada ibu, dengan hanya memakai popok, topi dan
kaus kaki. Posisi bayi sejajar dengan dada ibu, di
dalam baju ibu dan disangga oleh kain yang
melingkari ibu dan bayi.

25
26
 Bayi meninggal pada tanggal 22 November 2010 pukul
02.15 WITA
 Diagnosis banding penyebab kematian pada kasus
adalah
1. Enterokolitis nekrotikans
2. Sepsis
3. Penyakit membrane hialin.

27
Enterokolitis Nekrotikans
 Enterokolitis nekrotikans (EKN) merupakan
penyakit saluran cerna pada bayi baru lahir, ditandai
dengan kematian jaringan luas yang terjadi pada
dinding usus.
 Faktor resiko penyebab terjadinya EKN adalah;
kelahiran prematur, pemberian makanan enteral dini,
perlukaan mukosa usus, dan adanya bakteri pada usus.

28
Gejala awal
 intoleransi makanan
 Pengosongan lambung yang tertunda
 Perut kembung, nyeri perut, atau keduanya
 Ileus
 Bising usus menurun
 Dinding perut eritema (stadium lanjut)
 Hematochezia

29
Tanda-tanda sistemik
 Apnea
 Kelesuan
 Penurunan perfusi perifer
 Shock (dalam stadium lanjut)
 Kardiovaskular kolaps
 Pendarahan diatesis

30
Kelainan laboratorium
 Hiponatremia
 Asidosis metabolic
 Trombositopenia
 Leukopenia atau leukositosis dengan pergeseran ke
kiri
 Neutropenia
 PT dan aPTT yang memanjang

31
Stadium EKN

32
Pada kasus ditemukan adanya :
 pengosongan lambung yang tertunda dengan
ditemukannya residu
 Letargis
 Trombositopenia
 PT serta aPTT yang memanjang.

33
Sepsis
 Sepsis neonatorum adalah infeksi aliran darah yang
bersifat invasif dan ditandai dengan ditemukannya
bakteri dalam cairan tubuh seperti darah, sumsum
tulang atau air kemih.

34
Dasar diagnostik bagi sepsis
neonatorum
 Keadaan umum : menurun (not doing well), malas minum
(poor feeding), hipo/hipertermia, edema, sklerema
 Sistem susunan saraf pusat : hipotonia, irritable, high pitch
cry, kejang, letargi, tremor, fontanela cembung
 Sistem saluran pernapasan : pernapasan tidak teratur,
napas cepat (>60x/mnt), apne, dispneu, sianosis
 Sistem kardiovasculer : takikardia (>160x/mnt),
bradikardia (<100x/mnt), akral dingin, syok
 Sistem saluran cerna : retensi lambung, hepatomegali,
mencret, muntah, kembung
 Sistem hematologi : kuning, pucat, splenomegali, petekie,
purpura, perdarahan

35
Kriteria diagnostik
 Possible/suspect sepsis : bila terdapat 3 gejala klinik
dari 6 kelompok diatas.
 Probable sepsis : bila terdapat 3 gejala klinik dan
adanya kelainan laboratoris
 Proven sepsis : bila terdapat 3 gejala klinis dan kultur
darah positif

36
Manifestasi Akhir
 edema serebral dan atau trombosis
 gagal napas
 hipertensi pulmonal
 gagal jantung, gagal ginjal, penyakit hepatoseluler dengan
hiperbilirubinemia dan peningkatan enzim,
 waktu protrombin (protombin time [PT]) dan waktu
tromboplastin parsial (partial thromboplastin time [PTT])
yang memanjang
 syok septic
 perdarahan adrenal disertai insufisiensi adrenal
 kegagalan sumsum tulang (trombositopenia, netropenia,
anemia), dan
 koagulasi intravascular diseminata (disseminated
intravascular coagulation [DIC])
37
Pada kasus ditemukan
 Keadaan umum menurun
 Sistem pernapasan : napas cepat (>60 kali/menit)
 Sistem pencernaan : retensi lambung
 Sistem hematologi : kuning, pucat dan petikie
Berdasarkan hal tersebut di atas maka bayi pada kasus
ini dapat dikategorikan suspect/probable sepsis.
Faktor resiko sepsis pada kasus ini adalah adanya riwayat
perdarahan anterpartum pada ibu.
Kelainan laboratorium yang ditemukan adalah PT dan
APTT yang memanjang, trombositopenia serta
hiperbilirubinemia.
38
Penyakit Membran Hialin

 Penyakit membran hialin adalah penyakit yang sering


ditemukan pada bayi prematur yang mempunyai
kaitan erat dengan faktor perkembangan paru.
 maturitas paru-parunya belum sempurna akibat paru
yang tidak mempunyai surfaktan yang cukup atau
tidak mampu mensintesa surfaktan secara cepat
setelah lahir

39
Faktor Resiko
 Persalinan kurang bulan
 Asfiksia intrauterin
 Tindakan seksio caesaria
 diabetes melitus
 kelahiran yang dipercepat setelah perdarahan
antepartum
 Riwayat sebelumnya dengan penyakit membrane
hialin.

40
Pada kasus
 Gangguan pernapasan mulai terlihat beberapa hari
setelah lahir. Pada penyakit membrane hialin
gangguan pernapasan mulai beberapa menit setelah
lahir.
 Oleh karena PMH mungkin bukan merupakan
penyebab dari kematian bayi ini.

41
42
PENUTUP
 Telah dilaporkan sebuah kasus bayi kurang bulan sesuai
masa kehamilan spontan belakang kepala dengan berat
lahir rendah + suspek enterokolitis nekrotikans DD sepsis,
penyakit membrane hialin, perempuan berusia 9 hari yang
dirawat di ruang perinatologi RSUD Ulin Banjarmasin.
Penderita datang dengan keluhan utama bayi kecil. Terapi
yang diberikan adalah IVFD D10 : NaCl + Ca glukonas +
KCl 7 tpm, Aminofusin 3 gram : 4,2 cc/jam, Inj. Ceftazidine
2 x 85 mg, Inj. Vitamin K1 1 x1 mg, Inj. Ranitidin 3 x 2,3 mg. .
Selama perawatan keadaan klinis makin memburuk dan
penderita dipulangkan dalam keadaan meniggal.

43

Anda mungkin juga menyukai