0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
29 tayangan17 halaman
Gerakan PRRI/Permesta bermula dari keinginan otonomi daerah yang lebih luas oleh sejumlah pejabat militer daerah. Hal ini berujung pada deklarasi pemerintahan revolusioner oleh Ahmad Husein di Padang pada 1958. Upaya damai pemerintah pusat gagal, sehingga pemberontakan ini akhirnya ditumpas secara militer hingga berakhir pada 1958.
Gerakan PRRI/Permesta bermula dari keinginan otonomi daerah yang lebih luas oleh sejumlah pejabat militer daerah. Hal ini berujung pada deklarasi pemerintahan revolusioner oleh Ahmad Husein di Padang pada 1958. Upaya damai pemerintah pusat gagal, sehingga pemberontakan ini akhirnya ditumpas secara militer hingga berakhir pada 1958.
Gerakan PRRI/Permesta bermula dari keinginan otonomi daerah yang lebih luas oleh sejumlah pejabat militer daerah. Hal ini berujung pada deklarasi pemerintahan revolusioner oleh Ahmad Husein di Padang pada 1958. Upaya damai pemerintah pusat gagal, sehingga pemberontakan ini akhirnya ditumpas secara militer hingga berakhir pada 1958.
FADILLA RIESTY (09) FAIZ DZULFIKAR (10) MUZHAFFAR HAMAS F. (23) RAMADHANTIKA F. (26) SUCI AISYAH H. H. (30) THEODORA PRAMASITHA Y. (33) TITANIA RIEFCHA A. (34) GERAKAN REPUBLIK MALUKU SELATAN LATAR BELAKANG • Mr. Dr. Christian Robert Steven Soumokil, seorang mantan jaksa agung dari Negara Indonesia Timur, tidak menyetujui terbentuknya NKRI dan tidak menyetujui penggabungan daerah NIT kedalam wilayah kekuasaan NKRI. Soumokil berusaha memisahkan wilayah Maluku Tengah dan NIT dari RIS. • Para pejabat dan birokrat yang berasal dari daerah kemudian melakukan provokasi terhadap masyarakat di daerah Ambon dimana mereka mengatakan apabila penggabungan wilayah dari daerah Ambon masuk ke dalam NKRI maka hal tersebut akan membawa lebih banyak bahaya yang akan datang. LATAR BELAKANG • Pada tanggal 20 April 1950, diajukannya mosi tidak percaya terhadap parlemen NIT sehingga mendorong kabinet NIT untuk meletakkan jabatannya dan akhirnya kabinet NIT dibubarkan dan bergabung ke dalam wilayah NKRI. • Soumokil bersama para anggotanya tidak akan menyerah untuk melepaskan Maluku Tengah dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indoneisa. Bahkan dalam perundingan yang berlangsung di Ambon dengan pemuka KNIL beserta Ir. Manusaman, ia mengusulkan supaya daerah Maluku Selatan dijadikan sebagai daerah yang merdeka • Akhirnya, J. Manuhutu, kepala daerah di Maluku Selatan terpaksa hadir pada rapat kedua di bawah ancaman senjata. TUJUAN • Melepaskan wilayah Maluku dari NKRI. PERISTIWA • Menjelang proklamasi RMS, Soumokil telah berhasil mengumpulkan kekuatan dari masyarakat yang berada di Maluku Tengah. • Sementara itu sekelompok orang yang menyatakan dukungannya terhadap NKRI diancam dan dimasukkan ke penjara. • Pada tanggal 25 April 1950, anggota RMS memprolakmasikan berdirinya Republik Maluku Selatan dengan J.H Manuhutu sebagai presiden dan Albert Wairisal sebagai perdana menteri. • Para menterinya terdiri atas Mr. Dr. C. R. S. Soumokil, D.J. Gasperz, J. Toule, S.J.H Norimarna, J.B Pattiradjawane, P.W Lokollo, H.F Pieter, A. Nanlohy, Dr. Th. Pattiradjawane, Ir. J. A. Manusama, dan Z. Pesuwarissa DAMPAK PEMBERONTAKAN • Penyanderaan warga sipil o 1975: perampasan kereta api dan penyanderaan 38 penumpang; o 1978: penyanderaan ±70 warga sipil di gedung pemerintahan Belanda di Assen-Wesseran • Penangkapan aktivis RMS karena mengibarkan bendera RMS o 2002: saat peringatan proklamasi RMS ke-15 dan pengibaran bendera RMS, akibatnya 23 orang aktivis ditangkap o Pengibaran bendera terus berlanjut hingga tahun 2004 • Pemberontakan RMS menyebabkan hilangnya persatuan dan kesatuan NKRI, turunya stabilitas keamanan negara, rusaknya fasilitas negara, dan banyak korban berjatuhan. UPAYA PENUMPASAN • Usaha damai yang dipimpin Dr. J. Leimena o Ditolak oleh Soumokil o Soumokil justru meminta bantuan, perhatian, dan pengakuan dari negara lain (Belanda, Amerika Serikat, dan komisi PBB untuk Indonesia). • Ekspedisi militer dengan mengerahkan pasukan Gerakan Operasi Militer (GOM) III yang dipimpin oleh Kolonel A. E. Kawilarang. o 3 November 1950: Kota Ambon dapat dikuasai, tetapi dalam perebutan Benteng Nieuw Victoria, Letnan Kolonel Slamet Riyadi gugur. o 12 November 1963: Soumokil berhasil ditangkap dan dihadapkan pada Mahkamah Militer Luar Biasa dan dijatuhi hukuman mati. PEMBERONTAKAN PRRI/PERMESTA PENGERTIAN
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (biasa disingkat dengan
PRRI) merupakan salah satu gerakan pertentangan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat (Jakarta) yang dideklarasikan pada tanggal 15 Februari 1958 dengan keluarnya ultimatum dari Dewan Perjuangan yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ahmad Husein di Padang, Sumatera Barat, Indonesia. LATAR BELAKANG • Gerakan ini bermula dari acara reuni Divisi Banteng di Padang pada tanggal 20-25 November 1956. Dari pertemuan tersebut di hasilkan perlunya Otonomi Daerah agar bisa menggali potensi dan kekayaan Daerah dan disetujui pula pembetukan Dewan Banteng yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein komandan resimen IV dan tetorium I yang berkedudukan di Padang. Namun upaya ini gagal. • Pada tanggal 20 Desember 1956, Letkol Ahmad Husein merebut kekuasaan Pemerintah Daerah dari Gubernur Ruslan Nuljohardjo. Dalihnya Gubernur yang ditunjuk Pemerintah tidak berhasil menjalankan pembangunan Daerah. Di samping itu di berbagai Daerah muncul pula dewan-dewan lain yakni LATAR BELAKANG • Dewan Gajah di Sumatra Utara pimpinan Kolonel Maludin Simbolon (22 Desember 1956) • Dewan Garuda di Sumatra Selatan pimpinan Letkol R. Barlian (Pertengahan Januari 1957) • Dewan Maguni di Sulawesi Utara pimpinan Letkol Ventje Sumual (17 Februari 1957) • Dewan Banteng di Sumatra Barat pimpinan letkol Ahmad Husein (20 Desember 1956) PERISTIWA • Selanjutnya diadakan rapat raksasa di Padang. Letkol Ahmad Husein selaku pimpinan mengeluarkan ultimatum yang isinya agar Kabinet Juanda menyerahkan mandatnya kepada Presiden dengan waktu 5 X 24 jam dan Presiden diminta kembali kepada kedudukan konstitusionalnya. • Ultimatum ini ditolak oleh Pemerintah Pusat, bahkan Ahmad Husein dan kawan kawannya di pecat dari Angkatan Darat. Pada tanggal 15 Februari 1958 Letkol Ahmad Husein mengumumkan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia di Padang. Pemerintah tersebut membuat Kabinet dengan Syafruddin Prawiranegara sebagai Perdana Menterinya KABINET PRRI • Mr. Sjafruddin Prawiranegara Perdana Menteri merangkap Menteri Keuangan • Mr. Assaat Dt. Mudo Menteri Dalam Negeri • Kol. Maludin Simbolon Menteri Luar Negeri • Prof. Dr. Soemitro D. Menteri Perhubungan dan Pelayaran • Muhammad Sjafei Menteri PPK dan Kesehatan • J.F. Warouw Menteri Pembangunan • Saladin Sarumpaet Menteri Pertanian dan Perburuhan • Muchtar Lintang Menteri Agama • Saleh Lahade Menteri Penerangan • Ayah Gani Usman Menteri Sosial • Kol. Dahlan Djambek Menteri Pos dan Telekomunikasi PERISTIWA • Ultimatum yang dikeluarkan oleh ketua Dewan Banteng dalam kelompok PRRI tidak ditanggapi oleh Kabinet Djuanda. Alhasil, KSAD Nasution memecat Letnan Kolonel Ahmad Husein, Kolonel Simbolon, Kolonel Dahlan Djambek, dan Kolonel Zulkifl Lubis. Karena mereka termasuk kedalam kelompok pemberontakan tersebut. • Pemberontakan PRRI ditumpas melalui jalan damai tetapi mengalami kebuntuan. Kemudian, pemerintah terpaksa melakukan operasi militer dengan tujuan menghancurkan kekuatan pemberontak dan mencegah campur tangan asing. Seluruh operasi militer di Sumatera tersebut dapat diakhiri setelah Ahmad Husein secara resmi menyerah pada tanggal 29 Mei 1958. Operasi penumpasan pemberontak Permesta sangat berat karena persenjataan mereka yang modern serta bantuan dari pihak asing. FAKTOR PENDUKUNG • Berita proklamasi PRRI disambut dengan antusias oleh para tokoh masyarakat Manado, Sulawesi Utara • Karena kegagalan musyawarah dengan pemerintah : 1. Mereka mendukung PRRI 2. Mendeklarasikan Permesta 3. Memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat (Kabinet Juanda) • Akibatnya, Pemerintah melakukan operasi militer untuk menindak pemberontak. • Pemeberontokan mendapatkan dukungan secara diam-diam oleh Amerika Serikat • AS ikut campur. Kekhawatiran jatuhnya Indonesia ke tangan komunis yang saat itu kian menguat. Buktinya adalah ketika pesawat yang dikemudikan oleh pilot Allen Lawrence Pope berhasil ditembak jatuh, ternyata pilot tersebut adalah pilot AS. UPAYA PENUMPASAN • Akhirnya, pemberontakan PRRI/Permesta baru dapat diselesaikan pada bulan Agustus 1958. • Pada tahun 1961 pemerintah membuka kesempatan bagi sisa-sisa anggota Permesta untuk kembali Republik Indonesia.