Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH BAHASA INDONESIA DAN SEJARAH EJAAN

BAHASA INDONESIA

OLEH:
 Anisa Rudin Anova
 Laurensius Ferdanda Ferrel K.
 Suci Diansari
 Titi Asri Ramadhani
 Winarsih Andresra Putri
Perkembangan Bahasa Indonesia Pada Masa Perkembangan Bahasa Indonesia Pada Masa
Kerajaan Prakemerdekaan

Perkembangan Bahasa Indonesia Pada Masa


Pascakemerdekaan
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA PADA MASA KERAJAAN

Pada zaman Sriwijaya, bahasa melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa
buku pelajaran agama Budha. Bahasa melayu dipakai sebagai bahasa perhubungan antar
suku di Nusantara. Bahasa melayu dipakai sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa
yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar nusantara.
________________________________________
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa melayu tampak makin jelas dari peninggalan-
peninggalan kerajaan islam, baik yang berupa batu tertulis, seperti tulisan pada batu nisan di
Minye Tujah, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil-hasil sastra (abad ke-16 dan ke-
17), seperti syair Hamzah Fansuri, hikayat raja-raja Pasai, sejarah melayu, Tajussalatin dan
Bustanussalatin.

________________________________________
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA PADA MASA PRAKEMERDEKAAN

Pengakuan dan pernyataan yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 tidak akan ada artinya tanpa diikuti
usaha untuk mengembangkan bahasa Indonesia, meningkatkan kemampuan bahasa Indonesia sebagai bahasa
Nasional.
Sebagai realisasi usaha itu, pada tahun 1939 para Cendekiawan dan Budayawan Indonesia menyelenggarakan
suatu Kongres, yaitu Kongres Bahasa Indonesia I di Solo, Jawa Tengah. Dalam Kongres itu Ki Hajar Dewantara
menegaskan bahwa "Jang dinamakan 'bahasa Indonesia' Jaitoe bahasa Melajoe Jang Soenggoehpoen pokoknya berasal dari
'Melajoe Riau' akan tetapi Jang Soedah ditambah, dioebah atau dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe, hingga
bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat diseloeroeh Indonesia, pembaharoean bahasa malajoe hingga menjadi bahasa Indonesia
itoe haroes dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan Indonesia".

Hingga berakhirnya kekuasaan Belanda di Indonesia pada tahun 1942 tak satu keputusan pun yang telah
dilaksanakan karena pemerintah Belanda tidak merasa perlu melaksanakan keputusan-keputusan itu. Barulah pada
masa pendudukan Jepang Bahasa Indonesia memperoleh kesempatan berkembang karena pemerintah Jepang seperti
halnya pemerintah penjajah yang lain sesungguhnya bercita-cita menjadikan bahasa resmi di Indonesia terpaksa
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pemerintahan dan sebagai bahasa pengantar di sekolah-
sekolah.
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA PADA MASA KEMERDEKAAN

Perkembangan bahasa Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya tali
persaudaraan serta rasa persatuan bangsa Indonesia oleh karena itu para pemuda Indonesia yang tergabung dalam
perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia yang menjadi bahasa
persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan lahirnya sumpah pemuda pada tanggal 28
oktober 1928 yang mengiikrarkan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa yang semuanya dengan nama
Indonesia. Perkembangan berjalan dengan sangat cepat sehingga pada waktu kemerdekaan Indonesia
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, bahasa Indonesia telah siap menerima kedudukan sebagai bahasa
Negara.
ALASAN BAHASA MELAYU DIANGKAT MENJADI
BAHASA INDONESIA
Bahasa melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan negara Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai
berikut:
1. Jika bahasa jawa digunakan, suku-suku bangsa atau golongan lain di Negara Indonesia akan merasa dijajah oleh suku
jawa yang merupakan golongan mayoritas di republik Indonesia.
2. Bahasa Indonesia jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa melayu riau. Ada tingkatan bahasa halus,
biasa, dan kasar yang digunakan unyuk orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat.
3. Bahasa melayu riau yang dipilih dan bukan bahasa melayu Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Maluku, Jakarta (Betawi),
ataupun kutai dengan pertimbangan:
• Pertama, suku melayu berasal dari Riau, sultan malaka yang terakhirpun lahir ke Riau selepas malaka direbut oleh Portugis.
• Kedua, sebagai lingu france, bahasa melayu riau yang paling sedikit terkenal pengaruh misalnya dari bahasa Tionghoa,
hokkien, ataupun dari bangsa lainnya.
Peristiwa – Peristiwa yang Berkaitan dengan Perkembangan
Bahasa Indonesia

Budi Oetomo
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang merupakan organisasi yang bersifat
kenasionalan yang pertama berdiri dan tempat terhidupnya kaum terpelajar
bangsa Indonesia, dengan sadar menuntut agar syarat-syarat untuk masuk ke
sekolah Belanda diperingan. Pada kesempatan permulaan abad ke-20, bangsa
Indonesia dituntun dan keinginan akan penguasaan bahasa Belanda sebab
bahasa Belanda merupakan syarat utama untuk melanjutkan pelajaran
menambang ilmu pengetahuan barat.
Sarekat Islam
Sarekat islam berdiri pada tahun 1912. Mula-mula partai ini hanya bergerak
dibidang perdagangan, namun bergerak dibidang sosial dan politik. Sejak
berdirinya, Sarekat Islam yang bersifat nonkooperatif dengan pemerintah
Belanda dibidang politik tidak pernah mempergunakan bahasa Belanda. Bahasa
yang mereka pergunakan ialah bahasa Indonesia.
Balai Pustaka
Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue pada tahu 1908 balai pustaku ini didirikan. Mulanya badan ini bernama
Commissie Voor De Volkslectuur, pada tahun 1917 namanya berubah menjadi balai pustaka. Selain
menerbitkan buku-buku, balai pustaka juga menerbitkan majalah.
Hasil yang diperoleh dengan didirikannya balai pustaka terhadap perkembangan bahasa melayu menjadi
bahasa Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Memberikan kesempatan kepada pengarang-pengarang bangsa Indonesia untuk menulis cerita
ciptanya dalam bahasa melayu.
b. Memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk membaca hasil ciptaan bangsanya sendiri
dalam bahasa melayu.
c. Menciptakan hubungan antara sastrawan dengan masyarakat sebab melalui karangannya sastrawan
melukiskan hal-hal yang dialami oleh bangsanya dan hal-hal yang menjadi cita-cita bangsanya.
d. Balai pustaka juga memperkaya dan memperbaiki bahasa melayu sebab diantara syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh karangan yang akan diterbitkan di balai pustaka ialah tulisan dalam bahasa melayu
yang bersusun baik dan terpelihara.
Sumpah Pemuda
Kongres pemuda yang paling dikenal ialah kongres pemuda yang diselenggarakan pada
tahun 1928 di Jakarta. Pada hal sebelumnya, yaitu tahun 1926, telah pula diadakan kongres
p[emuda yang tepat penyelenggaraannya juga di Jakarta. Berlangsung kongres ini tidak semata-
mata bermakna bagi perkembangan politik, melainkan juga bagi perkembangan bahasa dan
sastra Indonesia.
Pada tahun itu, organisasi-organisasi pemuda memutuskan bergabung dalam wadah yang
lebih besar Indonesia muda. Pada tanggal 28 Oktober 1928, organisasi pemuda itu mengadakan
kongres pemuda di Jakarta yang menghasilkan sebuah pernyataan bersejarah yang kemudian
lebih dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Pertanyaan bersatu itu dituangkan berupa ikrar atas tiga
hal Negara, bangsa, dan bahasa yang satu dalam ikrar Sumpah Pemuda.
Peristiwa ini dianggap sebagai awal permulaan bahasa Indonesia yang sebenarnya, bahasa
Indonesia sebagai media dan sebagai symbol kemerdekaan bangsa. Pada waktu itu memang
terdapat beberapa pihak yang peradaban modern. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa cita-
cita itu sudah menjadi kenyataan, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi media kesatuan, dan
politik, melainkan juga menjadi bahasa sastra indonesia baru.
Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia
1. Ejaan Van Ophuysen (1901-1947)
Ejaan ini merupakan pengembangan ejaan bahasa Melayu dengan menggunakan huruf latin
yang dilakukan oleh Prof. Charles van Ophuijsen ahli bahasa berkebangsaan Belanda dibantu
oleh Engku Nawawi gelar Sutan Makmur dan Moh. Taib Sultan Ibrahim.
Ciri-ciri Ejaan Van Ophuysen:
• Huruf “I” untuk membedakan antara huruf I sebagai akhiran dan karenanya harus dengan
diftong seperti mulai dengan ramai, juga digunakan untuk huruf “y” soerabaia.
• Huruf “j” untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang dan sebagainya. Huruf “oe” untuk
menuliskan kata-kata goeroe, itoe,oemoer, dan sebagainya.
• Tanda diakritik seperti koma, ain dan tanda , untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’,
pa’, dan sebagainya.
2. Ejaan Republik (1947 – 1972)
Ejaan Republik diresmikan pada tanggal 19 maret 1947 menggantikan ejaan
sebelum yaitu ejaan Van Ophuysen. Ejaan ini dikenal juga dengan nama Ejaan
Soewandi yang menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu.
3. Ejaan Pembaharuan (1957)
Ejaan pembaharuan direncanakan untuk memperbaharui Ejaan Republik.
Penyusunan itu dilakukan oleh Panitia Pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia pada
tahun 1957 oleh Profesor Prijono dan E. Katoppo. Namun, hasil kerja panitia itu
tidak pernah diumumkan secara resmi sehingga ejaan itu pun belum pernah
diberlakukan.
4. Ejaan Melindo -Melayu Indonesia (1959)
Ejaan Melindo sebagai hasil usaha penyatuan sistem ejaan dengan huruf Latin di
Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1959. Akan tetapi karena terjadi
masalah politik antara Indonesia dan Malaysia selama bertahun-tahun akhirnya
peresmian ejaan ini tidak dilaksanakan.
Ciri-ciri Ejaan Melindo
• gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta, diganti dengan c menjadi cinta
• juga gabungan konsonan nj seperti njonja, diganti dengan huruf nc, yang sama
sekali masih baru
5. Ejaan Baru atau Ejaan LBK
Pada tahun 1967 Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (sekarang bernama Pusat
Bahasa) mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan LBK) sebagai pengembangan ejaan
Melindo yang tidak ada kepastian. Pada ejaan ini sudah banyak perubahan ejaan
yang disempurnakan, hampir tidak ada perbedaan antara ejaan Baru dengan
EYD, kecuali pada rincian kaidah-kaidahnya.
6. Ejaan Yang Disempurnakan (1972-2015)
Ejaan ini diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1972 berdasarkan putusan
presiden No. 57 tahun 1972 oleh presiden Republik Indonesia Suharto, untuk
menggantikan ejaan Republik (ejaan Suwandi). Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan
surat keputusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 menyusun buku
Pedoman Umum yang berisi pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas.
7. Ejaan Bahasa Indonesia (2015)
Ejaan Bahasa Indonesia dipergunakan untuk mengganti Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan – EYD. Meskipun belum ada keputusan Presiden tentang adanya penggunaan ejaan baru
untuk bahasa Indonesia, namun Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, telah menerbitkan edisi keempat tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI) di Jakarta, Maret 2016.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 yang diterbitkan pada tanggal 26
November 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, serta untuk menyempurnakan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD) edisi ketiga. Pedoman ini
diharapkan dapat mengakomodasi perkembangan bahasa Indonesia yang makin pesat.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai