Anda di halaman 1dari 98

PEMBERIAN OBAT KEPADA

PASIEN/KLIEN
•Tehnik Pemberian yang tepat baik dalam
dosis dan waktu pemberian akan
mempercepat kesembuhan. Sebaliknya
pemberian obat yang salah akan dapat
berbahaya dan bukannya sembuh malahan
bisa menimbulkan masalah baru lagi.
Definisi Obat
SK Menkes RI No.193/Kab/B.VII/71:
suatu bahan atau paduan bahan-bahan yg
digunakan dalam menetapkan
diagnosa,mencegah, mengurangi,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau
gejala penyakit, luka, atau kelainan badaniah dan
rokhaniah pada manusia atau hewan,
memperelok atau memperindah badan atau
bagian badan manusia.
•Diagnosa ( Tuberculin),
• mencegah(BCG,DPT,vaksin cacar),
•mengurangkan dan menghilangkan
(Codein,Novalgin dll)
•menyembuhkan(antibiotik),
•luka (betadine,sofratulee),
•kelainan rokhaniah(diazepam ),
• memperelok badan(kosmetika)
ISTILAH DLM OBAT2AN
a. Obat baku
“Bahan obat merupakan substansi yang memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan oleh Farmakope Indonesia atau
buku resmi lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah. Obat
baku dalam substansi selanjutnya akan disebut “bahan
obat”.
b. Obat Jadi
“Obat dalam keadaan tunggal ataupun campuran dalam
bentuk sediaan tertentu: serbuk, cairan, salep, tablet,
kapsul,pil, suppositoria atau bentuk lain, dan mempunyai
nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau
buku-buku lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah. Obat
jadi berupa komposisi yang sudah standar dapat disebut
“preparat standar”.
c. Obat Paten
“Berupa obat jadi dengan nama dagang yang
terdaftar atas nama si pembuat (pabrik) atau
yang dikuasakannya, dan dijual dalam bungkus
asli dari pabrik yang memproduksinya
d. Obat asli
“Obat yang didapat langsung dari bahan-bahan
alam (Indonesia), terolah secara sederhana atas
dasar pengalaman, dan digunakan dalam
pengobatan tradisional”.
e. Obat baru
“Obat yang terdiri dari satu atau campuran
beberapa bahan obat sebagai bagian yang
berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat
(antara lain zat pengisi, pelarut,) atau
komponen lain yang belum dikenal,sehingga
belum diketahui khasiat serta
keamanannya”.
f. Obat Generik
“Nama obat yang lazim atau umum; mis,
paracetamol.
KATEGORI OBAT
Kategori obat dibedakan menurut:
A. UU Farmasi:
1. Obat Daftar O (Narkotika) ciri:
Obat diberikan kepada pasien harus dengan
resep dokter, lengkap dengan tanda tangannya
Tidak boleh mengulang pemberiannya tanpa
resep yang baru Disimpan di lemari khusus
yang terkunci rapat dan terbuat dari kayu Bila
lemarinya kecil, maka harus dipaku ke dinding
2. Obat Daftar G (Obat Keras)
Definisi
obat beracun yang mempunyai khasiat
mengobati,menguatkan, mendesinfeksikan
tubuh manusia, dan lain-lain, obat berada
baik dalam bungkusan maupun tidak. Obat
Daftar G yang termasuk Obat Wajib Apotek
boleh diserahkan kepada seseorang tanpa
resep dokter.
Obat-obat yang dimasukkan ke dalam
Daftar G ditetapkan dengan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan berupa
“Daftar Obat Keras” dengan pemberian
nomor-nomor
Beberapa ketentuan mengenai obat daftar G:
a.Semua obat sediaan/obat paten yang mengandung
bahan obat tergolong Daftar G, pada bungkus luar oleh
pabrik harus disebutkan bahwa obat itu hanya boleh
diserahkan dengan resep dokter.
b. Semua obat baru dimasukkan ke dalam Daftar G,
kecuali apabila oleh DepKes telah dinyatakan secara
tertulis bahwa obat baru itu tidak membahayakan
kesehatan manusia
c. Yang dimaksud dengan obat baru ialah semua
obat yang tidak tercantum dalam Farmakope
Indonesia dan Daftar Obat Keras atau obat yang
secara resmi, belum pernah diimpor atau
digunakan di Indonesia, sehingga tidak diketahui
khasiat dan keamanannya.
d. Kecuali bila ditentukan lain, maka semua bahan
yang tergolong obat Daftar G, berlaku bagi obat itu
sebagai substansi dan juga bagi semua sediaan
yang mengandung obat tersebut
3. Obat Daftar W (Obat Bebas & Obat
Bebas Terbatas)
Perbedaan obat daftar W dengan daftar G adalah
bahwa obat daftar W dapat diperoleh tanpa resep
dokter, asal memenuhi ketentuan-ketentuan
berikut:
Obat-obat dalam Daftar W hanya boleh dijual
dalam bungkusan asli pabrik pembuatnya. Pada
waktu penyerahan obat maka pada wadahnya
harus tercantum tanda peringatan berupa etiket
khusus yang tercatat sesuai dengan ketentuan
Kementerian Kesehatan (tanda P)
Etiket khusus tanda peringatan (P) tersebut
berwarna hitam dgn tulisan putih, berukuran 5 x
2 cm dan memuat pemberitahuan sebagai
berikut:
* P1 : Awas! Obat Keras, baca aturan
pakainya.
Contoh: Benadryl tablet = Difenhidramin
tablet,
maximum 10 tablet @ 50mg
* P2 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur.
Jangan ditelan Contoh: Bethadine kumur
* P3 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian
luar badan
Contoh: Obat luka : Jodium tinctur, bethadine
* P4 : Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar
Contoh: Asma sigaret
* P5 : Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan
Contoh: Sulfanilamid puyer steril 5 g
* P6 : Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan
ditelan.
Contoh: Suppositoria antihemoroid
Obat bebas terbatas biasanya bertanda
lingkaran dengan warna biru di dalamnya.

Selain itu ada juga obat bebas yang dapat


dibeli bebas oleh konsumen dengan tanda
lingkaran dengan warna hijau di dalamnya
4. Obat Psikotropika
Obat-obat yang termasuk bahan psikotropik
dilengkapi dengan atau mempunyai
peraturan-peraturan khusus berupa
larangan-larangan tertentu yang ditetapkan
oleh Menteri Kesehatan. Obat-obat ini
mempengaruhi susunan saraf pusat dengan
cara menyebabkan depresi SSP.
B. Menurut Cara Pemberiannya:
* Obat Dalam
Obat yang diberikan melalui mulut atau oral. Bila obat
ini dibeli dengan resep dokter, ditandai dengan etiket
yang berwarna putih.
* Obat Luar
Obat yang diberikan selain melalui mulut atau oral,
bisa lewat kulit, injeksi, anus, vagina, hidung, telinga
dan mata. Biasanya bila dibeli dengan resep dokter
diberi etiket dengan warna biru.
C. Menurut Khasiat/efek obat, Dibagi
berdasarkan kelas terapi
seperti yang tercantum diDOEN, seperti:
antibiotika,analgetika dan sebagainya
Penggolongan Berdasarkan Efek Farmakologi
Tempat Kerja Dalam Tubuh
* Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat
* Obat yang bekerja pada jantung
* Obat yang bekerja pada ginjal
* Dan lain-lain
Aktivitas Terapeutik atau penerapannya
* Analgesik* Antipiretik
* Antiinflamasi* Antibiotik
* Dan lain-lain
Mekanisme Kerja Farmakologi
* Depresi susunan saraf pusat
* Perangsang susunan saraf pusat
* Anti histamin
* Beta bloker
* Dan lain-lain
Sumber asal
* Buatan
* Alami
Sifat obat:
* Asam
* Basa
REAKSI OBAT
Sebagai bahan atau benda asing yang masuk
kedalam tubuh obat akan bekerja sesuai proses
kimiawi, melalui suatu reaksi obat.
Reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu
paruh yakni suatu interval waktu yang diperlukan
dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga
terjadi pengurangan konsentrasi setengah dari
kadar puncak obat dalam tubuh.
Adapun faktor yang mempengaruhi reaksi
obat yaitu :
1. Absorbs obat
2. Distribusi obat
3. Metabolisme obat
4. Eksresi sisa
Ada 2 efek obat :
•Efek terapeutik adalah obat memiliki
kesesuaian terhadap efek yang diharapkan
sesuai kandungan obatnya seperti paliatif
(berefek untuk mengurangi gejala), kuratif
(memiliki efek pengobatan) dan lain-lain.
•efek samping adalah dampak yang tidak
diharapkan, tidak bisa diramal, dan bahkan
kemungkinan dapat membahayakan seperti
adanya alerg, toksisitas ( keracunan),
kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain.
Kadar terapeutik obat dapat dicapai lebih cepat
dengan memberikan dosis muatan yang di ikuti
dengan dosis rumatan.
Dosis muatan adalah dosis awal obat yang lebih
tinggi dari dosis-dosis selanjutnya dengan tujuan
mencapai kadar obat terapeutik dalam serum
dengan cepat.
Dosis rumatan merupakan dosis obat yang
mempertahankan konsentrasi plasma dalam
keadaan stabil pada rentang terapeutik.
CARA PEMBERIAN OBAT

A. Tujuan terapi: indikasi penyakit


* Sifat pemberian obat
* durasi obat
B. Kondisi pasien
* Kenyamanan dari pasien
* Keamanan
* Dapat menelan atau tidak
* Sadar/tidak
C. Sifat fisika - kimia obat
* Stabilitas
* Iritatif
Ada beberapa jenis obat yang diberikan dengan
cara yang berbeda, berikut adalah beberapa
macam tehnik pemberian obat diantaranya yaitu
:
1.Pemberian Obat Secara Oral.
2.Pemberian Obat Secara Sublingual.
3.Pemberian Obat Secara Bukal
4.Pemberian Obat Secara Inhalasi.
5.Pemberian Obat Secara Rektal
6.Pemberian Obat Secara Pervaginam.
7.Pemberian Obat Secara Perenteral.
8.Pemberian Obat secara Topikal/lokal.
PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL
*PEMBERIAN OBATNYA ADALAH MELALUI MULUT.
*MUDAH DAN AMAN PEMAKAIANNYA, LAZIM DAN
PRAKTIS DALAM MEMBERIKANNYA.
*TIDAK SEMUA OBAT DAPAT DIBERIKAN PER-ORAL,
CONTOHNYA : OBAT YANG DIURAIKAN OLEH GETAH
LAMBUNG (INSULIN DAN OKSITOKSIN).
*PEMBERIAN OBAT ORAL INI DAPAT TERJADI
INAKTIVASI OLEH HATI SEBELUM DIEDARKAN KE
TEMPAT KERJANYA
*DAPAT JUGA UNTUK MENCAPAI EFEK LOKAL YANG
DIINGINKAN DAN DIKEHENDAKI CONTOHNYA ADALAH
: OBAT CACING
*BAIK SEKALI UNTUK MENGOBATI INFEKSI USUS
BENTUK SEDIAAN ORAL
DIANTARANYA YAITU : TABLET,
KAPSUL, OBAT HISAP, SIRUP DAN
TETESAN.
PEMBERIAN OBAT SECARA SUBLINGUAL
*PEMBERIAN OBAT DENGAN CARA DITARUH DIBAWAH LIDAH.
*TIDAK MELALUI HATI SEHINGGA TIDAK DIINAKTIF.
*DARI SELAPUT DI BAWAH LIDAH LANGSUNG KE DALAM
ALIRAN DARAH, SEHINGGA EFEK YANG DICAPAI LEBIH
CEPAT MISALNYA : PADA PASIEN SERANGAN JANTUNG DAN
JUGA PENYAKIT ASMA.
*KEKURANGANNYA KURANG PRAKTIS UNTUK DIGUNAKAN
TERUS MENERUS DAN DAPAT MERANGSANG SELAPUT LENDIR
MULUT.
*BENTUKNYA TABLET KECIL ATAU SPRAY, CONTOHNYA
ADALAH : ISOSORBID TABLET ( ISDN ).
• Pemberian Bukal
Pemberian obat melalui rute bukal dilakukan
dengan menempelkan obat padat di membran
mukosa pipi sampai obat larut. Klien harus
diajarkan untuk menempatkan dosis obat secara
bergantian di pipi kanan dan kiri supaya mukosa
tidak iritasi. Klien juga diperingatkan untuk tidak
mengunyah atau menelan obat atau minum air
bersama obat. Obat bukal bereaksi secara lokal
pada mukosa atau secara sistemik ketika obat
ditelan dalam saliva.
PEMBERIAN OBAT SECARA INHALASI
*OBAT DIBERIKAN UNTUK DISEDOT MELALUI HIDUNG
ATAU MULUT ATAU DISEMPROTKAN
*PENYERAPAN OBAT YANG DIBERIKAN DENGAN
INHALASI INI DAPAT TERJADI PADA SELAPUT
MULUT, TENGGOROKAN DAN PERNAFASAN
*BENTUK SEDIAAN OBAT INHALASI ADALAH DALAM
BENTUK GAS DAN ZAT PADAT, TETAPI BISA JUGA
MEMPUNYAI EFEK SISTEMIK. BENTUK INHALASI INI
BISA DALAM WADAH YANG DIBERI TEKANAN DAN
MENGANDUNG ZAT PEMANCUR (AEROSOL, CONTOHNYA
YAITU : ALUPENT METERED AEROSOL).
PEMBERIAN OBAT SECARA REKTAL
* PEMBERIAN OBAT MELALUI DUBUR
(REKTAL).
*BENTUKNYA SUPPOSITORIA DAN
CLYSMA (OBAT POMPA).
*BAIK SEKALI UNTUK OBAT YANG
DIRUSAK OLEH ASAM LAMBUNG.
*DIBERIKAN UNTUK MENCAPAI
TAKARAN YANG CEPAT DAN TEPAT.
*EFEK SISTEMIKNYA LEBIH CEPAT DAN LEBIH
BESAR BILA DIBANDINGKANDENGAN PERORAL,
BERHUBUNG PEMBULUH-PEMBULUH DARAH PERTAMA.
MISALNYA : PADA BAYI (STESOLID RECTAL,
DALAM PENGOBATAN KEJANG AKUT)
* BENTUK SUPPOSITORIA DAN CLYSMA SERING
DIGUNAKAN UNTUK EFEK LOKAL MISALNYA UNTUK
WASIR DAN LAXATIV.
*PEMBERIAN OBAT MELALUI REKTAL DAPAT
DIOLESKAN PADA PERMUKAAN REKTAL BERUPA
SALEP DAN HANYA MEMPUNYAI EFEK LOKAL.
PEMBERIAN OBAT SECARA PERVAGINAM
(INTRA VAGINAL )
*PEMBERIAN OBAT YANG DIBERIKAN
MELALUI SELAPUT LENDIR/MUKOSA
VAGINA.
*DIBERIKAN PADA ANTIFUNGI DAN ANTI
KEHAMILAN.
*BENTUKNYA : TABLET, SALEP, KRIM
DAN CAIRAN BILASAN.
PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL
*PEMBERIAN OBAT INI CARA PEMBERIAANNYA TANPA
MELALUI MULUT (TANPA MELALUI SALURAN
PENCERNAAN) TETAPI LANGSUNG MELALUI PEMBULUH
DARAH. CONTOHNYA ADALAH SEDIAAN INJEKSI ATAU
SUNTIKAN.
*TUJUAN PEMBERIAN MELALUI PARENTERAL INI
ADALAH AGAR DAPAT LNGSUNGMENUJU SASARAN DAN
EFEKNYA LEBIH CEPAT.
*KELEBIHANNYA BISA UTK PASIEN YG TDK SADAR,
SERING MUNTAH & TDK KOOPERATIF
PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL /
LOKAL.
*MAKSUDNYA ADALAH OBAT YANG CARA
PEMBERIANNYA BERSIFAT LOKAL,
MISALNYA TETES MATA, SALEP, TETES
TELINGA DAN LAIN-LAIN.
DALAM PEMBERIAN OBAT HARUS
BENAR2 MEMPERHATIKAN PRINSIP
BENAR PEMBERIAN OBAT
Prinsip 6 BenarYaitu :
1.Benar Obat
2.Benar dosis
3.Benar pasien
4.Benar cara
5.Benar waktu
6. Benar dokumentasi
. Benar Obat
Sebelum mempersiapkan obat
ketempatnya perawat harus
memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3
kali yaitu ketika memindahkan obat dari
tempat penyimpanan obat, saat obat
diprogramkan, dan saat mengembalikan
ketempat penyimpanan.
Benar Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian
obat, maka penentuan dosis harus
diperhatikan dengan menggunakan alat
standar seperti obat cair harus dilengkapi
alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok
khusus, alat untuk membelah tablet dan
lain-lain sehingga perhitungan obat benar
untuk diberikan kepada pasien
Benar pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar
pada pasien yang diprogramkan dengan cara
mengidentifikasi kebenaran obat dengan
mencocokkan nama, nomor register, alamat
dan program pengobatan pada pasien.
.
Benar cara pemberian obat/ rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute
yang berbeda. Faktor yang menentukan
pemberian rute terbaik ditentukan oleh
keadaan umum pasien, kecepatan respon
yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat,
serta tempat kerja yang diinginkan. Obat
dapat diberikan peroral, sublingual,
parenteral, topikal, rektal, inhalasi dll.
Benar waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengna
waktu yang diprogramkan , karena berhubungan
dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek
terapi dari obat.
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang
efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau
mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika
obat harus diminum sebelum makan, untuk
memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu
jam sebelum makan.
Benar pendokumentasian
Setelah obat itu diberikan, harus
didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien
menolak meminum obatnya, atau obat itu
tidak dapat diminum, harus dicatat
alasannya dan dilaporkan.
TEKNIK-TEKNIK PEMBERIAN OBAT
a. Pemberian obat melalui
oral
Persiapan alat dan bahan :
· Daftar buku obat / catatan,
jadwal pemberian obat.
· Obat dan tempatnya
· Air minum dalam tempatnya
Prosedur kerja
1 cuci tangan
2 jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan .
3 baca obat, dg berprinsip tepat obat ,tepat pasien,tepat
dosis,tepat waktu, tepat tempat.
4 Bantu untuk meminumkannya dengan cara
a) apabila memberikan obat berbentuk tablet atau
kapsul dari botol, Jangan sentuh obat dengan tangan
. untuk obat berupa
kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya.
B )kaji kesulitan menelan bila ada, jadikan
tablet dalam bentuk bubuk dan campuran dengan
minuman.
c) Kaji denyut nadi dan tekanan darah
sebelum pemberian obat yang
membutuhkan pengkajian .
5 catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian .
evaluasi respons terhadap obat denngan mencatat
hasil pemberian obat
6 cuci tangan
B.PEMBERIAN OBAT MELALUI JARINGAN
INTRAKUTAN
MEMBERIKAN ATAU MEMASUKKAN OBAT KEDLM
JARINGAN KULIT DILAKUKAN SBG TES
REAKSI ALERGI TRHDP JENIS OBAT YANG
AKN DGUNAKAN. PEMBERIAN
OBAT MELALUI JARINGAN INTRAKUTAN INI
DILAKUKAN DI BAWAH DERMIS ATAU
EPIDERMIS SECARA UMUM, DILAKUKAN PADA
DAAERAH LENGAN , TANGAN BAGIAN
VENTERAL.
Persiapan alat dan bahan :
1 Daftar buku obat /catatan, jadwal pemberian
obat.
2 Obat dalam tempatnya.
3 Spuit 1cc /spuit insulin
4 Kapas alkhol dalam tempatnya.
5 Cairan pelarut
6 Bak seteril dilapisi kas steril
7 Bengkok
8 Perlak dan alasanya
PROSEDUR KERJA :
1 CUCI TANGAN
2 JELASKAN PADA PASIEN MENGENAI PROSEDUR YANG AKAN
DILAKUKAN
3 BEBASKAN DAERAH YANG AKAN DISUNTIK.BILA MENGGUNAKAN
BAJU LENGAN PANJANG, BUKA DAN KE ATASKAN.
4 PASANG PERLAK DI BAWAH BAGIAN YANG DI SUNTIK.
5 AMBIL OBAT UNTUK TES ALERGI ,KEMUDIAN LARUTKAN /
ENCERKAN DENGAN AKUADES (CAIRAN PELARUT). SELANJUTNYA ,
AMBIL 0,5 CC DAN ENCERKAN LAGI SAMPAI 1 CC LALU
SIAPKAN PADA BAK INJEKSI ATAU SETERIL
6 DESINFEKSI DENGAN KAPAS ALCOHOL PADA DAERAH YANG
DISUNTIK
7 Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kiri
8 Lakukan penusukan dengan lubang menghdap ke atas yang
sudutnya 15-20 derajat terhadap permukaan kulit.
9 Semperotkan obat hingga terjadi gelembung
10 Tarik supit dan tdk boleh dilakukan massage
11 Cuci tangan
12 Catat reaksi pemberian , hasil pemberian obat / tes
obat, tanggal, waktu, dan jenis obat
c. Pemberian obat
melalui jaringan subkutan
Pemberian obat melalui suntikan di bawah
kulit dapat dilakukan pada daerah lengan
atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari
bahu, paha sebelah luar, daerah dada,
dan daerah sekitar umbilicus(abdomen) .
umumnya, pemberian obat melalui
jaringan subkutan ini dilakukan dalam
program pemberian insulin yang di
gunakan untuk mengontrol kadar gula
darah.
Persiapan alat dan bahan:
1. Daftar buku obat/ catatan, jadwal
pemberian obat
2. Obat dalam tempatnya.
3. Spuit insulin.
4. Kapas alkohol dalam tempatnya
5. Cairan
6. Bak injeksi
7. Bengkok
8. Perlak dan alasnya
Prosedur kerja:
1. cuci tangan.
2. jelaskan pada pasien mengenai prosedur
yang akan dilakukan
3. bebaskan daerah yang akan disuntikkan atau
bebaskan suntikan dari pakaian . apabila
menggunakan baju , dibuka atau di ataskan .
4. ambil obat pada tempatnya
sesuai dengan dosis yang akan diberikan .
setelah itu, tempatkan pada bak injeksi.
5. Disinfeksikan dengan kapas alkohol.
6.Tegangkan dengan tangan kiri (daerah yg akn
dilakukan suntikan subkuntun).
7. Lakukan penusukan dg jarum suntik menghdp ke atas ,
dengan sudut 45 pd permukaan kulit.
8.Lakukan dengan aspirasi bila tidak ada darah,
semprotkan obat perlahan-lahan hingga habis
9. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol. Masukan
spuit yg telah dipakai kedlm bengkok.
10. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu pemberian,
dan jenis / dosis obat.
11. Cuci tangan.
d. Pemberian obat
melalui intervena
Tujuanya agar reaksi
berlangsung cepat dan langsung
masuk pada pembuluh darah.
Persiapan alat dan bahan:
1. Daftar buku obat / catatan,
jadwal pemberian obat.
2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit sesuai dengan jenis
ukuran.
4. Kapas alkohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak injeksi
7. Bengkok
8. Perlak dan alasnya
9. Karet pembendung.
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang
akan dilakukan.
3. Bebaskan daerah yang akan dilakukan
penyuntikan dari pakaian. apabila tertutup,
pakaian dibuka atau dikeataskan
4. Ambil obat dari tempatnya dengan
spuit, sesui dengan dosis yang akan
diberikan. Apabila obat berada dalam bentuk
sediaan bubuk, maka lartkan dengan pelarut
(akuades sterill).
5. Pasang perlak atau pengalas di bwh vena yg
akan dilakukan penyuntikan.
6.tempatkan obat yg telh di ambil pd bak
injeksi
7.Disinfeksi dengan kapas alkohol
8. Pada bagian atas daerah yang akan dilakukan
pemberian obat dpt dilakukan peningkatan dg
karet pembandung (torniquet) , tegangkan dg
tangan / minta bantuan, atau membendung di
atas vena yang akan dilakukan penyuntikan.
9.Ambil spuit yang berisi obat
10.Lakukan penusukan dg lubang menghadap ke
atas dg memasukkan ke pembuluh darah .
11. Lakukan aspirasi. Bila sudah ada daerah
,lepskan karet pembendung dan langsung
semprotkan obat hingga habis.
12. Setelah selesai, ambil spuit dengan
menarik dan lakukan penekanan pada daerah
pennusukan dengan kapas alkohol . letakkan
spuit yang telah digunakan ke dalam bengkok.
13. Catat reaksi pemberian ,
tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat
14. Cuci tangan.
e. Pemberian obat melalui
intervena
Memberikan obat
melalui intrvena merupakan
pemberian obat dengan
menambahkan atau
memasukkan obat ke dalam
intervena. dengan bertujuan
untuk meminimalkan efek
samping dan mempertahankan
kadar terapeutik dalam darah.
Persiapan alat dan bahan :
1. Spuit dan jarum yang
sesuai dengan ukuran .
2. Obat dalam tempatnya
3. Wadah cairan
(kantong / botol)
4. Kapas alkohol.
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan
3. Periksa identitas pasien,
kemudian ambil obat dan masukkan ke
dalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat
pada daerah kantong.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas
alkohol dan stop aliran
6. Lakukan penyuntikan dg memasukkan
jarum spuit hingga menembus bagian
tengah dan memasukkan obat perlahan-
lahan ke dalam kantong / wadah cairan
7. Setelah selesai , tarik spuit dan
campur larutan dg membalikan kantong
cairan scr perlahan2 dari satu ujung ke
ujung lain.
8. Periksa kecepatan infuse
9. Cuci tangan
10. Catat reaksi pemberian ,
tanggal,waktu, dan dosis pemberian obat
f. Pemberian obat melalui selang
intervena
Persiapkan alat dan bahan :
1. Spuit dan jarum sesuai
dengan ukuran
2. Obat dalam tempatnya
3. Selang intrevena
4. Kapas alcohol
Prosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. jelaskan pada pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan
3. Periksa identitas pasien,
kemudian ambil obat dan masukkan ke
dalam spuit
4. Cari tempat penyuntikan obat
pada selang intervena
5. Lakukan disinfeksi dengan kapas
alcohol dan stop aliran
6.Lakukan penyuntikan dg memasukkan
jarum spuit hingga menembus bagian
tengah dan memasukkan obat secara
perlahan-lahan ke dalam selang
intervena
7. Setelah selesai, tarik spuit
8. Periksa kecepatan infus dan
obsevasi reksi obat
9. Cuci tangan
10. Catat obat yang telah diberikan
dosisnya
 g. Pemberian obat melalui
intramuscular
Memberikan obat melalui intramuskuler
merupakan pemberian obat dengan
memasukannya ke dalam jaringan otot.
Lokasi penyuntikan dapat dilakukan di
dorosogluteal (posisi tengkurap),
ventrogluteal (posisi bebaring), avastus
lateralis (daerah paha), deltoid (lengan atas ).
Dengan tujuan agar absorpasi obat dapat
lebih cepat.
Persiapa alat dan bahan :
1. Daftar buku obat/catat,jadwal
pemberian obat
2. Obat dalam tempatnaya
3. Spuit dan jarum sesuai dg ukurannya :
utk orang dewasa, panjang nya 2,5-3,7
cm; sedgkan utk anak , panjangnya 1,25-
2,5 cm
4. Kapas alcohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak injeksi
7. Bengkok
Perosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. jelaskan pada pasien mengenai prosedur
yang akan dilakukan
3. ambil obat kemudian masukkan ke dalam
spuit sesuai dengan dosis. Setelah itu
letakkan pada bak injeksi
4. periksa tempat yang akan dilakukan
penyuntikan.
5. Disinfeksi dengan kapas alcohol pada
tempat yang akan dilakukan penyuntikan
6. Lakukan penusukan menggunakan jarum
dengan posisi tegak lurus
7. Setelah jarum masuk , lakukan aspirasi
spuit.bila tidak ada darah, semperotkan obat
secara perlahan-lahan hingga habis
8. Setelah selesai, ambil spuit dengan
menariknya, tekan daerah penyuntikan dengan
kapas alcohol, kemudian letekkan spuit yang
telah digunakan pada bengkok
9. Catat reaksi pemberian , jumlah dosis
obat, dan waktu pemberian
10. Cuci tangan
Pemberian obat melalui rectum
Pemberian obat melalui
rectum merupakan pemberian obat
dengan memasukkan obat melalui
anus dan kemudian rectum
Persiapan alat dan bahan:
1. Obat supositoria pda
tempatnya
2. Sarung tangan
3. Kain kasa
4. Vaselin/pelican/pelumas
5. Kertas tisu
Prosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien
mengenai prosedur yang akan
dilakukan
3. Gunakan sarung tangan
4. uka pembungkus obat dan
pegang dengan kain kasa
5. Oleskan pelican pada ujung
obat supositoria
6. Regangkan glutea dengan tangan
kiri.kemudian masukkan supositoria perlahan
melalui anus,sphincter anal interna, serta
mengenai dinding rectal 10 cm pada orang
dewasa, 5 cm pada bayi atau anak .
7. Setelah selesai, tarik jari tangan
dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu
8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring
terlentang atau miring selama 5 menit
9. Cuci tangan
10. Cata obat, jumlah dosis, dan cara
pemberian .
i. Pemberian obat per
vagina
Pemberian obat melalui vagina
merupakan tindakan memasukkan
obat melalui vagina, yang
bertujuan untuk mendapatkan efek
terapi obat dan mengobati saluran
vagina atau serviks. obat ini
tersedia dalam bentuk krem dan
supositoria yang digunakan untuk
mengobati infeksi lokal .
Persiapan alat dan bahan:
1. Obat dalam tempatnya
2. Sarung tangan
3. Kain kasa
4. Kertas tisu
5. Kapas sublimat dalam
tempatnya.
6. Pengalas
7. Korentang dalam tempatnya
Prosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien,
mengenai prosedur yang akan
dilakukan
3. Gunakan sarung tangan
4. Buka pembukus obat dan
pegang dengan kain kasa
5. Bersihkan sekitar alat
kelamin dengan kapas sublimat
6. Anjurkan pasien tidur
dengan posisi dorsal recumbert
7. Apabila jenis obat supositoria, maka
buka pembungkus dan berikan pelumas pada obat
8. Renggang kan labia minora dengan tangan
kiri dan masukkan obat sepanjang dinding kanal
vaginal posterior sampai 7,5- 10 cm
9. Setelah obat masuk,bersihkan daerah
sekitar orifisium dan labia dengan tisu
10. Anjurkan utk tetap dalam posisi selama 10
m agar obat bereaksi.
11. Cuci tangan
12. Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara
pemberian
j. Pemberian obat pada
mata
Pemberian obat pada mata
dengan obat tetes mata atau
salep mata digunakan untuk
persiapan pemeriksaan struktur
internal mata dengan mendilatasi
pupil, pengukuran refraksi lensa
dengan melemahkan otot lensa,
serta penghilangan iritasi mata.
Persiapan alat dan bahan:
1. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril
atau berupa salep.
2. Pipet
3. Pinset anatomi dalam tempatnya
4. Korentang dalam tempatnya
5. Plester
6. Kain kasa
7. Kertas tisu
8. Balutan
9. Sarung tangan
10. Air hangat / kapas pelembat.
Prosedur keja:
1. Cuci tangan
2. Jelskan pada pasien, mengenai
prosedur yang dilakukan
3. Atur posisi pasien dengan kepala
menengadah dengan posisi perawat di
samping kanan
4. Gunakan sarung tangan
5. Bersihkan daerah kelopak dan
bulu mata dengan kapas lembat dari sudut
mata k arah hidung apabila sangat
kotor, basuh dengan air hangat.
6. Buka mata dengan menekan
perlahan-lahan bagian bawah dengan
ibu jari,jari telunjuk di atas
tulang orbita.
7. Teteskan obat mata di atas
sakus konjugtiva. Setelah tetesan
selesai sesuai dengan dosis,
anjurkan pasien untuk menutup mata
dengan perlahan-lahan, apabila
menggunakan obat tetes mata.
8. Apabila obat mata jenis salep pegang
aflikator salep di atas pinggir kelopak mata
kemudian pencet tube sehingga obat keluar dan
berikan obat pada kelopak mata bawah.setelah
selesai, anjurkan pasien untuk melihat ke
bawah , secara bergantian dan berikan obat
pada kelopak mata bagian atas.biarkan pasien
utk mmejamkan mata & mnggerakan kelopak mata
9. Tutup mata dengan kasa bila perlu.
10. Cuci tangan
11. Catat obt, jmlah, wktu, & tempat pemberian
k. Pemberian obat pada kulit
Persiapan alat dan bahan:
1. Obat dalam tempatnya (seperti krem,
losion, aerosol, dan seprai)
2. Pinset anatomis
3. Kain kasa
4. Kertas tisu
5. Balutan
6. Pengalas
7. Air sabun, air hangat
8. Sarung tangan
Prosedur kerja:
1 Cuci tangan
2. Jelskan pd pasien, mengenai prosedur yg
akan dilakukan
3. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan
dilakukan tindakan
4. Gunakan sarung tangan
5. Bersihkan daerah yang akan diberi obat
dengan air hangat (apabila terdapat kulit
mengeras ) dan gunakan pinset anatomis.
6. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan
cara pemakaian spt mngoleskan dan mengompres
7. Kalau perlu,tutup dengan
kain kasa atau balutan pada
daerah yang diobati
8. Cuci tangan
l. Pemberian obat pada telinga
Persiapan alat dan bahan :
1. Obat dalam tempatnya
2. Penetes
3. Spekulum telinga
4. Pinset anatomi dalam tempatnya
5. Korentang dalam tempatnya
6. Plester
7. Kai n kasa
8. Kertas tisu
9. Balutan
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien , mengenai
prosedur yang akan dilakukan
3. atur posisi pasien dengan kepala
miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan
daerah yang akan diobati , usahakan agar
lubang telinga pasien ke atas.
4. Lurusakan lubang telinga dengan
menarik daun telinga ke atas atau ke belakang
pada orng dewasa dan ke bawah pada anak
5. Apabila obat berupa obat tetes, maka
teteskan obat dengan jumlah tetesan sesuai
dosis pada dinding saluran untuk mencegah
terhalang oleh gelembung udara
6. Apabila berupa salep, maka ambil kapas lidi
& masukkan atau oleskan salep pd liang telinga
7. Pertahankan posisi kepala 2-3menit
8. Tutup telinga dengan pembalut dan
plester kalau perlu
9. Cuci tangan
10. Catat jumalah, tgl,dan dosis pemberian.
m. Pemberian obat pada
hidung
Pemberian obat tetes hidung
dapat dilakukan pada hidung
seseorang dengan keradangan
hidung (rhinitis) atau
nasofaring.
Persiapan alat dan bahan
1. Obat dalam tempatnya
2. Pipet
3. Spekulum hidung
4. Pinset anatomi pada tempatnya
5. Korentang dalam tempatnya
6. Plester
7. Kain kasa
8. Kertas tisu
9. Balutan
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien, mengenai
prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi pasien dengan cara :
4. Berikan tetesan obat sesuai dengan
dosis pada tiap lubang hidung
5. Pertahankan posisi kepala tetap
tengadah ke belakang selama 5 menit
6. Cuci tangan
7. Catat cara tanggal, dan dosis
pemberian obat
TUGAS KELOMPOK

 Kelompok A
Tn.A sdh 3 hr sakit,badan panas,tidak mau
makan,mual dan muntah
Pertanyaan
1.Apakah tekhnik pemberian obat yg tepat bagi
Tn.A. jelaskan !
2.Jelaskan persiapan alat dan bahan serta
prosedur kerja pemberian obat pd Tn.A
 Kelompok B
Tn.B dlm keadaan sakit,badan lemas,nafsu makan
berkurang,tidak ada muntah
Pertanyaan:
1.Apakah tekhnik pemberian obat yg tepat bagi
Tn.B. jelaskan !
2.Jelaskan persiapan alat dan bahan serta
prosedur kerja pemberian obat pd Tn.B
 Kelompok C
Tn.C sdh 4 hari nyeri perut,tdk bisa BAB.sudah
minum obat pencahar(laxative) tapi BAB tetap
tdk bisa.
Pertanyaan:
1.Apakah tekhnik pemberian obat yg tepat bagi
Tn.C. jelaskan !
2.Jelaskan persiapan alat dan bahan serta
prosedur kerja pemberian obat pd Tn.C

Anda mungkin juga menyukai