Anda di halaman 1dari 13

~Undang-undang No.

8 Tahun 1983
~Undang-undang No. 11 Tahun 1994
~Undang-undang No. 18 Tahun 2000
Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak
atas konsumsi Barang Kena Pajak (BKP)
dan atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang
dilakukan di dalam Daerah Pabean.
• Satu jenis pajak yang saat timbulnya
kewajiban pajak ditentukan oleh faktor
objektif, yang disebut taatbestand.
Istilah tersebut mengacu kepada
keadaan, pristiwa atau perbuatan
hukum yang dapat dikenakan pajak
yang juga disebut dengan objek pajak
pajak yang timbul akibat suatu pristiwa
hukum yang menjadi beban konsumen baik
secara yuridis maupun ekonomis.
Maksudnya yang dikenai pajak adalah
barang-barang atau jasa yang dikonsumsi,
bukan barang-barang dalam proses
produksi, dan ditujukan pada konsumen
akhir.
Sebagai pajak tidak langsung, beban
pembayaran pajaknya dipikul oleh
konsumen, namun penggung jawab atas
setoran PPn ke kas negara dibebankan
kepada penjual.
• PPn yang dikenakan pada setiap mata
rantai jalur produksi maupun jalur
distribusi.
• Setiap penyerahan brang menjadi objek
PPn mulai dari tingkat pabrikan kemudian
di tingkat pedagang besar dalam
berbagai bentuk atau nama sampai
dengan tingkat pedagang pengecer.
Terjadi penyerahan BKP/ JKP sebagai
konsekuensi penggunaan Credit Method
untuk menghitung PPn yang terutang
maka PKP yang menyerahkan BKP/JKP
wajib memungut PPn yang terutang dan
memberikan faktur pajak sebagai bukti
pungutan pajak.
Subjek
• PKP yang melakukan penyerahan BKP / JKP (OP atau badan yang memanfatkan
BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean

Objek
• Kegiatan Penyerahan / Konsumsi BKP/JKP.

Wilayah Pengenaan
• Daerah Pabean / Wilayah Indonesia.

Dasar pengenaan pajak


• Dasar bagi perhitungan tarif PPn
Barang Kena Pajak Jasa Kena Pajak

• Barang berwujud yang menurut sifat • Setiap kegiatan pelayanan yang


atau hukumnya dapat berupa barang berdasarkan suatu perikatan atau
bergerak atau barang tidak bergerak, perbutan hukum yang menyebabkan
dan barang tidak berwujud. suatu barang, fasilitas, kemudahan
atau hak tersedia untuk dipakai,
termasuk jasa yang dilakukan untuk
menghasilkan barang karena
pesanan atau permintaan dengan
bahan atau petunjuk dari pemesan.
a. Penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian.
b. Penyerahan BKP kepada Makelar sebagaimana dimaksud dalam
Kitab Undang-undang hukum dagang.
c. Pengalihan BKP oleh karena suatu perjanjian sewa beli dan
perjanjian (leasing).
d. Penyerahan BKP kepada pedagang perantara atau melalui juru
lelang .
e. Penyerahan BKP untuk jaminan Utang Piutang.
f. Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan
penyerahan BKP antar cabang.
g. Penyerahan BKP secara konsinyasi.
• Penyerahan BKP kepada makelar, sebagaimana dimaksud dalam
UU Dagang.
• Penyerhan BKP untuk jaminan utang-piutang.
• PKP melakukan pemusatan tempat pajak terutang.
• Pengalihan BKP dalam rangka penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha, dengan
syarat pihak yang melakukan pengalihan dan menerima pengalihan
adalah PKP.
• BKP berupa aktiva yang tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan,
yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, dan Pajak
Masukan atas perolehannya tidak dapat dikreditkan (pasal 9 ayat 8
Huruf b dan huruf c.)

Anda mungkin juga menyukai