Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DAN HAKEKAT PERUNDANG

UNDANGAN NASIONAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
HANYA MERUPAKAN SEBAGIAN DARI
HUKUM.
HUKUM ADA YANG BERSIFAT TERTULIS
DAN TIDAK TERTULIS
HUKUM TIDAK TERTULIS YANG
MERUPAKAN KEBIASAAN YANG
DILAKSANAKAN DALAM PRAKTEK
PENYELENGGARAAN NEGARA
DINAMAKAN CONVENTION
Ciri-ciri peraturan perundang-
undangan

 Keputusan yang dikeluarkan oleh yang


berwenang dan Isinya mengikat secara
umum, tidak hanya mengikat orang tertentu,
 Bersifat abstrak.
 Keputusan tertulis yang dibuat oleh pejabat
yang berwenang dan berisi aturan tingkah
laku yang mengikat umum ( makalah legal
drafting, hal. 2 tahun 2002).
PENGERTIAN

 Pertama perundang-undangan merupakan proses


pembentukan atau proses membentuk peraturan
perundang-undangan negara, baik di tingkat pusat
maupun di tingkat daerah.
 Kedua, perundang-undangan adalah segala
peraturan negara yang merupakan hasil
pembentukan peraturan-peraturan, baik di tingkat
pusat maupun di tingkat daerah.
LANDASAN KEBERLAKUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN

 Landasan Filosofis
(Berkaitan dengan ideologi negara)
 Landasan Sosiologis
(peraturan perundang-undangan yang dibuat harus berkaitan dengan
kondisi atau kenyataan yang tumbuh dan hidup di masyarakat )
 Landasan Yuridis
Berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :
 Keharusan adanya kewenangan dari pembuat peraturan perundang-
undangan.
 Keharusan adanya kesesuaian antara jenis dan materi muatan peraturan
perundang-undangan
 Keharusan mengikuti cara-cara atau prosedur tertentu.
 Keempat, keharusan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi tingkatannya.
PRINSIP PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN

 Asar peraturan perundang-undangan selalu peraturan perundang-undangan


 Hanya peraturan perundang-undangan tertentu saja yang dapat dijadikan
landasan yuridis
 Peraturan Perundang-undangan yang masih berlaku hanya dapat dihapus,
dicabut, atau diubah oleh peraturan perundang-undangan yang sederajat
atau yang lebih tinggi
 Peraturan Perundang-undangan baru mengesampingkan peraturan
perundang-undangan lama
 Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi mengesampingkan
peraturan perundang-undangan yang lebih rendah
 Peraturan Perundang-undangan yang bersifat khusus mengesampingkan
peraturan perundang-undangan yang bersifat umum
 Setiap jenis peraturan perundang-undangan materinya berbeda
JENIS DAN HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN

KETETAPAN MPR NO.III/MPR/2000


 UUD 1945
 TAP MPR
 UU
 PERPU
 PERATURAN PEMERINTAH
 KEPUTUSAN PRESIDEN
 PERATURAN DAERAH
STUFEN THEORY
(Bahwa tertib hukum atau legal order itu merupakan a system of norms
yang berbentuk seperti tangga-tangga piramid. Pada tiap-tiap tangga
terdapat kaidah-kaidah (norms), dan ti puncak piramid terdapat kaidah yang
disebut Kaidah Dasar (Grundnorm). Di bawah Kaidah Dasar ini terdapat
kaidah yang disebut Undang-Undang Dasar; di bawah Undang-Undang
Dasar terdapat kaidah yang disebut Peraturan; di bawah Peraturan terdapat
kaidah yang disebut Ketetapan. Maka dasar berlakunya dan legalitas suatu
kaidah terletak pada kaidah yang ada di atasnya”. )
TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN

DASAR :
 Keputusan Presiden nomor 188 tahun 1998 tentang
Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Undang-
Undang dan
 Keputusan Presiden nomor 44 tahun 1999 tentang
Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan
dan Bentuk Rancangan Undang-Undang,
Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan
Keputusan Presiden
 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
FORMAT PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN

Suatu Rancangan Undang-Undang (RUU)


yang diusulkan untuk disyahkan menjadi
Undang-Undang (UU) secara garis besar
berisi : Panamaan; Pembukaan; Batang
Tubuh; Penutup; Penjelasan ( bila ada )
dan Lampiran (bila diperlukan ).

Anda mungkin juga menyukai