Anda di halaman 1dari 49

Asuhan keperawatan

pasien dengan ansietas


Ns.Omi Haryati SKep.MKM
Pengertian Ansietas
 Ketakutan/kekuatiran pada sesuatu yang
tdk jelas dan berhubungan dengan
perasaan tidak menentu dan tak berdaya
(helplessness).
 Perasaan isolasi, terasing, dan terancam
mungkin dialami.
 Individu mempersepsikan kepribadiannya
terancam.
 Manusia mulai merasakan sejak bayi
 Berhenti kalau mati.
PENGERTIAN

 Ansietas adalah merupakan respon


emosional terhadap penilaian individu
yang subjektif, yang dipengaruhi alam
bawah sadar dan tidak diketahui secara
khusus penyebabnya
 Ansietas menggambarkan keadaan
khawatir, gelisah takut, tidak tentram
disertai berbagai keluhan fisik.
Karakteristik Ansietas
 Merupakan emosi dan bersifat subyektif.
 Sumber tdk jelas (takut ~ sumber jelas).
 Bisa ditularkan
 Terjadi akibat adanya ancaman pada
harga diri, identitas diri.
 Perlu adanya keseimbangan antara
keberanian dan kecemasan
Tingkat Ansietas
1. Ansietas ringan: pd kehidupan sehari-hari.
Individu sadar. Lahan persepsi meningkat
(mendengar, melihat, meraba lebih dari
sebelumnya). Perlu untuk memotivasi belajar,
pertumbuhan, dan kreativitas.
2. Ansietas sedang: lahan persepsi menyempit
(melihat, mendengar, meraba menurun dpd
sblmnya). Fokus pd perhatian segera.
Tingkat Ansietas
3. Ansietas berat: lahan persepsi sangat
sempit, hanya bisa memusatkan
perhatian pd yg detil, tdk yg lain. Semua
perilaku ditujukan untuk menurunkan
ansietas.
4. Panik: hilang kontrol, hanya bisa
menurut perintah
Panik
 Hilang kontrol
 Tak bisa melakukan sesuatu tanpa perintah
atau arahan.
 Disorganisasi kepribadian.
 Meningkatnya aktivitas motorik
 Menurunnya kemampuan menghubung-
hubungkan.
 Distrosi persepsi
 Hilangnya pikiran rasional
 Hilangnya komunikasi dan fungsi efektif.
 Bila berlangsung berkepanjangan
menyebabkan exhaustion ~ kematian
Rentang Respon Ansietas

Adaptif maladap
tif

Antisi Ringan Sedang Berat Panik


pasi
Pengkajian
 Faktor Predisposisi
 Faktor Presipitasi
 Mekanisme Koping
 Perilaku
Faktor Predisposisi
1. Teori Psikoanalisa: ansietas mpk konflik
elemen kepribadian id dan super ego
(dorongan insting dan hati nurani). Ansietas
mengingatkan ego akan adanya bahaya yg
perlu diatasi.
2. Teori interpersonal: ansietas terjadi krn
ketakutan penolakan dlm hub interpersonal.
Dihubungkan dg trauma masa pertumbuhan
(kehilangan, perpisahan) yg menyebabkan
ketdkberdayaan). Idv yg harga diri rendah
mudah mengalami ansietas.
Faktor Predisposisi
 Teori perilaku; ansitas timbul sbg akibat frustrasi
yg disebabkan oleh sesutu yg mengganggu
pencapaian tujuan. Mrpk dorongan yg dipelajari
utk menghindari rasa sakit/nyeri. Ansietas
meningkat jika ada konflik (konflik ~ ansietas ~
helplessness)
 Kondisi keluarga: ansietas dpt timbul secara
nyata dlm keluarga. Ada overlaps gg ansietas
dan depresi.
Faktor Predisposisi
 Keadaan biologis: dpt dipengaruhi dan
mempengaruhi ansietas. Ansietas terjadi
akibat GABA >>. Ansietas dpt
memperburuk penyakit (hipertensi,
jantung, peptic ulcers). Kelelahan
mengakibatkan idv mudah terangsang dan
merasa ansietas.
Faktor Presipitasi
 Ancaman integritas fisik: ketidakmampuan
fisiologis dan menurunnya kemampuan
melaksanakan ADL.
 Ancaman thd sistem “diri”; mengancam
identitas, harga diri, integrasi sosial. Mis: phk,
kesulitan peran baru.
 Gabungan: penyebab timbulnya ansietas
gabungan dr genetik, perkembangan, stresor
fisik, stresor psikososial.
Perilaku
 Ansietas dpt diekspresikan lgs melalui
perubahan fisiologis dan perilaku scr tdk lgs
melalui timbulnya gejala/mekanisme koping utk
mempertahankan diri dari ansietas.
 Respon fisiologis dpt terjadi pd sistem
kardiovaskuler, pernafasan, meuromuskuler, GI,
perkemihan, dan kulit
 Perilaku: motorik, afektif, kognitif
Efek fisiologis ansietas
 Kardiovaskuler: palpitasi, berdebar-debar, TD,
pinsan, TD, N .
 Pernafasan: P, nafas pendek, dada sesak,
nafas dangkal, rasa tercekik, terengah-engah.
 Neuromuskuler:  refeks, terkejut, mata
berkedip-kedip, insomnia, tremor, kaku-kaku,
gelisah, wajah tegang, kelemahan umum,
gerakan lambat, kaki goyah.
Efek fisiologis ansietas
 Gastrointestinal: hilang nafsu makan,
menolak makan, abdomen tdk nyaman,
nyeri abdomen, mual, perih, diare.
 Sistem perkemihan: tekanan utk b.a.k.,
sering b.a.k.
 Kulit: wajah kemerahan, keringat lokal,
gatal-gatal, rasa panas dingin, wajah
pucat, berkeringat seluruh tubuh.
Respon Perilaku
 Motorik: gelisah, ketegangan fisik, tremor, sering
kaget, bicara cepat, kurang koordinasi,
cenderung celaka, menarik diri, menghindar,
menahan diri, hiperventilasi.
 Kognitif: gg perhatian, tak bisa konsentrasi,
pelupa, salah tafsir, pikiran blocking,
menurunnya lahan persepsi, bingung,
kesadaran diri berlebihan, waspada berlebihan,
hilangnya obyektivitas, takut hilang kontrol, takut
luka/mati.
Respon Perilaku
 Afektif:tdk sabar, tegang, nervous, takut
berlebihan, teror, gugup, sangat gelisah.
Mekanisme Koping
1. Task Oriented (orientasi pd tugas)
 Dipikirkan utk memecahkan masalah, konflik,
memenuhi kebutuhan.
 Realistis memenuhi tuntutan situasi stres
 Disadari dan berorientasi pd tindakan
 Berupa reaksi: melawan (mengatasi rintangan utk
memuaskan kebutuhan), menarik diri
(menghilangkan sumber ancaman fisik atau
psikologis), kompromi (mengubah cara, tujuan utk
memuaskan kebutuhan)
Mekanisme Koping
2. Ego oriented:
 Task oriented tdk selalu berhasil
 Melindungi “self”
 Berguna pd ansietas ringan ~ sedang
 Melindungi dr perasaan inadequacy dan
buruk
 Berupa penggunaan mekanisme
pertahanan diri (defens mechanism)
Defens Mechanism
 Kompensasi  Proyeksi
 Denial  Rasionalisasi
 Displacement  Reaksi formasi
 Disosiasi  Regresi
 Identifikasi
 Intelektualisasi
 Introyeksi
 Isolasi
Diagnosis Keperawatan
Menurut NANDA:
 Ansietas
 Koping individu tidak efektif
 Takut
Contoh dx lengkap:
 Ansietas berat b.d. konflik seksual ditandai dg mencuci
tangan berulang-ulang, pikiran kotor dan adanya kuman yg
sering timbul.
 Ansietas sedang b.d. prestasi sekolah yg buruk
dimanifestasikan dg denial dan rasionalisasi yg berlebihan.
 Koping individu tak efektif b.d. kematian anak,
dimanifestasikan dg ketdkmampuan mengingat kembali
peristiwa kecelakaan.
Tujuan
 Menurunkan tingkat
kecemasan klien.
 Mendukung dan
melindungi klien
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
Tujuan: memberi dukungan, melindungi, dan
menurunkan tingkat ansietas pada tkt
sedang atau ringan.
 Bina hubungan saling percaya dan
terbuka: dengarkan keluhan, dukung utk
menceritakan perasaan, jawab pertanyaan
scr lags, menerima tanpa pamrih, hargai
pribadi klien.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
 Sadaridan kontrol perasaan diri perawat:
bersikap terbuka sesuai perasaan, terima
perasaan positif maupun negatif termasuk
perkembangan ansietas, menggali
penyebab ansietas, pahami perasaan diri
secara terapeutik.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
 Yakinkan klien ttg manfaat mekanisme koping
yg bersifat melindungi dan tdk memfokuskan diri
pd perilaku maladaptif: terima dan dukung klien;
tdk menentang klien; nyatakan perawat bisa
memahami rasa sakit tetapi tdk memfokuskan
pada rasa tersebut; beri umpan balik thd
perilaku, stresor, dampak stresor dan sumber
koping; dukung ide keh fisik berhub dg
kesehatan mental; batasi perilaku maladaptif dg
cara suportif.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
 Identifikasi dan mencoba menurunkan situasi yg
menimbulkan ansietas: sikap tenang; lingkungan
tenang; batasi kontak dg klien lain; identifikasi
dan modifikasi hal yg menimbulkan cemas;
terapi fisik: mandi air hangat, pijat
 Anjurkan melakukan aktivitas di luar yg menarik;
share aktivitas yg sering dilakukan; latihan fisik;
buat rencana harian; libatkan keluarga dan
support system.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
 Tingkatkankesehatan fisik: beri obat-
obatan yg meningkatkan rasa nyaman;
observasi efek samping obat dan beri
pendidikan kesehatan yang sesuai.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Sedang
1. Bina hubungan saling percaya:
 Dengar dengan hangat dan responsif
 Beri waktu kepada klien untuk berespon
 Beri dukungan utk ekspresi diri.
2. Perawat menyadari dan mengenal ansietasnya
sendiri:
 Kenali perasaan diri
 Kenali sikap dan perilaku perawat yg berdampak negatif pd
klien
 Bersama klien menggali perilaku dan respon shg dapt belajar
dan berkembang
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Sedang
3. Bantu klien mengenal ansietasnya:
 Bantu klien mengekspresikan perasaan.
 Bantu klien menghubungkan perilaku dg perasaan klien.
 Memvalidasi kesimpulan dan asumsi.
 Pertanyaan terbuka.
4. Memperluas kesadaran berkembangnya
ansietas:
 Bantu klien menhubungkan situasi dan interaksi yg
menimbulkan ansietas.
 Bantu klien meninjau kembali penilaian klien thd stresor yg
dirasa mengancam dan menimbulkan konflik.
 Mengaitkan pengalaman saat ini dg pengalaman masa
lalu
Tindakan Keperawatan pd Ansietas
Sedang
5. Bantu klien mempelajari koping yg baru
 Menggali pengalaman klien menghadapi ansietas
sebelumnya.
 Tunjukkan akibat negatif koping yg saat ini.
 Dorong klien untuk mencoba koping adaptif yg lalu
 Memusatkan tanggung jawab perubahan pada klien
 Terima peran aktif klien. Mengaitkan hubungan sebab-akibat
keadaan ansietasnya.
 Bantu klien menyusun kembali tujuan memodifikasi perilaku
 Anjurkan penggunaan koping yg baru
 Didik klien untuk memakai ansietas ringan untuk
pertumbuhan diri.
 Dorong aktivitas fisik untuk menyalurkan energi
 Mengerahkan dukungan sosial ~ koping adaptif
diterapkan oleh klien.
Tehnik menurunkan kecemasan
 Ada bebrapa jenis tehnik relaksasi untuk
menurunkan tingkat kecemasan
1. Pengalihan situasi (Distraksi)
2. Tehnik relaksasi
- napas dalam
- Muscle relaxation
3. Hipnosis diri sendiri (latihan 5 jari)
-
Teknik Distraksi

 Pengertian Teknik Distraksi


Distraksi adalah mengalihkan perhatian
klien ke hal yang lain sehingga dapat
menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri,
bahkan meningkatkan toleransi terhadap
nyeri.
Tujuan Teknik Distraksi
 Tujuan penggunaan teknik distraksi
adalah untuk pengalihan atau menjauhi
perhatian terhadap sesuatu yang sedang
dihadapi, misalnya rasa sakit (nyeri).
Sedangkan manfaat dari penggunaan
teknik ini, yaitu agar seseorang yang
menerima teknik ini merasa lebih nyaman,
santai, dan merasa berada pada situasi
yang lebih menyenangkan.
 Distraksi visual
Melihat pertandingan, menonton televisi,
membaca koran, melihat pemandangan,
dan gambar termasuk distraksi visual.
 Distraksi pendengaran
Mendengarkan musik yang disukai, suara
burung, atau gemercik air. Klien diminta
untuk berkosentrasi pada lirik dan irama
lagu. Klien diperbolehkan untuk
menggerakkan tubuh mengikuti irama
(Tamsuri, 2007).
Tehnik relaksasi napas dalam
 Untuk meningkatkan ventilasi alveoli,
memelihara pertukaran gas, mencegah
atlektasis paru, meningkatkan efesiensi
batuk, mengurangi stres baik stres fisik
maupun emosional yaitu untuk
menurunkan intensitas nyeri dan
menurunkan kecemasan
Muscle relaxation
 Tehnik ini bertujuan untuk memberikan
rasa nyaman pada otot otot.
 Ketika stress otot otot pada beberapa
bagian tubuh menjadi menegang (leher,
punggung, lengan, kaki
 Teknik ini dilakukan dengan cara
merasakan perubahan dan sensasi pada
otot bagian tersebut
Visualisasi
 Teknik ini merupakan bentuk kemampuan
mental untuk berimajinasi seperti
melakukan perjalanan kesuatu tempat
yang damai, atau situasi yang tenang
 Teknik visualisasi seolah olah
menggunakan beberapa teknik indera
secara bersama
1. Memberikan sugesti dgn kata kata
tertentuyg dpt memberikan ketenangan
2. Mengatur pernapasan dan rileks
3. Membayangkan sesuatu atau tempat
yang indah indah dan tenang secara fokus
dan terkontrol sambil merasakan sensasi
berbeda yang muncul dalam pikiran
4. Tangan saling melipat pada masing
lengan yang berlawanan
Teknik lima jari
 Adalah teknik untuk berimajinasi dengan
mata tertutup dengan menyatukan jempol
dan jari telunjuk membayangkan jika kita
dalam keadaan sehat
 Menyatukan jempol dengan jari tengah
dan membayangkan saat jatu cinta , dan
berada diantara orang orang yang dicintai
 Menyatukan jempol dengan jari manis
sambil membayangkan jika kita mendapat
pujian
 Menyatukan jempol dengan kelingking dan
membayangkan tempat yang bapak sukai
SP Kecemasan
1. Membina hubungan saling percaya,
membantu pasien mengenal ansietas dan
mengajarkan teknik relaksasi dengan
pengalihan situasi
2. Mengajarkan dan melatih relaksasi napas
dalam
3. Mengajarkan dan melatih relaksasi
mengerutkan dan mengendurkan otot
4. Menegajarkan dan melatih relaksasi
hipnosis diri sendiri ( latihan 5 jari)

Tindakan keperawatan untuk keluarga


5. Membina hubungan saling percaya,
menjelaskan pengertian, tanda dan gejala,
penyebabansietas pada pasien
6. Mengajarkan cara merawat pasien
dengan latihan relaksasi
7. Melatih keluarga merawat pasien dengan
ansietas (tarik napas dalam)
8. Merujuk pasien dengan ansietas
Tindakan keperawatan pasien dengan
koping individuntidak efektif
Tujuan
1. Mengenal koping individu tidak efektif
2. Mengatasi koping individu tidak efektif
3. Memperagakan dan menggunakan
koping yang konstruktif untuk mengatasi
ansietas
Sp koping individu tidak efektif
1. Membina hubungan saling percaya,
membantu pasien mengenal koping yang
tidak efektif dan mengajarkan koping
yang konstruktif : bicara dengan orang
lain
2. Mengajarkan koping yang konstruktif :
melakukan kegiatan yang konstruktif dan
membuat jadual kegiatan
3.Mengajarkan koping konstruktif :
melakukan kegiatan yang konstruktif, olah
raga dan membuat jadual kegiatan
4. Membina hub saling percaya,
menjelaskan pengertian, tanda dan gejala
dan penyebab
5. Mengajarkan cara merawat pasien
dengan koping in efektif
6 Melatih keluarga menerapkan cara
merawat pasien dengan koping tidak
efektif
7. Merujuk pasien dengan koping tidak
efektif

Anda mungkin juga menyukai