Anda di halaman 1dari 43

KELAINAN SEGMEN ANTERIOR

MATA
BLEFARITIS
 Disebabkan oleh infeksi
bakteri streptococcus, virus
herpes zoster , jamur dan
alergi,

 Manifestasi klinis  kelopak


mata merah, mata gatal, rasa
kelilipan, mata bengkak,
mata berair, keropeng ditepi

 Terapi garam fisiologik


hangat, dan pemberian
antibiotik lokal
HORDEOLUM
 Infeksi bakteri
(staphylococcus aureus).

 Pembengkakan kelopak mata,


rasa mengganjal pada kelopak
mata, nyeri tekan, mata
berair, hiperemia

 Terapi
 Kompres hangat
 antibiotik lokal
 Insisi
KALAZION  Peradangan granulomatosa
kelenjar Meibom

 Manifestasi klinis benjolan


pada kelopak mata, tidak
hiperemis, tidak nyeri tekan,
pseudoptosis

 Terapi
 Kompres hangat
 antibiotik infeksi sekunder
 Insisi
TRIKIASIS  Etiologi blefaritis,,
autoimun,trauma, kongenital,
proses penuaan

 Manifestasi sensasi benda


asing, gatal, nyeri pada mata, dan
mata bengkak, abrasi kornea
sampai dapat terjadi ulkus kornea,
injeksi konjungtiva, keluarnya
cairan mucus

 Terapi epilasi
Anatomi Sistem lakrimal
DAKRIOSISTISIS
 Peradangan pada sakus
lakrimalis akibat adanya
obstruksi pada duktus
nasolakrimalis

 Obstruksi tidak terbukanya


membran nasolakrimal
(anak2)
penekanan pada salurannya
(polip hidung)  dewasa

 Etiologi infeksi
Staphylococcus aureus
Gejala klinis TERAPI :
 Pada anak2 Masase
 (Epifora) keluarnya air mata dan kantong air mata ke arah
kotoran, nyeri di daerah kantus pangkal hidung, dapat juga
medial yang menyebar ke daerah diberikan antibiotic
amoxicilin/clavulanate atau
dahi, orbita sebelah dalam dan gigi cefaclor 20-40
bagian depan. mg/kgbb/hari
 Edema Sakus lakrimalis, lunak dan
hiperemi yang menyebar sampai ke  Pada dewasa  kompres
hangat pada daerah sakus
kelopak mata
yang terken dan amoxicillin
 Demam dan chepalosporine
(cephalexin 500mg p.o
tiap 6 jam)
DAKRIOADENITIS
 Penyebab  Virus Mumps,  Manifestasi klinis nyeri daerah
glandula lakrimal, bengkak
Epstein-Barr virus, Herpes
kelopak mata atas, konjungtiva
zoster, Coxsackievirus, dan kemotik dengan belek, sakit
Bacterial, Staphylococcus ketika mata di gerakkan.

aureus and Streptococcus,


 Terapi supportive  kompres
Neisseria gonorrhoeae
hangat, NSAID oral, jika infeksi
bakteri  antibiotik lokal dan
sistemik
 Jika abses  insisi
KONJUNGTIVA

Konjungtivitis Bakteri

Penyebab  s. pneumonia,
s. aureus, klamidia
trakomatis, n. gonorhea
• Mata merah
• Rasa gatal yang minimal
• Mata berair tapi tidak
banyak
• Banyak eksudasi
• Injeksi konjungtiva
• Pada pewaarnaan
kerokan  bakteri
• Kadang terjadi radang
tenggorokan.
• Terapi  Antibiotik
Konjungtivitis Virus
Penyebab  HPV,
varicella, adenovirus
• Mata merah
• Rasa gatal yang
minimal
• Mata banyak berair
• Eksudasi minimal
• Injeksi konjungtiva
• Pewaarnaan kerokan
ditemukan monosit
• Radang terjadi radang
tenggorokan.
Konjungtivitis Alergi

• Mata merah
• Rasa gatal yang amat sangat,
• Mata berair tetapi tidak
banyak
• Eksudasiminimal
• Injeksi konjungtiva
• Pewaarnaan kerokan 
eosinofil
• Tidak terjadi radang
tenggorokan
• Terapi  kortikoseroid topikal
Subkonjungtiva Bleeding

• Etiologi  trauma, inflamasi


konjungtiva, kongesti vena akibat
peningkatan tekanan mendadak
(pertusis, strangulasi), anomali vascular,
koagulopati, hipertensi

• Gejala klinis  warna merah homogen,


batas tegas pada konjungtiva

• Penatalaksanaan  sesuai etiologi

kompres hangat
DRY EYE

Etiologi  Kekurangan
 Primer neurotropic
 Peradangan
 Operasi mata
 Kondisi lingkungan
 Memakai kontak  Toksisitas
lensa
 Sekunder
 Gangguan sistemik
Diagnosis
 Gejala mata kering  Taer Break up Time
 Schirmer Test (<5 mm Test
setelah 5 menit)
 Pewarnaan Rose
Bengal (> 3 +)
Penatalaksanaan

Non Medikamentosa Medikamentosa

 Kompres air hangat  Air mata buatan

 Kebersiha mata  Steroid

 Bandage contact lenses  Antibiotik

 Cyclosporine-A
(imunosupresan

 Serum autologous
PTERIGIUM
Pertumbuhan
jaringan fibrovaskular
subepitelial

Etiologi  sinar uv,


udara, debu, panas,
dan angin

Terapi  ekstirpasi
pterigium
PINGUEKULA
Degeneratif konjungtiva 
pembentuka patch dan nodul
putih kekuningan

Penyebab  Rangsangan
matahari, Debu, Angin & panas

Terapi : Steroid lemah, NSID


topikal , eksisi pnguekula
XEROFTALMIA
 Defisiensi Vit A yang menyebabkan 
Gangguan sensitivitas retina
Gangguan epitel kornea dan konjungtiva
klasifikasi
KERATITIS
Gejala
 Mata merah
 Nyeri
 Fotopobia
 Hiperlakrimasi
 Injeksi siliar

Penatalaksanaan
 Antibiotik topikal
HIFEMA
 Penatalaksanaan
 Gejala  head up 300
 Nyeri  Antikoagulan

 Hiperlakrimasi
 Blefarospasme
 Visus menurun
GLAUKOMA AKUT
GLAUKOMA AKUT

 Gejala  Pemeriksaan
 Mata merah  Tekanan tinggi
 Nyeri intraokular (TIO)
 Sakit kepala  Edema kornea
 Mual dan muntah  COA dangkal
 Sudut tertutup di
gonioscopy

Prinsip Penatalaksanaan

 Pembedahan untuk melebarkan sudut


 Penurunan TIO
Penatalaksanaan glaukoma akut

 Pasien tdk boleh minum banyak sekaligus


 Menurunkan tek intraokuler :
1. asetazolamide HCL 5-10 mg/kg BB
2. mannitol 20% intravena 1-2 g/kg
4. Timolol 0.5% 2x1 tetes / hari
5. Tetes mata kombinasi
kortikosteroid+antibiotik 4-6x / hari
SKLERA
SKLERITIS

 Penyebab  jarang ditemukan  Penatalaksanaan :


arthritis rheumatoid atau penyakit
tuberkulosa
 Tetes mata steroid

 Gejala klinis  mata merah, nyeri  Anti-inflamasi sistemik


pada mata, fotofobia dan lakrimasi
 Penyakit dasari perlu
 Tanda  kongesti pembuluh darah
diobati
episklera dan sklera, peradangan
sklera yang difus, berwarna merah  Bila perforasi sklera 
dadu, skleritis noduler (Ilyas sidarta, pembedahan (Ilyas
2009).
sidarta, 2009)
EPISKLERITIS
 Episkleritis 
peradangan lokal  Gejala klinis  mata
jaringan ikat vaskular merah sedikit sakit
penutup sklera sensasi benda asing &
silau
 Penyebabnya  tidak  Tanda  injeksi
diketahui. Kelainan episklera yang bisa
terkait  rosacea ocular, nodular, sektoral atau
atopi, gout, infeksi atau difus
penyakit kolagen  Penatalaksanaan 
vascular tetes mata
kortikosteroid
UVEA
UVEITIS ANTERIOR

 Uveitis anterior  inflamasi iris dan badan


siliar  iridosiklitis
 Penyebab uveitis anterior :
1. Autoimun
2. Infeksi
3. Keganasan
4. lain-lain
(Vaughan, 2010)

 Gejala klinis  mata merah, nyeri, fotofobia,
blefarospasme, lakrimasi dan penurunan tajam
pengelihatan

 Gejala obyektif  injeksi siliar, flare, presipitat


keratik, mutton fat, hipopion, hifema, Koeppe
nodules, Busacca nodules, sinekia posterior,
sinekia anterior, seklusio pupil, oklusio pupil, iris
bombe
Tanda Uveitis Anterior

(Synechia)
Sinekia posterior
Sikekia anterior

Flare +
(efek Tyndal

Keratik presipitat
Endapan produk
radang di kornea
Endapan di
Sudut BMD
(A) mutton-fat keratic precipitates, nodul
Koeppe dan Busacca (B) nodul Busacca pada iris
dan mutton-fat KP di bagian inferior

Pentalaksanaan uveitis anterior :
 Tetes mata sulfas atropine 1%  tidak
berhasil melebarkan pupil  midriatikum
yang lebih kuat, yaitu: Sol sulfas atropin 1%
dan kokain 5%  injeksi subkonjungtival
atropin atau adrenalin satu permil.
 Tetes mata steroid
 Kortikosteroid oral
 Antibiotik  mikro organisme penyebabnya
diketahui
LENSA
KATARAK
 Katarak  kekeruhan pada lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi lensa, denaturasi protein
lensa, atau kedua-duanya (Ilyas, 2009)

Klasifikasi berdasarkan morfologis:
 Katarak kapsular Katarak subkapsular

 Katarak kortikal Katarak nuklear

 Katarak supranuklear Katarak polar

 Katarak campuran

 Klasifikasi berdasarkan permulaan
terjadinya katarak :

 Katarak kongenital

 Katarak juvenil

 Katarak traumatika

 Katarak komplikata

 Katarak Senilis

 Gejala dan tanda penyakit katarak 


penurunan tajam penglihatan, peningkatan
derajat myopia, silau, halo (melihat lingkaran
disekitar lampu), diplopia monokuler (pada
katarak nuklear), penurunan sensitivitas
kontras, titik hitam di depan mata.

 Pemeriksaan  tajam penglihatan,
illuminasi oblik, test bayangan iris,
ophthalmoskop langsung, pemeriksaan
menggunakan slit-lamp

 Stadium pada katarak  katarak insipien,


imatur, matur dan hipermatur

 Penatalaksanaan  Operatif
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai