Perilaku Manusia (Psikolog) berasal dari dorongan yang ada
dalam diri, sebagai satu usaha untuk memenuhi kebutuhan yang dalam diri manusia melalui sebuah tindakan atau perilaku khusus yang mengarah pada Tujuan. Perilaku Manusia (Sosiolog) tidak bisa dipisahkan dari kontek atau setting sosialnya. contoh : dorongan dalam diri manusia untuk makan bisa disebabkan karena ia lapar. Pada konteks aktual, usaha manusia untuk makan ini menunjukan pola dan cara yang berbeda , sesuai dengan situasi sosial masing-masing. Hendrik.L.Blum memetakan bahwa derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh berbagai 4 faktor salah satunya Perilaku manusia: 1. Keturunan (5%) 2. Pelayanan Kes (20%) 3. Perilaku (30%) 4. Lingkungan (45%) Model perilaku manusia perlu mendapatkan perhatian seksama, baik dari kalangan psikologi kesehatan, sosioli kesehatan, serta tenaga kesehatan itu sendiri. Soekidjo N memperhatikan bentuk respon terhadap stimulus, membedakan dua bentuk perilaku manusia yaitu (a) tertutup : bentuk perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran dll, (b) terbuka : bentuk tindakan nyata. Perilaku kesehatan (Soekidjo N) teori Skinner yaitu terkait dengan : 1. Perilaku pencegahan, penyembuhan penyakit, serta pemulihan dari penyakit. 2. Perilaku peningkatan kesehatan 3. Perilaku gizi (makanan dan minuman) Perilaku kesehatan (Soekidjo N, Kasl dan Cobb membuat perbedaan antara tiga tipe berbeda : 1. Perilaku kesehatan : akativitas dilakukan oleh individu yang meyakini dirinya sehat untuk tujuan mencegah penyakit atau mendekteksinya. 2. Perilaku sakit : aktivitas apapun yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk mengetahui keadaan kesehatan dan menemukan pengobatan 3. Perilaku peran-sakit : aktivitas yang dilakukan untuk tujuan mendapat kesejahteran, yang menggap dirinya sakit dengan mengupayakan /mendapatkan pengobatan dari ahli yang tepat. 1. Model Pengelolaan Rasa Sakit Dalam pandangan Lehndor dan Tracy (2005) sikap optimis dapat diwujutkan dengan : a. Memiliki rasa ingin menjadi lebih baik b. Memiliki harapan untuk menjadi lebih baik c. Mau berusaha untuk menjadi lebih baik d. Mereka belajar metode-metode cepat untuk memotivasinya Model Suchman adalah menyangkut pola sosial dari perilaku sakit yang tampak pada orang mencari, menemukan perawatan medis. Pendekatan yang digunakan berkisar 4 unsur yang merupakan faktor utama dalam perilaku sakit yaitu : 1. Perilaku itu sendiri 2. Sekuensinya 3. Tempat atau ruang lingkup 4. Variasi perilaku selama tahap-tahap perawatan medis Dari 4 unsur tersebut dikembangkan 5 konsep dasar yang berguna untuk menganalisis perilaku sakit yaitu : 1. Mencari pertolongan medis dari berbagai sumber atau pemberi pelayanan. 2. Fragmentasi perawatan medis disaat orang menerima pelayanan dari berbagai unit, tetapi pada lokasi yang sama, 3. Menangguhkan upaya mencari pertolongan meskipun gejala sudah dirasakan. 4. Membatalkan atau mengentikan pengobatan
Menurut paradigma Suchman, setiap tahapan individu memiliki
kesadaran terhadap diri, persepsi dan tindakan pengambilan keputusan yang terkait dengan kesehatan . Dari tabel Suchman Stage of illnes Experiences dapat dijelaskan sbb : a. Tahap Pengenalan gejala penyakit : individu memutuskan bahwa dirinya sakit, ditandai rasa tidak enak dan ini dianggap membahayakan dirinya b. Tahap asumsi terhadap peranan sakit : merasa sakit dan membutuhkan pengobatan, individu mencari pengakuan kelompok, keluarga, tempat kerja, masyarakat dll, sehingga dirinya diberi peran sesuai dengan kondisi yang sedang dialami saat itu c. Kontak dengan pelayanan kesehatan : individu sudah mulai mencari dan menemukan tempat layanan kes, baik layanan kes modern dan non modern. d. Tahap menjadi pasien : ada ketergantungan pasien terhadap seorang tenaga pelayanan medis, timbul kepercayaan bahwa pel medis memiliki kemampuan dalam tindakan dan layanan sesuai dengan yang diharapkan e. Tahap penyembuhan atau rehabilitasi : individu mengevaluasi ulang perannya selama ini Anderson (1974) mengembangkan model sistem kesehatan (health system model) yang berupa model kepercayaan kesehatan. Kerangka asli model ini menggambarkan suatu sekuensi determinan individu terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh keluarga dan dinyatakan bahwa hal ini bergantung pada : 1. Predisposisi keluarga untuk menggunakan jasa pelayanan kesehatan misalnya saja variasi (umur, jumlah, status perkawinan) variabel struktur sosial ( pendidikan, pekerjaan, suku, bangsa ) kepercayaan terhadap medis. 2. Kemampuan untuk melaksanakannya, yang terdiri atas persepsi terhadap penyakit serta evaluasi klinis. 3. Kebutuhan terhadap jasa pelayanan. Faktor predisposisi dan faktor yang memungkinkan untuk mencari pengobatan dapat terwujut didalam tindakan apabila dirasakan sebagai kebutuhan. Model ini berdasarkan pada penyelidikan pada sejumlah alasan mengapa masyarakat menerima perilaku yang disarankan, sedangkan yang lain tidak. Pada awalnya, model ini diterapkan pada permasahan respon masyarakat terhadap program prenventif kesehatan. 4 keyakinan utama yang diidentifikasi dalam model (health bilieve model) : 1. Keyakinan tentang kerentanan kita terhadap keadaan sakit. 2. Keyakinan tentang keseriusan atau keganasan penyakit, 3. Keyakinan tentang kemungkinan biaya 4. Keyakinan tentang efektivitas tindakan ini sehubungan dengan adanya kemungkinan tindakan alternatif. Menurut Marshal H. Becker dan Lois A.M. (1995) Model Heath Billive Model ini terdiri atas unsur- unsur sebagai berikut : a. Kesiapan orang untuk melakukan suatu tindakan oleh pandangan orang itu thp bahaya penyakit tertentu dan persepsi mereka thp kemungkinan akibat ( fisik dan sosial) bilang terserang penyakit tertentu. b. Penilaian seseorang thp perilaku kesehatan tertentu, dipandang dari sudut manfaat dan kebaikan (misalnya perkiraan subyektif mengenai kemungkinan manfaat dari suatu tindakan dalam mengurangi tingkat bahaya dan keparahan). Dibandingkan dengan persepsi terhadap pengorbanan (fisik, uang dll.) yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan tindakan tersebut. c. Suatu “ Kunci” untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat dan harus ada, baik dari sumber internal (misalnya gejala penyakit) maupun eksternal (misalnya interpersonal, komunikasi masa ) Lewin berpen bahwa berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving forces). Perilaku itu dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kekuatan tersebut didalam diri seseorang sehingga ada 3 kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang, yakni : 1. Kekuatan-kekuatan pendorong meningkat, hal ini terjadi bila ada stimulus yang mendorong terjadinya perubahan. Misalnya motif ingin hidup sehat meningkat, maka dia akan berusaha mencari tempat penyembuhan. 2. Kekuatan-kekuatan penahan menurun, hal ini terjadi bila ada penurunan dari kekuatan-kekuatan penahan sehingga terjadi kearah perubahan. Misalnya jarak kelokasi layanan kes berkurang, karena yang mestinya mengeluarkan biaya mahal sebaiknya menjadi murah karena ada yang mau meminjam kendaraan transportasi ke lokasi pelayanan. 3. Kekuatan pendorong meningkat dan kekuatan penahan menurun. Misalnya ada dukungan dan partisipasi dari anggota keluarga untuk segera berobat. Persepsi masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda antara daerah yang satu dengan yang lain, karena bergantung pada kebudayaan yang ada dan berkembang dalam masyarakat tersebut. Persepsi kejadian penyakit yang berlainan dengan ilmu kesehatan saat ini masih ada dimasyarakat, dapat diturunkan dari kegenerasi berikutnya dan bahkan berkembang luas. Contoh persepsi masyarakat tentang penyakit malaria, yang masih ada dibeberapa pedesaan di Papua. Mereka menganggap hutan lebat milik milik penguasa gaib, menebang, membabat hutan untuk pertanian akan diganjar hukuman berupa gejala penyakit menggigil tinggi dan muntah. Penyakit sembuh setelah meminta ampun dari penguasa hutan dan memetik daun untuk ramuan untuk diminum dan dioleskan pada seluruh tubuh, beberapa hari kemudian akan sembuh. Persepsi masyarakat mengenai diperoleh dan ditentukan dari penuturan sederhana dan mudah secara turun temurun, misalnya penyakit akibat kutukan Allah, mahluk gaib, roh-roh jahat , udara busuk, tanaman berbisa , binatang dsbnya. Pada sebagian penduduk pulau jawa, dulu menderita demam tinggi diobati dengan cara menyiram air dimalam hari. Air yang telah diberik ramuan dan dijampi-jampi dukun dan pemuka masyarakat yang disegani digunakan sebagai obat malaria. Masyarakat dan pengobatan tradisional menganut dua(2) konsep penyakit yaitu : 1. Naturalistik : saat seseorang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan, makanan, kebiasaan hidup, ketidak seimbangan dalam tubuh, termasuk kepercayaan panas-dingin seperti masuk angin 2. Personalistik : menganggap bahwa muncul penyakit (ilnnes disebabkan intervensi suatu agen aktif yang berupa mahluk bukan manusia (hantu, roh, roh jahat ), atau manusia (tukang sihir, tukang tenung) Jadi masyarakat menggolongkan penyebab sakit menjadi 3 sbb : 1. Dikarenakan pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia. 2. Makanan yang diklarifikasi kedalam makanan panas dan dingin 3. Supernatural ( roh, guna-guna, setan dll)