ekslusif • Elaborasi kaitan kebijakan jamoersal dengan aki dan akb di indonesia • Jampersal merupakan kependekan dari Jaminan Persalinan, artinya jaminan pembiayaan yang digunakan untuk pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir yang pembiayaannya dijamin oleh Pemerintah. Jampersal mulai berlaku sejak 1 Januari 2011. Sedangkan untuk klaim, dapat diajukan sepanjang memenuhi ketentuan yang diatur dalam Permenkes No 631 Tahun 2011 tentang Juknis (Petunjuk Teknis) Jampersal yang meliputi: • Dokumen klaim yang lengkap • Pelayanan diberikan di fasilitas kesehatan yang telah ditentukan • Klien tidak dijamin oleh pihak/asuransi lain • Telah diverifikasi oleh Tim Pengelola Kabupaten/Kota Latar belakang Jampersal Permasalahan Jampersal • Pelaksanaan JAMPERSAL masih kurang berjalan dengan efektif sesuai dengan target yang hendak dicapai. • Dampak kebijakan desentralisasi di sektor kesehatan belum banyak diperhitungkan. Di berbagai daerah anggaran untuk Jampersal masih rendah. • Ketidakseimbangan antara jumlah pasien dengan fasilitas yang tersedia • Masalah penggantian dana Jampersal, dimana para bidan di daerah mendapatkan penggantian biaya Jampersal 6 bulan kemudian Jampersal di era JKN Sebelumnya, pada saat era Jaminan Sosial Masyarakat (Jamkesmas), pemerintah mengeluakan program Jaminan Persalinan (Jampersal) yang dilatarbelakangi oleh banyaknya kematian ibu dan anak. Perubahan kebijakan kesehatan terjadi pada tahun 2014, dimana Jamkesmas berubah menjadi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BJPS). Jaminan kesehatan akan diberikan pada seseorang yang telah membayar iuran Asi Ekslusif • ASI eksklusif atau lebih tepat disebut pemberian ASI secara eksklusif adalah kondisi bayi yang hanya diberi ASI tanpa tambahan cairan lain dari usia 0-6 bulan.
• Kebijakan ASI eksklusif : PP No 33 Tahun 2012
Permasalahan ASI Ekslusif • Faktor situasional : Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada bayi usia 0 sampai 6 bulan pada tahun 2007 adalah 28,6 %, pada tahun 2010 33,3% dan tahun 2013 38,0%. Padahal target secara nasional adalah 80% Cakupan ASI Eksklusif. • Faktor Struktural : Ibu yang berstatus wanita career kurang kesadaran memberikan ASI eksklusif • Faktor Budaya : kebiasaan mayoritas ibu di Indonesia sudah memberikan makanan lainselain ASI sebelum usia 6 bulan Permasalahan ASI Eksklusif Kendala pemberian ASI Eksklusif oleh ibu: • Kurangnya pengetahuan ibu • Kurangnya dukungna keluarga • Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI Eksklusif • Kurangnya dukungan nakes, faskes, dan produsen makanan bayi terutama peredaran susu formula
Sementara Menurut UNICEF (2002), intervensi yang
paling efektif untuk mengurangi Angka Kematian Bayi (AKB) adalah dengan memberikan ASI secara eksklusif. AKI Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) masih sangat tinggi meskipun sudah mengalami penurunan, pada tahun 2002 Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 307/100.000 kelahiran hidup kemudian mengalami penurunan pada tahun 2007 yaitu dengan 228/100.000 kelahiran hidup dan mengalami penurunan pada tahun 2009 dengan 226/100.000 kelahiran hidup. Tetapi pada tahun 2012, mengalami kenaikan menjadi 359/100.000 kelahiran hidup.
Dari data diatas diketahui bahwa kebijakan yang ada
belum mampu menyelesaikan masalah AKI di Indonesia, mulai dari kebijakan jampersal hingga di era JKN sekarang. AKB • Dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia juga tergolong masih tinggi meskipun dari tahun 1994 hingga tahun 2012 sudah mengalami penurunan sebanyak 44% selama 18 tahun terakhir. Berdasarkan SDKI Pada tahun 1994, Angka Kematian Bayi (AKB) adalah 57/1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2008-2012 hanya pada 32/1000 kelahiran hidup.