Anda di halaman 1dari 9

KEGAWAT DARURATAN PADA ANAK

KELOMPOK B
Ketua : Muhammad fazli
Seketaris : Cita Puspita Sari
Obsever : Reni Anderiyani
Anggota : 1. Lia Olivia
2. Lis Ermawati
3. Titis Prasetyaningrum
Pertanyaan dan
Jawaban
1. Pertanyaan untuk perwakilan dari Kelompok 1:
( Cita Puspita Sari )
a. Dari perwakilan Kelompok 5
( Titis Prasetyaningrum )

Apakah mutu pelayanan kesehatan dirumah sakit


di seluruh Indonesia sudah dilaksanakan secara
maksimal, mengingat akhir-akhir ini banyak kasus
deskriminatif terhadap pasien BPJS ?
Jawaban : Menurut saya pelaksanaan mutu pelayanan
kesehatan yang ada dirumah sakit di seluruh indonesia belum
dilaksanakan scecara maksimal. Mengingat banyaknya kasus
yang akhir-akhir ini terjadi. Seperti kasus bayi debora yang
meninggal karena terlambat mendapatkan penanganan
dirumah sakit. Bayi tersebut ditolak karena merupakan pasien
BPJS. Mereka diminta untuk membayar biaya rumah sakit yang
nomilnya mencapai 19 juta rupiah. Karena keterbatasan biaya
akhirnya bayi tersebut meninggal karena tidak juga mendapat
penanganan. Ini justru sangat memprihatinkan mengingat mutu
pelayanan kesehatan sendiri adalah mensejahterakan pasien
sesuai dengan kode etik profesi. Rumah sakit tertentu masih
berorientasi pada kepentingan manajemen rumah sakit yang
pada akhirnya melupakan keselamatan pasien di Rumah Sakit.
Saya berharap semoga Pemerintah dapat bertindak tegas dalam
menangani rumah sakit yang tidak sesuai dengan visi-misinya.
3. Perwakilan dari kelompok 3
( M. Fazli )
c. Dari perwakilan kelompok 2
( Lia olivia & Lis ermawati )
Penyakit apa saja yang sering terjadi akibat
infeksi nosokomia?
Jawab : 1. infeksi saluran kemih
2. infeksi aliran darah
3. pneumonia
4.infeksi pada luka oprasi
2. perwakilan dari kelompok 2
( Lia olivia & Lis ermawati )
b. Dari perwakilan kelompok 1
( Cita puspita sari )
Apakah pernikahan dini dapat memicu terjadinya kekerasan
dan kematian pada anak ?

Jawaban :
Iya, karena biasanya pernikahan dini terjadi tanpa kesiapan
mental karena dilakukan pada usia muda, kondisi mental
yang belum stabil, emosi yang berubah-ubah, organ
reproduksi yang belum cukup matang, pengetahuan tentang
berumah tangga, cara merawat anak dan kurangnya
pendampingan dari orang tua sehingga rentang terhadap
perilaku kekerasan dan kematian pada ibu dan anak saat
melahirkan.
4. Perwakilan dari kelompok 4
( Reni Anderiyani )
d. Dari perwakilan kelompok 3
( M. Fazli )
Seperti kasus bayi debora yang terjadi akhir-akhir ini, bagaimana PICU
dalam meningkatkan efisiensinya ?

Jawaban :
Untuk meningkatkan efisiensi di ruang PICU dari kasus Debora, kita
harus memperbanyak lagi sumber daya tanpa mengorbankan
kualitasnya. Sudah ada defisiensi tentang penilaiannya yaitu suatu
pelayanan dengan kualitas biaya, artinya efisiensi perawatan intensif
akan tercapai bila iuran klinik yang optimal.
5. Perwakilan dari kelompok 5
( titis Prasetyaningrum )
e. Dari perwakilan kelompok 4
( Reni anderiani )
Apakah ada perbedaan tentang kode etik diruang PICU dan ruang
rawat inap ?
Jawab :
berbeda karena kode etik pada PICU dan ruang inap itu sangat
berbeda karena ruang picu itu membutuhkan perawatan khusus dan
alat medis yang lain, pasien yang menggunakan fentilator, alat-alat lain
dan mengalami masa kritis.
Untuk kode etik ruang inap pasien yang sudah melewati masa kritis
dan masa pemulihan.
Obsever

• Disuki berjalan dengan lancar dan jawaban terjawab semua


• Kelompok 1 mengasih pertanyaan ke kelompok 5 jawaban
terjawab
• Kelompok 3 mengasih pertanyaan ke kelompok 2 jawaban
terjawab
• Kelompok 2 mengasih pertanyaan ke kelompok 1 jawab
terjawab
• Kelompok 4 mengasih pertanyaan ke kelompok 3 jawab
terjawab
• Kelompok 5 mengasih pertanyaan ke kelompok 4 jawab
terjawab
• Tidak ada kendala sama sekali
• Tiap kelompok saling melengkapi dan saling memperhatikan.
kesimpualan
• Dari diskusi yang ada berjalan dengan
lancar tanpa kendala
• Tiap kelompok saling memperhatikan
sama lain

Anda mungkin juga menyukai