Anda di halaman 1dari 17

HUKUM

DAN
PRANATA
BANGUNAN
“UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 28 TAHUN 2002
TENTANG BANGUNAN GEDUNG.”

DISUSUN OLEH

Nama :
CICI ARTANTI ELVINASARI
(17.11.1001.7312.015)
• UU No. 28 tahun 2002
Pengaturan bangunan gedung secara khusus dituangkan dalam Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Pengetahuan mengenai UU
Bangunan Gedung ini menjadi penting mengingat hal-hal yang diatur dalam UU
Bangunan Gedung tidak hanya diperuntukan bagi pemilik bangunan gedung
melainkan juga bagi pengguna gedung serta masyarakat. Diatur dalam UU
Bangunan Gedung, pemilik bangunan gedung adalah orang, badan hukum,
kelompok orang, atau perkumpulan, yang menurut hukum sah sebagai pemilik
bangunan gedung.
Ketentuan umum
Secara garis besar, bab 1 menjelaskan
bahwa :

• Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil dari


pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
kependudukannya,yang berfungsi sebagai tempat
manusia melakukan semua kegiatan baik pribadi
maupun sosial.
• Pada bab 1 menjelaskan tentang apa itu
penyelenggaraan bangunan, pemanfaatan
bangunan, pemeliharaan,perawatan,pemeriksaan
berkala,pelestarian,pembongkaran,kepemilikan
gedung, pengguna,pengkaji teknis, masyarakat dan
sarana-prasarana.
ASAS , TUJUAN, DAN LINGKUP
Pada bab 2, terdapat 3 pasal, yaitu :

• Pasal 2, yang menjelaskan tentang bangunan gedung di


selenggarakan berlandaskan asas
kemanfaataan,keselamatan,keseimbangan,serta
keserasian bangunan gedung dengan lingkungan.
• Pasal 3, menjelaskan tentang tujuan pengaturan
bangunan gedung adalah untuk mewujudkan bangunan
gedung yang fungsional yang sesuai dan selaras dengan
lingkungan. Mewujudkan tertib penyelenggaraan
bangunan yang menjamin
keselamatan,kesehatan,kenyamanan dan kemudahan,
dan untuk mewujudkan kepastian hukumnya.
• Pasal 4, menjelaskan tentang pengaturan ketentuan
bangunan yang meliputi
fungsi,persyaratan,penyelenggaraan,peran masyarakat,
dan pembinaan.
FUNGSI BANGUNAN
GEDUNG
Berdasarkan fungsi diatas, sebuah
bangunan dapat memiliki lebih
dari satu fungsi. (pasal 5)

(Mesjid kubah emas) • Fungsi bangunan yang


Contoh bangunan dengan
Contoh bangunan dengan fungsi dimaksud ditetapkan oleh
keagamaan fungsi khusus
pemerintah daerah dan
dicantumkan izin dalam
mendirikannya.
• Perubahan fungsi bangunan
harus mendapat
persetujuan dan penetapan
kembali oleh pemerintah
daerah (pasal 6)

Contoh bangunan dengan Contoh bangunan Contoh bangunan


fungsi tempat tinggal dengan fungsi usaha dengan fungsi sosial
(perkantoran) (pendidikan)
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
• menjelaskan tentang persyaratan Administratif dan
persyaratan teknis sesuai dengan fungsinya :

• persyaratan status hak atas tanah, status


kepemilikan bangunan, dan izin mendirikan
bangunan.
• Persyaratan teknis meliputi: persyaratan tata
bangunan dan persyaratan keandalan bangunan
• Penggunaan ruang diatas/dibawah tanah/air
harus mendapat izin sesuai ketentuan berlaku.
• Persyaratan administratif dan teknis untuk
bangunan gedung adat,semi permanen,gedung
darurat dan gedung yang dibangun di lokasi
bencana ditetapkan oleh pemerintah daerah
sesuai kondisi sosial budaya.

• ( bagian pertamadan kedua : pasal 7 dan 8 )


Persyaratan tata bangunan
Pada pasal 9, menjelaskan tentang persyaratan tata bangunan pada pasal
7 ayat (3) . Persyaratan tata bangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) ditetapkan lebih lanjut dalam rencana tata bangunan dan lingkungan
oleh pemerintah daerah. Ketentuan tata cara penyusunan rencana tata
bangunan dan lingkunan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Persyaratan peruntukan dan intensitas


bangunan gedung
• Pada pasal 10, menjelaskan lebih lanjut tentang pasal 9 ayat (1).
Meliputi persyaratan peruntukan
lokasi,kepadatan,ketinggian,dan jarak bebas bangunan gedung
yang ditetapkan untuk lokasi bersangkutan. Pemerintah daerah
wajib menyediakan dan memberikan informasi terbuka tentang
persyaratan ini kepada masyarakat yang memerlukannya.

Pasal 11, secara garis besar menyatakan tentang bangunan


gedung yang dibangun di atas, dan/atau di bawah tanah, air,
dan/atau prasarana dan sarana umum tidak boleh mengganggu
keseimbangan lingkungan, fungsi lindung kawasan, dan/atau
fungsi prasarana dan sarana umum yang bersangkutan. Dan diatur
lebih lanjut dalam peraturan daerah
jumlah lantai maksimum atau yang
PERSYARATAN dibangun dibawah tanah harus
KETINGGIAN BANGUNAN mempertimbangkan keamanan,kesehatan
GEDUNG dan daya dukung lingkungan

• koefisien dasar bangunan Bangunan tidak boleh melebihi ketentuan maksimum


(pasal 12)
• koefisien lantai PERSYARATAN JARAK
BEBAS BANGUNAN
• ketinggian sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan • tentang garis sempadan
oleh lokasi. gedung dengan as jalan, tepi
sungai
Persyaratan jarak bebas bangunan • jalan kereta api dan jaringan
yang dibangun dibawah permukaan tegangan tinggi
tanah harus mempertimbangkan • tentang jarak antara
batas lokasi,keamanan dan tidak bangunangedung dan batas-
mengganggu fungsi utilitas kota. batasnya
(pasal 13)
Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung
Pasal 14, menjelaskan tentang persyaratan arsitektur bangunan yang meliputi persyaratan
penampilan,tata ruang dalam,keseimbangan,keserasian,keselarasan bangunan-lingkungan,
dan keseimbangan antara nilai sosial budaya setempat.
Bangunan harus memperhatikan bentuk dan karakteristik arsitektur dan lingkungan,
memperhatikan fungsi ruang,arsitektur bangunan dan keandalan bangunan.
Mempertimbangkan terciptanya ruang luar,ruang terbuka hijau yang selaras dengan
lingkungan. Ketentuan tentang ini semua dijelaskan
Lebih lanjut pada peraturan pemerintah.

Persyaratan Pengendalian Dampak


Lingkungan
Terdapat pasal 15, yang menjelaskan tentang penerapan
persyaratan pengendalian dampak lingkungan hanya
berlaku bagi bangunan yang dapat memberikan dampak
bagi lingkungan dan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Persyaratan Keandalan Bangunan
Gedung
Yang dijelaskan pada pasal 16, yaitu persyaratan keandalan
bangunan yang meliputi
keselamatan,kesehatan,kenyamanan dan kemudahan. Yang
ditetapkan berdasarkan fungsi bangunan.
Persyaratan Keselamatan
Meliputi 4 pasal ( pasal 17,18,19, dan 20) yang menjelaskan bahwa :

• Meliputi kemampuan gedung untuk mendukung beban muatan, mampu mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran melalui sistem proteksi pasif dan aktif dan bahaya petir
melalui sistem penangkal petir,kemampuan struktur bangunan gedung yang stabil dan kokoh
sampai dengan kondisi beban maksimum (beban hidup maupun beban mati) serta (beberapa
daerah tertentu) mampu mendukung beban akibat perilaku alam. Besar muatan dihitung
berdasarkan fungsi bangunan pada kondisi beban maksimum dan variasi beban agar
pengguna gedung masih dapat menyelamatkan diri walau terjadi keruntuhan. Ketentuan
mengenai pembebenan, pertahanan terhadap gempa atau angin dijelaskan lebih lanjut
dalam peraturan pemerintah.
Persyaratan Kesehatan
Persyaratan kesehatan bangunan gedung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 ayat (1) meliputi persyaratan sistem:

PENGHAWAAN (pasal 22)


• Kebutuhan sirkulasi dan
pertukaran udara PENCAHAYAAN (pasal 23)
• Ventilasi alami dan buatan • Pencahayaan alami dan
buatan
SISTEM SANITASI (pasal 24)
• Memenuhi kebutuhan air
bersih
• Pembuangan air kotor dan air
limbah
• Kotoran dan sampah
• Penyaluran air hujan BAHAN BANGUNAN (pasal 25)
• Aman bagi kesehatan
pengguna
• Tidak menimbukan dampak
negatif pada lingkungan.
PERSYARATAN KENYAMANAN
MELIPUTI :
• Kenyamanan ruang gerak dan hub.
Antar ruang
• Kondisi udara
• Pandangan
• Tingkat getaran dan kebisingan

Tingkat kenyamanan ini dapat diperoleh dari dimensi ruang


dan tata letak ruang yang memberikan kenyamanan dalam
bergerak, adanya tata letak dan sirkulasi antar ruang pada
bangunan agar fungsi pada bangunan dapat maksimal.
Kenyamanan pandangan yang dimaksud adalah kondisi
dimana hak pribadi orang lain tidak terganggu dari bangunan
di sekitarnya. Kenyamanan tingkat getaran dan kebisingan
yang dimaksud adalah tingkat kenyamanan yang tidak
mengakibatkan pengguna dan fungsi bangunan terganggu
oleh getaran dan kebisingan yang timbul baik dari dalam
bangunan itu sendiri maupun dari lingkungan. (pasal 26)
PERSYARATAN KEMUDAHAN
Persyaratan kemudahan yang dimaksud dalam pasal 27 adalah meliputi
kemudahan hubungan ke,dari dan didalam bangunan gedung,sertak
kelengkapan prasarana dan sarana dalam pemanfaatan gedung.

• Tersedianya fasilitas dan


aksebilitas yang mudah,aman dan
nyaman termasuk bagi
penyandang disabilitas dan lanjut
usia
• Fasilitas yang lengkap seperti
ruang ibadah,ruang ganti,ruang
bayi,toilet,tempat parkir,tempat
sampah serta fasilitas komunikasi Kelengkapan ini merupakan
informasi. (pasal 27) suatu keharusan bagi semua
bangunan gedung dan
kepentingan umum . ( pasal 32)
PERAN MASYARAKAT
Pasal 42
• Memantau dan menjaga ketertiban
• Memberikan masukan kepada pemerintah
• Menyampaikan pendapat dan pertimbangan kepada
instansi terkait.
• Melaksanakan gugatan perwakilan terhadap
bangunan yang mengganggu, merugikan,
membahayakan kepentingan umum.

PEMBINAAN
Pemerintah menyelenggarakan pembinaan bangunan gedung
secara nasional untuk meningkatkan pemenuhan persyaratan
dan tertib penyelenggaraan bangunan gedung.
(PASAL 43)
SANKSI
Setiap pemilik dan/atau pengguna yang tidak memenuhi
kewajiban pemenuhan fungsi, dan/atau persyaratan, dan/atau
penyelenggaraan bangunan gedung sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang ini dikenai sanksi administratif dan/atau
sanksi pidana. (pasal 44)

SANKSI ADMINISTRATIF SANKSI DENDA


• peringatan tertulis, denda paling banyak 10%
• pembatasan kegiatan pembangunan, (sepuluh per seratus) dari
• penghentian sementara atau tetap pada nilai bangunan yang sedang
pekerjaan pelaksanaan pembangunan, atau telah dibangun
• penghentian sementara atau tetap pada (pasal 45)
pemanfaatan bangunan gedung;
• pembekuan izin mendirikan bangunan
gedung;
• pencabutan izin mendirikan bangunan
gedung;
• pembekuan sertifikat laik fungsi bangunan
gedung;
• pencabutan sertifikat laik fungsi bangunan
gedung; atau
• perintah pembongkaran bangunan gedung.
KESIMPULAN

Pengaturan bangunan gedung secara khusus


dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung yang
mencakup tentang pengertian bangunan
gedung,asas-tujuan dan lingkup, fungsi dan
persyaratan bangunan, peran masyarakat, dan
sanksi yang akan diberikan kepada siapa saja
yang melanggar aturan yang sudah diterapkan.
hal-hal yang diatur dalam UU Bangunan Gedung
tidak hanya diperuntukan bagi pemilik
bangunan gedung melainkan juga bagi
pengguna gedung serta masyarakat, maka dari
itu ada baiknya masyarakat luas dapat
memahami dan menerapkan aturan yang sudah
ditetapkan.
TERIMAKASIH
DAN
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai