Anda di halaman 1dari 36

SEORANG WANITA 30 TAHUN

DENGAN RHINOSINUSITIS KRONIK


LAPORAN KASUS

Oleh : Winda Aflita – 22010115210147


Residen pembimbing : dr. Maya Khrisna Silahartani
Penguji Kasus : dr. Riece Hariyati, Sp.THT-KL (K)., M.Si.Med
Pendahuluan

Rhinosinusitis
adalah penyakit
inflamasi yang
akan terus
meningkat
prevalensinya

Dapat mengakibatkan gangguan kualitas hidup yang berat, sehingga penting


bagi dokter umum atau dokter spesialis untuk memiliki pengetahuan yang baik
mengenai penyakit rhinosinusitis
Penyebab utama adalah
infeksi virus, dan dapat diikuti
oleh infeksi bakteri
Rhinosinusitis
Komplikasi dapat mencapai
ke orbita dan intrakranial
yang terjadi akibat
tatalaksana yang inadekuat

3
Standar
Kompetensi

Dokter
umum

Penanganan secara paripurna


Laporan Kasus
IDENTITAS
Nama : Ny. PRS
Umur : 30 tahun
TTL : Semarang, 6 September 1986
Jenis Kelamin : Perempuan
Warga Negara : Indonesia
Alamat : Pengilon Beringin, Semarang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. CM : C163834
Daftar Masalah

Masalah Aktif Masalah Pasif

1.Obstruksi nasal  5
2.Nyeri di maksila  5
3.Pilek dengan sekret mukopurulen  5
4.Septum deviasi
5.Rhinosinusitis kronik
Anamnesis
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 19 September 2016, pukul 14.00 di Poli THT RSDK
Semarang
Keluhan Utama :
Hidung tersumbat
Riwayat Penyakit Sekarang :
± sejak 2 tahun terakhir pasien sering mengeluh kedua hidung sering tersumbat, dirasakan hilang
timbul, kadang pada hidung sebelah kanan, kadang pada hidung sebelah kiri. Pasien juga
mengeluh keluhan disertai dengan ingus agak kental berwarna kehijauan dan tidak berbau. Pasien
juga sering merasa kemeng di daerah pipi sebelah kanan apabila sedang kelelahan. Keluhan
muncul tanpa dipicu oleh udara dingin ataupun debu. Kadang pasien merasa ada yang mengalir
dari belakang tenggorok. Pasien sudah pernah berobat sebelumnya, keluhan sempat membaik,
namun sering muncul kembali. Hidung gatal (-), bersin-bersin di pagi hari (-), gangguan penciuman
(-), gangguan penglihatan (-), gangguan pendengaran (-), batuk (+), demam sebelumnya tidak ada,
sakit gigi (+) beberapa tahun yang lalu, kadang juga pasien merasa nyeri kepala di daerah kepala
depan. Karena keluhannya ini, pasien kemudian memeriksakan diri ke Poli THT RSUP dr. Kariadi.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat sakit seperti ini sebelumnya disangkal
• Riwayat asma, dm, hipertensi, penyakit jantung disangkal
• Riwayat alergi obat-obatan dan makanan disangkal
• Riwayat sakit kronis yang lainnya disangkal
• Riwayat menggunakan obat-obatan di hidung disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


• Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa
• Kakak kandung pasien alergi (+)

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien sudah menikah dan belum mempunyai anak. Pasien bekerja sebagai ibu
rumah tangga, suami pasien bekerja sebagai karyawan swasta. Pembiayaan
pengobatan pasien menggunakan tanggungan pribadi.
Kesan sosial ekonomi : cukup
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 19 September 2016, pukul 14.00 di Poli THT RSDK
Semarang
Status Generalis

Keadaan umum : tampak sakit ringan


Kesadaran : composmentis
Tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Suhu : afebris
Nadi : 80 x/menit
Nafas : 18x/menit
Pemeriksaan Fisik

Kepala dan Leher Gigi dan Mulut


Gigi geligi : karies (+) pada gigi molar 1
Kepala : mesosefal
atas kanan, gigi lubang (-), gigi goyang (-)
Wajah : simetris , deformitas (-) Lidah : simetris, deviasi (-)
Leher anterior : pembesaran nnll (-) Palatum : bombans (-)
Pipi : mukosa buccal hiperemis (-)
Leher lateral : pembesaran nnll (-)
Lain-lain :-
Status Lokalis
Telinga
Status Lokalis
Hidung
Status Lokalis
Tenggorokan
Ringkasan
Pemeriksaan luar hidung: nyeri
tekan maksilla kanan (+)
Rinoskopi anterior: discharge
mukupurulen warna kehijauan (+),
konka hipertrofi (+/+), hiperemis
(+/+), septum deviasi dextra (+)

Sudah pernah berobat 


keluhan membaik 
namun kembali muncul

Seorang wanita usia 30 tahun dengan


obstruksi nasal (+), dikedua hidung,
bergantian dan hilang timbul. Pilek sekret
mukupurulen warna kehijauan (+), nyeri di
maksilla (+), cephalgia (+), batuk (+)
Diagnosis Kerja
• Rhinosinusitis kronik
• Septum deviasi

Pemeriksaan Diagnostik
• Usul nasoskopi
• Usut CT scan sinus paranasal

Terapi
• Cefadroxil 500 mg / 12 jam
• Tremenza 1 tab / 8 jam
• N-asetil sistein 200 mg / 12 jam
Pemantauan
• Keadaan umum, tanda vital
• Kemeng di pipi (VAS)
• Discharge (konsistensi, warna, jumlah, bau)

Edukasi
• Menjelaskan kpd pasien tentang penyakit, komplikasi, tatalaksana dan prognosis
• Menjelaskan kpd pasien agar kontrol ketika obat habis / gejala semakin memburuk

Prognosis
• Quo ad sanam : dubia ad bonam
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
Anatomi Sinus Paranasal

5
Fisiologi Sinus

1 Membantu Produksi Mukus

2 Pelembab dan pemanasan


menghirup udara

3 Meningkatkan resonansi suara

4 Meringankan berat kepala

19
Rhino-
sinusitis Rhinosinusitis didefenisikan sebagai
peradangan pada selaput lendir hidung
dan sinus paranasal

Penyebab utamanya adalah selesma


(common cold) yang merupakan infeksi
virus, yang selanjutnya dapat diikuti oleh
infeksi bakteri
20
Rhinosinusitis
EPOS (European Position Paper on Rhinosinusitis & nasal polyps)

• Inflamation of nose and paranasal sinuses with 2 or more symptoms


• One of which should be either nasal obstruction or nasal discharge
• +/- facial pain, +/- reduction in smell

Rhinosinusitis akut Rhinosinusitis kronik


Gelaja berlangsung selama
Gejala berlangsung kurang dari
lebih dari 12 minggu tanpa
12 minggu
resolusi lengkap

21
Faktor predisposi

Mucosal swelling Nasal obstruction Mucous abnormality


• Viral URI • Atresia koana • Viral URI

• Allergic inflamation • Septum deviasi • Allergic inflamation

• Immune disorder • Polip nasal • Cystic fibrosis

• Facial trauma • Benda asing

• Swimming, diving • Tumor


22
• Rhinitis medicamentosa • Bullae etmoid
Patofisiologi Rhinosinusitis

5
Patofisiologi Rhinosinusitis

5
1 Hidung tersumbat

2 Pilek / sekret pada hidung

3 Nyeri pada wajah

Diagnosis 4 Gangguan penciuman

5 Sacred 7 Fundamental 4

6 Gejala minor lain

25
1 Mucupurulent nasal discharge

2 Swelling of nasal mucosa

Physical 3 Mild erythema

Facial pain
Findings
4

• Pemeriksaan fisik hidung 5 Periorbital swelling


luar
6 Septum deviasi (predisposition)
• Rinoskopi anterior

26
Pemeriksaan Tambahan
Transluminasi Nasoendoskopi

5
Foto Polos

5
CT-scan

5
Komplikasi

Komplikasi orbita
Edema orbita, selulitis orbita, abses subperiosteal, abses orbita

Komplikasi osseus / tulang


Osteomielitis

Komplikasi intrakranial
Meningitis akut, abses duramater, abses otak
Pembahasan
Sesuai dengan
gejala-gejala
Gejala yang ditemukan pada pasien :
Rhinosinusitis
- Hidung tersumbat
- Pilek dg discharge warna mukupurulen
berwarna kehijauan
- Nyeri di maxilla
- Sakit kepala
- Batuk

Diagnosis :
Rhinosinusitis Kronik
Onset ± 2 tahun terakhir
Pada pemeriksaan hidung luar dan sinus Sesuai dengan
didapatkan: teori
- Nyeri tekan pada maxilla (+/ -) rhinosinusitis

Pada pemeriksaan rinoskopi anterior


didapatkan:
- Mukosa hiperemis (+/+)
- Konka hipertrofi (+/+)
- Discharge mukupurulen kehijauan (+/ -)
- Septum deviasi kearah dextra

Usul lakukan pemeriksaan


lanjutan seperti :
- Nasoendoskopi
- Foto polos
- C T- s c a n s i n u s
paranasal
PENATALAKSANAAN

1 Cefadroxil 500 mg / 12 jam

2 Tremenza 1 tab / 8 jam

3 N-asetil sistein 200 mg / 12 jam


Edukasi

Pasien di edukasi bahwa Pasien di edukasi untuk


mengalami peradangan minum obat dan kontrol
pada hidung dan rongga kembali ketika obat habis
hidung serta mengenai atau keluhan semakin
penatalaksanaan, memburuk
prognosis hingga
komplikasi
Kesimpulan

• Rhinosinusitis adalah penyakit inflamasi pada hidung dan rongga


hidung yang sering ditemukan dan akan terus meningkat
prevalensinya
• Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik
serta pemeriksaan penunjang. Keluhan yang sering dijumpai
penderita adalah pilek, hidung tersumbat, nyeri pada daerah
wajah, dapat diserta dengan nyeri kepala, demam dan batuk.
• Rhinosinusitis harus mendapatkan penatalaksaan secara adekuat
karena dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya. Terapi
yang diberikan dapat berupa terapi simptomatis hingga operasi
Thank you !!!

Anda mungkin juga menyukai