Anda di halaman 1dari 82

 Pasca >>> SETELAH

 PASCA PANEN >>> Setelah dilakukan panen, proses


apa yang dilakukan?
 Pada saat panen juga kita harus memperhatikan apa?
Faktor-faktor apa yang harus kita perhatikan.
 Kelemahan Indonesia: panen sembarangan, setelah
panen, pengolahan dan pengemasan >>> tidak
benar>>>mutu kurang>>>harga
murah>>>kerugian>>>tidak bisa eksport
 Kelapa sawit (Elaeisis Guineensis Jcq.)>>>tanaman
perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili
Palmae

 Tumbuh: di tanah yang subur di tempat terbuka de


ngan kelembaban yang tinggi 80-90 persen.

 Curah hujan sektar 2000-2500 mm setahun

 Tanaman tropis dari hutan tropis Afrika Barat dan


menyebar ke Brazil, Amerika Equatorial, Asia Tengg
ara dan Pasifik Selatan
3 jenis tanaman kelapa sawit dibedaka
n berdasarkan ketebalan cangkangny
a, yaitu
1.Dura
2.Pisifera
3.Tenera
1. DURA

 Tebal tempurung: 2-8 mm


 Daging buah : 35-50 %
 Kandungan minyak pertandan : 18 %
2. PISIFERA

 Tebal tempurung: tidak ada, karena tidak


memiliki cangkang, inti atau kernel
 Buah terdiri dari mesokarp yang berdagin
g
3. TENERA

Tebal tempurung: 0,5-4 mm


Daging buah : 60-98 %
Kandungan minyak pertandan : 28
%
KEUNGGULAN TENERA SECARA
EKONOMIS
Menghasilkan minyak per Ha yang
lebih tinggi
Perkembangan yang sangat cepat
 Memiliki daya tahan terhadap pen
yakit
Lebar tajuk dan populasi pokok pe
r Ha yg lebih tinggi
Alat-alat yang digunakan dalam pemanen
an kelapa sawit
 Dodos kecil : untuk tanaman 2-4 tahun
 Dodos besar : untuk tanaman 5-8 tahun
 Dodos egrek : untuk tanaman: ≥ 9 tahun
 Kampak: alat pemotong gagang tandan bent
uk Vshape (cangkem kodok)
 Bambu egrek : gagang pisau egrek
 Batu asah: pengasah pisau egrek, dodos dan
kampak
Alat-alat yang digunakan dalam pemanen
an kelapa sawi
 Gancu: memuat dan membongkar TBS dari da
n ke alat kereta sorong
 Tojok/tombak: memuat dan membongkar TBS
dari dan ke alat transport buah
 Goni eks pupuk: sebagai tempat mengumpulk
an brondolan di piringan TPH (tempat pengang
kutan hasil)
Kriteria tingkat kematangan panen
No.
Umur Jumlah Beron Klasifikasi bu
(tahun tanam) dolan ah

1. 0-3 4 Normal
2. 3-7 4 Normal
3. 8-20 4 Normal
4. 20 tahun ke atas 4 Normal
Kriteria buah dapat didasarkan pada bek
as berondolan yang lepas dari tandan, yai
tu:
a. Bekas berondolan normal dan segar pada tan
dan :
 Fraksi 00 (sangat mentah): tidak ada (tidak me
mberondol), norma nihil
 Fraksi 0 (mentah): memberondol ≤ 5,91-12,5%
), norma nihil
 Fraksi 1 (kurang matang) 13-25%, norma nihil t
erbagi: - usia tanaman < 6 tahun: membrond
ol 5
 Fraksi 2(matang):membrondol<25 %, norma ni
hil
 Fraksi 3(matang):membrondol<50 %, norma ni
hil
 Fraksi 4(lewat matang):membrondol<75 %, no
rma nihil
 Fraksi 5(lewat matang):membrondol>75 %, no
rma nihil
 Berondolan : norma minimal 7 %
b. Sebagian berondolan luar sakit/parthenocarp
y, kriteria matang panen seperti buah normal
 Pematangan buah mempengaruhi terhadap rendemen miny
ak dan ALB (asam lemak bebas)
Tabel Hubungan antar rendemen dan ALB pada berbagai kem
atangan
Fraksi Rendemen minyak ALB Minyak

0 16,0 1,6
1 21,4 1,7
2 22,1 1,8
3 22,2 2,1
4 22,2 2,6
5 21,9 3,8
No Fase buah Fraksi Jumlah berondolan yang jatuh Tingkat
buah kematangan
00 Tdk ada tandan buah yg Sangat mentah
berwarna hijau atau hitam
1 Mentah 0 1 %-12,5 % buah luar atau 0- Mentah
1 berondolan/kg tandan
membrondol
1 12,5-25% buah luar atau 2 Kurang
berondolan/kg tandan 25 % matang
dari buah luar membrondol
2 Matang 2 25-50 % buah luar Matang
membrondol
3 50-75 % buah luar Matang
membrondol
4 75-100% buah luar Lewat matang
membrondol (ranum)
3 Lewat
5 100 % buah luar membrondol Lewat matang
dan sebagian berbau busuk (busuk)
Komposisi Asam lemak dalam minyak sa
wit:
Nama Asam Lem Rumus Asam le Komposisi
ak mak
Laurat C12:0 0,2%
Miristat C14:0 1,1%
Palmitat C16:0 44%

Stearat C18:0 4,5%


Oleat C18:1 39,2%
Linoleat C18:2 10,1%
Proses pengolahan kelapa sawit ada 2, y
aitu
1. Pengolahan minyak sawit (CPO)
2. Pengolahan minyak inti sawit (PKO)
1. Pengolahan minyak kelapa sawit (CPO)
 Stasiun Penerimaan Buah ( Fruit Station)
 Stasiun Rebusan (Sterilizing Station)
 Stasiun Penebahan (Threshing Station)
 Stasiun Kempa (Pressing Station)
 Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification
Station)
A. STASIUN PENERIMAAN BUAH ( Fruit Sta
tion)
1. Penimbangan buah
Ada 2 timbangan, manual dan otomatis.
Timbangan yang biasa dipakai otomatis,
tergantung kapasitas pengolahan pabrik.
Misal: PTPN IV Dolok Hilir 60 ton/jam
PT Multi Mas Nabati Asahan 60 ton/jam
Tujuan dari penimbangan adalah :
 Mengetahui rendemen produksi
 Mengetahui jumlah buah yang dihasilkan oleh
kebun untuk jangka waktu tertentu
 Mendapatkan rendemen minyak yang real dari
pengolahan sebelumnya
Untuk mengetahui jumlah bahan baku/TBS yang
masuk dengan menghitung bruto, tarra, dan
netto.
 Brutto : Berat TBS dengan truk
 Tarra : Berat truk kosong
 Netto : Selisih dari Brutto dan Tarra untuk
berat bahan baku
Prosedur penimbangan mobil pengangkut
Tandan Buah Segar (TBS) yaitu :
 Ditentukan posisi truk agar tepat berada di
tengah timbangan
 Ditimbang berat Bruto (berat truk + berat TBS)
 Dibongkar TBS di Loading Ramp
 Ditimbang kembali truk kosong (berat tara)
 Ditentukan berat netto dengan rumus
 Berat netto = Berat Bruto – Berat Tara
A. Stasiun Penerimaan Buah ( Fruit Statio
n)

Gambar Penimbangan Tandan Buah Segar


Sortasi buah
Tujuan dari sortasi ini adalah untuk
mengawasi kualitas hasil panen dari
kebun, karena mutu TBS sangat erat
kaitannya dengan kualitas minyak yang
akan dihasilkan oleh pabrik.
TBS yang telah ditimbang kemudian diperiksa
atau disortir terlebih dahulu tingkat
kematangan buah menurut fraksi-fraksinya.

Fraksi dengan kualitas yang diinginkan adalah


fraksi 2 dan 3 karena pada fraksi tersebut
tingkat rendemen minyak yang dihasilkan
maksimum sedangkan kandungan asam lemak
bebas (free fatty acid) minimum.
A. Stasiun Penerimaan Buah ( Fruit Statio
n)

Gambar Sortasi Buah


Loading Ramp
 Loading ramp merupakan tempat penimbunan
sementara TBS (Tandan Buah Segar) dari
lapangan untuk diolah dan untuk
mempermudah dimasukkan ke dalam
sterilizer.
Sebelum pengisian dilakukan, pastikan
letak posisi lori tepat pada pintu dan
lakukan pengisian TBS ke dalam lori
dengan sistem FIFO (First In First Out), ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya
buah yang menginap terlalu lama yang
akan mengakibatkan kenaikan kadar ALB
lebih cepat dan pintu loading ramp
digerakkan oleh pompa hydraulic.
 Scrapper
Scapper adalah alat angkut bahan yang di
gerakkan oleh elektromotor berfungsi untuk
mengangkut TBS dari loading ramp menuju
splitter dan selanjutnya akan dibawa menuju
vertical sterilizer dan atau lori serta ke
thresher.
 Splitter
Splitter adalah sebuah alat berbentuk roda
berduri yang berfungsi untuk mengoyak,
membuka atau memberi rongga pada tandan
agar pada saat perebusan, steam mampu
B. STASIUN PEREBUSAN (STERILIZING STATION)
 Sterilizer merupakan bejana uap bertekanan
yang digunakan untuk merebus TBS
 Poses perebusan buah merupakan hal yang
sangat penting karena berpengaruh besar
dalam hal losis (kehilangan) dan pengolahan
biji nanti. Perebusan yang singkat akan
mempertinggi jumlah brondolan terikut dalam
tangkos dan perebusan yang lama akan
menyebabkan tingginya minyak terikut dengan
air kondensat.
B. STASIUN PEREBUSAN (STERILIZING STATION)
 Sterilizer merupakan bejana uap bertekanan
yang digunakan untuk merebus TBS
 Poses perebusan buah merupakan hal yang
sangat penting karena berpengaruh besar
dalam hal losis (kehilangan) dan pengolahan
biji nanti. Perebusan yang singkat akan
mempertinggi jumlah brondolan terikut dalam
tangkos dan perebusan yang lama akan
menyebabkan tingginya minyak terikut dengan
air kondensat.
Tujuan Perebusan:
 Menonaktifkan enzim lipase yang menstimulir
pembentukan FFA
 Memudahkan pelepasan berondolan dari
janjang
 Melunakkan daging buah agar mudah
dilumatkan dalam digester
 Mengkoagulasikan protein sehingga
memudahkan pemisahan minyak
 Mengurangi kotoran2x yang ada pada buah
sawit
Faktor-faktor yang diperhatikan untuk
meningkatkan efisiensi pelepasan buah
dalam proses perebusan :
 Pembuangan udara
 Pembuangan air kondensat
 Lamanya perebusan
 Pembuangan uap
 Penyaluran uap masuk dan keluar selama
perebusan
 Pengangkutan buah rebus
C. Stasiun Penebahan
(Threshing)
Stasiun penebahan
merupakan tahapan
pengolahan yang berfungsi
melepaskan berondolan dari
janjang
Stasiun Penebahan dilengkapi dengan:
1. Tippler
 Fungsi : untuk menuangkan buah hasil
rebusan dari dari sterilizer untuk diangkut oleh
scrapper under tippler ke thresser
 Hal2x yg perlu diperhatikan :
a.Penuangan lori sebaiknya di atur 10
menit/lori, sehingga proses bantingan optimal;
b.Menjaga tidak kelebihan beban sehingga
mengakibatkan elektromotor trip; c.Perawatan
chain dan gearbox, mis: dengan penggantian
oli secara teratur
2. Scrapper under tippler
 Alat yang letaknya di bawah stippler untuk
membawa janjangan yg berisi buah ke
thresser
 Fungsi: untuk membawa janjangan yg berisi
buah ke thresser
 Hal2x yg perlu diperhatikan :
a. Penuangan buah harus cepat
b. Adanya benda2x yang terikut dengan buah
sehingga
merusak peralatan
3. Thresser
 Fungsi: untuk membawa janjangan yg berisi buah
ke thresser
 dengan cara mengangkat dan membanting serta
mendorong janjang kosong ke empty bunch
conveyor dan brondolan akan jatuh melalui kisi-
kisi ke fruit conveyor dengan cara mengangkat
dan membanting serta mendorong janjang
kosong ke empty bunch conveyor dan brondolan
akan jatuh melalui kisi-kisi ke fruit conveyor
 Proses pelepasan/perontokan berlangsung akibat
terbantingnya tandan buah secara berulang-
ulang di dalam alat penebah yang berputar
Contoh:
PKS Unit Usaha Dolok Ilir mempunyai 3 unit
thresher, jika Pabrik beroperasi 2 line maka
2 thresher akan beroperasi dan 1 Standby
dan jika 1 line maka hanya 1 thresher saja
yang beroperasi.
 Dalam pengoprasian alat penebah, hal–hal yang
perlu diperhatikan adalah:
 Sewaktu diputar tandan buah dalam alat penebah
harus mencapai ketinggian maksimal sebelum jatuh.
 Pengaturan buah yang masuk kedalam alat penebah
disesuaikan dengan kapasitas alat, sehingga tidak
terjadi kelebihan kapasitas.
 Hal – hal yang menyebabkan hasil penebahan
kurang sempurna :
 Pengatur kecepatan dari autofeeder
 Kemiringan sudut pengarah dan spike
 Kebersihan kisi – kisi
Gambar threser
Efektivitas thresher dapat dilihat dari :
 USF (Unstrip Fruit), yaitu berondolan yang sudah
lepas dari spiklet tetapi tidak mau keluar dari tandan
(maks 2 %).
 Oil Losses pada janjangan kosong (maks 1.8 %).
D. Stasiun kempa (Pressing
Station)
Pada stasiun ini terjadi
pemisahan daging buah
(pericrap) dengan biji (nut) dan
proses pengambilan minyak
kasar dari daging buah, disini
minyak diambil atau dipisah
1. Digester

 Fungsi melepaskan daging buah dari biji


dan melumatkan dengan cara meremas,
menggesek, dan menekan berondolan
menggunakan pisau pengaduk yang
berputar sambil dipanaskan

 Digester berbentuk ketel tegak yang


mempunyai dinding rangkap, poros
pemutar yang dilengkapi dengan pisau-
pisau pengaduk.
Proses pengadukan berlangsung akibat
adanya gaya gesekan antara pisau
dengan brondolan dan tekanan gaya
berat dari brondolan itu sendiri. Oleh
karena itu bila isian digester kurang
dari ¾ bagian,gaya tekan dari
brondolan menjadi kecil, retention time
didalam digester menjadi lebih singkat
dan hasil adukan masih
kasar,sebaliknya bila isian digester
penuh, gaya tekan brondolan menjadi
2. Screw Press
 Fungsi untuk memisahkan minyak dari massa
adukan dengan cara mengepress. Tekanan yang
terlalu tinggi akan meningkatkan pengutipan minyak
tetapi biji banyak yang hancur, sedangkan tekanan
yang rendah akan menurunkan pengutipan minyak
dan biji tidak hancur, maka tekanan sesuai untuk
pressan yaitu 50 bar.
 Minyak yang keluar dari screw presslebih banyak
mengandung padatan yang terdiri dari serat, pasir,
dan lumpur sehingga minyak ke talang minyak lebih
pekat dan akan membutuhkan air pengencer yang
lebih banyak.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
screw press :
 Keausan worm screw dan silinder press
dapat menurunkan kapasitas press dan
membuat biji lebih banyak hancur
 Penyesuain kapasitas Pressan dengan
volume digester sehingga berondolan
didalam digester mempunyai retention
time ±20 menit
3. Talang
Minyak kasar dari pressan ditampung
dalam talang dan diencerkan dengan
penambahan air dilusi 18-20%, untuk
dialirkan ke stasiun pemurnian minyak.
E. STASIUN PEMURNIAN (CLARIFICATION
STATION)
Tujuan klarifikasi/pemurnian minyak adalah :
 Efisiensi pemisahan minyak murni dari crude
oil pada tingkat awal.
 Efisensi pemisahan kadar air pada minyak.
 Pemisahan kadar kotoran.
 Mendapatkan rendemen minyak yang optimal
dengan lossis minyak yang rendah.
 Proses pemisahan pada stasiun clarifikasi
dimaksudkan untuk memisahkan minyak,
air, dan kotoran, serta pasir dan lumpur
dengan sistem sentrifuge dan
pengendapan.
3. Talang
Minyak kasar dari pressan ditampung
dalam talang dan diencerkan dengan
penambahan air dilusi 18-20%, untuk
dialirkan ke stasiun pemurnian minyak.
DIAGRAM ALIR PEMBUATAN BIODIESEL
Indonesia Produsen Terbesar
Peran pemerintah yang dibutuhka
n untuk pengembangan Bioenergi
Konsumsi Bioenergi
STASIUN PENGOLAHAN BIJI
Cake yang keluar dari screw press
selanjutnya akan diolah di stasiun
pengolahan biji untuk
menghasilkan inti sawit (kernel)
sebagai produksi dari PKS selain
CPO serta cangkang (shell) dan
ampas (fiber) sebagai bahan baku
mesin uap (boiler)
Stasiun pengolahan biji terdiri dari beberapa bagian proses
yaitu :
 Cake Breaker Conveyor
 Depericarper
 Separating Coulum
 Fibre Cyclone
 Nut Polishing Drum
 Include Nut Conveyor
 Destoner
 Nut Hopper
 Ripple Mill
 Nut Conveyor
 Nut Elevator
 LTDS 1 & 2
 Hydrocyclone
 Kernel Dryer
 Cake Breaker Conveyor
Ampas yang berasal dari kempa
(press) terdiri dari serat dan biji
yang masih mengandung air yang
tinggi dan berbentuk gumpalan
(cake) oleh sebab itu dipecah
dengan alat pemecah ampas Cake
Breaker Conveyor (CBC) (Lihat
Gambar)
 Depericarper
Depericarper berfungsi untuk menghisap fiber
dengan nut. Pemisahaan dilakukan dengan
hisapan dari fibre cyclone dengan pengaturan
dari air locknya. Penghisapan dilakukan
dengan prinsip perbedaan berat jenis dimana
berat jenis paling ringan Fiber (serabut) akan
terhisap ke air lock, serabut yang terhisap
langsung dibawa menuju fiber hopper sebagai
tempat penampungan fiber sementara
sebelum dibawa oleh conveyor menjadi bahan
bakar boiler, dan nut berat jenis yang berat
Nut Polishing Drum
 Nut Polisihing Drum berfunngsi untuk
menghilangkan serabut serabut dari bijinya. Di
ujung nut polishing conveyor terdapat lubang-
lubang penyaring sebagai tempat keluarnya
nut yang kemudian jatuh ke conveyor dan
dihisap oleh destoner. Kecepatan putaran
tromol adalah 23 – 28 rpm.
 Fungsi dari nut polishing conveyor adalah :
 Membersihkan biji dari serabut-serabut yang
masih melekat
 Membawa nut dari depericarper ke destoner
Nut Grading Drum
Nut Greading Drum adalah alat yang
berfungsi memisahkan dan membagi
biji yang berasal dari destoner sesuai
dengan ukuran fraksinya.
Nut Silo
Nut Silo berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara nut sebelum
diolah pada ripple mill. Kebersihan
shaking grate pada nut silo harus
diperhatikan karena mempengaruhi
terhadap output nut silo, agar nut
yang terolah sesuai dengan aturan
FIFO (First In First Out)
Ripple Mill
 Ripple Mill berfungsi untuk memecahkan
biji atau nut, dengan cara digiling dalam
putaran rotor bar, sehingga biji akan
bergesek dengan ripple plate. Magnit
berfungsi sebagai alat untuk menangkap
benda-benda logam dan vibrator
berfungsi mengatur biji masuk ke ripple
millagar merata dan tidak menumpuk
LTDS1 dan LTDS 2
Light Tenera Dust Separator
(LTDS) 1 memiliki fungsi
sebagai penghisap cangkang
halus dan debu sedangkan
Light Tenera Dust Separation
(LTDS) 2 berfungsi untuk
memisahkan cangkang, inti
Hydrocyclone
Hydrocyclone berfungsi untuk
memisahkan inti dan cangkang
dengan berdasarkan gravity dengan
media air. Hydrocyclone memakai alat
infailer (pipa hisap).
Bunker Kernel
Bunker kernel berupa tangki
berukuran besar sebagai tempat
penimbun/penyimpanan inti/kernel
yang telah dikeringkan dimana bunker
kernel dilengkapi dengan fan agar uap
air yang masih terkandung di dalam
inti dapat keluar dan tidak
menyebabkan kondisi di dalam
storage lembab, yang pada akhirnya
UTILITAS PABRIK KELAPA SAWIT
Utilitas dari suatu pabrik merupakan
unit pembantu produksi yang tidak
terlibat secara langsung sebagai
bahan baku, tetapi penunjang proses
agar produksi dapat berjalan lancar.
Utilitas tersebut adalah :
1. Unit pengolahan air (Water
Treatment)
2. Unit Pembangkit tenaga
 Unit Pengolahan Air (Water
Treatment)
1. Air domestic, yaitu air yang
digunakan di luar kegiatan pabrik
(kantor dan perumahan).
2. Air proses, yaitu air yang digunakan
dalam boiler untuk untuk
menghasilkan steam dan untuk
pengenceran minyak sawit pada saat
proses serta kebutuhan lain.
PROSES PEMURNIAN MINYAK UNTUK
MINYAK GORENG:
1.Refining
2.Fraksinasi
Refining tdd:
1. Degumming
- tujuan: menghilangkan senyawa
pengotor dan getah.
- Penambahan asam sitrat 100-200
ppm dan asam phosporik 0,04-
0,07%
2. Bleaching
- tujuan: mengikat gum-gum yang
sudah diikat oleh fosfor, getah,
senyawa volatil serta senyawa
trans metal yg sudah diikat asam
sitrat
- cara: injeksi bleaching earth
(activated clay/tanah hidup) 0,8%-
1,7% sehingga mencapai warna
dan kestabilan
3. Filtrasi
- tujuan: fosfatida dan transmetal yg
sudah digumpalkan oleh bleaching
earth bisa ditangkap sehingga
minyak menjadi bersih dan jernih
4. Deodorisasi
- cara: minyak diuapkan pada tangki
deodorizer dengan sistem
spurging, yaitu sistem pemanasan
dengan steam vakum yg
memanaskan minyak sehingga
senyawa aromatik, pigmen, alb,
dan air akan menguap
maksimal>>> hasil akhir adalah
minyak RPO (refined Palm oil)
RPO akan difraksinasi (proses
pemisahan dua fraksi yaitu fraksi
padat (stearin) dan fraksi cair
(olein) >>> utk tujuan bisa
dimanfaatkan ke turunan minyak
yg lebih spesifik
Proses fraksinasi ada 2, yaitu:
1. Kristalisasi (dilakukan di tangki
kristalisasi): precooling
(pendinginan) RBDPOdengan plat
heat exchanger 60oC>>kemudian
didinginkan dalam 10 tahap
pendinginan dari suhu 60-14oC
selama 16 jam>>> kemudian di
stabilisasi pada suhu 14-15oC
2. Filtrasi: minyak hasil kristalisasi
akan difiltrasi dengan cara pressing
(tekanan 2-5 bar, disebut juga 5
tahapan squeezing) Hasilnya
diharapkan: yield olein 60 %.
Minyak yg dihasilkan RBDP olein
dan RPDP stearin
RBDPO tdd 4 jenis dibedakan berdasar nilai CP
(Cloud Point)
1. Olein CP=4-6 oC: digunakan oleh industri
dan ekspor
2. Olein CP=6-7 oC: digunakan oleh industri,
minyak goreng kemasan dan ekspor
3. Olein CP=8-10oC: digunakan oleh industri
mie, minyak goreng kemasan dan ekspor
4. Olein CP>10 oC: dijual sebagai minyak
makan curah (dari proses agitasi yang
singkat)

Anda mungkin juga menyukai