Anda di halaman 1dari 53

MATERI singkat USBN

GEOGRAFI
2019
Perhatian..
 Materi ini sebatas memberikan gambaran materi
apa saja yang menjadi bahan soal USBN.

 Siswa perlu mengembangkan materi dan


memahaminya untuk dapat mengerjakan soal
dengan benar.

 Selamat belajar, semoga sukses !


Konsep Geografi
1. Lokasi : letak/ tempat objek di permukaan bumi
2. Jarak (antara 2 tempat), dalam satuan jarak atau waktu
3. Pola : susunan keruangan objek di permukaan bumi
4. Aglomerasi : kecenderungan mengelompok
5. Morfologi : bentuk muka bumi, gunung, bukit, dataran,
bergelombang, lereng terjal/ landau dll
6. Aksesibilitas : Keterjangkauan : mudah tidaknya suatu
tempat dijangkau, dipengaruhi oleh, lokasi, jarak,
morfologi, sar-pras
7. Perbedaan wilayah (differensiasi Area): perbedaan antar
wilayah
8. Nilai Kegunaan : manfaat suatu tempat
9. Interaksi Interdependensi : saling berhubungan timbal
balik. Saling ketergantungan
10. Keterkaitan keruangan : kaitan antar unsur/ gejala/
fenomena
Prinsip Geografi
1. Persebaran/ Distribusi : persebaran objek/ gejala/ fenomena di
permukaan bumi.
(merata/ tidak, padat/ jarang, disebutkan beberapa wilayah/
tempat)

2. Interelasiketerkaitan antara 2 hal/gejala/fenomena fisik/


social
(sebab, karena, akibat, berkaitan dll)

3. Deskripsiuraian + data angka/ gambar/ peta/ grafik dll

4. Korologi gabungan 3 prinsip untuk mempelajari suatu wilayah


Pendekatan Geografi

1. Keruangan / Spasial5W1H, satu wilayah, bencana/


kejadian alam(i), aktivitas manusia

2. Kelingkungan / EkologikalManusia vs Lingkungan

3. Kewilayahan/ komplek wilayah2wilayah yg berbeda


saling terkait
Aspek Geografi
Aspek Geografi :
• Aspek fisik/ alamiah
• Aspek social/ buatan/ akstivitas manusia

Contoh:
Fenomena geosfer :
(1) kemarau panjang terjadi pada tahun ini;
(2) beberapa wilayah di Indonesia mengalami kekeringan;
(3) petani mengerjakan sawahnya;
(4) badai Topan di Amerika Serikat;
(5) masyarakat menolong korban kecelakaan.

Fenomena yang termasuk aspek fisik terdapat pada angka…


Peta Kontur
 Garis Kontur : garis yang menghubungkan tempat-tempat
dengan ketinggian yang sama
 Kontur interval (ci) : perbedaan / selisih ketinggian garis
kontur yang berdekatan
 Ci : Penyebut Skala / 2000
 Penyebut skala : 2000 x ci

 Menentukan ketinggian di suatu titik


Misal : diketahui sebuah peta dengan skala 1 : 100.000. Antara dua garis
kontur yang berdekatan terdapat satu titik X yang berjarak 2 cm dari garis
kontur 200m dan berjarak 3 cm dari garis kontur 250m. Berapakah ketinggian
titik X tersebut (hX)?
hX = h1 + (2/5) x ci atauhX = h2 – (3/5) x ci
= 200 m +(2/5) x 50 m = 250 m – (3/5) x 50 m
= 220 m = 220 m
Jenis peta
 Peta Umum : peta yang menggambarkan seluruh kenampakan baik
kenampakan alam maupun kenampakan sosial
 Peta Topografi : peta umum berskala sedang-besar, memiliki
garis kontur sehingga dapat menggambarkan relief permukaan
bumi

 Peta Tematik : peta yang berisi informasi/ tema/ kenampakan


tertentu
 Peta jaringan jalan
 Peta curah hujan
 Peta kepadatan penduduk
 Peta penggunaan lahan
 dst
 Pahami pemanfaatan peta-peta tertentu sesuai bidangnya!
Unsur-unsur Interpretasi
Rona dan Warna : Rona adalah tingkat kecerahan/kegelapan suatu obyek Warna
adalah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih
sempit dari spektrum tampak.
- Bentuk : Mencerminkan konfigurasi atau kerangka obyek, baik bentuk umum
(shape) maupun bentuk rinci (form) untuk mempermudah pengenalan data.
- Ukuran : Termasuk dalam unsur ukuran adalah jarak, luas, volume, ketinggian
tempat dan kemiringan. Ukuran dapat mencirikan obyek sehingga dapat dijadikan
sebagai ciri pembeda dengan obyek lainnya
- Tekstur :Tekstur adalah frekuensi perubahan atau pengolangan rona pada citra.
Dibedakan menjadi tiga tingkatan yaitu tekstur halus, sedang dan kasar.
- Pola : Pola adalah kecenderungan bentuk suatu obyek , misal pola aliarn sungai,
jaringan jalan dan pemukiman penduduk.
- Bayangan : Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berada
pada daerah gelap. Obyek yang berada pada daerah gelap biasanya tidak terlihat
atau hanya samar-samar. Meskipun demikian bayangan sering menjadi kunci
penting pada pengenalan beberapa obyek yang justru lebih tampak pada
bayangannya.
- Situs : Merupakan tempat kedudukan suatu obyek terhadap obyek lain di
sekitarnya.
- Asosiasi : Adalah keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain.
Contoh ciri objek pada Citra
Objek pada citra dikenali dari ciri/ unsur interpretasi : warna, rona, tekstur, pola, bentuk,
ukuran, bayangan, situs, asosiasi
Contoh :
 Hutan Bakau : Rona gelap, ketinggian pohon seragam dan tumbuh pada pantai yang becek, tepi
sungai atau peralihan air payau.
 Sagu : Bentuk bintang, rona gelap, berkelompok
 Nipah : Rona cerah, seragam, tidak berkelompok
 Hutan Rawa : memiliki rona dan tekstur tidak seragam. Hal ini disebabkan karena ketinggian
pohonnya berbeda. Terletak antara hutan bakau dengan hutan rimba di kawasan pedalaman.
 Perkebunan kelapa memiliki pola yang teratur dengan rona yang cerah dan jarak tanaman
sekitar 10 m dengan tinggi pohon mencapai 15 m. Terdapat pada daerah yang mudah meresap
air dengan curah hujan yang cukup banyak. Tajuk pohon berbentuk bintang.
 Perkebunan kelapa sawit memiliki tajuk yang rapat dan berbentuk bintang. Teksturnya lebih
halus dari pada tanaman kelapa, rona gelap dengan jarak tanaman teratur (6 - 9 m) dan curah
hujan 2.000 mm - 4.000 mm per tahun
 Jalan raya dan jalan kereta api memiliki bentuk memanjang, lebarnya seragam dan relatif
lurus. Tekstur halus serta rona yang kontras dengan daerah sekitar dan pada umumnya cerah.
 Stasiun kereta api terdapat bangunan rumah yang terpisah dari sekitarnya, nampak cabang
rel kereta api dan gerbong kereta api, nampak rel yang hilang pada satu sisi rumah dan timbul
kembali pada sisi yang lain.
Pemanfatan Penginderaan Jauh di
berbagai Bidang

Antara Lain :
 Bidang Geologi : menentukan struktur batuan
 Bidang Hidrologi : pemetaan DAS,
 Bidang Sumberdaya Hutan : studi vegetasi
 Bidang Meteorology : memantauan cuaca
 Bidang Perencanaan : menentukan pengembangan wilayah
 Bidang Oceanografi : pemantauan suhu permukaan air laut
Dst
Subsistem dan Jenis Data SIG

1. Subsistem masukan (input).


Proses dalam input data : Digitasi, editing, pembangunan topologi, annotasi,
transfer koordinat.
Data SIG :
• Data Spasial : lokasi/ letak objek di permukaan bumi, dapat berupa
kenampakan titik (point), garis (line), area (polygon)
• Data Atribut : keterangan/ data dari suatu objek di permukaan bumi

2. Subsistem pengolahan, manipulasi dan analisis (proses)


Contoh manipulasi dan analisis data : buffering (membuat poligon baru), overlay
(tumpang susun beberapa peta)

3. Subsistem penyajian (output).


Output dapat berupa table, grafik, file, peta dll, dalam format softopy dan
hardcopy
Tahap dan Langkah2 Penelitian Geografi
Langkah-langkah Penelitian Geografi

a. Perumusan dan pernyataan masalah penelitian.


b. Perumusan tujuan penelitian.
c. Penyusunan hipotesis penelitian.
d. Penentuan populasi dan penarikan sampel.
e. Teknik pengumpulan data.
f. Analisis dan interpretasi data.
g. Penarikan kesimpulan hasil penelitian.

Tahap dalam penelitian ilmiah geografi

1. Merumuskan masalah; dengan mengajukan pertanyaan yang


bersumber dari teori atau fakta di lapangan.
2. Mengkaji teori atau berfikir rasional untuk menentukan jawaban
sementara ( hipotesis)
3. Mencari data di lapangan untuk membuktikan kebenaran hipotesis
4. Mengolah data dan menguji kebenaran jawaban sementara
5. Menarik kesimpulan, yaitu menetapkan apakah jawaban sementara
pada langkah kedua diterima atau tidak
Teori Terbentuknya Jagad Raya
 1. Teori Keadaan Tetap (Steady state Theory)
 Jagad raya tidak ada awal tidak ada akhir,
materi yang baru menggantikan materi yang
hilang
 2. Teori Ledakan Besar (Big Bang Theory)
 Terjadi ledakan besar karena reaksi inti dari
suatu massa yang besar
 3. Teori Mengembang dan Memampat
(Oscillating anggota jagad raya saling menjauh
(mengembang) dan suatu saat akan saling
mendekat (memampat)
Teori Pembentukan Tata Surya
1. Teori Nebula/ Kabut oleh Kant - Laplace
Bahwa tata surya berasal dari gumpalan kabut gas yang bersuhu tinggi dan berputar semakin cepat,
kemudian di bagian tengahnya membentuk gumpalan gas yang kemudian membentuk matahari dan
bagian tepi membentuk planet.

2. Teori Awan Debu oleh Weizsaeker dan Kniper


Bahwa tata surya berasal dari gumpalan gas dan debu yang membentuk cakram di bagian tengah dan
tipis di pinggirnya. Bagian tengah membentuk matahari (karena menekan sehingga panas dan pijar)
sementara pinggirnya membentuk planet (karena berputar dengan cepat).

4. Teori Planetesimal oleh Thomas Chamberlin


Bahwa matahari telah ada pada awalnya, lalu ada bintang yang mendekat dan terjadilah penarikan
massa matahari oleh bintang. Massa matahari yang terhambur inilah yang saling menyatu dan
membentuk planet.

5. Teori Pasang Surut oleh Jeans dan Jefreys


Bahwa matahari telah ada pada awalnya, lalu ada bintang yang mendekat dan terjadilah penarikan
massa matahari oleh bintang. Massa matahari yang tertarik bintang membentuk tonjolan (filament
gas) dan membeku yang nantinya menjadi planet.

6. Teori Bintang Kembar


Terdapat 2 bintang, salah satu bintang meledak, ledakan bintang (planet) mengelilingi Bintang yang
tidak meledak (Matahari)
Rotasi Bumi
 Rotasi Bumi : perputaran Bumi pada porosnya
 Kala rotasi : 24 jam (1 hari)
 360⁰ = 24 jam
 15⁰ = 1 jam  Indonesia menjadi 3 waktu : WIT, WITA, WIB
 1⁰ = 4 menit
 Akibat Rotasi :
 Gerak semu harian matahari
 Pergantian siang dan malam
 Perbedaan waktu di setiap tempat
 Pergerakan benda langit (bulan, bintang dll)
 Perubahan arah angin krn gaya coriolis
 Bumi pepat di kedua kutub

 Catatan : Pahami pengaruh akibat rotasi dan revolusi pada


kegiatan manusia
Revolusi Bumi
 Revolusi Bumi : perputaran Bumi mengelilingi Matahari
 Kala Revolusi : 365 hari

 Akibat Revolusi :
 Pergerakan semu tahunan Matahari
 Perbedaan panjang siang dan malam
 Kenanpakan rasi bintang
 Pergantian musim
 Sistem penanggalan masehi
Gerak Lempeng Tektonik
1. Konvergen : gerak lempeng saling mendekat
• Jalur Gunung api
• Jalur Gempa
• Palung laut
• Deretan pegunungan lipatan
• Sedimen melange
2. Divergen : gerak lempeng saling menjauh
• Tanggul dasar samudera/ pematang tengah samudera ( Mid oeanik
Ridge
• Perenggangan lempeng disertai tumbukan di tepi lempeng
• Struktur lava bantal
• Volkanisme laut
3. Transform : gerak lempeng saling berpapasan/ sesar mendatar
• Jalur sesar / patahan
• Gempa
• Dekstral sinistral
Zona konvergen
Zona Divergen
Siklus Batuan
Jenis tanah
 Aluvial
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan
induk alluvium/ endapan, kesuburannya sedang hingga tinggi. Terdapat di Sumatra
bagian timur, Kalimantan bagian tengah dan timur, Jawa bagian utara, dan Papua
bagian selatan.

 Vulkanis
Merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan vulkanis, lava yang telah
membeku (effusif) atau dari abu letusan gunung berapi yang telah membeku
(efflata). Tanah ini sangat subur untuk pertanian.
Terdapat di Jawa, Sumatra, Bali, dan wilayah-wilayah yang ada gunung apinya.

 Gambut
Sangat asam, drainase buruk, tidak subur, banyak sisa tumbuhan rawa
di daerah raw- rawa di Sumatera, Kalimantan, Papua

Andosal, Litosol, Laterit, terarosa dll


Karakteristik Lapisan Atmosfer
Lapisan Atmosfer :

•Troposfer :
1.Ketinggian rata-rata : 0 – 18 km
2.Lapisan terbawah dari atmosfer, Banyak debu, uap air, dan embun
3.Terjadi peristiwa cuaca dan iklim : awan, hujan, angin, kilat, petir dsb
4.Terjadi arus adveksi, konveksi, turbulensi, dan konduksi
5.Temperature berkurang sesuai dengan perubahan ketinggian, setiap naik 100 m dari permukaan
tanah, suhu berkurang sekitar 0,5 º – 0,6 ºC (lapse rate)

•Stratosfer
1.Ketinggian rata-rata 18 – 50 km
2.Terdapat proses inversi suhu : suhu udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian
3.Tidak ditemui, uap air, awan, dan debu
4.Tempat terkonsentrasinya lapisan ozon (O3) yang berfungsi menyerap radiasi sinar ultraviolet

•Mesosfer
1.Ketinggian 50 - 80 km
2.Suhu paling rendah
3.Tempat hancurnya meteor/ benda angkasa yang masuk ke atmosfer bumi

•Termosfer
1.Ketinggian 80 – 400 km
2.Molekul di udara mengalami ionisasi
3.Terdapat lapisan E dan lapisan F yang keduanya memegang peranan penting untuk pemantulan
gelombang radio.

•Eksosfer
1.Ketinggian di atas 400 km
2.Merupakan lapisan terluar dari atmosfer bumi
3.Pengaruh gaya berat sangat kecil.
4.Tempat satelit buatan mengorbit
Tipe Iklim Koppen
a. Iklim A - Iklim Hujan Tropis (Tropical Climate)
Ciri-cirinya temperatur bulan terdingin tidak kurang dari 18° C,curah hujan
tahunan tinggi, rata-rata lebih dari 70 cm/tahun. Jenis vegetasi beraneka ragam.

b. Iklim B - Iklim Kering/Gurun (Dry Climate)


Ciri-cirinya terdapat di daerah gurun atau semiarid (steppa), curah hujan
terendah 25,5 mm/tahun. Tingkat penguapan tinggi.

c. Iklim C - Iklim Sedang (Warm Temperate Climate)


Temperatur bulan terdingin berkisar 18° C sampai –3° C.

d. Iklim D - Iklim Salju atau Mikrothermal (Snow Climate)


Suhu rata-rata bulan terpanas lebih dari 10° C, sedangkan suhu ratarata bulan
terdingin –3° C.

e. Iklim E - Iklim Kutub (Ice Climate)


Terdapat di derah Arctic dan Antartika. Suhu tidak pernah lebih dari 10° C. Tidak
memiliki musim panas yang benar-benar panas.
Klasifikasi Iklim Matahari
Siklus Hidrologi
Persebaran Fauna Indonesia
1. Indonesia Bagian Barat (Wilayah Fauna Dangkalan Sunda/ Asiatis)
Hewan-hewan mirip hewan di daerah Asia : mamalia besar, banyak jenis kera/
primata, banyak ikan air tawar : harimau, gajah, badak, banteng, mawas, siamang,
tapir, dan kera gibbon, burung merak, burung rangkong dsb.
Antara fauna Indonesia Tengah dan Barat dipisahkan oleh garis Wallace meliputi
wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali

2. Indonesia Bagian Tengah (Wilayah Fauna Kepulauan Wallace)


Terdapat hewan-hewan khas endemik Indonesia, tidak terdapat banyak ikan air
tawar : komodo, anoa, babi rusa, burung maleo.
Antara fauna Indonesia Tengah dan Timur dipisahkan oleh garis Weber
Meliputi wilayah Nusa Tenggara dan Sulawesi
3. Indonesia Bagian Timur (Wilayah Fauna Tanah Sahul/ Astralis)
Hewan-hewan mirip hewan di daerah Australia : hewan berkantung, burung
berwarna warni : kangguru pohon, tikus berkantung, burung kasuari, burung
cendrawasih, burung kakatua, wallaby, oposum dsb.
Meliputi wilayah : Kepulauan Maluku, Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya
Zona Laut berdasar kedalaman

a. Zona Litoral (pesisir),


yaitu daerah pantai yang terletak di antara garis pasang
naik dan pasang surut
Banyak terdapat endapan lumpur yang dibawa sungai.
b. Zona Neritik (laut dangkal),
dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Bagian dasar laut sampai kedalaman 200 m.
2) Sinar matahari masih tembus ke dasar laut.
3) Pada zona ini banyak binatang dan tumbuhan laut
sehingga zona ini penting artinya bagi kehidupan
manusia.
4) Zona ini meliputi Landas Kontinen Sunda, seperti Laut
Jawa, Laut Natuna, Selat Karimata, Selat Malaka, dan
Landas Kontinen Sahul yaitu Laut Arafuru.c
c. Zona Batial (wilayah laut dalam),
1) Kedalamannya antara 200–2000 m.
2) Sinar matahari sudah tidak tembus sampai ke dasar
laut, karena itu tumbuh- tumbuhan laut jumlahnya
terbatas demikian juga binatang-binatang lautnya.

d. Zona Abissal (wilayah laut sangat dalam),


1) Kedalamannya antara 2000–5000 m.
2) Tekanan airnya sangat besar.
3) Suhu sangat rendah.
4) Tidak terdapat tumbuhan laut.
5) Binatang laut sangat terbatas.

e. Zona Hadal (wilayah laut yang paling dalam),


kedalamannya lebih dari 5000 m, termasuk palung laut
dan lubuk laut.
Karakteristik Bioma

 Hutan tropis :
 Hutan hujan tropis tersebar di wilayah-wilayah sekitar khatulistiwa, meliputi Indonesia
(terutama Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Papua) wilayah dataran rendah Amazon (Brazil),
Amerika Tengah, wilayah Afrika sekitar khatulistiwa, (Zaire, Congo, Nigeria, Kenya)
 Rata-rata suhu terdingin di atas 18°C dan curah hujan tinggi sepanjang tahun 1000-2000 mm
 Tumbuhan beranekaragam, pada umumnya pohon memiliki ketinggian 20-40 m, berdaun lebar
dan lebat, dan membentuk kanopi (tudung)
 Tingkat kerapatan tumbuhan tinggi sehingga sinar matahari tidak dapat menembus ke
permukaan tanah
 Banyak dijumpai tumbuhan seperti jamur, lumut, anggrek (epyfit), rotan( liana)

 Hutan gugur
 Hutan Gugur/Musim tersebar di lintang sedang, di Amerika Serikat, Eropa, Asia Timur
(Jepang, Korea), Cina, Pegunungan Amerika Tengah, Australia bagian timur, Selandia Baru
 Rata-rata suhu -2 s.d 18°C, Curah hujan 750 – 1.000 mm
 Vegetasi pada umumnya berupa tumbuhan berkayu yang memiliki daun lebar, perakaran dalam,
dan kulit kasar. Bentuk adaptasi dari tumbuhan di hutan ini ialah menggugurkan daunnya ketika
musim gugur
 Jenis vegetasi didominasi oleh pohon oak, elm, beach, maple
 Hutan taiga
 Hutan Taiga disebut juga hutan berdaun jarum (konifer) dan tersebar di daerah lintang tinggi
yang meliputi Alska, Kanada, Eropa Utara, Asia Utara serta wilayah-wilayah pegunungan tinggi
kawasan tropis.
 Rata-rata suhu -2 s.d 18°C , Curah hujan 750 – 1.000 mm
 Mempunyai musim dingin yang cukup panjang dan musim kemarau yang panas dan sangat singkat
 Jenis tumbuhan yang banyak dijumpai di wilayah konifer antara lain pinus, cemara, larix, dan
pohon spruce, alder, juniper, birch

 Sabana
 Sabana ialah daerah padang rumput yang diselingi oleh pohon tinggi maupun perdu.
 Sabana tersebar di daerah Afrika, Australia bagian utara, Brazil, India, Indonesia (Nusa
Tenggara)
 Rata-rata suhu 20 s.d 30°C, Curah hujan 200– 1.000 mm
 Vegetasi Sabana diantaranya rumput gajah, pohon baobab, akasia, eboni, dan ekaliptus.

 Stepa
 Padang Rumput terbentuk pada wilayah dengan suhu rata-rata -20 s.d 10o C dan curah hujan
rata-rata sebesar 250 -500mm
 Stepa memiliki jenis rumput yang relatif lebih pendek dan terdapat sedikit semak belukar.
 Stepa merupakan kawasan peralihan antara wilayah iklim basah dan kering.
 Contoh kawasan stepa terdapat di Amerika Serikat, Nusa Tenggara Timur, sebagian Afrika
Utara dan Australia
 Gurun pasir
 Tersebar di daerah lintang 30-35o yang didominasi oleh hamparan pasir dengan kondisi vegetasi
yang sangat terbatas,
 Suhu udara rata-rata tinggi > 40o C, amplitudo suhu harian tinggi, curah hujan rendah (< 250
mm/tahun), dan penguapan tinggi
 Tingkat penguapan (evaporasi) lebih tinggi dari curah hujan
 Wilayah gurun terdapat di Afrika (Sahara, Kalahari dan Namib), Asia (Gobi, Taklamakan),
Australia (Gibson , Simpson), Amerika (the Great America Desert, meliputi Arizona dan
California, Gurun Atacama dan Patagonia).
 Vegetasi yang dominan adalah kaktus (daun berbentuk duri dan berakar panjang )

 Tundra
 Tundra, yaitu padang rumput yang terletak pada wilayah-wilayah lintang tinggi (perbatasan
dengan kutub). Jenis tanaman yang banyak dijumpai di wilayah tundra adalah rumput-rumput
kerdil dan lumut yang mampu bertahan terhadap suhu udara dingin

 Gurun Es
 wilayah di daerah iklim dingin sampai kutub (lingkaran Arktik) yang bagian permukaannya
ditutupi oleh es (salju),
 Jenis vegetasi didominasi oleh jenis lumut dan semak.
 Suhu pada musim dingin mencapai sekitar –57° C dan suhu maksimum musim panas sekitar 15° C
Bonus Demografi
 merupakan kondisi dimana populasi penduduk usia
produktif meningkat secara signifikan, sehingga
populasi penduduk usia produktif (15-64th) lebih
banyak dari pada populasi penduduk usia non produktif
(0-14th dan >65th)

 Terjadi di Indonesia tahun 2020 – 2035

 Upaya memanfaatkan bonus demografi :


 Membuka kesempatan dan lapangan kerja baru
 Mempersiapkan angkatan kerja yang memiliki kompetensi
tinggi sesuai permintaan pasar
 Dan sebagainya
Jenis migrasi penduduk
 Transmigrasi : padat ke jarang penduduk
 Urbanisasi : desa ke kota

 Ruralisasi : kota ke desa

 Komutasi : pulang pergi

 Emigrasi : dalam Negara ke luar negara

 Imigrasi : luar Negara masuk ke dalam negara

 Remigrasi : kembali ke Negara asal


Permasalahan / Tantangan
Ketahanan Pangan Indonesia

 Ketahanan pangan : terpenuhinya pangan bagi setiap masyarakat


yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah
maupun mutunya, aman, merata, terjangkau, dan berbasis pada
keragaman sumber daya local.

 Komponen untuk mencapai ketahanan pangan :


 Kecukupan ketersediaan pangan
 Stabilitas ketersediaan pangan
 Aksesibilitas terhadap pangan
 Kualitas keamanan pangan

 Permasalahan ketahanan Pangan Indonesia?


 Potensi sumber energy alternative di Indonesia :
 Tenaga panas bumi/ geothermal  PLTG
 Tenaga surya (matahari)  PLTS
 Tenaga Angin PLTB
 Tenaga Air PLTA
 Tenaga Nuklir PLTN
 Tenaga Gelombang laut
 Biomassa

 Pendukung Indonesia sebagai Poros maritim


 Letak dan posisi strategis laut Indonesia
 Laut Indonesia yang luas sebagai bagian poros maritime dunia
 Jalur transportasi dan perdagangan Dunia
 Kejayaan pelayaran dan perdagangan laut Nusantara
Persebaran barang tambang
SUMBER DAYA ALAM
- minyak bumi : Aceh
- gas alam : Aceh (Arun); Kalimantan (Bontang)
- batu bara : Sumatra Barat
- tembaga : Tembagapura, Papua
- timah : P. Bangka, P. Belitung, P.Singkep
- bauksit : Bintan, Kep. Riau, Singkawang
- intan : Kalimantan Selatan (Martapura)
- nikel : Sulawesi : Pulau Mantang di Teluk Bone, Pulau
Halmahera,Pegunungan Verbeek berpusat di Soroako
- emas : Rejang Lebong (Bengkulu) dan Banten Selatan (Jawa
Barat)
Upaya Pelestarian Lingkungan
Keragaman Budaya Indonesia
 Indonesia memiliki keragaman kebudayaan yang sangat
tinggi

 Kebudayaan Indonesia dipengaruhi oleh factor :


 Kondisi geografis : matapencaharian, cara bercocok tanam, cara
berpakaian, pola pemukiman dsb
 Bentuk wilayah kepulauan
 Keterbukaan dengan dunia luar
 Sejarah
 Agama

 Catatan : pelajari bentuk-bentuk budaya di wilayah


Indonesia
Upaya mitigasi bencana

 Pra bencana

 Saat terjadi bencana

 Paska bencana

Contoh untuk bencana Gempa, tsunami, gunung


meletus
Karakteristik/ Ciri Desa Kota
Ciri-ciri Desa :
 Matapencaharian penduduk dominan agraris
 perbandingan lahan dengan manusia cukup besar (kepadatan penduduk rendah)
 hubungan antar warga sangat akrab (gemeinschaft)
 memegang teguh tradisi yang berlaku
 norma agama demikian kuat
Dst

Ciri-ciri masyarakat kota :


 Adanya heteroginitas social
 Sikap hidup penduduk bersifat egois dan individualis
 Hubungan social bersifat gesselschaft
 Adanya regenerasi sosial
 Norma agama tidak begitu kuat
 Pandangan hidup masyarakat kota lebih rasional
Dst
Struktur Keruangan Kota
Teori Sektoral
Pola persebaran pemukiman desa

 Radial
 Terpusat
 Tersebar
 Mengelompok
 Memanjang jalan
 Memanjang sungai
 Memanjang garis pantai

Perhatikan gambar nya!


Faktor pendorong dan penarik
interaksi desa - kota
 Pendorong :

 Penarik :
Teori Interaksi
Rumus : K .PA .PB
I AB  2
(d AB )
Keterangan :
I AB = kekuatan interaksi antara wilayah A dan
wilayah B
K = nilai konstanta empiris, biasanya angka 1
PA= jumlah penduduk wilayah A
PB = jumlah penduduk wilayah B
dAB = jarak mutlak yang menghubungkan
wilayah A dan wilayah B
Hitunglah interaksi antara A, B, dan C, bila diketahui:

Jumlah penduduk wilayah pertumbuhan A = 300.000 jiwa.


Jumlah penduduk wilayah pertumbuhan B = 20.000 jiwa.
Jumlah penduduk wilayah pertumbuhan C = 10.000 jiwa.
Jarak antara wilayah pertumbuhan A dengan wilayah
pertumbuhan B = 5 km
Jarak antara wilayah pertumbuhan A dengan wilayah
pertumbuhan C = 10 km

Penyelesaian :

IA.B = 300.000x20.000 = 6.000.000.000 = 240.000.000.


(5)2 25
IA.C = 300.000x10.000 = 3.000.000.000 = 30.000.000.
(10)2 100

Jadi, interaksi antara wilayah pertumbuhan A dengan wilayah


pertumbuhan B dan wilayah pertumbuhan C dapat ditulis dengan
angka sederhana, yaitu 24 berbanding 3 atau 8 berbanding 1.
Teori Titik Henti
(the breaking point theory)

Digunakan untuk menentukan lokasi strategis untuk mendirikan usaha dan


fasilitas umum seperti SPBU, minimarket, wartel dll

Rumus : TH AB 
d AB
PA
1
Keterangan : PB

TH AB = jarak lokasi titik henti diukur dari kota yang


penduduknya lebih kecil.
dAB = jarak kota A dan kota B
PA = jumlah penduduk kota yang lebih besar jml penduduknya
PB = jumlah penduduk kota yang lebih kecil jml penduduknya
Teori Tempat Sentral
(Walter Christaller)

Teori ini digunakan untuk menganalisis pusat2 pelayanan

 Tempat sentral hierarki tiga (3) = situasi pasar


optimal.
Merupakan pusat pelayanan berupa pasar yang
menyediakan barang dan jasa bagi daerah sekitarnya

 Tempat sentral hierarki empat (4) = situasi lalu lintas


optimum.
Daerah tsb dan daerah sekitarnya memberikan
kemungkinan lalu lintas barang dan jasa secara efisien

 Tempat sentral hierarki tujuh (7) = situasi


administrasi optimum.
Karakteristik Negara Maju dan Berkembang

Negara Maju Negara Berkembang

1. Pendapatan perkapita tinggi 1. Pendapatan perkapita sedang


2. Penguasaan teknologi tinggi hingga rendah
3. Tingkat pertumbuhan penduduk 2. Tingkat produktivitas rendah
rendah 3. Tingkat pertumbuhan penduduk
4. Persebaran penduduk tersebar di yang tinggi
daerah perkotaan 4. Persebaran penduduk sebagian
5. Tingkat kelahiran dan kematian besar di daerah pedesaan
rendah 5. Tingkat kelahiran dan kematian
6. Tingkat buta huruf rendah tinggi
7. Angka harapan hidup yang sangat 6. Tingkat buta huruf tinggi
tinggi 7. Angka harapan hidup rendah
8. Tingkat pengangguran rendah 8. Tingkat pengangguran tinggi
9. Beban ketergantungan yang 9. Beban ketergantungan yang tinggi
rendah 10.Kegiatan ekonomi pada sector
10.Kegiatan ekonomi pada sector pertanian dan ekspor produk
industri dan jasa primer
Contoh Negara maju dan
berkembang
 Perhatikan lokasi nya di peta tiap benua

Anda mungkin juga menyukai