Anda di halaman 1dari 27

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH

DALAM PEMBANGUNAN SEKTOR PERHUBUNGAN


DI NUSA TENGGARA BARAT

Oleh:
BAPPEDA PROV. NTB
POSISI NUSA TENGGARA BARAT
DALAM KERANGKA PENGEMBANGAN
STRATEGIS NASIONAL

Banda Aceh
BANDAR SRI BEGAWAN
KUALA LUMPUR

Medan

SINGAPORE
Entikong Bontang Manado
Gorontalo
Pekanbaru Ternate
Batam
Pontianak
Samarinda Sorong
Jambi Biak
Palangkaraya Palu
Padang
Pangkal Pinang Balikpapan
Jayapura
Palembang Pangkalan Bun Mamuju
Banjarmasin
Bengkulu Kendari Ambon

Lampung Makasar
JAKARTA
Serang Semarang
Surabaya
Bandung
Malang DILLI
Yogyakarta Merauke
Legenda : Denpasar Mataram
Pulau Besar
Kupang
Gugus Pulau Samudra Pola Sebaran Permukiman

Gugus Pulau Pantai Poros Pengembangan Startegis Global/Nasional Jalur Patahan dan Sesar Alur Pelayaran Internasiona
Pegunungan Tinggi Poros Pengembangan Strategis Sub Regional Batas Teritorial Kota PKN
Kawasan Andalan Poros Pengembangan Strategis Nasional Batas ZEE
I. PENDAHULUAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Terdiri dari 2 pulau besar (P. Lombok dan P. Sumbawa) serta 332 pulau-pulau
kecil. Secara administratif terbagi atas 7 Kab dan 2 Kota
Luas wilayah laut : 29.159,04 Km2
Luas Daratan : 20.153,15 Km
Wilayah Administratif : 7 Kab., 2 Kota, 103 Kecamatan dan 820 Desa/Kel.
NO. KABUPATEN/KOTA WILAYAH (Km2) PENDUDUK (JIWA)
LUAS % JUMLAH %
1. Kota Mataram 61,30 0,30 356.748 8,61
2. Kabupaten Lombok Barat 1.863,40 9,25 743.484 17,94
3. Kabupaten Lombok Tengah 1.208,40 6,00 793.440 19,15

4. Kabupaten Lombok Timur 1.605,55 7,97 1.033.669 24,94


5. Kabupaten Sumbawa 6.643,98 32,97 390.172 9,42
6. Kabupaten Sumbawa Barat 1.849,02 9,17 89.676 2,16

7. Kabupaten Dompu 2.324,60 11,53 206.174 4,98


8. Kabupaten Bima 4.389,40 21,78 410.682 9,91
9. Kota Bima 207,50 1,03 119.247 2,88
Propinsi NTB 20.153,15 100 4.143.292 100
Penyusunan RKPD Provinsi Nusa Tenggara Barat mengacu kepada RKP,
Rencana aksi Nasional tahun anggaran 2007 yang menitik beratkan
kepada 9 prioritas utama :

1. Penanggulangan kemiskinan;
2. Peningkatan kesempatan kerja, investasi, dan ekspor;
3. Revitalisasi pertanian, perikanan, kehutanan, dan perdesaan;
4. Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan;
5. Penegakan hukum dan HAM, pemberantasan korupsi, dan reformasi
birokrasi;
6. Penguatan kemampuan pertahanan, pemantapan keamanan dan
ketertiban serta penyelesaian konflik;
7. Mitigasi dan penanggulangan bencana;
8. Pembangunan infrastruktur;
9. Pengurangan kesenjangan antar wilayah/pembangunan wilayah
perbatasan dan daerah terisolir.
Khusus untuk percepatan pembangunan kawasan tertinggal pemerintah
daerah mencanangkan berbagai program yang arahnya agar
kesenjangan yang terjadi antar wilayah di dalam propinsi dapat makin
dipersempit. Program-program tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut:

“Percepatan pembangunan sarana dan prasarana perhubungan,


termasuk jalan, jembatan, dan bahkan pelabuhan laut di berbagai
wilayah terisolir sehingga dapat meningkatkan akses masyarakat
setempat untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan
pemasaran hasilnya”.

Sasaran pembangunan bidang infrastruktur adalah untuk


meningkatkan kemampuan teknis jaringan jalan, jembatan, prasarana
perhubungan laut, cakupan pelayanan listrik, serta infrastruktur
pengairan dengan maksud agar dapat melayani perkembangan lalu
lintas barang dan jasa yang terus meningkat secara luas, aman, tertib,
lancar, dan efisien dengan biaya minimal dalam rangka mendukung
daya saing sektor riil guna meningkatkan taraf hidup masyarakat.
II. PERMASALAHAN
INFRASTRUKTUR
1. Prasarana jalan yang ada dalam kondisi mantap hanya sebesar 47%,
sedangkan sisanya (53%) kondisinya rusak, hal ini lebih disebabkan
sebagian besar sudah melampaui umur ekonomis.
2. Pelabuhan ekspor belum ada.
3. Ketersediaan listrik terbatas (+ 111 MW), kemampuan daya yang
tersedia 68 MW, shg daftar tunggu rumah tangga non investasi
mencapai 12.000 RT.
4. Cakupan air bersih perkotaan baru mencapai 73%, dan pedesaan
63%.
5. Akses permodalan yang belum menjangkau seluruh lapisan usaha.
6. Kualitas SDM yang masih rendah, dimana rata-rata lama sekolah 6,25
tahun, angka melek huruf 78,27%, dan pelayanan kesehatan rendah
ditandai usia harapan hidup 62,75 tahun.
7. Masih terdapat daerah terisolir (isolated area), yaitu Lombok Selatan,
Sumbawa Utara dan Sumbawa Selatan.
MATRIKS MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN,
PROGRAM DAN KEGIATAN
Visi : Terwujudnya Masyarakat Nusa Tenggara Barat
yang Maju, Sejahtera, Mandiri, Adil, Demokratis dan
Religius
MISI TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN POKOK

1. Pengembangan lalu
Tersedianya Percepatan lintas angkutan jalan 1. Peningkatan kulaitas dan kuantitas sarana-
1. Meningkatkan prasarana pendukung keselamatan lalu lintas
kuantitas dan sarana dan pertumbuhan angkutan jalan
prasarana wilayah 2. Penataan sistem pelayanan angkutan jalan
kualitas sarana ekonomi 2. Pengembangan raya
prasarana dalam daerah yang Aksesibilitas Angkutan
Sungai Danau dan 1. Koordinasi pengendalian dan pelayanan
ekonomi pengembangan memperhatik Penyeberangan angkutan penyeberangan
ekonomi an tataruang 2. Sosialisasi Regulasi dibidang transportasi
laut

3. Peningkatan/ 1. Koordinasi pembinaan, pengawasan dan


Pembangunan fasilitas pengendalian fasilitas bandara dan Embarkasi
keselamatan Haji
penerbangan 2. Sosialisasi Regulasi dibidang transportasi
udara

4. Pengembangan 1. Pembangunan dan rintisan jalan pada


aksesibilitas daerah potensial dan terisolir
prasarana jalan

5. Penataan ruang 1. Penyusunan rencana tata ruang


wilayah/kawasan
2. Sosialisasi produk-produk perencanaan tata
ruang
3. Peningkatan pengawasan dan pengendalian
pemanfaatan ruang
4. Koordinasi penataan ruang Kabupaten/Kota
III. PENINGKATAN INFRASTRUKTUR

A. PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN LINGKAR SELATAN


PULAU LOMBOK

TELUK NARA

PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR SELATAN


B. PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN LINGKAR SELATAN DAN
UTARA PULAU SUMBAWA

PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR UTARA

PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR SELATAN


C. PENINGKATAN DAN PEMELIHARAAN JALAN

PANJANG : 611,33 Km
3. PENINGKATAN PERHUBUNGAN

A. PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN BANDARA PENUJAK

B. PENINGKATAN BANDARA SEKONGKANG-SUMBAWA

C. PENINGKATAN BANDARA BRANG BIJI-SUMBAWA

D. PENINGKATAN BANDARA SALAHUDIN-BIMA


BANDARA SALAHUDIN-BIMA
BANDARA BRANGBIJI - SUMBAWA

BANDARA PENUJAK

BANDARA SEKONGKANG
E. Pembangunan pelabuhan laut perintis di Telong Elong Lotim, Maluk / Benete
KSB, Lunyuk, Mata, Teluk Cempi dan Waworada Kabupaten Bima

PELABUHAN LAUT PERINTIS


PELABUHAN LAUT PERINTIS TELUK CEMPI
TELONG ELONG

PELABUHAN LAUT PERINTIS PELABUHAN LAUT PERINTIS


LABANGKA WAWORADA

PELABUHAN LAUT PERINTIS


MALUK/BENETE KSB
F. Pembukaan Trayek Penyeberangan Pelabuhan Kayangan,
Badas, Kempo, Kenanga, Bima - PP
PELABUHAN KENANGA

PELABUHAN BADAS PELABUHAN KEMPO PELABUHAN BIMA

PELABUHAN LEMBAR
Tambora

Pekat Sanggar Donggo


Ambalawi
Kilo
Wera

UtanRhee Moyo Hilir Kempo Dompu


Badas
Madapangga
Alas Sumbawa Woja Belo Wawo
Alas Barat Woha Sape
Seteluk
Bolo
Batulanteh Moyo Hulu Lape Lopok Pajo
Manggalewa Lambu

Taliwang Monta
Brang Rea Plampang Empang Huu Langgudu

Lunyuk Ropang Labangka

Jereweh
Sekongkang

PELABUHAN POTOTANO

PELABUHAN LAUT PERINTIS PELABUHAN BENETE


TELONG ELONG-BENETE

PELABUHAN KAYANGAN
G. Peningkatan Pelabuhan , Kayangan Pelabuhan Lombok, Tano dan
Kolo-Bima

PELABUHAN POTO TANO PELABUHAN KOLO- BIMA


PELABUHAN KAYANGAN

Tambora

Pekat Sanggar Donggo


Ambalawi
Kilo
Wera

Utan R hee Moyo Hilir Kempo


Badas Dompu
Madapangga
Alas Sumbawa Woja
Belo
Alas Barat Wawo
Woha Sape
Seteluk
Bolo
Moyo Hulu Lape Lopok Pajo
Batulanteh
Manggalew a Lambu

Taliwang Monta
Br ang R ea Plampang Empang Huu Langgudu

Lunyuk Ropang Labangka

Jereweh

Sekongkang
KONDISI PRASARANA TRANSPORTASI
DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
LANDASAN HUKUM
• UU N0. 14 TAHUN 1992 TTG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

• UU NO. 32 TAHUN 2004 TTG PEMERINTAHAN DAERAH

• PP N0. 43 TAHUN TAHUN 1993 TTG PRASARANA DAN LALU LINTAS


JALAN

• PP N0. 25 TAHUN TAHUN 2000 TTG KEWENANGAN PEMERINTAH DAN


DAN KEWENANGAN PROVINSI SEBAGAI DAERAH OTONOM

• KEPUTUSAN MENHUB NO. KM. 31 TAHUN 1995 TTG TERMINAL.

• KEPUTUSAN MENHUB NO. KM. 32 TAHUN 1999 TTG


PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN

• KEPUTUSAN MENHUB NO. KM. 11 TAHUN 2002 TTG PELAKSANAAN


KEGIATAN PEMERINTAHAN DI PELABUHAN PENYEBERANGAN YANG
DIUSAHAKAN
JENIS-JENIS PRASARANA
TRANSPORTASI DARAT

1. Angkutan Jalan
– Terminal
– Jalan
– Perlengkapan Fasilitas Jalan
– Halte
– Jembatan Penyeberangan, dll

2. Angkutan Penyeberangan
Pelabuhan Penyeberangan
TERMINAL
DATA TERMINAL
DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

NO NAMA TERMINAL TYPE LOKASI KONDISI

1 MANDALIKA A MATARAM BERFUNGSI


2 KEBON ROEK C MATARAM BERFUNGSI

3 LEMBAR C LOMBOK BARAT TIDAK BERFUNGSI


4 NARMADA C LOMBOK BARAT BERFUNGSI
5 TANJUNG C LOMBOK BARAT BERFUNGSI

6 RENTENG B LOMBOK TENGAH BERFUNGSI


7 KOPANG C LOMBOK TENGAH BERFUNGSI

8 PANCOR B LOMBOK TIMUR BERFUNGSI

9 SUMER PAYUNG A SUMBAWA BERFUNGSI


10 EMPANG C SUMBAWA BERFUNGSI
11 TALIWANG B SUMBAWA BARAT BERFUNGSI
12 PLAMPANG C SUMBAWA BARAT BERFUNGSI

13 GINTE B DOMPU BERFUNGSI

14 DARA A BIMA BERFUNGSI


TENTE C BIMA BERFUNGSI
BOLO C BIMA BERFUNGSI
SAPE C BIMA BERFUNGSI
TAWALI C BIMA TIDAK BERFUSI
KORE C BIMA BERFUNGSI
Terminal Renteng
Terminal Pancor
Terminal Sumer Payung
PELABUHAN
PENYEBERANGAN
PELABUHAN PENYEBERANGAN
NO URAIAN LEMBAR - KAYANGAN - SAPE - SAPE -
PD. BAY POTOTANO LB. BAJO WAIKELO

1 Jarak Lintasan (mil) 36 12 90 78

2 Waktu Tempuh (jam) 4 1,5 10 8

3 Jumlah Kapal (unit) 16 10 2 2

4 Frekwensi 36 kl/hari 32 kl/hari 1 kl/hari 3 kl/minggu

5 Dermaga (unit) 1 2 1 1

6 Term. Penumpang (M2) 450 541 750 750

7 Lap. Parkir (M2) 8.797 11.069 11.000 11.000


Pelabuhan Penyeberangan
Kayangan - Pototano
PERMASALAHAN TEKNIS
• Terminal menjadi kewenangan Kab/Kota,
sehingga sulit mendapatkan data yang valid.
• Keseriusan Pemerintah Kab/Kota kurang
dalam menangani prasarana transportasi di
daerah
• Keterbatasan anggaran yang dimiliki masing-
masing daerah
• Kurangnya pemahaman pengguna jasa
dalam memanfaatkan fungsi prasarana
transportasi
• Belum adanya Peran serta swasta dalam
suatu pembangunan prasarana transportasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai