Ichsan Rafsanjani
J510195084
NYHA 2
Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 14,4 14,0-18,0
Leukosit 13,83 4,8-10,8
Hematokrit 45,9 42,0-52,0%
Trombosit 251.000 150000-450000
Eritrosit 5,33 4,7-6,1
MCV 86,1 82,0-92,0
MCH 27,0 27,0-31,0
MCHC 31,4 32,0-37,0
RDW-CV 14,8 11,5-14,5
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
SGOT 26 < 31
SGPT 26 < 32
Albumin 3,5 3,6-5,2
BUN 12,9 10-25
Creatinin 1,28 0,7-1,20
Uric acid 6,7 2,4-5,7
Gula darah sewaktu 291 <140 mg/dl
Cholesterol Total 158 < 200
Triglycerida 108 < 200
HDL Cholesterol 27 >35
LDL Cholesterol 107 <115
HBsAg Negatif Negatif
EKG
STEMI ANTERIOR
Foto thorax AP
Cor : Ukuran normal
Pulmo D/S : Tampak infiltrat perivaskular billar D/S,
Tampak perselubungan di basal hemithoraks D/S
Kesan :
Edema Paru
Efusi Pleura Bilateral
Urinalisis
Leukosit 2+
Protein 2+
Keton 2+
USG
Angina Tipikal
• Rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri,
leher, rahang, area interskapular, bahu, atau epigastrium.
• Berlangsung intermiten/beberapa menit atau persisten (>20 menit).
• Keluhan angina tipikal sering disertai keluhan penyerta seperti
diaphoresis, mual/muntah, nyeri abdominal, sesak napas, dan sinkop
Angina Atipikal
• nyeri di daerah penjalaran angina tipikal, rasa gangguan pencernaan
(indigestion), sesak napas yang tidak dapat diterangkan, atau rasa
lemah mendadak yang sulit diuraikan.
• Keluhan atipikal ini lebih sering dijumpai pada pasien usia muda (25-
40 tahun) atau usia lanjut (>75 tahun), wanita, penderita diabetes,
gagal ginjal menahun, atau demensia
2. Pemriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengidentifikasi faktor pencetus
iskemia, komplikasi iskemia, penyakit penyerta dan menyingkirkan
diagnosis banding. Regurgitasi katup mitral akuttiga (S3), ronkhi
basah halus dan hipotensi hendaknya selalu diperiksa untuk
mengidentifikasi komplikasi iskemia. Ditemukannya tanda-tanda
regurgitasi katup mitral akut, hipotensi, diaphoresis, ronkhi basah
halus atau edema paru meningkatkan kecurigaan terhadap SKA.
Pericardial friction rub karena perikarditis, kekuatan nadi tidak
seimbang dan regurgitasi katup aorta akibat diseksi aorta,
pneumotoraks, nyeri pleuritik disertai suara napas yang tidak
seimbang perlu dipertimbangkan dalam memikirkan diagnosis
banding SKA, suara jantung.
3. Pemeriksaan EKG
Gambaran EKG yang dijumpai pada pasien dengan keluhan angina
cukup bervariasi, yaitu: normal, nondiagnostik, LBBB (Left Bundle
Branch Block) baru/ persangkaan baru, elevasi segmen ST yang
persisten (≥ 20 menit) maupun tidak persisten, atau depresi segmen
ST dengan atau tanpa inversi gelombang T.
V1-V4 Anterior
V5-V6, I, aVL Lateral
II, III, aVF Inferior
V7-V9 Posterior
V3R,V4R Ventrikel kanan
4. Pemeriksaan Marka Jantung
Kreatinin kinase-MB (CK-MB) atau troponin I/T
merupakan marka nekrosis miosit jantung dan menjadi
marka untuk diagnosis infark miokard. Troponin I/T sebagai
marka nekrosis jantung mempunyai sensitivitas dan
spesifisitas lebih tinggi dari CK-MB. Dalam keadaan
nekrosis miokard, pemeriksaan CK-MB atau troponin I/T
menunjukkan kadar yang normal dalam 4-6 jam setelah
awitan SKA, pemeriksaan hendaknya diulang 8-12 jam
setelah awitan angina. Jika awitan SKA tidak dapat
ditentukan dengan jelas, maka pemeriksaan hendaknya
diulang 6-12 jam setelah pemeriksaan pertama.
Tatalaksana
Morfin sulfat 1-5 mg intravena, dapat
diulang setiap 10-30 menit
Oksigen
Nitrat
Aspirin 160-320 mg
Penghambat reseptor ADP (adenosine
diphosphate)
TERIMAKASIH