Anda di halaman 1dari 142

Muhammad Irfan

No bp: 16101154250033
Kelas: TI 1
SK
Pengertian, tujuan, dan ruang
lingkup akuntansi
• Pengertian akuntansi
• Siklus akuntansi
• Peranan Akuntansi dalam penyediaan informasi
KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA
• Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
• Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya
 Peranan Akuntansi Biaya
• Konsep Biaya
• Klasifikasi Biaya
Persamaan Akuntansi Keuangan
dan Akuntansi Manajemen
 Kedua tipe akuntansi tersebut merupakan sistem
pengolah informasi yang menghasilkan informasi
keuangan,
 Kedua tipe akuntansi tersebut berfungsi sebagai
penyedia informasi keuangan yang bermanfaat bagi
seseorang untuk pengambilan keputusan.
Tabel 1.1 Perbedaan Akuntansi Keuangan& Akuntansi Manajemen
Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen
Pemakai Para manajer puncak dan Para manajer dari berbagai
Utama pihak luar perusahaan jenjang organisasi

Lingkup Perusahaan secara Bagian perusahaan


Informasi keseluruhan
Fokus Berorentasi pada masa Berorentasi pada masa yang
Informasi yang lalu akan datang
Rentang Kurang flesibel. Biasanya Fleksibel., bervariasi dari
Waktu mencakup jangka waktu harian, mingguan, bulanan,
kuartalan, tengah bahkan dapat mencakup
tahunan, tahunan periode 10 tahun
Kriteria bagi Dibatasi oleh prinsip Tidak ada batasan, kecuali manfaat
Informasi akuntansi berterima yang dapat diperoleh oleh manajemen
umum dari informasi dibandingkan dengan
pengorbanan untuk memperoleh
informasi tersebut
Disiplin Ilmu ekonomi Ilmu ekonomi dan psikologi sosial
sumber
Isi laporan Laporan berupa Laporan bersifat rinci mengenai
ringkasan mengenai bagian perusahaan
perusahaan sebagai
keseluruhan
Sifat informasi Ketepatan informasi Unsur taksiran dalam informasi
merupakan hal yang adalah besar
penting
Pengertian Akuntansi Biaya
 Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang
merupakan alat manajemen dalam memonitor dan
merekam transaksi biaya secara sistematis, serta
menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya
(Supriyono : 12).
 Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan
penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu
serta penafsiran terhadapnya (Mulyadi)
Tujuan Akuntansi Biaya
Menurut (Mulyadi : 7), akuntansi biaya mempunyai
tiga tujuan pokok yaitu ;
 Penentuan kos produk,
 Pengendalian biaya,
 Pengambilan keputusan khusus.
Ruang lingkup akuntansi
AKUNTANSI

AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MANAJEMEN

AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MANAJEMEN

Pemakai utama Manajer puncak dan pihakluar Manajer berbagai jenjang

Lingkup informasi Perusahaan scr keseluruhan Bagian perusahaan


Fokus informasi Orientasi masa lalu Orientasi masa yad
Kriteria bagi informasi Dibatasi PABU Tidak ada batasan
Disiplin sumber Ilmu ekonomi Ilmu ekonomi dan psikologi
sosial
Isi laporan Laporan ringkasan perush Laporan rinci mengenai
keseluruhan bagian perusahaan
Sifat informasi Ketepatan informasi=penting Unsur taksiran besar
Rentang waktu Kurang fleksibel.kwrtal,smt,th Fleksibel,harian,mingguan
1. Pengertian Akuntansi
 suatu proses mencatat, meringkas,
mengklasifikasikan, mengolah, dan menyajikan data
transaksi, serta berbagai aktivitas yang terkait dengan
keuangan.
 bentuk interpretasi dari keuangan perusahaan untuk
mengukur dan menjabarkan kepastian mengenai
informasi yang berkaitan dengan keluar masuknya
uang perusahaan.
2. Siklus akuntansi
3. Peranan Akuntansi dalam penyedia
informasi
 Menentukan biaya dan laba perusahaan untuk satu
tahun periode akuntansi atau untuk periode lain yang
lebih pendek. Hal ini termasuk menentukan nilai
persediaan dan harga pokok penjualan sesuai dengan
aturan pelaporan eksternal.
 Memilih di antara dua atau lebih alternative jangka
pendek atau jangka panjang, yang dapat mengubah
pendapatan atau biaya.
Proses akuntansi dan laporan keuangan
Proses akuntansi :
1. Analisis Transaksi
2. Jurnal, berisi informasi tentang:
 Tanggal transaksi
 Nama akun dan jumlahnya yang harus didebet dan
dikredit
 Keterangan singkat atas transaksi tersebut
 Pendebetan dicatat di sisi kanan dan pengkreditan
dicatat pada sisi kiri
4. Konsep akuntansi biaya
•Biaya merupakan objek yang diproses oleh akuntansi
biaya.
•Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi, yang diukur, dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk
tujuan tertentu.
•Akuntan mendefinisikan biaya (cost) sebagai sumber
daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan
(forgone) untuk mencapai tujuan tertentu. (Horngren,
2008)
Pengertian Akuntansi biaya
AKUNTANSI BIAYA TERDIRI DARI 2 KATA AKUNTANSI DAN BIAYA
 Akuntansi adalah: Proses pencatatan, peringkasan, penggolongan,
penyajian, dan penganalisaan transaksi keuangan dengan cara
tertentu, hasil akhir akuntansi berupa laporan keuangan
 Biaya adalah: Pengorbanan sumber ekonomis untuk memproduksi
barang/ jasa baik yang lalu, sekarang, maupun yang akan datang,
sampai barang/ jasa itu dijual.

Akuntansi biaya adalah proses pengidentifikasian, pencatatan,


penghitungan, peringkasan, pengevaluasian dan pelaporan biaya
pokok suatu produk baik barang maupun jasa dengan metode dan
sistem tertentu sehingga pihak manajemen perusahaan dapat
mengambil keputusan bisnis secara efektif dan efisien.
Perbedaan Akuntansi Keuangan
dengan Akuantansi Manajemen
Akuntansi Manajemen Akuntansi Keuangan
Tujuan informasi Membantu manajer Mengomunikasikan posisi
mengambil keputusan keuangan organisasi
untuk memenuhi tujuan kepada para investor, bank,
organisasi regulator, dan pihak-pihak
luar lainnya
Pemakai utama Manajer organisasi Pemakai eksternal
Fokus dan Berorientasi masa depan Berorientasi masa lalu
penekanan (anggaran untuk tahun (laporan mengenai kinerja
2006 disiapkan pada tahun 2005 disiapkan pada
tahun 2005) tahun 2006)
Aturan pengukuran Pengukuran dan laporan Laporan keuangan harus
dan pelaporan internal tidak harus disajikan sesuai dengan
dibuat sesuai dengan GAAP dan disahkan oleh
GAAP tetapi didasarkan auditor eksternal yang
pada analisis biaya- independen
manfaat
Perbedaan Akuntansi Keuangan
dengan Akuantansi Manajemen
Akuntansi Manajemen Akuntansi Keuangan
Rentang waktu Bervariasi, mulai dari Laporan keuangan tahunan
dan jenis laporan informasi per jam hingga 15- dan kuartalan, terutama
20 tahun, berupa laporan mengenai perusahaan
keuangan dan laporan secara keseluruhan
nonkeuangan mengenai
produk, departemen,
daerah, dan strategi
Implikasi perilaku Dirancang untu Terutama melaporkan
mempengaruhi perilaku kejadian-kejadian ekonomi
manajer dan karyawan tetapi juga memepengaruhi
lainnya perilaku karena
kompensasi manajer sering
didasarkan pada hasil
keuangan yang dilaporkan
5. Siklus Akuntansi
Transaksi Usaha

Pembuatan Bukti
Asli
Pencatatan dalam Buku Harian
(Jurnal)
Pencatatan ke Buku Besar dan Buku
Tambahan
Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian

Laporan Keuangan

Jurnal Penutup

Neraca Saldo setelah penutupan


6. Peranan akuntansi dalam penyedia
informasi
a. Transaksi Usaha
 Kejadian yang dapat mempengaruhi posisi keuangan
dari suatu badan usaha dan juga sebagai hal yang
handal/wajar untuk dicatat
b. PEMBUATAN BUKTI ASLI
 Bukti-bukti asli yang dapat mendukung setiap terjadinya
transaksinya transaksi antara lain : kwitansi, faktur dan bentuk
– bentuk lain.
 Kwitansi
Kwitansi merupakan bukti bahwa seseorang atau badan hukum
telah menerima sejumlah uang tunai.
 Faktur Penjualan atau Pembelian
Setiap penjualan secara kredit memerlukan bukti yang disebut
faktur. Bagi si penjual faktur tersebut merupakan faktur
penjualan sebaliknya faktur yang dikirimkan kepada sipembeli
merupakan faktur pembelian.
 Bukti-bukti lain
Disamping kwitansi dan faktur terdapat bukti lain, misalnya:
nota-nota dari Bank (nota debet atau nota kredit) , serta bukti
pengiriman atau penerimaan barang
c. PENCATATAN DALAM BUKU HARIAN (JURNAL)
 Jurnal adalah suatu catatan kronologis dari transaksi entitas
(Horngen, Charles T., hal. 57 )

 Proses pencatatan mengikuti lima langkah berikut ini:


a) Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya,
misalnya dari slip deposito bank, penerimaan penjualan dan cek.
b) Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi
tersebut dan mengklasifikasikan berdasarkan jenisnya (aktiva,
kewajiban atau modal).
c) Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami
penambahan atau pengurangan yang disebabkan oleh transaksi
itu.
d) Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.
e) Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal.
7. Sistem akuntansi untuk proses
dokumentasi
Dokumentasi adalah narasi, bagan alir, diagram, dan
penjelasan tertulis lainnya menjelaskan tentang cara kerja
sebuah sistem.

Informasi yang dicakup adalah :


1. Who (Siapa yang menginput data)
2. What (Data apa yang diolah)
3. Where (Dimana penyimpanan data)
4. When (Kapan data tersebut dijadikan informasi)
5. Why (Mengapa dibuat laporan )
6. How (Bagaimana pengawasan terhadap sistem)
Sistem Teknik Dokumentasi
Diagram Arus Data (DAD) / Data Flow Diagram (DFD) :
 Arus data dalam sebuah organisasi
 Deskripsi grafis sumber data, arus data, proses transformasi,
penyimpanan data, dan tujuan data
 Suatu teknik untuk pembuatan diagram yang digunakan untuk
mendokumentasikan logika design sebuah sistem
 Teknik ini untuk mendokumentasikan sistem yang digunakan
sekarang dan untuk merencanakan serta mendesain sistem
yang baru
 Disusun dengan menggunakan empat simbol utama
Sistem Dokumentasi
Simbol Diagram Arus Data ( DeMarco and Yourdan) :
Simbol Nama Penjelasan
Sumber dan tujuan data Orang dan organisasi yang mengirim
data ke dan menerima data dari sistem
digambarkan dengan kotak.
Tujuan data = data sinks

Arus data Arus data yang masuk ke dalam dan


keluar dari sebuah proses digambarkan
dengan garis lurus atau garis lengkung
panah.
Proses transformasi Proses yang mengubah data dari input
menjadi output digambarkan dengan
lingkaran. Disebut juga sebagai
gelembung (bubbles).
Penyimpanan data Penyimpanan data digambarkan dengan
dua garis horisontal (paralel)
Sistem Dokumentasi
Simbol Diagram Arus Data ( Gane and Sarson) :
Simbol Nama Penjelasan
Sumber dan tujuan data Orang dan organisasi yang mengirim
data ke dan menerima data dari sistem
digambarkan dengan kotak.
Tujuan data = data sinks

Arus data Arus data yang masuk ke dalam dan


keluar dari sebuah proses digambarkan
dengan garis lurus atau garis lengkung
panah.
Proses transformasi Proses yang mengubah data dari input
menjadi output digambarkan dengan
lingkaran. Disebut juga sebagai
gelembung (bubbles).
Penyimpanan data Penyimpanan data digambarkan dengan
dua garis horisontal (paralel)
Sistem Dokumentasi
BAGAN ALIR (FLOWCHART) :
 Penyajian dalam sebuah gambar yang menjelaskan
seluruh aliran kerja, dokumen, dan operasi sebuah sistem.
 Teknik analitis yang digunakan untuk menjelaskan aspek-
aspek sistem informasi secara jelas, tepat, dan logis.
 Menggunakan serangkaian simbol standar untuk
menguraikan prosedur pengolahan transaksi yang
digunakan oleh sebuah perusahaan, sekaligus
menguraikan aliran data dalam sebuah sistem.
Sistem Dokumentasi
BAGAN ALIR (FLOWCHART) :
 Beberapa jenis bagan alir meliputi:
a. Bagan alir dokumen
Arus dokumen dan informasi antardepartemen atau
area pertanggungjawaban.
b. Bagan alir sistem
Hubungan antar input, pemrosesan, dan output
sistem informasi.
c. Bagan alir program
Urutan operasi logis komputer yang menjalankan
program.
Contoh Flowchart
Contoh Flowchart
 Petugas toko surya melakukan pendataan barang yang ingin
dibeli dengan kata lain barang tersebut kosong digudang,
 kemudian karyawan toko surya menyerahkan dokumen barang
yang ingin dibeli ke toko komputer atau sering disebut supplier,
supplier tersebut mengambilkan barang dan memberikan
barang tersebut beserta nota pembelian.
 Karyawan toko surya mendapatkan nota pembelian kemudian
membuat laporan pembelian kepada pimpinan toko surya.
Sistem Dokumentasi
Simbol Diagram Proses :
Sistem Dokumentasi
Simbol Diagram Proses:
Simbol Nama Penjelasan
Informasi anotasi Informasi yang membantu
menjelaskan proses bisnis yang
dimasukkan ke dalam diagram
proses bisnis, dan jika dibutuhkan,
panah yang tebal digambar dari
penjelasan simbol
Arus Arus data atau informasi yang
ditunjukkan oleh panah
Sistem Dokumentasi
Contoh Diagram Proses Bisnis:
8. Laporan keuangan dan contoh nya
Contoh Jurnal
 Berdasarkan kelima tahap tersebut, untuk menjurnal transaksi yang
terjadi pacta sebuah Perusahaan Pengangkutan, PT. Yudi Makmur,
yaitu menginvestasikan Rp. 50.000.000,- tunai kedalam usaha
adalah sebagai berikut:

 Langkah 1. Dokumen sumbernya adalah slip deposito bank dan


cek milik Yudi Makmur sebesar Rp.50.000.000,- yang diambil
dari rekening langkah pribadinya di bank.

 Langkah 2. Perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut


adalah Kas dan Modal Yudi Makmur. Kas adalah perkiraan aktiva
dan modal Yudi Makmur adalah perkiraan modal pemilik.
Contoh Jurnal
 Langkah 3. Kedua perkiraan tersebut mengalami penambahan
sebesar Rp.50.000.000.- Karena itu kas didebet: yaitu perkiraan
aktiva mengalami penambahan dan modal Yudi yang Makmur
dikredit yaitu: perkiraan modal pemilik yang mengalami
penambahan.

 Langkah 4. Kas didebet untuk mencatat penambahan dalam


perkiraan aktiva. Modal Yudi Makmur dikredit untuk mencatat
penambahan dalam perkiraan modal pemilik.

 Langkah 5. Ayat jurnalnya adalah:


Contoh Jurnal
1. PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU TAMBAHAN.
 a. Buku Besar (Ledger)
1. PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU TAMBAHAN.
 b. Buku Tambahan (Sub Ledger)

Sinuraya, selamat. Pengantar Ilmu Akuntansi. Jilid I, Adeputra, Medan, 1990, hal.92
1. PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU TAMBAHAN.
 Sebagai contoh, pada PT. Yudi Makmur terdapat buku tambahan hutang
dan tambahan piutang dan buku berikut buku sebagai berikut :
1. PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU TAMBAHAN.
1. PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU TAMBAHAN.
2a. NERACA LAJUR
2b. Jurnal Penyesuaian
 Jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang dibuat
pada akhir periode untuk menempatkan pendapatan
pada periode dimana pendapatan tersebut dihasilkan
dan beban pada periode dimana beban itu terjadi.
2b. Jurnal Penyesuaian
 Perkiraan-perkiraan yang memerlukan penyesuaian
antara lain ialah:
1. Biaya-biaya yang masih harus dibayar
2. Pendapatan yang masih harus diterirna
3. Biaya-biaya yang dibayar lebih dahulu
4. Pendapatan yang diterima lebih dahulu
5. Penyusutan bangunan, mesin-mesin dan lain-lain
6. Pemakaian perlengkapan (office supplies dan store
supplies)
7. Kemungkinan piutang tidak dapat tertagih
8. Persediaan Barang dagangan
2b. Jurnal Penyesuaian
 Contoh di bawah ini mengikhtisarkan ayat jurnal penyesuaian
dari PT. Yudi Makmur yang dibuat pada tanggal 31 Desember.

 Informasi yang diperoleh untuk membuat ayat jurnal


penyesuaian tanggal 31 Desember 199X adalah:
a. Pendapatan jasa belum diterima Rp. 250.000
b. Perlengkapan yang masih dimiliki perusahaan Rp. 400.000
c. Sewa dibayar dimuka yang telah terpakai Rp. 1.000.000
d. Penyusutan meubel Rp. 275.000
e. Beban gaji terhutang Rp. 950.000
f. Jumlah pendapatan jasa diterima dimuka yang dapat dianggap
sebagai pendapatan Rp. 150.000
2b. Jurnal Penyesuaian
3. LAPORAN KEUANGAN
3. LAPORAN KEUANGAN
4. JURNAL PENUTUP
 Jurnal Penutup ialah ayat jurnal yang memindahkan nilai
sisa pendapatan, beban, dan pengambilan pribadi dari
masing-masing perkiraan ke dalam perkiraan modal
4. JURNAL PENUTUP
 Langkah-langkah penutupan perkiraan suatu perusahaan
adalah sebagai berikut:

1. Mendebet setiap perkiraan Pendapatan sebesar nilai sisa


kreditnya. Mengkredit Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total
pendapatan. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total
pendapatan kedalam sisi kredit dari Ikhtisar laba rugi.

2. Mengkredit setiap perkiraan beban sebesar nilai sisa debetnya.


Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total beban. Ayat
jurnal ini memindahkan jumlah total beban ke dalam sisi debet
dari Ikhtisar laba rugi.
4. JURNAL PENUTUP
3. Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar nilai sisa kreditnya
dan mengkredit perkiraan modal.

4. Mengkredit perkiraan Pengambilan Pribadi sebesar nilai


sisa debetnya. Mendebet perkiraan modal pemilik
perusahaan.
4. JURNAL PENUTUP
5. NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN
Konsep biaya dan jenis jenis biaya
 Objek Biaya
 Kemampuan untuk menelusuri biaya ke objek biaya
 Kemampuan untuk menelusuri biaya di industri jasa
9. Konsep Biaya
•Biaya merupakan objek yang diproses oleh akuntansi
biaya.
•Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi, yang diukur, dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk
tujuan tertentu.
•Akuntan mendefinisikan biaya (cost) sebagai sumber daya
yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone)
untuk mencapai tujuan tertentu. (Horngren, 2008)
Klasifikasi Biaya
Klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan
pada hubungan antara biaya dengan berikut ini :
 Produk (satu lot, batch, atau unit dari suatu barang
jadi atau jasa)
 Volume produksi
 Departemen, proses, pusat biaya (cost center), atau
subdivisi lain dari manufaktur
 Periode akuntansi
 Suatu keputusan, tindakan atau evaluasi.
10. Biaya Tetap (Fixed Cost)
11. Biaya Variabel (Variable Cost)
GRAFIK BIAYA VARIABEL
BIAYA SEMI VARIABEL
Biaya (Y)

Y=a+bX

0
Aktivitas (unit) X
12.Biaya Langsung dan Biaya Tak
Langsung
 Biaya langsung, berkaitan dengan obyek biaya
tertentu dan dapat ditelusuri ke obyek biaya tersebut
dengan cara yang layak secara ekonomi (efektif-biaya).
contoh; biaya kaleng atau botol untuk produk teh
botol.
 Biaya tak langsung, berkaitan dengan obyek biaya
tertentu namun tidak dapat ditelusuri ke obyek biaya
tersebut dengan cara yang layak secara ekonomi
(efektif-biaya).
Contoh; biaya gaji supervisor.
Pembebanan biaya ke obyek biaya
JENIS BIAYA PEMBEBANAN BIAYA OBJEK
BIAYA

Biaya Langsung
Contoh; kertas Penelusuran Biaya
untuk mencetak
majalah

Contoh;
Biaya Tidak Majalah
Langsung Alokasi Biaya Sport
Contoh; biaya
sewa gedung

Back to…
Kaitan biaya langsung, tidak langsung
dengan biaya variabel dan biaya tetap
Pembebanan biaya ke obyek biaya

Biaya langsung Biaya tidak langsung

Ban yang digunakan dalam Biaya tenaga di pabrik,


perakitan mobil konsumsi listrik dihitung
Biaya Variabel hanya untuk pabrik, yang
merakit beragam produk

Pola
perilak Obyek Biaya; BMW X5 yang diproduksi
u biaya

Gaji penyelia pada lini Biaya sewa tahunan pabrik


Biaya tetap perakitan BMW X5 Spartanburg. Sewa adalah
untuk seluruh pabrik, yang
merakit beragam produk
Go to…
 14. biaya order
Job Order Costing (sistem perhitungan biaya) merupakan
sistem atau metode pengakumulasian atau pengumpulan biaya
produksi untuk menentukan harga pokok produk pada
perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan.

Tujuan Penggunaan
Job Order Costing adalah untuk menentukan harga
pokok produk dari setiap pesanan, baik harga pokok produk
secara keseluruhan tiap pesanan maupun per satuan.
 Karakteristik Proses Produksi berdasar pesanan adalah sebagai
berikut :
1. Sifat produksi : terputus-putus/intermitten
2. Tujuan produksi : untuk memenuhi pesanan
3. Bentuk produksi : sesuai dengan spesifikasi pesanan
4. Dasar produksi : atas dasar order

 Contoh perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan, yaitu:


perusahaan mebel, perusahaan industri pesawat terbang,
industri galangan kapal, dan lain-lain.

68
 Karakteristik Pengumpulan Biaya Produksi Berdasar
Job Order Costing
1. Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik dikumpulkan secara individual untuk tiap-tiap
pesanan.

2. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan secara
langsung terhadap pesanan yang bersangkutan.

3. Biaya overhead pabrik (BOP) dibebankan kepada tiap-tiap pesanan atas


dasar tarif yang ditentukan di muka (predetermined rate).

4. Untuk mengumpulkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
BOP pada tiap-tiap pesanan digunakan kartu harga pokok pesanan

5. Harga pokok produk per satuan dihitung sebagai berikut :


Jumlah harga pokok pesanan tertentu
Harga pokok per satuan = ---------------------------
Jumlah satuan produk pesanan ybs

69
Contoh Kartu Biaya Pesanan

70
 15. biaya bahan baku
Merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk
jadi
Sistem pembelian
1. Prosedur permintaan pembelian bahan baku
2. Prosedur order pembelian
3. Prosedur penerimaan bahan baku
4. Prosedur pencatatan penerimaan bahan baku di bagian
gudang
5. Prosedur pencatatan utang yang timbul dari pembelian
bahan baku
Biaya diperhitungkan dalam harga pokok
bahan baku
 Biaya angkut diperlakukan sebagai tambahan harga
produk
 Biaya angkut tidak diperlakukan sebagai tambahan
harga produk
Metode penentuan harga pokok
1. Metode tanda pengenal khusus
2. Metode MPKP (FIFO)
3. Metode MTKP (LIFO)
4. Metode rata-rata
Biaya Produksi
Biaya Produksi :
 Adalahseluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
membayar input yang dipakai dalam menghasilkan
produknya.

Biaya Produksi dapat terdiri dari :


- Fixed Costs

- dan Variable Costs.


• Fixed costs ( TFC):
adalah biaya yang tidak berubah besarnya
dengan berubahnya jumlah produksi yang
dihasilkan.
• Variable costs (TVC):
adalah biaya yang besarnya berubah sejalan
dengan perubahan jumlah produksi yang
dihasilkan.
17. Sistem baku perhitungan biaya
produksi beserta contoh
 Rumus untuk biaya bahan baku:

TS = (HSt x KSt) – (HS x KS)


 Rumus untuk biaya tenaga kerja:

TS = (TUSt x JKSt) – (TUS x JKS)


dimana:
TS = Total Selisih
HSt = Harga Standar TUSt = Tarif upah standar
KSt = Kuantitas Standar JKSt = Jam Kerja Standar
HS = Harga Sesungguhnya TUS = Tarif upah sesungguhnya
KS = Kuantitas Sesungguhnya JKS = Jam Kerja Sesungguhnya

 Hasil perhitungan selisih diberi tanda L untuk selisih laba atau


selisih yang menguntungkan dan tanda R untuk selisih rugi.
Contoh:
PT Rimendi menggunakan sistem biaya standar. Data biaya
standar dan biaya sesungguhnya dalam bulan Januari
adalah sbb:

Biaya Kuantitas Kuantitas Harga Harga


standar Sesungguhnya Standar Sesungguhny
a
Bahan Baku 4.000 unit 5.000 unit Rp 20 Rp 15

Perhitungan varians dari berbagai model adalah sbb:


Tenaga kerja 1.000 jam 2.000 jam Rp 10 Rp 20
a. Model satu selisih:
TS = (HSt x KSt) – (HS x KS) TS = (TUSt x JKSt) –
(TUS x JKS)
 Selisih biaya bahan baku:
TS = (Rp 20 x 4.000 unit) – (Rp 15 x 5.000 unit) = Rp 5.000 L
 Selisih biaya tenaga kerja :
TS = (Rp 10 x 1.000 jam) – (Rp 20 x 2.000 jam) = Rp 30.000R
 TS biaya bahan baku & tenaga kerja = Rp 25.000 R

b. Model dua selisih:


 Selisih biaya bahan baku:

SH = (HSt – HS) x KS SK = (KSt – KS) x HSt


SH = (RP 20 – Rp15) x 5.000 unit = Rp 25.000 L
SK = (4.000 unit-5.000unit) X Rp 20 = Rp 20.000 R
TS biaya bahan baku = Rp 5.000 L
 Selisih biaya tenaga kerja:
STU = (TUSt – TUS) x JKS SEU = (JKSt – JKS) x TUSt
STU = (Rp 10 – Rp 20) x 2.000 jam = Rp 20.000 R
SEU = (1.000 jam – 2.000 jam)xRp10= Rp 10.000 R
TS biaya tenaga kerja = Rp 30.000 R
TS biaya bahan baku & tenaga kerja = Rp 25.000 R

a. Model tiga selisih


 Selisih Biaya Bahan Baku

SH = (HSt – HS) x KSt


SK = (KSt – KS) x HS
SHK =0
SH = (Rp 20- Rp 15) x 4.000 unit = Rp 20.000 L
SK = (4.000 unit – 5.000 unit) x Rp 15 = Rp 15.000 R
TS Biaya Bahan Baku = Rp 5.000 L
 Selisih Biaya Tenaga Kerja

STU = (TUSt – TUS) x JKSt


SEU = (JKSt – JKS) x TUSt
STEU = (TUSt – TUS) x (JKSt – JKS)

STU = (Rp 10- Rp 20) x 1.000 jam = Rp 10.000 R


SEU = (1.000 jam–2.000 jam)x Rp 10 = Rp 10.000 R
STEU= (Rp10 – Rp 20) x (1.000-2.000) = Rp 10.000
R
TS biaya tenaga kerja = Rp 30.000 R
TS biaya bahan baku & tenaga kerja = Rp 25.000 R
SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK
 Terdapat lima model analisis selisih biaya overhead pabrik,
yaitu:
1. Model satu selisih: mengurangi biaya overhead pabrik
dengan tarif standar pada kapasitas standar dengan BOP
sesungguhnya.
TS = BOP sesungguhnya – BOP dibebankan

2. Model dua selisih: dipecah menjadi:


 Selisih terkendalikan : perbedaan BOP sesungguhnya dengan
dengan BOP dianggarkan pada kapasitas standar.
TS = (BOP sesungguhnya – BOP tetap kapasitas normal)-
BOP variabel pada jam tenaga kerja standar
 Selisih volume : perbedaan BOP dianggarkan pada jam standar
dengan BOP dibebankan kepada produk ( kapasitas standar
dengan tarif standar).
TS = (Jam tenaga kerja kapasitas normal – jam tenaga kerja
standar) x tarif BOP tetap
3. Model tiga selisih, terdiri atas:
 Selisih pengeluaran: perbedaan BOP sesungguhnya dengan BOP
dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya.
TS = (BOP sesungguhnya – BOP tetap kapasitas normal )–
BOP variabel dianggarkan pd jam sesungguhnya dicapai.
 Selisih kapasitas: perbedaan BOP dianggarkan pada kapasitas
sesungguhnya dengan BOP yang dibebankan pada kapasitas
sesungguhnya(kapasitas sesungguhnya dengan tarif standar).
TS = (Kapasitas normal-kapasitas sesungguhnya) x tarif
BOP tetap
 Selisih efisiensi: tarif BOP dikalikan dengan selisih antara
kapasitas standar dengan kapasitas sesungguhnya.
TS = (Jam standar –Jam sesungguhnya) x tarif BOP

4. Model empat selisih, dalam model ini selisih efisensi


dalam model tiga selisih dipecah lagi menjadi:
 Selisih efisiensi variabel
 Selisih efisiensi tetap
18. ANALISIS VARIANS
 Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar
disebut dengan selisih (Variance).

 Dalam analisis varians biaya bahan baku dan biaya


tenaga kerja langsung hanya dikenal dua macam
kapasitas, yaitu: kapasitas sesungguhnya dan
kapasitas standar.

 Dalam analisis varians biaya overhead pabrik dikenal


tiga macam kapasitas, yaitu: kapasitas sesungguhnya,
kapasitas standar dan kapasitas normal.
19. Perhitungan Biaya Produk Bersama dan
Produk Sampingan
Perhitungan biaya produk bersama dan produk sampingan
perlu diperhatikan :
1. Ketika perusahaan menghasilkan produk lebih dari satu atau
beberapa lini produk.
2. Biaya yang diperhitungkan adalah biaya yang digunakan
secara bersama oleh produk bersama tersebut.
3. Perhitungan biaya ditujukan pada saat pembebanan biaya
pada masing-masing produk. Pembebanan biaya dapat
digunakan dalam menentukan persediaan, penentuan laba,
dan pelaporan keuangan.
4. Perhitungan biaya produk bersama dan produk sampingan
digunakan manajemen perusahaan untuk tujuan
perencanaan laba dan evaluasi kinerja.

84
20. Perhitungan Biaya Produksi untuk joint
produk
Produk Bersama (Joint Product) adalah
beberapa produk yang dihasilkan dalam suatu
rangkaian atau seri produk secara bersama
dengan menggunakan bahan, tenaga kerja
dan biaya overhead secara bersama. Biaya
tersebut tidak dapat ditelusuri atau dipisahkan
pada setiap produk, dan setiap produk
mempunyai nilai jual atau kuantitas yang relatif
sama.

85
Contoh : Produk Bersama Biaya Proses Lanjutan NIlai Pasar
KRIM
Split Off Point (Rp 250.000) 20 liter @ Rp 60.000
25 liter @ 12.000
(Titik Pisah) KRIM
Mentega

Harga Jual
110 liter @ 800.000
setelah diproses
Harga Jual Pada
Susu segar
Titik Pisah

Susu
NIlai Pasar
50 liter @ Rp 75.000

SKIM CAIR Biaya Proses Lanjutan


75 liter @ 10.000 (Rp 250.000)

86
Biaya Produk Bersama
Biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan produk bersama disebut
biaya bersama (Joint Cost). Biaya bersama atau Joint Cost adalah
biaya yang diolah secara bersama seperti bahan, tenaga kerja dan
biaya overhead untuk menghasilkan beberapa produk.

Produk Bersama dapat menghasilkan :


1. Produk Utama (Main Product).
Produk Utama adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi
secara bersama, namun mempunyai nilai atau kuantitas yang lebih besar
dibandingkan dengan produk lain(produk sampingan).
2. Produk Sampingan (By Product).
Produk Sampingan adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi
secara bersama, tetapi produk tersebut nilai atau kuantitasnya lebih
rendah dibandingkan dengan produk lain (produk utama).

87
Contoh : Produk Bersama dan
Produk Sampingan
• Penggilingan padi yang dapat menghasilkan beras mempunyai sisa
dalam bentuk dedak. Beras merupakan produk utama sedangkan
dedak produk sampingan
• Pengilangan minyak bumi yang dapat menghasilkan sisa dalam
bentuk aspal. Minyak bumi merupakan produk utama sedangkan
aspal produk sampingan.

Papan (Produk Sampingan)

Rp 500.000
Kayu Gelondongan
Biaya Bersama (Produk Utama)

Balok (Produk Sampingan)

88
Karakteristik Produk Bersama
1. Produk diproses secara bersamaan dan setiap produk mempunyai
nilai yang relatif sama antara satu dengan yang lainnya.
2. Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam
proses produksi. Apabila terjadi peningkatan kualitas untuk satu
unit jenis produk yang dihasilkan, maka kualitas yang lain akan
bertambah secara proporsional.
3. Dalam produk bersama dikenal istilah Split Off Point adalah saat
dimana produk-produk tersebut dapat diidentifikasi atau dipisah
ke masing-masing produk secara individual.
4. Setelah Split Off Point (titik pisah) tersebut dapat dijual pada titik
pisah (secara langsung) dan dapat juga dijual setelah pisah
(setelah proses lebih lanjut) untuk mendapatkan produk yang
lebih menguntungkan. Biaya yang dikeluarkan untuk memproses
produk lebih lanjut disebut biaya proses lanjutan atau biaya
setelah titik pisah (severable Cost).

89
Contoh 1
PT Melati memproduksi empat jenis produk yaitu produk A, B, C
dan D secara bersama dengan biaya sebesar Rp 250.000.000.
Data yang berhubungan ke empat produk yaitu :

Produk Unit Produksi Harga Pasar Per unit


Pada Titik Pisah
A 25.000 Rp 5.980
B 50.000 Rp 7.800
C 13.000 Rp 3.500
D 16.250 Rp 4.000

Diminta : Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.

90
Penyelesaian
Biaya Bersama
Rp 250.000.000
Titik Pisah

Produk A Produk B Produk C Produk D


25.000 unit @ 5.980 50.000 unit @ 7.800 13.000 unit @ 3.500 16.250 unit @ 4.000

Harga Jual Diketahui

91
Penyelesaian
Nilai jual masing-masing pada saat titik pisah :
A = 25.000 x 5.980 = Rp 149.500.000
B = 50.000 x 7.800 = Rp 390.000.000
C = 13.000 x 3.500 = Rp 45.500.000
D = 16.250 x 4.000 = Rp 65.000.000 +
Rp 650.000.000
Alokasi Biaya Bersama :
Produk A = 149.500.000 x Rp 250.000.000 = Rp 57.500.000
650.000.000
Produk B = 390.000.000 x Rp 250.000.000 = Rp 150.000.000
650.000.000
Produk C = 45.500.000 x Rp 250.000.000 = Rp 17.500.000
650.000.000
Produk D = 65.000.000 x Rp 250.000.000 = Rp 25.000.000
650.000.000 +
Rp 250.000.000
92
Contoh 2
PT Mawar Indah memproduksi tiga produk secara bersama yaitu
produk X,Y, Z. Biaya bersama yang dikeluarkan untuk
menghasilkan ketiga produk tersebut adalah Rp 40.000.000.
Data lain yang berhubungan dengan produk bersama adalah :
Keterangan Produk X Produk Y Produk Z

Unit produksi 5.000 6.000 4.000


Harga Jual setelah titik pisah Rp 1.500 Rp 2.000 Rp 1.250
Biaya proses lanjutan Rp 2.628.000 Rp 3.126.000 Rp 1.346.000

Diminta :
a. Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.
b. Hitunglah biaya produksi masing-masing produk.

93
Penyelesaian
Titik Pisah
Produk X
5.000 unit @ 1.500 – 2.628.000

Proses
Biaya Bersama Produk Y
Rp 40.000.000 6.000 unit @ 2.000 – 3.126.000

Produk X
4.000 unit @ 1.250 – 1.346.000

94
Penyelesaian
Total penjualan masing-masing produk :
X = 5.000 x Rp 1.500 = Rp 7.500.000
Y = 6.000 x Rp 2.000 = Rp 12.000.000
Z = 4.000 x Rp 1.250 = Rp 5.000.000
Rp 24.500.000

Harga jual hipotesis masing-masing produk :


X = Rp 7.500.000 - Rp 2.628.000 = Rp 4.872.000
Y = Rp 12.000.000 - Rp 3.126.000 = Rp 8.874.000
Z = Rp 5.000.000 - Rp 1.346.000 = Rp 3.654.000
Rp 17.400.000

95
Penyelesaian
a. Alokasi joint cost masing-masing produk.
X = 4.872.000/17.400.000 x Rp 40.000.000 = Rp 11.200.000
Y = 8.874.000/17.400.000 x Rp 40.000.000 = Rp 20.400.000
Z = 3.654.000/17.400.000 x Rp 40.000.000 = Rp 8.400.000
Rp 40.000.000

b. Biaya produksi masing-masing produk.


Biaya produksi = Alokasi joint produk + Biaya proses lanjutan
X = Rp 11.200.000 + Rp 2.628.000 = Rp 13.828.000
Y = Rp 20.400.000 + Rp 3.126.000 = Rp 23.526.000
Z = Rp 8.400.000 + Rp 1.346.000 = Rp 9.746.000

96
21. Penentuan biaya produksi per unit
Metode unit fisik adalah suatu metode dalam pembebanan biaya
bersama kepada produk didasarkan atas unit secara fisik atau
output dari suatu produk.

Dalam metode unit fisik, unit output dari suatu produk harus
diungkapkan dalam bentuk atau satuan yang sama. Satuan dapat
berupa volume, bobot, atau ukuran karakteristik lainnya.

Pembebanan = Jumlah unit masing-masing produk x Biaya Bersama


Jumlah unit keseluruhan produk

97
Contoh 3
PT Rindu Menanti memproduksi tiga produk secara bersama yaitu
produk A,B, C. Biaya bersama yang dikeluarkan untuk
menghasilkan keempat produk tersebut adalah Rp 150.000.000.
Data lain yang berhubungan dengan produk bersama adalah :
Keterangan Produk A Produk B Produk C

Unit produksi 30.000 48.000 42.000

Harga Jual setelah proses lanjutan Rp 3.000 Rp 2.500 Rp 5.000

Biaya proses lanjutan Rp 18.000.000 Rp 25.000.000 Rp 46.000.000

Diminta :
a. Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.
b. Hitunglah biaya produksi masing-masing produk.

98
Penyelesaian
Biaya Bersama
Rp 150.000.000

Produk A Produk B Produk C


30.000 unit 48.000 unit 42.000 unit

99
Penyelesaian
a. Alokasi joint cost masing-masing produk.
A = 30.000/120.000 x Rp 150.000.000 = Rp 37.500.000
B = 48.000/120.000 x Rp 150.000.000 = Rp 60.000.000
C = 42.000/120.000 x Rp 150.000.000 = Rp 52.500.000
Rp 150.000.000

b. Biaya produksi masing-masing produk.


Biaya produksi = Alokasi joint produk + Biaya proses lanjutan
A = Rp 37.500.000 + Rp 18.000.000 = Rp 55.500.000
B = Rp 60.000.000 + Rp 25.000.000 = Rp 85.000.000
C = Rp 52.500.000 + Rp 46.000.000 = Rp 98.500.000

100
Metode Rata-rata per Unit
Metode rata-rata per unit adalah suatu metode dalam mengalokasikan
biaya bersama, bahwa seluruh produk yang dihasilkan dari proses
produksi bersama harus dibebani suatu nilai secara proposional dari
seluruh biaya bersama atau dari besarnya unit yang diproduksi.

Metode ini mengabaikan bobot atau nilai jual dari produk terkait,
disamping itu semua produk diasumsikan bersifat homogen, artinya
masing-masing produk memerlukan biaya yang relatif sama.

Pembebanan = Biaya per unit x Jumlah unit masing-masing produk

Biaya per unit = Jumlah biaya bersama

Jumlah unit keseluruhan produk

101
Contoh 4
PT Singgalang Jaya memproduksi tiga produk secara bersama
yaitu produk A, B, C. Biaya bersama yang dikeluarkan untuk
menghasilkan keempat produk tersebut adalah Rp 120.000.000.
Data lain yang berhubungan dengan produk bersama adalah :
Keterangan Produk A Produk B Produk C

Unit produksi 15.000 35.000 10.000

Harga Jual setelah proses lanjutan Rp 3.500 Rp 4.000 Rp 2.500


Biaya proses lanjutan Rp 12.000.000 Rp 16.000.000 Rp 7.000.000

Diminta :
a. Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.
b. Hitunglah biaya produksi masing-masing produk.

102
Penyelesaian
Biaya Bersama
Rp 120.000.000

Produk A Produk B Produk C


15.000 unit 35.000 unit 10.000 unit

103
Penyelesaian
a. Alokasi joint cost masing-masing produk.
Biaya per unit = Rp 120.000.000 = Rp 2.000
60.000 unit
A = Rp 2.000 x 15.000 = Rp 30.000.000
B = Rp 2.000 x 35.000 = Rp 70.000.000
C = Rp 2.000 x 10.000 = Rp 20.000.000
Rp 120.000.000

b. Biaya produksi masing-masing produk.


Biaya produksi = Alokasi joint produk + Biaya proses lanjutan
A = Rp 30.000.000 + Rp 12.000.000 = Rp 42.000.000
B = Rp 70.000.000 + Rp 16.000.000 = Rp 86.000.000
C = Rp 20.000.000 + Rp 7.000.000 = Rp 27.000.000

104
22. Pengelompokan Biaya
produksi
•Biaya dapat dikelompokkan menjadi berbagai macam
kelompok biaya sesuai dengan kebutuhan pemakai.
• pengelompokan menurut objek pengeluaran,
• pengelompokan menurut fungsi-fungsi pokok dalam
perusahaan
• menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang
dibiayai,
• menurut perilakunya dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan, dan
• menurut jangka waktu manfaatnya.
ANALISIS BIAYA TOTAL
 Dalam analisis biaya total, biaya disajikan dalam suatu
ikhtisar yang menunjukkan alokasi dari semua biaya
menurut tempat atau bagian dimana biaya – biaya itu
telah dikeluarkan
 Perencanaan laba yang didasarkan atas biaya total
dapat terjadi kekeliruan. Dengan adanya informasi
yang keliru, maka akan dihasilkan keputusan
manajemen yang tidak tepat
ANALISIS BIAYA TOTAL
(dalam ribuan rupiah)
Penjualan 120.000
Biaya bahan 50.000
Biaya buruh 15.000
Biaya umum pabrik 10.000 (+)
Total 75.000
Biaya pemasaran 20.000
Biaya umum dan adm 15.000 (+)
Total seluruh biaya 110.000(-)
LABA
10.000
Sebagai gambaran, yaitu jika dari tabel di atas dibuat analisis
biaya per satuan sebagai berikut:
Misalnya satuan barang yang terjual = 100.000 unit
Harga penjualan per satuan = Rp. 1.200
Biaya per satuan = Rp. 1.100 (-)
Laba per satuan = Rp. 100

Jika satuan barang yang terjual adalah 80.000 unit, maka


Penjualan = 80.000 x Rp. 1.200 = Rp. 96.000.000
Biaya = 80.000 x Rp. 1.100 = Rp. 88.000.000 (-)
Laba Rp. 8.000.000
 Kesalahan yang terlihat adalah pada besarnya laba,
dimana biaya total dianggap sebagai biaya yang
berubah secara proporsional dengan banyaknya
barang yang terjual

 Oleh karena itu analisis biaya total tidak tepat untuk


perencanaan laba
ANALISIS BIAYA MARGINAL
 Dengan cara ini, biaya dipisahkan menurut
sifatnya, yaitu:

 Biaya Variabel
Biaya yang berubah – ubah menurut besarnya
produksi atau penjualannya

 Biaya Tetap
Biaya yang tidak tergantung dari besarnya produksi
atau penjualan sampai pada tingkat tertentu
23. BIAYA TETAP
R P = biaya tetap
p pada
kapasitas
produksi
P

0 Volume (unit)
24. BIAYA VARIABEL Q = biaya
R variabel
p untuk A
unit
α = biaya
Q variabel
per unit
α
0 A Volume (unit)
PENJUALAN S = hasil
R penjuala
p n A unit
γ = harga
S jual per
unit
γ
0 A Volume (unit)
ANALISIS BIAYA MARGINAL
Penjualan (dalam ribuan rupiah) 120.000
Biaya bahan 50.000
Biaya buruh 15.000
Biaya umum pabrik variabel 4.000
Biaya Adm. Variabel 6.000
Biaya penj. Variabel 8.000 (+)
Total Biaya Variabel 83.000 (-)
Kontribusi 37.000
Biaya Tetap 27.000 (-)
LABA 10.000
Misalnya satuan barang yang terjual = 100.000 unit
Maka perincian biaya per satuan adalah sbb:

Harga penjualan per satuan = Rp. 1.200


Biaya variabel per satuan = Rp. 830 (-)
Kontribusi = Rp. 370
Biaya tetap = Rp. 270 (-)
LABA = Rp. 100
Jika satuan barang yang terjual = 80.000 unit

maka,
Penjualan = 80.000 x Rp. 1.200 = Rp.
96.000.000
Biaya variabel = 80.000 x Rp. 830 = Rp. 66.400.000 (-)
Kontribusi = Rp.
29.600.000
Biaya tetap = Rp.
27.000.000 (-)
LABA = Rp.
2.600.000
 Berdasarkan Analisis Biaya Total, laba yang
dicapai sebesar Rp. 8.000.000

 Jelas bahwa analisis biaya total untuk


perencanaan laba dapat menyesatkan
manajemen

 Analisis biaya marginal dapat digunakan


untuk merencanakan laba melalui 2
pendekatan:
 Cara pendekatan Impas (break even point)
 Cara pendekatan kontribusi
25. Perhitungan BEP dan aktivitas
produksi
 Impas menunjukkan keadaan di mana jumlah
penjualan = jumlah biaya untuk memperoleh hasil
tersebut

 Laba akan diperoleh jika produksi dan penjualannya


melampaui titik impas

 Cara ini digunakan jika perusahaan hanya


menghasilkan satu macam barang atau beberapa
macam barang dengan bauran penjualan yang
konstan.
Biaya Tetap
BEP (Rp) 
Biaya Variabel
1-
Hasil Penjualan

Biaya Tetap
BEP (unit ) 
Kontribusi per Satuan
NOTASI YANG DIGUNAKAN
NOTASI KETERANGAN
P Penjualan
HJ atau p Harga Jual atau penjualan per unit
BV Total Biaya Variabel
bv Biaya Variabel Satuan
BT Total Biaya Tetap
bt Biaya Tetap Satuan
X Jumlah unit
Contoh:
 Produksi dan penjualan = 100.000 unit
 Biaya yang dikeluarkan:
 Biaya variabel = Rp. 40.000.000
 Biaya tetap = Rp. 24.000.000
 Harga penjualan per satuan Rp. 1.000
Rp. 24.000.000
BEP (Rp)   Rp.40.000.000
Rp. 40.000.000
1-
Rp. 100.000.000

Rp. 24.000.000
BEP (unit) 
Rp. 1.000/unit - Rp. 400/unit
 40.000 unit
GRAFIK
Rp
BIAYA TOTAL
BIAYA TOTAL

BIAYA VARIABEL

P BIAYA TETAP

0 Volume (unit)
P = BIAYA TETAP PADA KAPASITAS PRODUKSI
PENJUALAN
BEP
Rp
BIAYA TOTAL
BEP

BIAYA VARIABEL

P BIAYA TETAP

0 Volume (unit)
P = BIAYA TETAP PADA KAPASITAS PRODUKSI
PEMETAAN BEP
Daerah Laba PENJUALAN
Rp
BIAYA TOTAL
BEP

BIAYA VARIABEL

P BIAYA TETAP

0 Volume (unit)
Daerah
Rugi
P = BIAYA TETAP PADA KAPASITAS PRODUKSI
26. Interpretasi hasil BEP
 Biaya tetap tidak berubah – ubah
 Biaya Variabel bervariasi dalam perbandingan yang
konstan
 Harga penjualan per satuan konstan
 Hanya untuk satu macam barang, jika lebih maka bauran
penjualannya harus konstan
 Hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel tidak
bervariasi
 Ada kesesuaian antara produksi dan penjualan
CARA PENDEKATAN KONTRIBUSI
 Kontribusi adalah selisih antara hasil
penjualan dengan seluruh biaya variabel

 Contoh perhitungan kontribusi per satuan


barang adalah sebagai berikut
Harga jual = Rp.500
Biaya variabel= Rp.300 (-)
Kontribusi = Rp.200
 Untuk menghitung besarnya tingkat penjualan agar
dapat menutup seluruh biaya dan laba yang
diinginkan, digunakan rumusan sebagai berikut:

Jumlah satuan barang yang harus dibuat /


dijual :
Biaya tetap  Laba yang diinginkan

Kontribusi per satuan
 Jika biaya tetap adalah = Rp. 7.500.000
 Laba yang diinginkan = Rp. 4.500.000

 Jumlah satuan barang yang harus dibuat /


dijual adalah

7.500.000  4.500.000
 60.000 unit
200
Kelebihan Pendekatan Kontribusi
 Titik impas dapat dihitung
 Dapat digunakan untuk mencari
kombinasi penjualan yang
menghasilkan laba terbesar
 Memperhitungkan faktor pembatas
 PT Alfan membuat barang X, Y dan Z.
 Tabel berikut menunjukkan barang mana yang
memberikan kontribusi terbesar:

BARANG
X Y Z
Harga jual per satuan 10.000 12.000 16.000
Biaya variabel per satuan 5.500 7.500 8.000
Kontribusi per satuan 4.500 4.500 8.000
Lama pengolahan (jam) 2 3 4
Kontribusi/satuan/jam 2.250 1.500 2.000
Maksimal penjualan 5.000 4.000 2.500
Biaya tetap Rp. 30 juta per kuartal
 Jika hanya memperhatikan kontribusi maka barang Z
dipilih sebagai barang prioritas, karena kontribusi per
satuannya terbesar, yaitu Rp. 8.000

 Akan tetapi jika satu kuartal perusahaan hanya


mempunyai 24.000 jam pengolahan, yang dalam hal ini
merupakan faktor pembatas, manajemen dihadapkan
pada pertanyaan: “bagaimana kombinasi penjualan
diputuskan, agar diperoleh laba yang paling besar?

 Dengan cara pendekatan kontribusi maka prioritas


adalah barang yang kontribusi per faktor pembatasnya
adalah terbesar, sehingga dalam contoh ini urutan
prioritasnya menjadi:
 Prioritas 1 barang X (Rp. 2.250)
 Prioritas 2 barang Z (Rp. 2.000)
 Prioritas 3 barang Y (Rp. 1.500)

 Berdasarkan urutan prioritas tsb, maka jam pengolahan


sebesar 24.000 jam dialokasikan sbb:

 Barang X sebanyak 5.000unit x 2 jam = 10.000 jam


 Barang Z sebanyak 2.500unit x 4 jam = 10.000 jam
 Sisa : 4.000 jam digunakan untuk barang Y sebanyak: 4.000 jam
/ 3 jam = 1.333 satuan
Dengan keputusan tsb, diperoleh gambaran
laba sbb:
Priorita Baran Satua Kontribusi Keterangan
s g n
1 X 5.000 22.500.00 5000 X Rp.
0 4.500
2 Z 2.500 20.000.00 2.500 x Rp.
0 8.000
3 Y 1.333 5.998.500 1.333 x Rp.
4.500
Jumlah Kontribusi = Rp. 48.498.500
Biaya Tetap = Rp. 30.000.000 (-)
LABA = Rp. 18.498.500
PENGARUH PAJAK PADA BEP
Laba sebelum pajak (100%) = Rp. 24.000.000
Pajak (40%) = Rp. 9.600.000
Laba Bersih (60%) = Rp. 14.400.000

Laba bersih = laba sebelum pajak – pajak


Pajak = laba sebelum pajak x rate pajak
Laba bersih = laba sebelum pajak – (laba sebelum
pajak x rate pajak)
Laba bersih = laba sebelum pajak (1 – rate pajak)
Laba sebelum pajak = laba bersih : (1 – rate pajak)
PT AYO MAJU memproduksi dan
menjual tas. Kapasitas per tahun
10.000 unit. Biaya tetap per tahun
Rp. 30 juta. Harga jual tas per unit
Rp. 10.000. Laba bersih setelah
pajak 20% jika terjual sesuai
kapasitas Rp. 24. juta
Pertanyaan: hitunglah BEP dalam
unit dan rupiah
BEP PRODUK JAMAK (MULTIPLE PRODUCT)
 Yang harus diketahui :
 Biaya tetap
 Biaya variabel / unit setiap jenis produk
 Harga jual / unit setiap jenis produk
 Sales mix (campuran penjualan)
 Istilah:
 HP (hypotthetical package)
Sebuah nilai yang mewakili keseluruhan produk (harga
jual / penjualan atau biaya variabel)
NorthStar company mengharapkan Product mix di
bawah ini untuk dijual pada periode mendatang.
Diketahui sales mix yang diharapkan 1 produk A = 2
produk B.
Biaya tetap = Rp. 1.600.000
Produk Harga Jual / unit Biaya Variabel / unit
A Rp. 180 Rp. 100
B Rp. 110 Rp. 70

Pertanyaan:
1. Berapa BEP dalam unit dan Rp.
2. Berapa penjualan yang terjadi jika profit Rp.
400.000
• BEP untuk Produk A = 10.000 x 1 unit A = 10.000
• BEP untuk Produk B = 10.000 x 2 unit B = 20.000

Cara yang sama untuk profit Rp. 400.000

 BEP untuk Produk A = 12.500 x 1 unit A = 12.500


 BEP untuk Produk B = 12.500 x 2 unit B = 25.000
SOAL 1
 Bryum company memproduksi 2 jenis produk Whistles & Bells
dengan data sebagai berikut:
WHISTLES BELLS TOTAL
UNIT JML (Rp.) UNIT JML (Rp.) (Rp.)
Penjualan 10.000 10.000.000 8.000 10.000.000 20.00.000
Biaya Tetap 2.000.000 5.600.000 7.600.000
Biaya Variabel 6.000.000 3.000.000 9.000.000
Total Biaya 8.000.000 8.600.000 16.600.000
Operating 2.000.000 1.400.000 3.400.000
Income
Hitunglah:
1. BEP dalam unit dan rupiah untuk produk Whistles sebagai produk
tunggal
2. BEP dalam unit dan rupiah untuk produk Bells sebagai produk tunggal
3. BEP dalam unit dan rupiah untuk produk Whistles dan Bells jika sales
SOAL 2
 Puma Company membuat 2 buah tipe produk sepatu yaitu: sepatu
pria dan sepatu wanita
Sepatu Pria Sepatu Wanita

Harga Jual / Unit Rp. 20.000 Rp. 15.000

Biaya Variabel / Unit Rp. 12.000 Rp. 10.000

Biaya Tetap Rp. 372 Juta

• Manajemen memiliki target keuntungan di masa akan


datang Rp. 93 juta. Diharapkan setiap penjualan 2 unit
sepatu pria akan terjual 3 unit sepatu wanita selama periode
tsb.
• Hitunglah
1.BEP dalam unit masing – masing produk
2.Tingkat penjualan masing – masing produk untuk target
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai