No bp: 16101154250033
Kelas: TI 1
SK
Pengertian, tujuan, dan ruang
lingkup akuntansi
• Pengertian akuntansi
• Siklus akuntansi
• Peranan Akuntansi dalam penyediaan informasi
KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA
• Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
• Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya
Peranan Akuntansi Biaya
• Konsep Biaya
• Klasifikasi Biaya
Persamaan Akuntansi Keuangan
dan Akuntansi Manajemen
Kedua tipe akuntansi tersebut merupakan sistem
pengolah informasi yang menghasilkan informasi
keuangan,
Kedua tipe akuntansi tersebut berfungsi sebagai
penyedia informasi keuangan yang bermanfaat bagi
seseorang untuk pengambilan keputusan.
Tabel 1.1 Perbedaan Akuntansi Keuangan& Akuntansi Manajemen
Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen
Pemakai Para manajer puncak dan Para manajer dari berbagai
Utama pihak luar perusahaan jenjang organisasi
Pembuatan Bukti
Asli
Pencatatan dalam Buku Harian
(Jurnal)
Pencatatan ke Buku Besar dan Buku
Tambahan
Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian
Laporan Keuangan
Jurnal Penutup
Sinuraya, selamat. Pengantar Ilmu Akuntansi. Jilid I, Adeputra, Medan, 1990, hal.92
1. PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU TAMBAHAN.
Sebagai contoh, pada PT. Yudi Makmur terdapat buku tambahan hutang
dan tambahan piutang dan buku berikut buku sebagai berikut :
1. PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU TAMBAHAN.
1. PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU TAMBAHAN.
2a. NERACA LAJUR
2b. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang dibuat
pada akhir periode untuk menempatkan pendapatan
pada periode dimana pendapatan tersebut dihasilkan
dan beban pada periode dimana beban itu terjadi.
2b. Jurnal Penyesuaian
Perkiraan-perkiraan yang memerlukan penyesuaian
antara lain ialah:
1. Biaya-biaya yang masih harus dibayar
2. Pendapatan yang masih harus diterirna
3. Biaya-biaya yang dibayar lebih dahulu
4. Pendapatan yang diterima lebih dahulu
5. Penyusutan bangunan, mesin-mesin dan lain-lain
6. Pemakaian perlengkapan (office supplies dan store
supplies)
7. Kemungkinan piutang tidak dapat tertagih
8. Persediaan Barang dagangan
2b. Jurnal Penyesuaian
Contoh di bawah ini mengikhtisarkan ayat jurnal penyesuaian
dari PT. Yudi Makmur yang dibuat pada tanggal 31 Desember.
Y=a+bX
0
Aktivitas (unit) X
12.Biaya Langsung dan Biaya Tak
Langsung
Biaya langsung, berkaitan dengan obyek biaya
tertentu dan dapat ditelusuri ke obyek biaya tersebut
dengan cara yang layak secara ekonomi (efektif-biaya).
contoh; biaya kaleng atau botol untuk produk teh
botol.
Biaya tak langsung, berkaitan dengan obyek biaya
tertentu namun tidak dapat ditelusuri ke obyek biaya
tersebut dengan cara yang layak secara ekonomi
(efektif-biaya).
Contoh; biaya gaji supervisor.
Pembebanan biaya ke obyek biaya
JENIS BIAYA PEMBEBANAN BIAYA OBJEK
BIAYA
Biaya Langsung
Contoh; kertas Penelusuran Biaya
untuk mencetak
majalah
Contoh;
Biaya Tidak Majalah
Langsung Alokasi Biaya Sport
Contoh; biaya
sewa gedung
Back to…
Kaitan biaya langsung, tidak langsung
dengan biaya variabel dan biaya tetap
Pembebanan biaya ke obyek biaya
Pola
perilak Obyek Biaya; BMW X5 yang diproduksi
u biaya
Tujuan Penggunaan
Job Order Costing adalah untuk menentukan harga
pokok produk dari setiap pesanan, baik harga pokok produk
secara keseluruhan tiap pesanan maupun per satuan.
Karakteristik Proses Produksi berdasar pesanan adalah sebagai
berikut :
1. Sifat produksi : terputus-putus/intermitten
2. Tujuan produksi : untuk memenuhi pesanan
3. Bentuk produksi : sesuai dengan spesifikasi pesanan
4. Dasar produksi : atas dasar order
68
Karakteristik Pengumpulan Biaya Produksi Berdasar
Job Order Costing
1. Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik dikumpulkan secara individual untuk tiap-tiap
pesanan.
2. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan secara
langsung terhadap pesanan yang bersangkutan.
4. Untuk mengumpulkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
BOP pada tiap-tiap pesanan digunakan kartu harga pokok pesanan
69
Contoh Kartu Biaya Pesanan
70
15. biaya bahan baku
Merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk
jadi
Sistem pembelian
1. Prosedur permintaan pembelian bahan baku
2. Prosedur order pembelian
3. Prosedur penerimaan bahan baku
4. Prosedur pencatatan penerimaan bahan baku di bagian
gudang
5. Prosedur pencatatan utang yang timbul dari pembelian
bahan baku
Biaya diperhitungkan dalam harga pokok
bahan baku
Biaya angkut diperlakukan sebagai tambahan harga
produk
Biaya angkut tidak diperlakukan sebagai tambahan
harga produk
Metode penentuan harga pokok
1. Metode tanda pengenal khusus
2. Metode MPKP (FIFO)
3. Metode MTKP (LIFO)
4. Metode rata-rata
Biaya Produksi
Biaya Produksi :
Adalahseluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
membayar input yang dipakai dalam menghasilkan
produknya.
84
20. Perhitungan Biaya Produksi untuk joint
produk
Produk Bersama (Joint Product) adalah
beberapa produk yang dihasilkan dalam suatu
rangkaian atau seri produk secara bersama
dengan menggunakan bahan, tenaga kerja
dan biaya overhead secara bersama. Biaya
tersebut tidak dapat ditelusuri atau dipisahkan
pada setiap produk, dan setiap produk
mempunyai nilai jual atau kuantitas yang relatif
sama.
85
Contoh : Produk Bersama Biaya Proses Lanjutan NIlai Pasar
KRIM
Split Off Point (Rp 250.000) 20 liter @ Rp 60.000
25 liter @ 12.000
(Titik Pisah) KRIM
Mentega
Harga Jual
110 liter @ 800.000
setelah diproses
Harga Jual Pada
Susu segar
Titik Pisah
Susu
NIlai Pasar
50 liter @ Rp 75.000
86
Biaya Produk Bersama
Biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan produk bersama disebut
biaya bersama (Joint Cost). Biaya bersama atau Joint Cost adalah
biaya yang diolah secara bersama seperti bahan, tenaga kerja dan
biaya overhead untuk menghasilkan beberapa produk.
87
Contoh : Produk Bersama dan
Produk Sampingan
• Penggilingan padi yang dapat menghasilkan beras mempunyai sisa
dalam bentuk dedak. Beras merupakan produk utama sedangkan
dedak produk sampingan
• Pengilangan minyak bumi yang dapat menghasilkan sisa dalam
bentuk aspal. Minyak bumi merupakan produk utama sedangkan
aspal produk sampingan.
Rp 500.000
Kayu Gelondongan
Biaya Bersama (Produk Utama)
88
Karakteristik Produk Bersama
1. Produk diproses secara bersamaan dan setiap produk mempunyai
nilai yang relatif sama antara satu dengan yang lainnya.
2. Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam
proses produksi. Apabila terjadi peningkatan kualitas untuk satu
unit jenis produk yang dihasilkan, maka kualitas yang lain akan
bertambah secara proporsional.
3. Dalam produk bersama dikenal istilah Split Off Point adalah saat
dimana produk-produk tersebut dapat diidentifikasi atau dipisah
ke masing-masing produk secara individual.
4. Setelah Split Off Point (titik pisah) tersebut dapat dijual pada titik
pisah (secara langsung) dan dapat juga dijual setelah pisah
(setelah proses lebih lanjut) untuk mendapatkan produk yang
lebih menguntungkan. Biaya yang dikeluarkan untuk memproses
produk lebih lanjut disebut biaya proses lanjutan atau biaya
setelah titik pisah (severable Cost).
89
Contoh 1
PT Melati memproduksi empat jenis produk yaitu produk A, B, C
dan D secara bersama dengan biaya sebesar Rp 250.000.000.
Data yang berhubungan ke empat produk yaitu :
90
Penyelesaian
Biaya Bersama
Rp 250.000.000
Titik Pisah
91
Penyelesaian
Nilai jual masing-masing pada saat titik pisah :
A = 25.000 x 5.980 = Rp 149.500.000
B = 50.000 x 7.800 = Rp 390.000.000
C = 13.000 x 3.500 = Rp 45.500.000
D = 16.250 x 4.000 = Rp 65.000.000 +
Rp 650.000.000
Alokasi Biaya Bersama :
Produk A = 149.500.000 x Rp 250.000.000 = Rp 57.500.000
650.000.000
Produk B = 390.000.000 x Rp 250.000.000 = Rp 150.000.000
650.000.000
Produk C = 45.500.000 x Rp 250.000.000 = Rp 17.500.000
650.000.000
Produk D = 65.000.000 x Rp 250.000.000 = Rp 25.000.000
650.000.000 +
Rp 250.000.000
92
Contoh 2
PT Mawar Indah memproduksi tiga produk secara bersama yaitu
produk X,Y, Z. Biaya bersama yang dikeluarkan untuk
menghasilkan ketiga produk tersebut adalah Rp 40.000.000.
Data lain yang berhubungan dengan produk bersama adalah :
Keterangan Produk X Produk Y Produk Z
Diminta :
a. Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.
b. Hitunglah biaya produksi masing-masing produk.
93
Penyelesaian
Titik Pisah
Produk X
5.000 unit @ 1.500 – 2.628.000
Proses
Biaya Bersama Produk Y
Rp 40.000.000 6.000 unit @ 2.000 – 3.126.000
Produk X
4.000 unit @ 1.250 – 1.346.000
94
Penyelesaian
Total penjualan masing-masing produk :
X = 5.000 x Rp 1.500 = Rp 7.500.000
Y = 6.000 x Rp 2.000 = Rp 12.000.000
Z = 4.000 x Rp 1.250 = Rp 5.000.000
Rp 24.500.000
95
Penyelesaian
a. Alokasi joint cost masing-masing produk.
X = 4.872.000/17.400.000 x Rp 40.000.000 = Rp 11.200.000
Y = 8.874.000/17.400.000 x Rp 40.000.000 = Rp 20.400.000
Z = 3.654.000/17.400.000 x Rp 40.000.000 = Rp 8.400.000
Rp 40.000.000
96
21. Penentuan biaya produksi per unit
Metode unit fisik adalah suatu metode dalam pembebanan biaya
bersama kepada produk didasarkan atas unit secara fisik atau
output dari suatu produk.
Dalam metode unit fisik, unit output dari suatu produk harus
diungkapkan dalam bentuk atau satuan yang sama. Satuan dapat
berupa volume, bobot, atau ukuran karakteristik lainnya.
97
Contoh 3
PT Rindu Menanti memproduksi tiga produk secara bersama yaitu
produk A,B, C. Biaya bersama yang dikeluarkan untuk
menghasilkan keempat produk tersebut adalah Rp 150.000.000.
Data lain yang berhubungan dengan produk bersama adalah :
Keterangan Produk A Produk B Produk C
Diminta :
a. Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.
b. Hitunglah biaya produksi masing-masing produk.
98
Penyelesaian
Biaya Bersama
Rp 150.000.000
99
Penyelesaian
a. Alokasi joint cost masing-masing produk.
A = 30.000/120.000 x Rp 150.000.000 = Rp 37.500.000
B = 48.000/120.000 x Rp 150.000.000 = Rp 60.000.000
C = 42.000/120.000 x Rp 150.000.000 = Rp 52.500.000
Rp 150.000.000
100
Metode Rata-rata per Unit
Metode rata-rata per unit adalah suatu metode dalam mengalokasikan
biaya bersama, bahwa seluruh produk yang dihasilkan dari proses
produksi bersama harus dibebani suatu nilai secara proposional dari
seluruh biaya bersama atau dari besarnya unit yang diproduksi.
Metode ini mengabaikan bobot atau nilai jual dari produk terkait,
disamping itu semua produk diasumsikan bersifat homogen, artinya
masing-masing produk memerlukan biaya yang relatif sama.
101
Contoh 4
PT Singgalang Jaya memproduksi tiga produk secara bersama
yaitu produk A, B, C. Biaya bersama yang dikeluarkan untuk
menghasilkan keempat produk tersebut adalah Rp 120.000.000.
Data lain yang berhubungan dengan produk bersama adalah :
Keterangan Produk A Produk B Produk C
Diminta :
a. Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.
b. Hitunglah biaya produksi masing-masing produk.
102
Penyelesaian
Biaya Bersama
Rp 120.000.000
103
Penyelesaian
a. Alokasi joint cost masing-masing produk.
Biaya per unit = Rp 120.000.000 = Rp 2.000
60.000 unit
A = Rp 2.000 x 15.000 = Rp 30.000.000
B = Rp 2.000 x 35.000 = Rp 70.000.000
C = Rp 2.000 x 10.000 = Rp 20.000.000
Rp 120.000.000
104
22. Pengelompokan Biaya
produksi
•Biaya dapat dikelompokkan menjadi berbagai macam
kelompok biaya sesuai dengan kebutuhan pemakai.
• pengelompokan menurut objek pengeluaran,
• pengelompokan menurut fungsi-fungsi pokok dalam
perusahaan
• menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang
dibiayai,
• menurut perilakunya dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan, dan
• menurut jangka waktu manfaatnya.
ANALISIS BIAYA TOTAL
Dalam analisis biaya total, biaya disajikan dalam suatu
ikhtisar yang menunjukkan alokasi dari semua biaya
menurut tempat atau bagian dimana biaya – biaya itu
telah dikeluarkan
Perencanaan laba yang didasarkan atas biaya total
dapat terjadi kekeliruan. Dengan adanya informasi
yang keliru, maka akan dihasilkan keputusan
manajemen yang tidak tepat
ANALISIS BIAYA TOTAL
(dalam ribuan rupiah)
Penjualan 120.000
Biaya bahan 50.000
Biaya buruh 15.000
Biaya umum pabrik 10.000 (+)
Total 75.000
Biaya pemasaran 20.000
Biaya umum dan adm 15.000 (+)
Total seluruh biaya 110.000(-)
LABA
10.000
Sebagai gambaran, yaitu jika dari tabel di atas dibuat analisis
biaya per satuan sebagai berikut:
Misalnya satuan barang yang terjual = 100.000 unit
Harga penjualan per satuan = Rp. 1.200
Biaya per satuan = Rp. 1.100 (-)
Laba per satuan = Rp. 100
Biaya Variabel
Biaya yang berubah – ubah menurut besarnya
produksi atau penjualannya
Biaya Tetap
Biaya yang tidak tergantung dari besarnya produksi
atau penjualan sampai pada tingkat tertentu
23. BIAYA TETAP
R P = biaya tetap
p pada
kapasitas
produksi
P
0 Volume (unit)
24. BIAYA VARIABEL Q = biaya
R variabel
p untuk A
unit
α = biaya
Q variabel
per unit
α
0 A Volume (unit)
PENJUALAN S = hasil
R penjuala
p n A unit
γ = harga
S jual per
unit
γ
0 A Volume (unit)
ANALISIS BIAYA MARGINAL
Penjualan (dalam ribuan rupiah) 120.000
Biaya bahan 50.000
Biaya buruh 15.000
Biaya umum pabrik variabel 4.000
Biaya Adm. Variabel 6.000
Biaya penj. Variabel 8.000 (+)
Total Biaya Variabel 83.000 (-)
Kontribusi 37.000
Biaya Tetap 27.000 (-)
LABA 10.000
Misalnya satuan barang yang terjual = 100.000 unit
Maka perincian biaya per satuan adalah sbb:
maka,
Penjualan = 80.000 x Rp. 1.200 = Rp.
96.000.000
Biaya variabel = 80.000 x Rp. 830 = Rp. 66.400.000 (-)
Kontribusi = Rp.
29.600.000
Biaya tetap = Rp.
27.000.000 (-)
LABA = Rp.
2.600.000
Berdasarkan Analisis Biaya Total, laba yang
dicapai sebesar Rp. 8.000.000
Biaya Tetap
BEP (unit )
Kontribusi per Satuan
NOTASI YANG DIGUNAKAN
NOTASI KETERANGAN
P Penjualan
HJ atau p Harga Jual atau penjualan per unit
BV Total Biaya Variabel
bv Biaya Variabel Satuan
BT Total Biaya Tetap
bt Biaya Tetap Satuan
X Jumlah unit
Contoh:
Produksi dan penjualan = 100.000 unit
Biaya yang dikeluarkan:
Biaya variabel = Rp. 40.000.000
Biaya tetap = Rp. 24.000.000
Harga penjualan per satuan Rp. 1.000
Rp. 24.000.000
BEP (Rp) Rp.40.000.000
Rp. 40.000.000
1-
Rp. 100.000.000
Rp. 24.000.000
BEP (unit)
Rp. 1.000/unit - Rp. 400/unit
40.000 unit
GRAFIK
Rp
BIAYA TOTAL
BIAYA TOTAL
BIAYA VARIABEL
P BIAYA TETAP
0 Volume (unit)
P = BIAYA TETAP PADA KAPASITAS PRODUKSI
PENJUALAN
BEP
Rp
BIAYA TOTAL
BEP
BIAYA VARIABEL
P BIAYA TETAP
0 Volume (unit)
P = BIAYA TETAP PADA KAPASITAS PRODUKSI
PEMETAAN BEP
Daerah Laba PENJUALAN
Rp
BIAYA TOTAL
BEP
BIAYA VARIABEL
P BIAYA TETAP
0 Volume (unit)
Daerah
Rugi
P = BIAYA TETAP PADA KAPASITAS PRODUKSI
26. Interpretasi hasil BEP
Biaya tetap tidak berubah – ubah
Biaya Variabel bervariasi dalam perbandingan yang
konstan
Harga penjualan per satuan konstan
Hanya untuk satu macam barang, jika lebih maka bauran
penjualannya harus konstan
Hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel tidak
bervariasi
Ada kesesuaian antara produksi dan penjualan
CARA PENDEKATAN KONTRIBUSI
Kontribusi adalah selisih antara hasil
penjualan dengan seluruh biaya variabel
7.500.000 4.500.000
60.000 unit
200
Kelebihan Pendekatan Kontribusi
Titik impas dapat dihitung
Dapat digunakan untuk mencari
kombinasi penjualan yang
menghasilkan laba terbesar
Memperhitungkan faktor pembatas
PT Alfan membuat barang X, Y dan Z.
Tabel berikut menunjukkan barang mana yang
memberikan kontribusi terbesar:
BARANG
X Y Z
Harga jual per satuan 10.000 12.000 16.000
Biaya variabel per satuan 5.500 7.500 8.000
Kontribusi per satuan 4.500 4.500 8.000
Lama pengolahan (jam) 2 3 4
Kontribusi/satuan/jam 2.250 1.500 2.000
Maksimal penjualan 5.000 4.000 2.500
Biaya tetap Rp. 30 juta per kuartal
Jika hanya memperhatikan kontribusi maka barang Z
dipilih sebagai barang prioritas, karena kontribusi per
satuannya terbesar, yaitu Rp. 8.000
Pertanyaan:
1. Berapa BEP dalam unit dan Rp.
2. Berapa penjualan yang terjadi jika profit Rp.
400.000
• BEP untuk Produk A = 10.000 x 1 unit A = 10.000
• BEP untuk Produk B = 10.000 x 2 unit B = 20.000