Anda di halaman 1dari 21

HIV/AIDS

TITA ADELIA SYAFITRI


PK. 115 016 067
A. Defenisi HIV/AIDS
HIV (Human Immunode ficiency Virus) adalah
virus yang dapat menyebabkan AIDS. HIV termasuk
keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan
materi genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika
melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda
(retro), yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian
menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro
virus dan kemudian melakukan replikasi.
B. Etiologi
Penyebab adalah golongan virus retro yang
disebut human immunode ficiency virus (HIV). HIV
pertama kali ditemukan pada tahu 1983 sebagai
retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di
Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi
nama HIV-2, HIV-2 dianggap sebagai virus kurang
pathogen dibandingkan dengan HIV-1. maka untuk
memudahkan keduanya disebut HIV.
C. Patofisiologi
Sel T dan makrofag serta sel dendritik/langerhans
(sel imun) adalah sel-sel yang terinfeksi Human
Imonodeficiency Virus (HIV) dan terkonsentrasi dikelenjar
limfe, limpa dan sumsum tulang. Human Immuno
deficiency Virus (HIV) mengidentifikasi sel lewat pengikat
dengan protein perifer CD4, dengan bagian virus yang
bersesuaian yaitu antigen group 120. Pada saat sel T4
terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka Human
Immuno defeciency virus (HIV) menginfeksi sel lain
dengan meningkatkan reproduksi dan banyaknya
kematian sel T4 yang juga dipengaruhi respon imun sel
killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel
yang terinfeksi.
D. Manifestasi Klinis
1. saluran pernafasan
2. saluran pencernaan
3. berat badan tubuh
4. System persyarafan
5. System intergumen
6. Saluran kemih dan reproduksi pada wanita
E. Komplikasi
1. Tuberkulosis (TBC)
2. Candidiasis
3. Toksoplasmosis
4. Cryptosporidiosis
5. Sitomegalovirus
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
- ELISA
- Western blot
- IFA
- Kultur HIV
2. Tes untuk deteksi system imun :
- Hematokrit
- LED
- CD4 limfosit
- Rasio CD4
- Serum mikroglobulin B2
- Hemaglobulin
G. Penatalaksanaan
1. Pengobatan suportif.
a. pemberian nutrisi yang baik
b. pemberian multivitamin
2. Pengobatan simptomatik
3. Pencegahan infeksi oportunistik, dapat
digunakan antibiotik kotrimoksazol
4. Pemberian ARV (Antiretroviral).
H. Pencegahan HIV
1. Pelajari bagaimana HIV menyebar
2. Hindari alkohol dan obat-obatan terlarang
3. Lakukan hubungan seks yang aman
4. Hindari menyentuh darah dan cairan tubuh
orang lain
5. Jangan berbagi jarum atau alat suntik
Pemeriksaan fisik infeksi HIV :
1. Suhu, demam umum pada orang yang terinfeksi HIV,
bahkan bila tidak ada gejala lain.
2. Berat, pemeriksaan berat badan dilakukan pada setiap
kunjungan.
3. Mata, cytomegalovirus (CMV) retinitis adalah
komplikasi umum AIDS.
4. Mulut, infeksi jamur mulut dan luka mulut lainnya
sangat umum pada orang yang terinfeksi HIV.
5. Kelenjar getah bening, pembesaran kelenjar getah
bening (limfadenopati) tidak selalu disebabkan oleh
HIV.
6. Perut, pemeriksaan abdomen mungkin menunjukan
hati yang membesar (hepatomegali) atau pembesaran
limpa (splenomegali)
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data :
a. Identitas Klien
Nama : Tn. J
Umur : 44 thn
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : jln, dusun suka damai
Agama : kristen
Suku : dayak
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani

b. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan klien : Adik
b. Riwayat penyakit
1. Alasan masuk rumah sakit : klien mengatakan demam lebih dari 2 bulan,
demam naik turun, klien juga mengatakan, batuknya berdahak sudah 1
thn yang lalu,sering sesak nafas. Pasien pernah probat TB paru hanya 2
bulan saja. Klien mengatakan nafsu makannya berkurang.
2. keluhan utama : klien mengatakan nafasnya terasa sesak, klien juga
mengatakan ada batuk berdahak.
3. keluhan saat dikaji :
klien mengatakan nafsu makannya menurun, sering juga mual muntah,
klien mngatakan juga tidak bisa tidur saat malam hari karena gelisa, sesak
dan batuk berdahak
4. Riwayat penyakit dahulu :
klien mengatakan pernah berganti-ganti pasangan ketika berhubungan
intim dan klien memiliki riwayat mentato badannya.
5. Riwayat kesehatan keluarga:
klien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular
dan kronis lainnya.
2. Data Biologis :
a. Pola nutrisi
sebelum : pasien makan tiga kali sehari dengan menu bervariasi satu
porsi makan habis.
sesudah : pasien tidak nafsu makan dan makan satu kali sehari porsi
makan RS tidak habis ½.
b. Pola minum
sebelum : pasien minum 7-8 gelas sehari
sesudah : pasien minum 5-6 gelas sehari
c. Pola eliminasi
sebelum : pasien BAB satu kali sehari, BAK 7-8 kali sehari.
sesudah : pasien jarang BAB karena jarang makan, BAK 6-7 kali sehari.
d. Pola istirahat/tidur
sebelum : pasien tidur 7-8 jam sehari
sesudah : pasien tidur hanya 3-4 jam saat malam hari, saat rasa sesak
dan batuk datang, pasien terjaga.
e. Pola hygiene
- Mandi
sebelum : pasien mandi 2 kali sehari
sesudah : pasien mandi 1 kali sehari
- Cuci Rambut
sebelum : pasien mencuci rambutnya saat mandi
sesudah : pasien hanya membasahi rambutnya ketika mandi
- Gosok gigi
sebelum : pasien gosok gigi sehari
sesudah : pasien baru satu kali menggosok gigi selama 3 hari
masuk rumah sakit.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Lemah
kesadaran : E4,M6,V5 (GCS=15)
TTV : TD : 100/80 mmhg
N : 86X/menit
RR : 40X/ menit
S : 37,3˚c
Berat badan
sebelum : 55 kg
sesudah : 35 kg
tinggi badan : 159 cm
b. kepala
inspeksi : bentuk kepala simetris, rambut hitam keriting, kulit kepala kering, tidak
ada ketombe.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c. mata
inspeksi : sklera putih, dapat melihat dengan jelas, bola mata simetris, konjungtiva
merah muda, ada reaksi terhadap cahaya (miosis) tidak menggunakan alat bantu
penglihatan, fungsi penglihatan normal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
d. Hidung
inspeksi : bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan dan pembengkakan
e. Telinga
inspeksi : bentuk simetris, tidak ada kelainan dikedua telinga, tidak ada lesi
dan serumen
palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
f. Mulut
inspeksi : gigi tampak kuning, lidah bersih, mukosa mulut lembab.
Palpasi : otot rahang kuat.
g. Leher
inspeksi : ada pembesaran kelenjar getah bening
palpasi : tidak ada nyeri tekan
h. Thorax (paru-paru)
inspeksi : dada simetris, tidak ada lesi, respirasi 40x/menit, terdapat retraksi
dinsing dada.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
auskultasi : bunyi nafas ronkhi.
Perkusi : batas paru-paru normal.
i. Abdomen
inspeksi : tidak ada lesi, terdapat pembesaran abdomen.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
auskultasi : bising usus 8x/menit
perkusi : timpani
Diagnosa Keperawatan :
1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
imunosupresi, malnutrisi dan pola hidup yang
berisiko.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan, pertukaran oksigen, malnutrisi,
kelelahan.
INTERVENSI
1. Bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya sputum
dijalan nafas.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan
bersihan jalan nafas tidakefektifan hilang dengan kriteria hasil
:
- Mampu megeluarkan sputum
- Frekuensi pernafasan dalam rentang normal (18-20x/m)
- ttv, dalam batas normal.
Intervensi :
1. Kaji k/u pasien
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Ajarkan untuk batuk efektif
4. Monitor respirasi dan status 02
5. Berikan posisi semi fpwler pada paien.
Rasional :
1. Memantau kondisi Pasien
2. Memudahkan Pasien ketika bernafas
3. Mengeluarkan sputum
4. Pemberian oksigen sebanyak 4 l/m
5. Memberikan kenyamanan pada Pasien
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai