Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SDR.

Q DENGAN GANGGUAN KONSEP


DIRI: HARGA DIRI RENDAH
DI WISMA BASUKARNA RUMAH SAKIT SOEROYO MAGELANG

Disusun oleh:
Dwi Septiani/A3.1100391

PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2012
1. Tinjauan teori
A. Pengertian
Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan
perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, yang dapat
diekspresikan secara langsung maupun tak langsung. (Towsend, M.C.
1998).
Harga diri rendah adalah penilaian diri terhadap hasil yang
dicapai (penilaian pribadi ) dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1998:227).
HDR adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai
dengan ideal diri, gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai
perasaan yang negatifterhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri,
merasa gagal mencapai keinginan.(Keliat, 1998:4)
B. Faktor Predisposisi
HDR menurut Stuart dan Sundeen (1998 :
229), dapat disebabkan karena adanya factor
predisposisi dan presipitasi sebagai berikut :
1. Faktor predisposisi yang mempengaruhi HDR
meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua
yang tidak realistis, kegagalan yang berulang
kali, kurang mempunyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain dan
ideal diri yang tidak realistic (Stuart dan
Sundeen ,1998 : 198)
2. Faktor Presipitasi

a. Menurut Stuart dan Sundeen ( 1998 : 232 ) stressor pencetus dapat ditimbulkan
dari sumber internal dan eksternal yaitu trauma seperti penganiayaan seksual dan
psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan dan ketegangan
peran yang meliputi : transisi perkembangan, transisi situasional, transisi sehat
sakit.

b. Menurut Townsend M. C ( 1998 : 366 ) HDR sering disebabkan karena


adanyakoping individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik yang
positif, kurangnya system pendukung kemunduran perkembangan ego,
pengulangan umpan balik negative, disfungsi system.

c. Menurut Carpenito L . J ( 1998 : 82 ) Koping individu tidak efektif adalah


keadaan dimana seseorang individu mengalami atau beresiko mengalami suatu
ketidaknyamanan dalam mengalami stressor internal atau lingkungan dengan
adekuat karena ketidak adekuatan sumber ( fisik, psikologis, perilaku atau kognitif
).
C. Akibat terjadinya masalah.
HDR dapat beresiko terjadinya isolasi social
menarik diri, isolasi social menarik diri adalah
gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada
tingkah laku yang mal adaptif, mengganggu
fungsi seseorang dalam hubungan social (Depkes
RI, 1998 : 336)
D. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah
Isolasi social: Menarik diri
Waham
Halusinasi
Resiko tinggi perilaku kekerasan
Defisit perawatan diri
E. Fokus intervensi
1. Gangguan konsep Diri : harga diri rendah
Tujuan Umum
• Klien dapat meningkatkan harga dirinya
• Tujuan Khusus
TUK 1 : Bina hubungan saling percaya
Kriteria hasil :
• Ekspresi wajah bersahabat
• Menunjukkan rasa tenang dan ada kontak mata
• Mau berjabat tangan dan menyebut nama
• Mau menjawab salam dan mau duduk berdampingan
dengan perawat
• Mau mengutarakan masalah yang dihadapi
Intervensi :

• Bina hubungan salign percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi


terapeutik

• Sapa klien dengan ramah baik dengan verbal maupun non verbal

• Perkenalkan diri dengan sopan

• Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

• Jelaskan tujuan pertemuan

• Jujur dan menepati janji

• Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

• Beri perhatian kepada kllien dan perhatika kebutuhan dasar klien


TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

• Kriteria Hasil :

• Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

• Kemampuan yang dimiliki klien

• Aspek positif keluarga klien

• Aspek positif lingkungan ytang dimiliki klien

• Intervensi :

• Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

• Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian negative

• Utamakan memberi pujian yang realistik pada kemampuan dan aspek positif
klien.
TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
• Kriteria hasil :
• Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan di rumah sakit
• Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan dirumah
• Intervensi Keperawatan :
– Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih digunakan
selama sakit
– Diskusikan kemampuan yang dapt dilanjutkan penggunaan di
rumah sakit
– Berikan pujian yang realistik
• TUK 4 : Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.

• Kriteria hasil :

• Klien memiliki kemampuan yang akan dilatih

• Klien mencoba

• Susun jadwal harian

• Intervensi Keperawatan :
– Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan di rumah sakit.

– Bantu klien melakukannya jika perlu beri contoh.

– Beri pujian atas keberhasilan klien.

– Diskusikan jadwal kegiatan haria atas kegiatan yang telah dilatih.


Catatan: ulangi untuk kemampuan lain sampai semuanya
selesai
– Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari sesuai kemampuan, buat jadwal.

Kegiatan mandiri

Kegiatan dengan bantuan sebagian

Kegiatan yang membutuhkan bantuan total


– Tingkatkan kegiatan yang disukai sesuai dengan kondisi klien

– Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.


TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit
dan kemampuanya.
Kriteria hasil :
Klien melakukan kegiatan yang telah dilatih (mandiri, dengan
bantuan atau tergantung)
Klien mampu melakukan beberapa kegiatan mandiri
Intervensi Keperawatan :
– Beri kesempatan pada untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
– Beri pujian atas keberhasilan klien
– Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
• TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
• Kriteria hasil :
• Keluarga dapat memberi dukungan dan pujian
• Keluarga memahami jadwal kegiatan harian klien
• Intervensi Keperawatan :
– Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
dengan harga diri rendah.
– Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
– Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
– Jelaskan cara pelaksanaan jadwal kegiatan klien di rumah
– Anjurkan memberi pujian pada klien setiap berhasil
2. Tinjauan kasus
Tanggal pengkajian : 14 Mei 2012
Tempat : wisma basukarna
Nama pengkaji : Dwi Septiani

A. Data umum
1. Identitas klien
a. Nama : sdr. Q
b. Umur : 26th
c. JK : laki-laki
d. Alamat : pekalongan
e. Agama : islam
f. Status marital : belum menikah
g. Pendidikan : SMA
h. Pekerjaan : tidak bekerja
i. Suku bangsa : Jawa Indonesia
j. No RM : 72044
k. Tanggal masuk : 16 April 2012
2. Identitas penanggung jawab
a. Nama : Tn. T
b. Pekerjaan : wiraswasta
c. Alamat : pekalongan
B. Alasan masuk RS
Klien mengatakan keluarga membawanya ke RSJ magelang karena dirumah suka marah-
marah dengan penyebab sepele, memecahkan prabot rumah tangga dan memukul kaca
dirumahnya.
C. Faktor predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa masa lalu
Klien belum pernah dirawat di RSSM sebelumya
2. Pengobatan sebelumnya
Ini merupakan kali pertamanya klien dirawat di RSSM. Klien mulai dirawat pada tgl 16 april
2012
3. Tumbang
Tidak terkaji
a) Bayi dan prenatal
Tidak terkaji
b) Fase sekolah
Klien mengatakan belum pernah tinggal kelas, dan memiliki banyak teman pada watu itu
c) Pra remaja
Klien memiliki banyak teman disekolah maupun dirumah
d) remaja-remaja dewasa
Setelah menyelsaikan pendidikannya disekolah lanjutan atas, klien bekerja membantu orang
tuanya di penenunan. Klien mengatakan belum memiliki teman dekat dan belum menjalin
hubungan khusus dengan wanita.
4. Genetik
Klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang mengalami sakit yang sama seperti
yang diderita klien saat ini.
D. Faktor presipitasi
Klien berperilaku kasar dirumah, memecahkan kaca dan prabot rumah tangga
E. Psikososial
BB : 57kg
TD : 110/90mmhg
1. Genogram

Dalam keluarga klien adalah anak nomor dua dari empat bersaudara, klien tinggal
Bersama orang tua dan kedua adiknya. Tetapi hubungan klien dengan keluarga kurang
Baik, sehingga sering terjadi konflik. Klien tidak mampu mengendalikan emosi, sehingga
Sering marah sampai memecahkan alat-alat rumah tangga.
F. Konsep diri

1. Gambaran diri

Klien dapat menerima keadaan tubuhnya. Awalnya klien merasa berbeda dari orang lain dan
mengatakan mengalami kecacatan pada tangannya karena kecelakaan. Klien merasa hal ini
mengganggu keoptimalan dalam kerja. Tetapi klien menyadari sebenarnya kecacatan pada
jari tangan kanannya bukan meraupakan penyebab adanya hambatan, dan menyadari jari
tangannya masih dapat digunakan dalam aktivitasnya.

2. Identitas diri

Klien berjenis kelamin laki-laki, berperilaku dan berpenampilan sebagai seorang laki-laki.
Beragama islam.

3. Peran

Klien merasa malu, minder, perasaan ini sering mencelanya. Kadang beberapa sebab
membuatnya menangis tiba-tiba marah sehingga sering terjadi konflik dengan keluarga
terutama ayahnya.
4. Ideal diri

Klien mengatakan setelah pulang nanti ingin hidup seperti layaknya orang sehay, ingin
kembali bekerja dan bermanfaat untuk orang lain. Klien ingin segera sembuh dan pulang.

5. Harga diri

Klien merasa tidak berguna, minder

G. Hubungan sosial

1. Dirumah

Klien mengatakan sering mengikuti acara dimusola lingkungan tempat tinggalnya, seperti
mengaji, pengajian hari besar, berjanjen, dll.

2. Dirumah sakit

Klien dapat mengendalikan diri dari iperilaku amuknya, seperti yang dilakukan sebelum
dibawa kerumah sakit. Klien dapat bersosialisasi dengan teman satu bangsal, dan mengikuti
kegiatan dibantu dengan arahan dari petugas.
H. Spiritual

1. Nilai dan keyakinan

Klien beragama islam

2. Kegiatan ibadah

Klien mengatakan sebelum sakit tidak rajin melaksanakan solat lima waktu, di RS juga
demikian, klien nampak jarang melakukan solat lima waktu tetapi melaksanakan solat jum’at.

I. Status mental

1. Penampilan

Penampilan sdr.Q sesuai dengan keadaannya, menggunakan baju rapi, penampilan badan
bersih, tidak bau badan.

2. Pembicaraan

Dalam pembicaraan klien dapat dimengerti, memberikan feed back sesuai dengan yang
ditanyakan.
3. Aktivitas motorik
Tegang
4. Alam perasaan
Sedih
5. Afek
Tumpul
6. Interaksi selama wawancara
Kalaimat dapat dimengerti, pertanyaan yang diberikan dijawab dengan sesuai, ada kontak
mata dan terbuka
7. Persepsi
Tidak ditemukan adanya halusinasi, halusinasi terkhir dirasakan klien 2 hari yang lalu.
8. Proses pikir
Klien menjawab pertanyaan sesuai dengan yang ditanyakan, tidak berbelit-belit, langsung ke
topik pembicaraan
9. Isi pikir

Tidak ditemukan adanya waham

10. Tingkat kesadaran

Komposmentis

11. Memori

Sdr.Q dapat mengingat kejadian 1bln yll, 1mggu yll, dan dapat mengingat kejadian yang
baru saja terjadi

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Tingkat konsentrasi klien terfokus, kemampuan berhitung baik, dapat menuliskan angka dari
1-9.

13. Kemampuan penilaian

Klien mengalami gangguan penilaian ringan, dapat mengambil keputusan sederhana dengan
bantuan orang lain.
14. Daya tilik diri

Buruk, karena klien dapat menilai kelakuan tidak melakukan hal positif, tetapi tetap tidak mau
memperbaiki dengan melakukan hal positif.

Kebutuhan persiapan pulang

1. Makan

Klien mampu menyiapkan alat makan dan membersihkannya. Klien makan 3x/hari dengan porsi
besar sesuai dengan seleranya meskipun menunya sudah bervariasi pada lauk dan sayur.

2. BAB/BAK

Saat ingin BAB/BAK klien pergi kekamar mandi/wc. Dapat menggunakan dengan baik, yaitu
disiram sampai bersih setelah menggunakannya. Klien mengatakan mandi 2x mengguanakan sabun
dan mampu mengenakan pakaian secara mandiri.

3. Mandi

Klien mengatakan mandi 2x/hari, menggunakan sabun, menggosok gigi. Badan nampak bersih dan
tidak ada bau badan.
4. Berpakaian

Klien mampu mengenakan pakaian secara mandiri sesuai dengan pakaian yang ditentukan

5. Istirahat dan tidur

Klien mengatakan tidur jam 9 malam, bangun jam 5 pagi, tidak sering terbangun. Jarang bisa
tidur siang kecuali saat kurang enak badan. Klien dapat merapikan tempat tidurnya secara
mandiri

6. penggunaan obat

Diharapkan klien dapat mengkonsumsi obat sesuai dengan prinsip 5B minum obat.

7. Pemeliharaan kesehatan

Klien mengatakan saat sakit mengkonsumsi obat dari puskesmas, jamu tradisional. Jarak
tempat tinggal klien dengan RS ±5km

8. Kegiatan didalam rumah

Klien dapat melakukan kegiatan seperti yang biasa dilakukan di RS, seperti menyapu dan
mencuci piring
9. Mekanisme koping
Klien menghadapi masalah dengan marah-marah yang berkelanjutan sampai mengamuk.
10. Masalah psikososial dan lingkungan
Klien mgatakan dijauhi oleh teman dan lingkungan
11. Pengetahuan
Klien sdr.Q berlatar belakang pendidikan sekolah lanjutan atas, megetahui beberapa hal yang
berkaitan dengan kehidupan yang harus dilakukan.

Aspek medik
Diagnosa medik :
Terapi : CPZ 1x100mg
RPD 2x2mg
THP 2x2mg
FLOUX 1X20 mg
No/tgl/jam Data fokus Diagnosa Paraf
1 Ds: klien merasa malu, minder, rendah Gangguan konsep diri:
17-5-2012 diri, kadang menaning tiba-tiba, sering harga diri rendah
Jam 10.00 konflik dengan keluarga terutama ayah
Do: afek tumpul
2 Ds: klien mengatakan masih Resiko perubahan
17-5-2012 mendengar suara-suara 2 hari yang lal, persepsi sensori:
Jam 10.00 tetapi saat dilakukan pengkajian tidak Halusinasi
ditemukan adanya halusinasi
Do: -
3 Ds: klien mengatakan hubungannya Koping in efektif
17-5-2012 dengan keluarga kurang harmonis,
Jam 10.00 sehingga sering muncul konflik. Klien
tidak bisa mengendalikan emosi,
marah-marah sampai merusak alat-alat
rumah tangga
Do:-
Pohon masalah

Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

Koping in efektif
Intervensi
Tgl/jam Diagnosa/Sp Tujuan Intervensi rasional
17-5- Gangguan Setelah dilakukan tindakan
2012 konsep diri: 3x7jam, klien mampu
harga diri meningkatkan harga diri,
rendah dengan KH:
1. Klien mampu membina 1. Identifikasi 1. Mengetahui
hubungan saling percaya kemampuan kemampuan
dan aspek klien
positif yang
dimiliki
2. Klien dapat 2. Bantu klien 2. Memudahkan
mengidentifikasi menilai klien melatih
kemampuan dan aspek kemampuan kemampuan
positif yang dimiliki yang masih positif yang
dapat dimiliki
digunakan
3. Klien dapat menilai 3. Bantu klien 3. Memudahkan
kemampuan yang masih memilih klien
dapat digunakan kegiatan mengoptimalkan
yang akan hal yang akan
dilatih sesuai dilatih
kemampuan
4. Klien dapat 4. Latih klien 4. Mengoptimalkan
merencanakan kegiatan sesuai hal positif yang
sesuai dengan kemampuan kemampuan yang dipilih
yang dimiliki dimiliki
5. Klien dapat melakukan 5. Berikan pujian 5. Meningkatkan
kegiatan seuai kondisi yang wajar atas harga diri klien
sakit dan kemampuannya keberhasilan klien
6. Anjurkan klien 6. Untuk melatih
memasukan dalam kemampuan secara
jadwal kegiatan rutin
harian
Implementasi
No/tgl/jam Diagnosa/Sp Implementasi Respon Paraf
1 Gangguan 1. Mengidentifikasi 1. Klien menuliskan hal
17-5-2012 konsep diri: kemampuan dan aspek positif dan negatif
harga diri positif yang dimiliki yang dimiliki
rendah 2. Membantu klien menilai 2. Klien menjawab ‘ia’
Sp I kemampuan yang masih atas kemampuan yang
dapat digunakan dimilikinya
3. Membantu klien memilih 3. Klien memilih
kegiatan yang akan dilatih menyapu lantai
sesuai kemampuan
4. Melatih klien sesuai
4. Klien mengatakan
kemampuan yang dimiliki akan mencoba hal
positif yang sudah
dipilih
5. Memberikan pujian yang 5. ‘ia mba saya bisa’
wajar atas keberhasilan
klien
6. Menganjurkan klien 6. -
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian
2 Sp II 1. Mengevaluasi jadwal 1.’ Saya nyapu halaman
18-5-2012 kegiatan harian klien belakang setelah selesai
Jam 10.00 makan pagi mb, selsai
makan siang nyapu ruang
makan’
2. Melatih kemampuan 2. Klien mencuci piring
kedua
3. Menganjurkan klien 3. Klien mengatakan akan
memasukan dalam jadwal melatih secara rutin
kegiatan harian kegiatan yang sudah
dipilih
Evaluasi

Tgl/jam Diagnosa Evaluasi Paraf


19-5- Gangguan S: klien mengatakan sudah lebih lega bisa tau maasih
2012 konsep diri: ada hal positif yang dapat dilakukan dan bermanfaat
harga diri O: klien nampak lebih bersemangat dalam kegiatan,
rendah tetapi masih ada kegiatan yang harus diingatkan, ada
kontak mata saat berkomunikasi komunikasi sesuai
dengan stimulus yang diberikan
A: masalah belum teratasi
P: 1. identifikasi hal positif yang belum disampaikan
2. ingatkan hal positif yang sudah dipilih untuk
dilatih
3. berikan pujian untuk keberhasilan klien

Anda mungkin juga menyukai