Anda di halaman 1dari 43

KEGAWATDARURATAN UROLOGI

PRESENTAN :
Raudatul Jannah 12100118045
Rifa Fauzia Yusuf 12100118127

PRESEPTOR :
Tomy M. Seno Utomo, dr., Sp.U

SMF ILMU BEDAH


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER (P3D)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RSUD AL IHSAN BANDUNG
2019
KEGAWATDARURATAN
UROLOGI

NON TRAUMA TRAUMA


NON TRAUMA
Acute Urinary Retention
Ketidakmampuan seseorang untuk mengeluarkan urin yang terkumpul didalam VU
sehingga kapasitas maksimal dari VU terlampaui

Kelemahan detrusor

Gangguan koordinasi detrusor-sfingter


• Cedera/gangguan sumsum tulang belakang di daerah cauda
equina.

Hambatan/obstruksi uretra
•Kelainan kelenjar prostat
•Striktura uretra
•Batu uretra
•Trauma
Pasien mengeluh Tampak benjolan
pada perut sebelah
tertahan kencing atau
bawah dengan
kencing keluar sedikit- disertai rasa nyeri
sedikit yang hebat

catheterization
Fournier’s Gangrene
Necrotizing fasciitis pada pada genitalia pria dan perineum dapat memburuk
dengan cepat serta fatal jika tidak segera diobati

Faktor Risiko
• Urethral strictures
• Perirectal abscesses
• Poor perineal hygiene diabetes
• Cancer
• Human Immunodeficiency
Virus
Tanda dan Gejala

Perineal and Indurated


Fevers
scrotal pain tissue

Cellulitis Necrosis
Priapism
Ereksi persisten dari penis lebih dari 4 jam yang tidak berkaitan dengan
stimulasi seksual

Primer
• Idiopatik

Sekunder
• Kelainan pembekuan darah
• Trauma perineum/genitalia
• Neurological
• Keganasan
• Drugs
Tipe:
ischaemic (low flow)
• Gangguan mekanisme veno-oklusi (“outflow”) sehingga darah
tak dapat keluar dari jaringan erektil
• Terasa sakit

nonischaemic (high flow)


• Terjadi karena trauma penis atau perineal yang menyebabkan
artery–corporal body fistula.
• Tidak terasa sakit
Diagnosis
Riwayat sebelumnya
• Durasi ereksi lebih dari 4 jam ?
• Sakit atau tidak ?
• Riwayat priapism sebelumnya atau pengobatan priapism ?
Pemeriksaan
• Ereksi, nyeri tekan (in low-flow priapism)
• Di karakteristikkan dengan corpus cavernosum yang rigid namun glans flaccid
• Kemungkinan adanya malignant disease di sekitar abdomen

Investigations:
– Hematologi rutin
– Hemoglobin electrophoresis untuk test sicle cell
– Blood gase diambil dari sekitar corpora cavernosa,
■ low-flow : dark blood, hipoksia, asidosis
■ high-flow : bright red blood
Terapi

Konservatif, dilakukan pada


Aspirasi dan irigasi
priapismus sekunder saambil
intrakavernosa
mengobati penyakit primernya.

Jalan pintas (shunting) dari


kavernosa
Paraphimosis
Parafimosis adalah kondisi saat kulup penis tidak dapat ditarik kembali ke kepala penis

Penanganan

Manual reduction

Surgical intervention
Emphysematous Pyelonephritis
Infeksi pada parenkim ginjal → akumulasi gas

Etiologi
• Escherichia coli
• Klebsiella species
• Candida species
Tanda dan Gejala

Abdominal atau
Fever
flank pain

Crepitus pada flank


Pneumaturia
area

Subcutaneous
emphysema and
pneumomediastinu
m
TRAUMA UROLOGI
Trauma pada Traktus
Genitourinarius

Trauma tumpul Trauma tajam


Trauma Ginjal

Etiologi

Trauma tumpul
Trauma tajam
(langsung/tidak)

Contoh : kecelakaan lalu


lintas atau kerja, Contoh : luka tembak,
olahraga, perkelahian luka tusuk pisau
dan jatuh dari ketinggian
Mekanisme Trauma Ginjal

Trauma langsung ke bagian Abdomen Jatuh terduduk dari ketinggian


Kekuatan pukulan/tekanan akan menjalar dari (contrecoup of kidney)
renal hilum ke seluruh ginjal. Tekanan yang dihasilkan dari atas
menyebabkan robeknya renal pelvis.
Berdasarkan keadaan
patologi ginjal

Early Pathologic Late Pathologic


Findings (Grade) Findings
Early Pathologic Findings
American Association for Surgery of Trauma membagi trauma
ginjal menjadi 5 grade :

Grade 1 (Kontusio Ginjal) : terdapat perdarahan di ginjal tanpa


adanya kerusakan jaringan, kematian jaringan, maupun
kerusakan kaliks. Hematuria dapat terjadi secara mikro atau
makroskopik.

Grade 2 : terdapat perirenal hematom yang tidak meluas atau


hematom subkapsular, tanpa adanya kelainan parenkim.

Grade 3 : laserasi ginjal tidak melebihi 1 cm dan tidak


mengenai pelviokaliks dan tidak terjadi ekstravasasi urin.

Grade 4 : laserasi lebih dari 1 cm, mengenai pelviokaliks atau


ekstravasasi urin, medulla dan korteks. Dapat terjadi cedera
pada renal artery/segmental renal vein atau keduanya

Grade 5 : laserasi multipel atau avulsi renal pelvis atau


keduanya, terdapat cedera pembuluh darah utama, avulsi
pembuluh darah yang mengakibatkan gangguan perdarahan
ginjal.
Late Pathologic Findings
1. Urinoma—Laserasi dalam yang tidak diperbaiki ekstravasasi urin yang terus-
menerus  komplikasi akhir terdapat massa besar pada perinefron 
pembentukan hidronefrosis dan abses
2. Hidronefrosis—Hematoma besar pada retroperitoneum dan berhubungan degan
ekstravasasi urin dapat menyebabkan fibrosis perinefron  menggerakkan
ureteropelvic junction  menyebabkan hidronefrosis
3. Fistula Arteriovenous (jarang)—Terjadi pada trauma tajam (penetrating trauma)
4. Hipertensi Renal vascular—Fibrosis akibat trauma menyempitkan arteri ginjal 
hipertensi ginjal.
Manifestasi klinis

Nyeri disertai jejas


daerah kostovertebra 
tersering

Nyeri abdomen pada


Gejala daerah pinggang atau
perut bagian atas

Perdarahan
retroperitoneal 
abdominal distention
Tanda

Syok atau
Nyeri tekan Lower rib Massa
tanda Ecchymosis
dan fractures Hematuria terpalpasi
kehilangan pada
ketegangan sering makroskopik (Retroperitone
darah yang pinggang atau
otot pinggang menyertai atau al hematoma
banyak  kuadran atas
saat palpasi cedera ginjal mikroskopik / urinary
Retroperitone abdomen
extravasation)
al bleeding
Algoritma Diagnosis Trauma Tajam
Komplikasi
Komplikasi dini (4 minggu pasca trauma) :
- Perdarahan
- Ekstravasasi urin
- Abses, sepsis
Komplikasi lanjut :
- Hipertensi
- Fistel arteriovena
- Hidronefrosis
- Urolitiasis
- Pielonefritis kronik
TREATMENT
A. Emergency
•Atasi Shock dan perdarahan
•Complete resuscitation

B. Surgical Measures
•Trauma tumpul— minor renal injury  TIDAK PERLU OPERASI 
Perdarahan berhenti spontan Bed rest & hidrasi, analgesik, observasi
status ginjal dengan pemeriksaan kondisi lokal, hb, ht, serta urin.
•Indikasi operasi : persistent retroperitoneal bleeding, urinary
extravasation, dan renal pedicle injuries
•Trauma Tajam—operasi eksplorasi
Trauma Ureter
• Cedera ureter jarang ditemukan karena ureter merupakan struktur yang fleksible di
daerah retroperitoneal dengan ukuran kecil dan terlindung oleh otot.
• Trauma ureter disebabkan oleh trauma tumpul, tajam, ataupun iatrogenik seperti
pembedahan uterus, atau tindakan endoskopi.
• Cedera ureter umumnya tidak berdiri sendiri, sering disertai cedera organ lain seperti
duodenum, kolon atau organ intraabdomen lainnya

Etiologi Large pelvic masses (benign or malignant)

Inflammatory pelvic disorders

Extensive carcinoma of the colon may invade areas outside the colon
wall and directly involve the ureter
Endoscopic manipulation of a ureteral calculus with a stone basket or
ureteroscope may result in ureteral perforation or avulsion.
Manifestasi klinis
■ Umumnya tanda dan gejala klinis tidak spesifik. Hematuria menunjukkan cedera
pada saluran kemih
■ Cedera ureter bilateral ditemukan anuria, peningkatan kadar kreatinin dan ureum.

Pemeriksaan Penunjang
■ USG
■ IVP
■ CT Scan
Komplikasi
• Stricture formation  hydronephrosis
• Chronic urinary extravasation  large retroperitoneal urinoma

Cedera ureter Cedera ureter

Treatment bagian atas bagian tengah

Uretero - Uretero –
ureterostomi ureterostomi

Transuretero –
Nefrostomi
ureterostomi

Uretero -
kutaneostomi

autotransplantasi
TRAUMA BLADDER
■ External force
■ 15% Disertai dengan fraktur pelvis
Pathogenesis and Pathology

Tulang pelvis Fragmen tulang


Terjadi trauma
melindungi urinary Fraktur pelvis (mungkin) merobek
tumpul
bladder urinary bladder

bladder terisi
Deep pelvic abscess hampir mencapai
extraperitoneal urine terinfeksi dan severe pelvic kapasitasnya,
inflammation dorongan ke perut
bagian bawah

Bladder bocor ke
Peritonitis/acute
intraperitoneal
Riwayat trauma lower
abdomen (taruma tumpul)

Gejala Tidak bisa BAK, tetapi ketika BAK


spontan  gross hematuria

Nyeri pelvis / lower


abdomen

Manifestasi klinis Perdarahan ↑↑


(frakturtulang pelvis)

Anemia atau Syok hemoragik (robeknya


vena pelvis
Tanda
Terdapat jejas dan nyeri tekan di daerah
suprapubik atau lower abdomen

Acute abdomen
Penunjang
Plain abdominal film
• pelvic fractures. Berkabut diatas abdomen bagian bawah (darah
dan ekstravasasi urin)

CT cystography : Bladder disruption


• Extraperitoneal bladder rupture. Terlihat Extravasasi diluar
bladder dalam pelvis

Komplikasi

Intraperitoneal bladder rupture


Extraperitoneal bladder rupture 
dengan ekstravasasi urin ke
pelvic abscess
abdominal caviti  peritonitis.
A. Emergency Atasi Syok & perdarahan
Drainase dengan urethral
catheter
1. Extraperitoneal bladder
Bekuan darah yang besar
di bladder atau trauma di

Treatment neck bladder  operasi

2. Intraperitoneal rupture Cystostomy suprapubic

B. Surgical
Stabil  Rawat jalan

3. Pelvic fracture
Tidak stabil  fiksasi
eksternal

exploration and bladder


4. Pelvic hematoma repair, packing the pelvis
with laparotomy tapes
Injuries To The Urethra

Akibat jatuh terduduk,


terkena benturan yang
Anterior
keras, batu, kayu, palang
sepeda

Uretra
Hampir selalu disertai
fraktur tulang pelvis

Posterior

Dapat terjadi secara total


atau inkomplit
Injuries To The
Anterior Urethra

Contusion

•Adanya crush injury

Lacerating

•Memungkinkan terjadinya ekstravasasi


dari Urine ke skrotum, sepanjang batang
penis, dan dinding abdomen
Tanda dan Gejala

• Bila terjadi ruptur total penderita mengeluh tidak


bisa BAK
• Tender dan teraba benjolan di suprapubik
• Darah keluar dari urethral meatus
• Hematoma pada daerah yang mengalami rupture
• Pembengkakan pada penis dan skrotum
• Rectal examination : normal prostate
Manajemen
■ Ruptur parsial
Dilakukan sistostomi dan pemasangan kateter foley di uretra selama 7 – 10 hari,
sampai terjadi epitelisasi uretra.

■ Ruptur total
Langsung dilakukan pemulihan uretra dengan anastomosis ujung ke ujung melalui
sayatan perineal. Dipasang kateter silikon selama 3 minggu
Injuries To The
Posterior Urethra
Membranous urethra melewati pelvic floor dan voluntary
urinary sphincter → likely to be injured

■ Etiologi
– >> pada pelvic fractures

Tanda Gejala

•Lower abdominal pain •Keluar darah dari urethral meatus


•Ketidakmapuan untuk urinasi → urethrography segera
•Riwayat crushing injury pada •Periporstatic dan perivesical
pelvis hematoma
•Suprapubic tenderness
•Perineal or suprapubic contusions
•Rectal examination : large pelvic
hematoma dengan Prostat yang
tidak dapat dicapai atau teraba
seperti mengapung karena tidak
terfiksasi lagi pada diafrgma
urogenital
Manajemen
■ Bila ruptur uretra posterior tidak disertai cedera organ intraabdomen atau organ
lain, cukup dilakukan sistostomi.
■ Reparasi uretra dilakukan 2 – 3 hari kemudian dengan melakukan anastomosis
ujung ke ujung dan pemasangan kateter silikon selama tiga minggu.
■ Bila disertai cedera organ lain sehingga tidak memungkinkan dilakukan reparasi 2
– 3 hari kemudian, sebaiknya dipasang kateter secara rail roading.

Komplikasi
Komplikasi dini setelah rekonstruksi uretra
- Infeksi
- Hematom
- Abses periuretral
- Fistel uretrokutan
Komplikasi lanjut paling sering adalah striktur uretra
TRAUMA PENIS TRAUMA SCROTUM TRAUMA TESTIS
•Gangguan pada penis (fraktur •Laserasi skrotum superfisial •Ruptur testis jarang terjadi,
penis) dapat terjadi akibat dapat dibersihkan dan ditutup. namun dapat terjadi
benda tajam, dan cedera •Gejala : hematoma lokal dan disebabkan oleh trauma tajam
hubungan seksual ecchymosis, atau tumpul
(terjatuh/terbentur)
•Gejala •Avulsi total dari kulit skrotum •Trauma tumpul pada testis
•rasa sakit dan hematoma dapat disebabkan oleh menyebabkan rasa nyeri, mual
penis kecelakaan mesin/luka dan muntah. Sakit perut
•Perdarahan/amputasi penis bakar/gangren skin graft bagian bawah.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai