Elqadosy Sedubun
2017-84-024
PENDAHULUAN
Keadaan
dekompensasi
kekacauan metabolik
yang ditandai oleh
trias hipoglikemia,
asidosis dan ketosis,
terutama disebabkan
oleh defisiensi insulin
absolut atau relatif
KAD
Disebabkan oleh
penurunan insulin efektif
di sirkulasi yang disertai
peningkatan hormon
regulator kontra seperti
glukagon, katekolamin,
kortisol dan hormon
pertumbuhan.
Mortalitas terutama
KAD juga merupakan berhubungan dengan
penyebab utama kesakitan dengan terjadinya edema
dan kematian pada anak serebri (menyebabkan 57-
penderita DM tipe 1. 87% dari seluruh total
kematian karena KAD).
• Nama : An. NL
• Tanggal lahir : 12-07-2016 (2 tahun 11 bulan 15 hari)
• Alamat : Latuhalat
• Jenis kelamin : Perempuan
• Tanggal MRS : 22-06-2019, 19.30 WIT
ANAMNESIS
Pasien masuk dengan keluhan kejang yang dialami kurang lebih satu
jam sebelum masuk RS. Kejang dialami dua kali dengan durasi lebih
dari 30 menit tanpa pulihnya kesadaran. Pasien baru pertama kali
mengalami kejang. Kejang seluruh tubuh dan muncul tiba-tiba
didahului demam. Pasien juga mengalami demam dan muntah-
muntah sejak kurang lebih enam hari yang lalu. Riwayat diperiksa di
puskesmas dan mendapat obat untuk mengatasi keluhan tersebut
namun anak tidak juga sembuh. Sebelumnya pasien juga mengalami
batuk dan pilek namun diakui berkurang sejak 4 hari sebelum masuk
RS, riwayat sesak disangkal. Menurut ibu pasien, sebelum sakit
pasien tidak mengalami penurunan berat badan yang drastis namun
pasien masih sering ngompol. Riwayat penyakit keluarga, sepupu
dari ayah kandung pasien juga pernah mengalami kejang diikuti
penurunan kesadaran dan meninggal di RSUD dr. M Haulussy
Ambon dengan diagnosis infeksi otak.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaaan umum : tampak sakit berat
• Kesadaran : somnolen
• GCS : E1 V2 M4
• Suhu : 38,1◦C
• Nadi : 180 x/menit
• Pernapasan : 52x/menit
• SpO2 : 96%
Status Gizi
• BB : 13 Kg
• PB : 87 cm
• Status gizi : 100% = gizi baik
• Mata : CA (-/-), SI (-/-)
refleks cahaya (+/+),
pupil diameter 3 mm (isokor)
• Hidung : DBN
• Mulut : DBN, nafas bau keton
• Thorax : Normochest, pola pernafasan kussmaul
• Pulmo : Vesiculer (+/+), rhonky (+/+),
wheezing (-/-)
• Cor : BJ I dan II normal, reguler
galoop (-), murmur (-)
• Abdomen : soepl, datar
BU (+), kesan normal
• Ekstremitas : akral merah, kering dan teraba hangat,
crt < 2 detik
Rangsang meningeal
• Kaku kuduk :-
• Kerning sign :-
• Brudsinki I :-
• Brudsinki II :-
• Brudsink III :-
• Brudsink IV :-
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah rutin
• Pemeriksaan kimia darah
• Pemeriksaan elektrolit
• Analisa gas darah
• Urinalisa
• Foto rontgen
• Ct-scan kepala
HASIL LABORATORIUM
• Hb : 14,8 g/dL
• Leukosit : 24.200 /mm3
• Trombosit : 250.000/mm3
• Ureum : 181 mg/dL
• Kreatinin : 3,3 mg/dL
• Albumin : 2,9 mg/dL
• Status epileptikus
• Ketoasidosis Diabetik
Tatalaksana
• IVFD D5 ½ NS 1200 cc/24 jam
• O2 8 lpm
• Diazepam 10 mg(supp)
• Paracetamol 4 x 150 mg (IV)
• Ceftriaxone 2 x 650 mg (IV)
• Phenitoin 3 x 65 mg (IV)
• Dexamethasone 6,5 mg dilanjutkan 3 x 2,5 mg (IV)
FOLLOW UP
23/6/2019
• S : penurunan kesadaran (+), demam (+)
TD : 100/60 mmHg
N : 181x/menit
S : 37,6
P : 51x/menit
SpO2 : 96%
Input
• Oral : puasa
• Parenteral : IVDF D5 ½ NS 1200ml/24 jam
24/6/2019
• S : penurunan kesadaran (+), demam (+)
TD : 100/60 mmHg
N : 173x/menit
S : 39,4
P : 44x/menit
SpO2 : 95-966%
Input
• Oral : puasa
• Parenteral : IVFD D5 ½ NS 1200 CC/ 24 jam
Output
• Urine : 4 cc/kgBB/Jam
25/6/2019
• S : penurunan kesadaran (+), demam (+)
TD : 100/60 mmHg
N : 159x/menit
S : 38,1
P : 42x/menit, kussmaul
SpO2 : 96%
• GDS: 446 mg/dL
Hiperkalemia
- Interval PR memanjang
- QT memendek
- Gelombang T simetris, tinggi, tajam
- Gelombang sinus
Hipokalemia
- Terdapat gelombang U
- Interval QT melebar
- Gelombang T mendatar
- Segmen ST menurun
Hipokalsemia
- Interval QT memanjang
Lain-lain
- QTc memanjang
- QTc: Corrected QT.
Cairan & Elektrolit
• Defisit cairan dan elektrolit harus diganti.
• Apabila terjadi renjatan, berikan NaCl 0,9% atau RL 20 ml/kgBB dan dapat diulangi
sampai renjatan teratasi.
1. Bila renjatan sudah membaik tetapi sirkulasi belum stabil, cairan dapat diberikan
dengan kecepatan 10 ml/kgBB dalam waktu 1-2 jam.
2. Rehidrasi harus segera dimulai dengan cairan isotonik (NaCl 0,9% atau cairan
yang hampir isotonik misalnya Ringer Laktat/RL atau Ringer Asetat).
3. Rehidrasi harus segera dimulai dengan cairan isotonik (NaCl 0,9% atau cairan yang
hampir isotonik misalnya Ringer Laktat/RL atau Ringer Asetat).
4. Rehidrasi awal harus menggunakan NaCl 0,9% atau ringer asetat paling tidak
selama 4-6 jam.
5. Setelah itu, penggantian cairan harus dengan cairan yang memiliki tonisitas sama
atau lebih dari 0,45% dengan ditambahkan kalium klorida, kalium fosfat atau kalium
asetat.
6. Penilaian osmolalitas efektif berguna untuk evaluasi terapi cairan dan elektrolit.
• Rehidrasi selanjutnya dilakukan dalam kurun waktu 48
jam dengan memperhitungkan sisa defisit cairan
ditambah kebutuhan cairan rumatan untuk 48 jam.
• Kriteriaa diagnosis:
1. Respon motor dan verbal yang abnormal terhadap nyeri
2. Posturnya dekortikasi atau deserebrasi
3. Palsi saraf kranial
4. Pola pernapasan yang abnormal (merintih, takipnea,
cheyne-stokes, apneusis
Kriteria mayor