Anda di halaman 1dari 22

OM SWASTYASTU

NAMA KELOMPOK
I Gst.A.A Sridana Suryadewi 17.321.2721
Luh Putu Novianti 17.321.2725
Ni Luh Febri Suryanthi 17.321.2738
Ni Luh Gede Srinadi 17.321.2739
Ni Luh Putu Meita Premasuari 17.321.2741
LAPORAN PENDAHULUAN
DAN ASUHAN KEPERAWATAN
HIPEREMISIS GRAVIDARUM
PENGERTIAN
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan
muntah hebat lebih dari 10 kali sehari dalam masa
kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan
cairan, penurunan berat badan, atau gangguan
elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari
dan membahayakan janin dalam kandungan.
Anatomi dan Fisiologi

Struktur Eksternal Srtuktur Internal


1. Mons Pubis 1. Ovarium
2. Labia Mayora 2. Tuba Uterus (Fallopi)
3. Labia Minora 3. Uterus
4. Klitoris 4. Vagina
5. Prepusium Klitoris
6. Vestibulum
7. Fourchette
8. Perinium
ETIOLOGI
Menurut Serri Hutahaean (2013) ada beberapa faktor predisposisi
terjadinya mual dan muntah :
1. Faktor predisposisi : primigravida, kehamilanganda,mola
hidatidosa.
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan
metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu.
3. Faktor organik : alergi
4. Faktor psikologis: rumah tangga yang retak, kehilangan
pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggungjawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental
yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak
sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebgai pelarian
karena kesukaran hidup.
TANDA DAN GEJALA
Tingkat I
Muntah berlebihan,dehidrasi ringan, nyeri pada epigastrium, nadi meningkat, berat
badan menurun, nafsu makan tidak ada, lidah mengering mata cekung, lemah,
temperatur tubuh naik, turgor kulit berkurang.
Tingkat II
Tampak lemah dan apatis, nadi kecil dan cepat, suhu kadang- kadang naik dan
mata sedikit ikterus, tekanan darah turuh, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi,
tercium bau aseton pada bau mulut
Tingkat III
Keadaan umum sangat menurun, kesadaran somnolen sampai koma, ikterus yang makin
nyata, suhu meningkat, tekanan darah menurun, terjadi perdarahan dari esofagus,
lambung, dan retina.
PATOFISIOLOGIS
Patofisiologis hiperemesis gravidarum masih belum jelas namun
peningkatan kadar progesteron, esterogen dan Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) dapat menjadi faktor pencetus mual dan muntah.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah
pada hamil muda, bial terjadi terus- menerus dapat menyebabkan dehidrasi
dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik (Runiari,
2010). Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagaian kecil
wanita, tetapi faktor psikologis merupakan faktor utama, di samping faktor
hormonal.
PATWAY
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan urine untuk menentukan adanya infeksi atau dehidrasi yang meliputi pemeriksaan
keton, albumin, dan berat jenis urine.
2. Kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht).
3. Pemeriksaan elektrolit jika terjaddi dehidrasi dan di duga terjadi muntah berlebihan meliputi
pemeriksaan natrium, kalium, klorida dan protein.
4. Pemeriksaan BUN, nonprotein nitrogen dan kadar asam.
5. Tiroid Stimulating Hormon (TSH) menentukan adanya penyakit pada tiroid.
6. CBC, amilase, lipase, keadaan hati atau diduga terjadi infeksi sebagai penyebab.
7. Foto abdomen jika ada indikasi gangguan abdomen akut.
KOMPLIKASI
Bila hiperemesis gravidarum terjadi secara terus menerus
dapat terjadi dehidrasi. Dehidrasi yang muncul karena
kekurangan cairan yang dikonsumsi dan kehilangan cairan
akibat dimuntahkan. Jaringan pada esofagus dan lambung
dapat robek karena muntah yang terlalu sering. Kenaikan
berat badan ibu <7 kg dan dengan hiperemesis gravidarum
berisiko sangat tinggi melahirkan bayi prematur, berat
badan bayi rendah, dan nilai APGAR lima menit kurang dari
7.
PENATALAKSANAAN
1. Obat- obatan
2. Isolasi
3. Terapi Psikologis
4. Cairan Parenteral
5. Penghentian Kehamilan
6. Diet
7. Diet hiperemesis III diberikan dengan gejala ringan.
LANJUTAN
Penanganan Umum :
1. Jika tekanan diastolic > 110 mmHg, berikan hipertensi sampai tekanan diastolic
diantara 90-100 mmHg.
2. Pasang infuse RL dengan jarum besar (16 gauge atau lebih)
3. Ukur keseimbangan cairan jangan sampai terjadi overload
4. Kateterisasi urine untuk mengeluarkan volume dan proteinuric
5. Jika jumlah urine kurang dari 30 ml / jam
6. Infus cairan dipertahankan 1 1/8 ml/jam
7. Pantau kemungkinan oedema paru
8. Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi dapat mengakibatkan
kematian ibu dan janin.
9. Observasi tanda-tanda vital, refleks dan denyut jantung setiap jam
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
HIPEREMISIS GRAVIDARUM

Data subyektif Data Obyektif


1. Pengkajian data Subjektif
2. Riwayat kehamilan saat ini 1. Kaji ada tidaknya demam
3. Riwayat diet 2. Kaji keadaan umum
4. Pengobatgan yang didapat saat ini
3. Kaji berat badan
5. Riwayat pembedahan
6. Riwayat medis sebelumnya 4. Kaji turgor kulit
7. Riwayat sosial 5. Kaji keadaan abdomen
8. Intregitas ego sepserti
9. Riwayat penyakit sebelumnya 6. Kaji keadaan janin
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. NEUSEA BERHUBUNGAN DENGAN KEHAMILAN


2. NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN AGEN
3.CIDERA BIOLOGIS(MIS, INFEKSI, ISKEMIA,
NEOFLASMA).
4. RESIKO SYOK BERHUBUNGAN DENGAN
HIPOVOLEMIA
5. INTOLERANSI AKTIFITAS BERHUBUNGAN DENGAN
IMOBILITAS
Rencana Keperawatan
NO Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi
Keperawatan
1 Neusea berhubungan dengan NOC: NIC:
Fluid Management
kehamilan  Comfort level
- Pencacatan intake output secara akurat
 Hidrasi
- Monitor status nutrisi
 Nutritional Status
- Monitor status hidrasi(kelembaban membrane
Kriteria Hasil: mukosa)
 Melaporkan bebas dari mual - Monitor vital sign

 Mengidentifikasi hal – hal yang mengurangi - Anjurkan untuk makan pelan – pelan
- Jelaskan untuk menggunakan nafas dalam untuk
mual
menekan reflek mual
 Nutrisi adekuat
- Batasi minum 1 jam sebelum, 1 jam sesudah dan
 Status hidrasi : hidrasi kulit membrane mukosa
selama makan
baik, tidak ada rasa haus yang abnormal, panas, - Instruksikan untuk menghindari bau makanan yang
urin output normal, TD, HCT normal. menyengat
- Berikan terapi IV kalau perlu
- Kelola pemberian anti emetik
2 Nyeri akut berhubungan dengan NOC:
agen cidera biologis(mis, infeksi,  Pain level
iskemia, neoflasma).  Pain control
 Comfotr level
Kriteria hasil:
 Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu menggunakan tehnik non
farmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencar bantuan)
 Melaprkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan majemen nyeri
 Mampu mengenali nyeri skala, intensitas,
prekuensi dan tanda nyeri)
 Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang
Implementasi
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan; mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan, dan memfasilitasi koping. Perencanaan tindakan keperawatan yang dapat
dilaksanakan dengan baik jika klien mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan. Selama tahap pelaksanaan, perawat terus
mengumpulkan data dan memilih tindakan keperawatan yang paling sesuai dengan
kebutuhan klien. Semua tindakan keperawatan dicatat ke dalam format yang telah
ditetapkan.
Evaluasi
Tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan,
rencana tindakan, dan pelaksanaannya berhasil dicapai.
OM SANTHI SANTHI SANTHI
OM

Anda mungkin juga menyukai