Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

Pembimbing:
dr. Dewi Kartika Sari, Sp. PD-KGEH, FINASIM
• Nama : Ny. H
• TTL : 01/04/1969
• Umur : 50 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Status : Menikah
• Alamat : Kp. Panecekan Pontang
• Pekerjaan : Ibu RT
• Tanggal Masuk RS : 9 September 2019
• Keluhan utama : Mata kuning
• Keluhan tambahan : Nyeri ulu hati, mual, lemas, nafsu makan
menurun, berat badan turun
Pasien datang dengan keluhan mata kuning sejak 2 bulan SMRS,
keluhan mata kuning semakin bertambah. Sebelumnya pasien belum pernah
mengalami sakit kuning. Keluhan lain disertai nyeri pada bagian uluhati, nyeri
hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu dan puncak terberat pagi hari SMRS.
Pasien juga merasakan mual tanpa disertai muntah, serta merasa lemas dan
terlihat pucat, terkadang pusing dan berkunang-kunang sudah 1 bulan SMRS.
Pasien tidak nafsu makan sudah 1 bulan hingga merasa berat badannya turun.
Pasien tidak dapat menyebutkan banyaknya penurunan berat badan namun
tidak derastis. Pasien juga mengeluhkan BAK berwarna coklat seperti teh. BAB
seperti dempul dan darah disangkal. Riwayat muntah darah disangkal. Pasien
terkadang mengeluh demam tapi tidak sepanjang hari.
Nafsu makan menurun terutama pada saat makan-makanan
berminyak pasien merasa mual. Pasien tidak pernah mengalami bengkak-
bengkak pada perut atau anggota badan lainnya. Pasien juga tidak
mengingat sudah melakukan vaksin hepatitis. Pasein mengatakan terkadang
beliau mengkonsumsi jamu-jamuan racik yang tidak diketahui kandungannya.
Sehari-hari pasien suka sekali konsumsi makanan-makanan yang gurih dan
berminyak. Riwayat berpergian kedaerah endemis malaria disangkal. Riwayat
transfusi darah disangkal. Riwayat konsumsi alkohol disangkal. Pasien sudah
mempunyai anak sebanyak 3 orang.
• Riwayat Maag Kronis
• Riwayat Hipertensi Grade I
• Riwayat kolelitiasis disangkal
• Riwayat Hepatitis A, B, C disangkal
• Riwayat Diabetes Mellitus disangkal
• Riwayat Asam Urat disangkal
• Riwayat penyakit ginjal disangkal
• Tidak ada yang memiliki keluhan serupa
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda-tanda Vital :
• Tekanan Darah : 150/90 mmHg
• Nadi : 81 x/mnt
• RR : 20 x/mnt
• Suhu : 36,6 ⁰C
• SP02 : 99 %
• Antropometri
• Berat badan : 48 kg
• Tinggi badan : 150cm
• IMT : 22,2 (BB normal)
• Status Generalis
• Kepala : Normocephale
• Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (+/+) (
• THT : Pernafasan Cuping Hidung (-/-), sekret (-/-), darah (-
/-), Tonsil (T1/T1)
• Mulut : Bibir kering (+), perioral sianosis (-), gusi berdarah (-
/-), palatum mole ikterik (-)
• Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), JVP tidak meningkat,
• Thorax : Simetris, retraksi (-)
• Cor : Bunyi jantung I & II reguler, Gallop (-), Murmur (-)
• Pulmo : Sonor, suara nafas vesikuker, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
• Abdomen : bentuk datar, BU (N) 10x/menit , supel, NTE dan NTHD (+),
Murphy sign (+), asites (-), spider nevi (-) caput medusa (-), Bruit hepar (-).
• Hepar : Hepar teraba ± 3 cm di bawah arcus costae, Liver spans 9
cm, Bruit hepar (-), konsistensi lunak, NT (-), sudut lancip.
• Lien : Teraba pada garis S1
• Ekstremitas : Superior: akral hangat edema (-), CRT < 2 detik, jaundice (+)
• Inferior: akral hangat edema (-), CRT < 2 detik, jaundice
(+)
Pemeriksaan Darah 10/9/2019

PARAMETER HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN


Hemoglobin 8,50 g/dL 13,00 – 17,00

Leukosit 10.600 /µL 4.400-11.300


Hematokrit 30,60 % 40,00 – 52,00
Trombosit 248.000 /µL 150.000-440.000

Na 102,00 mmol/L 132,00-148,00


K 3,89 mmol/L 3,50 – 5,40
Cl 98.00 mmol/L 94,00 – 110,00
Pemeriksaan Darah 11/9/2019
PARAMETER HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
ALT 40 U/L 5 – 55
AST 45 U/L 5 – 34

Bilirubin Indirect 3,00 mmol/L < 0,8


Bilirubin Direct 14,9 mmol/L < 0,3
Bilirubin Total 17,4 mmol/L < 1.0

HBsAg Non reaktif Non reaktif


DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING
Ikterus ec susp. Kolelitiasis
Ikterus ec susp. Kolesistitis
Anemia
• USG Abdomen • IVFD RL 20 tpm
• ERCP • Inj Vit K 1 x 1
• Inj Omeprazol 3 x 1 amp
• Folavit 1 x 1
• Ketorolac 4 x 10 mg
• Anjuran tindakan operatif :
kolesistektomi
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
Ikterus atau jaundice adalah perubahan
warna suatu jaringan menjadi kuning akibat
penumpukan bilirubin.
Penigkatan serum bilirubin dapat dilihat
DEFINISI melalui pemeriksaan fisik. Hal ini dapat
dilihat melalui pemeriksaan sclera, yang
memiliki tingkat afinitas spesifik untuk
bilirubin karena tingkat elastisitasnya yang
tinggi. Adanya sklera icterus
mengindikasikan serum bilirubin yaitu
minimal 51 mmol/L (3 mg/dL).
1. Prahepatik
a) Peningkatan hemolysis sel darah merah
b) Transport plasma
2. Intrahepati
c) Liver uptake
d) Konjugasi
3. Pascahepatik
e) Ekskresi bilirubin
1. Over produksi
Peningkatan jumlah hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah yang sudah
tua atau yang mengalami hemolisis
2. Penurunan ambilan hepatic
Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi dilakukan dengan memisahkannya dari
albumin dan berikatan dengan protein penerima.
3. Penurunan konjugasi hepatic
Terjadi gangguan konjugasi bilirubin sehingga terjadi peningkatan bilirubin tak
terkonjugasi. Hal ini disebabkan karena defisiensi enzim glukoronil transferase.
Terjadi pada : Sindroma Gilberth, Sindroma Crigler Najjar I, Sindroma Crigler
Najjar II.
Hiperbilirubinemia konjugasi / direk dapat terjadi akibat
penurunan eksresi bilirubin ke dalam empedu. Gangguan ekskresi
bilirubin dapat disebabkan oleh kelainan intrahepatik dan
ekstrahepatik, tergantung ekskresi bilirubin terkonjugasi oleh
hepatosit akan menimbulkan masuknya kembali bilirubin ke dalam
sirkulasi sistemik sehingga timbul hiperbilirubinemia.
Obstruksi saluran bilier ekstrahepatik akan menimbulkan
hiperbilirubinemia terkonjugasi yang disertai bilirubinuria. Penyebab
tersering obstruksi bilier ekstrahepatik adalah :
• Obstruksi sal.empedu didalam hepar : Sirosis hepatis, abses hati,
hepatokolangitis, tumor maligna primer dan sekunder.
• Obstruksi didalam lumen sal.empedu : batu empedu, askaris
• Kelainan di dinding sal.empedu : atresia bawaan, striktur traumatik,
tumor saluran empedu.
• Tekanan dari luar saluran empedu : Tumor caput pancreas, tumor
Ampula Vatery, pancreatitis, metastasis tumor di lig.hepatoduodenale
1. Darah rutin
2. Urin
3. Bilirubin
4. Aminotransferase dan alkalitransferase
5. Tes serologi virus hepatitis
6. Biopsy hati
7. Pemeriksaan pencitraan
8. Endoscopic Retrograd Cholangiopancreatography (ERCP) dan PTC
(Percutans Transhepatic Colangiography)
Pengobatan jaundice sangat tergantung penyakit dasar
penyebabnya. Jika penyebabnya adalah penyakit hati (misalnya
hepatitis virus), biasanya jaundice akan menghilang sejalan
dengan perbaikan penyakitnya.
Jika penyebabnya adalah sumbatan bilier ekstra-hepatik
biasanya membutuhkan tindakan pembedahan, ekstraksi batu
empedu di duktus, atau insersi stent, dan drainase via kateter
untuk striktura (sering keganasan) atau daerah penyempitan
sebagian.
Alhamdulillah

Thank You

Anda mungkin juga menyukai