Anda di halaman 1dari 32

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN

OLEH :
H HADI SURYATNO,SE.MKES
TUJUAN MANAJEMEN
 USAHA MENCIPTAKAN MASA
DEPAN YANG LEBIH BAIK
 DIPRAKTEKKAN DIDALAM DAN
REFLEKSI DARI ERA SEJARAH
TERTENTU
 KEGIATAN YANG
MENGHASILKAN
KONSEKUENSI DAN
PENGARUH YANG MUNCUL
DENGAN BERLAKUNYA WAKTU
SIFAT INTERAKSI DARI PROSES
MANAJEMEN DALAM PRAKTEK

MERENCANAKAN

MENGENDALIKAN MENGORGANISASIKAN

MEMIMPIN
POKOK PIKIRAN
KEPEMIMPINAN
 KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
SANGAT BERPENGARUH MEWUJUDKAN
SASARAN YANG DITETAPKAN
 PENERAPAN TEHNIK DAN SENI
KEPEMIMPINAN YANG TEPAT MERUPAKAN
HAL POKOK PELAKSANAAN MANAJEMEN
EFEKTIF
Kepemimpinan dalam Manajemen Keperawatan

- dasar-dasar kepemimpinan yang aplikatif


dalam tatanan pelayanan keperawatan di
Indonesia,
membangun kompetisi perilaku
kepemimpinan efektif, dan mengkritisi
kepemimpinan kesehatan/
keperawatan yang tidak akomodatif dalam
Manajemen Keperawatan.
KEPEMIMPINAN KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
PARADIGMA KEPEMIMPINAN
DEWASA INI :
PERAN PEMIMPIN MEMBUAT
ORANG YANG DIPIMPIN MAMPU
BERKEMBANG MENJADI
PEMIMPIN
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
 SEGALA IHWAL YANG MENYANGKUT PEMIMPIN
DALAM
MENGGERAKKAN,MEMBIMBING,MENGARAHKAN
ORANG LAIN DALAM MELAKSANAKAN TUGAS
UNTUK MENCAPAI TUJUAN
 PEMIMPIN ADALAH SESEORANG MEMILIKI 5
UNSUR YAITU:
TELADAN,MANAJER,GURU,BAPAK,SEKALIGUS
TEMAN
 HAKEKAT PEMIMPIN IALAH PENGGERAK DIRI
DAN ORANG LAIN UNTUK MELAKSANAKAN
TUGAS ATAU MEWUJUDKANKAN
SASARAN(stonner,J.A.F;1996)
DEFINISI KEPEMIMPINAN
 PROSES MENGARAHKAN DAN
MEMPENGARUHI AKTIVITAS
BERKAITAN DG TUGAS KELOMPOK
 ADA 4 IMPLIKASI, YAITU
1. MELIBATKAN ORANG LAIN
2. MELIBATKAN DISTRIBUSI
KEKUASAAN
3. PENCAPAIAN TUJUAN BERSAMA
4. MENGGABUNGKAN TIGA ASPEK
PERTAMA
FUNGSI KEPEMIMPINAN
 FUNGSI BERHUBUNGAN DENGAN TUGAS
DAN PEMECAHAN MASALAH

 FUNGSI MEMELIHARA KELOMPOK ATAU


SOSIAL, MENENGAHI PERSELISIHAN DAN
INDIVIDU DIHARGAI OLEH KELOMPOK

 KEDUA FUNGSI TERSEBUT MERUPAKAN


PEMIMPIN YANG AMAT EFEKTIF
DIMENSI PENTING DALAM
SITUASI KEPEMIMPINAN
 Atas dasar hasil studi Fildler menemukan tiga “ Dimensi utama”
dalam situasi kepemimpinan yang mempengaruhi gaya
kepemimpinan yang paling efektif:
 Kekuasaan posisi (Position Power).
 Seorang pemimpin yang memiliki kekuasaan posisi yang
jelas dan cukup dapat lebih mudah memperoleh kepengikutan
dibandingkan dengan pemimpin yang tidak memiliki kekuasaan
sedemikian itu.
 Struktur Tugas
 Dimensi ini berarti sejauh mana kejelasan tugas dan orang
yang bertanggung jawab melaksanakannya,sebagai kebalikan
dari situasi di mana tugas tidak jelas dan tidak terstruktur.
 Hubungan Pemimpin-Anggota
 Dimensi ini berkaitan dengan sejauh mana anggota
kelompok menyukai dan mempercayai pemimpin serta mau
mengikutinya.
Tipe/Gaya Kepemimpinan
GAYA KEPEMIMPINAN
MODEL VROOM-YETTON YANG DIKEMBANGKAN
TH.1973 ;
UNTUK MEMBANTU MANAJER MEMUTUSKAN KAPAN
DAN SEJAUH MANA MEREKA HARUS MENYERTAKAN
KARYAWAN DALAM MEMECAHKAN MASALAH
TERTENTU
MENGGAMBARKAN CINTINUUM DARI PENDEKATAN
OTORITER (AI,AII),KE KONSULTATIF (CI,CII), SAMPAI
PENDEKATAN PARTISIPASIF (GII)
(STONNER.J.A.F.1996)
BERBAGAI TYPE GAYA
KEPEMIMPINAN
 AI MANAJER MENYELESAIKAN MASALAH ATAU
KEPUTUSAN SENDIRI
 AII MANAJER MEMPEROLEH INFORMASI DARI
BAWAH DAN MENYELESAIKAN SENDIRI MASALAH
TERSEBUT
 CI MANAJER BERBAGI MASALAH DENGAN
BAWAHAN YANG RELEVAN SECARA INDIVIDU
 GII MANAJER BERBAGI MASALAH DENGAN
BAWAHAN YANG RELEVAN SECARA KELOMPOK
PERILAKU DAN GAYA
KEPEMIMPINAN
 PEMIMPIN OTOKRATIS
ORANG YANG MENGOMANDO DAN
MENGHARAPKAN KEPATUHAN, BERSIKAP
DOGMATIS DAN POSITIF SERTA MEMIMPIN
DENGAN KEMAMPUAN MENAHAN ATAU
MEMBERIKAN GANJARAN ATAU HUKUMAN
 PEMIMPIN DEMOKRATIS DAN PARTISIPASIF
BERKONSULTASI DENGAN BAWAHAN DAN
MENDORONG KEIKUTSERTAAN BAWAHAN
KEPEMIMPINAN DAN
KEKUASAAN
 KEKUASAAN LEGITIMASI
 KEKUASAAN PENGHARGAAN
 KEKUASAAN PAKSAAN
 KEKUASAAN KARISMATIK
 KEKUASAAN AHLI
DIMENSI PENTING DALAM SITUASI KEPEMIMPINAN
TIGA “DIMENSI UTAMA “ DALAM GAYA KEPEMIMPINAN EFEKTIF
1. KEKUASAAN POSISI (POSITION POWER)
2. STRUKTUR TUGAS
3. HUBUNGAN PEMIMPIN-ANGGOTA
TUGAS SEORANG PEMIMPIN
 MEWUJUDKAN SASARAN ATAU
MENYELESAIKAN TUGAS YANG
DIBEBANKAN
 MENEGAKKAN DISIPLIN
 MEMBINA ANGGOTA
 MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
ANGGOTA
LIMA TUNTUTAN KEMAMPUAN
PEMIMPIN
 CERMAT
 AMANAH
 MEMILIKI KETERAMPILAN
 MAMPU BERKOMUNIKASI
 MEMILIKI INTEGRITAS DAN KONSISTENSI
TINGGI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
 Sebagai salah satu keputusan manajemen yang
mencerminkan fungsi manajemen, termasuk
formulasi kebijakan, tujuan dan sasaran
 Sebagai keputusan organisasi yang dilaksanakan
kelompok
 Menurut George R.Terry “Pengambilan
keputusan selalau dihubungkan dengan masalah
dan kesulitan dalam arti keputusan dan
penerapannya diharapkan akan menjawab
persoalan atau konflik.
KEBIASAAN MENDASAR DAN
TINGKAH LAKU PEMIMPIN YANG ISTIMEWA.
a. MENANTANG PROSES
 Mencari kesempatan
 Percobaan dan mengambil resiko.
b. MEMBERI INSPIRASI DAN VISI BERSAMA
 Menggambarkan masa depan
 Membantu orang lain
c. MEMUNGKINKAN ORANG LAIN BERTINDAK
 Mempererat kerja sama
 Memperkuat orang lain.
d. MEMBUAT MODEL PEMECAHAN
 Memberi contoh
 Merencanakan keberhasilan kecil
 e. MEMBERI SEMANGAT
 1) Mengakui kontribusi individu
 2) Merayakan prestasi kerja.
JENIS PENGAMBILAN
KEPUTUSAN Dlm kepemimpinan
Pengambilan keputusan ada 2 macam, yaitu:
 Teori Normatif atau Teori Preskriptif
 Pengambilan keputusan diatur melalui prosedur dan
ketentuan
 Teori Pendekatan perilaku atau Teori Deskriptif
 Proses pengambilan keputusan berdasarkan
kenyataan, berdasarkan apa dan bagaimana proses
berlangsung.
STRATEGI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Bagaimana pengambilan
keputusan?
Pada saat individu berprilaku dalam
rangka memaksimalisasikan atau
mengoptimalisasikan hasil
(outcome)tertentu yaitu:
 Model Pengambilan keputusan
rational
 Tetapkan masalah
 Identifikasi criteria keputusan
 Alokasikan bobot pada criteria
 Kembangkan alternative
 Evaluasi alternative
 Pilih alternative terbaik
TAHAP PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Asumsi Tahap pengambilan keputusan model
rational
 Masalah harus jelas dan tidak mendua
 Mengidentifikasi semua criteria yang
relevan dan membuat daftar alternative
yang dapat dilihat
 Kriteria dan alternative ditimbang dan
diperingkatkan
 Pilihan yang stabil dan konstan
 Tidak ada pembatasan waktu dan biaya
 Menghasilkan nilai yang dirasakan paling
tinggi
METODE PEMECAHAN MASALAH
Metode merangsang kreatifitas
Instruksi langsung
 Orang cendrung menerima penyelesaian yang jelas
sehingga tidak mewujudkan kemampuan mereka
Penyusunan atribut
 Mengisolasikan karakteristik dan alternative tradisonal.
Setiap atribut utama dari alternative dipertimbangkan dan
diubah dalam setiap cara yang memungkinkan
Praktek pemikiran lateral dan zig zag
 Setiap langkah dalam proses pengambilan keputusan
mengikuti langkah sebelumnya dalam sebuah urutan yang
tidak terputus
Syntetik
 Menggunakan analog dan dasar pemikiran yang dibalikkan
untuk membuat keakraban yang asing atau keasingan yang
akrab. Bahwa kebanyakan masalah itu tidak baru.
Tantangannya memandang masalah secara baru.
METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Deskriptif keputusan dalam organisasi diambil, yaitu:
 Rational terbatas
 Mengambil keputusan dengan merancang
bangun model yang disederhanakan.
 Intuisi
 Proses pengambilan keputusan secara tak sadar.
 Identifikasi masalah
 Masalah-masalah yang tampak cendrung
memiliki probabilitas terpilih yang lebih tinggi
 Pengembangan alternative
 Suatu penggunaan minimal atas kreativitas
dalam mencari alternatif. Harapan tersebut
berdasarkan target
Membuat pilihan

 Pegambil keputusan menggunakan Heuristik (jalan pintas


penilaian)
 Heuristik ketersediaan
 Kecendrungan orang dgn dasar penilaian pada informasi yang
sudah ada ditangan
 Heuristik representative
 Menilai suatu kejadian dengan menarik analog dan melihat
situasi identik
 Peningkatan komitmen
 Komitmen pada keputusan yang sebelumnya meskipun ada
informasi yang negative
Perbedaan Individual:
Gaya Pengambilan Keputusan

ANALISIS KONSEPTUAL

DIREKTIF BEHAVIORAL

 Gambar 1.1 Gaya Pengambilan Keputusan


 Directive Style
 Ciri gaya ini adalah rendahnya toleransi untuk ambiguitas
(mendua) dan ia adalah berfikir secara rasional.. Sering
diaplikasikan pada keadaan pengambilan keputusan dengan cepat
, tanpa informasi yang cukup dan sedikit alternative.
 Analytic Style ( Gaya analisis).
 Pengambilan keputusan lebih banyak mempunyai toleransi
untuk ambiguitas dari pada gaya pengarahan, mereka memerlukan
lebih banyak informasi sebelum mengambil keputusan, dan
mempertimbangkan banyak alternative.
 Conceptual Style ( Gaya Konsepsual )
 Cendrung sangat luas pandangannya dan akan melihat
banyak alternative. Fokus jangka panjang dan menemukan banyak
kreativitas dalam memecahkan masalah.
 Behavioral Style ( Gaya Perilaku )
 Pembuat keputusan bekerja dengan baik bersama yang lain,
dengan toleransi rendah terhadap ambiguitas dan mereka berfikir
secara intuisi.
ORGANIZATIONAL CONTRAINTS
( Hambatan Organisasional ).

 Evaluasi Kinerja
 Sistem Imbalan
 Rutinitas Program
 Pembatasan waktu yang
menentukan system
 Preseden Historis
 Perbedaan Kultur
BAGAIMANA ETIKA DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
 3 Kriteria Keputusan Etis
 Yang Pertama, Kriteria Utilitarian
 Keputusan diambil atas dasar hasil atau kosekuensi mereka.
 Tujuan utilitarianisme adalah memberikan kebaikan yang terbesar
untuk jumlah besar.
 Yang kedua, Penekanan hak
 Suatu tekanan pada hak dalam dokumen seperti Piagam Hak
Asasi suatu tekanan pada hak dalam pengambilan keputusan berarti
menghormati dan melindungi hak dasar dari para individu , seperti
misalnya hak keleluasan pribadi ( privacy ), kebebasan berbicara,
dan proses hak perlindungan.
 Yang ketiga, Keadilan
 Mensyaratkan individu untuk mengenakan dan memperkuat
aturan secara adil dan tidak berat sebelah sehingga ada pembagian
manfaat dan biaya yang pantas.
Faktor yang mempengaruhi
Perilaku Pengambilan Keputusan Etis

Tahap Perkembangan
Moral

Lingkungan Perilaku Pengambilan


Organisasional Keputusan yang etis

Tampat Kedudukan
Kendali
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
INDIVIDUAL
 Pertama, Analisis situasi. Sesuaikan gaya
pengambilan keputusan terhadap kultur
dimana anda beroperasi.
 Kedua, Sadarlah akan adanya bias. Dapat
memulai mengubah cara anda mengambil
keputusan untuk mengurangi bias.
 Ketiga, Kombinasikan analisis rasional
dengan intuisi.
 Keempat, jangan mengasumsikan bahwa
gaya pengambilan keputusan anda itu
cocok untuk setiap pekerjaan.
TRIMS….Kam Sia…

 ..Thanks…..

 TERIMA KASIH…………..

 Any Questions…..?

Anda mungkin juga menyukai