Anda di halaman 1dari 84

ORAL EPIDEMIOLOGY:

INDICES

COMMUNITY DENTISTRY 2
DEPARTEMEN IKGK FKG UNPAD
Selama pemeriksaan diagnostik, seorang dokter
gigi tidak hanya memeriksa penyakit yang sudah
ada, namun juga memprediksi kemungkinan
munculnya penyakit yang akan muncul di masa
depan.

Mengukur penyakit gigi dan mulut dalam sebuah


populasi membutuhkan pendekatan yang lebih
terstandarisasi dan objektif.
DEFINISI INDEKS

Suatu indeks didefinisikan sebagai suatu nilai numerik yang


mendeskripsikan hubungan status dari populasi pada skala
tergraduasi dengan batas atas dan bawah yang pasti, yang
dirancang untuk memungkinkan dan memfasilitasi
perbandingan dengan populasi lainnya yang diklasifikasikan
dengan kriteria dan metode yang sama (Russel AL).
OBJEKTIVITAS INDEKS

Tujuan utama atau objektif dari penggunaan indeks pada


epidemiologi dental/ oral adalah untuk meningkatkan
pengertian dari proses penyakit dengan pengukuran dari
prevalensi dan insidensi dari penyakit, sehingga berujung
pada metode pengendalian dan pencegahan.
Sebagai tambahan, indeks juga mencoba untuk mengetahui
populasi yang beresiko tinggi dan rendah, dan untuk
menjelaskan masalah spesifik sepanjang penelitian.
SIFAT INDEKS YANG IDEAL
1. Validitas
Suatu indeks harus mengukur apa yang dimaksudkan untuk
diukur, jadi harus sesuai dengan tahap klinis penyakit yang diteliti
pada setiap titik.
2. Realibilitas
Indeks harus dapat untuk mengukur secara konsisten pada waktu
yang berbeda dan di bawah situasi yang bervariasi. Istilah
realibilitas bersinonim dengan reproduksivitas, pengulangan, dan
konsistensi, yang berarti kemampuan dari pengamat yang sama
atau berbeda untuk menginterpretasi dan menggunakan indeks
dalam cara yang sama.
3. Kejelasan, kemudahan, dan objektifitas
Kriteria yang digunakan haruslah jelas dan tidak ambigu, dengan
kategori khusus yang mutual. Idealnya, indeks harus telah diingat
oleh seorang pengamat atau peneliti setelah dipraktikkan beberapa
kali.
SIFAT INDEKS YANG IDEAL
4. Kuantibilitas
Indeks harus dapat diterima analisis statistik, sehingga
status dari suatu kelompok dapat dinyatakan dalam
distribusi, mean, median, atau pengukuran statistik lainnya.
5. Sensitivitas
Indeks harus dapat mendeteksi pergeseran yang relevan
secara klinis tapi kecil, di kedua arah, dalam suatu keadaan.
6. Kemampuan untuk diterima
Penggunaan suatu indeks harus tidak susah ataupun
merendahkan subjek.
TUJUAN DAN KEGUNAAN INDEKS

1. Untuk pasien individu, suatu indeks dapat:


• Menyediakan penilaian individual untuk membantu pasien
mengenali masalah gigi dan mulut.
• Mengungkapkan derajat efektivitas dari praktik kebersihan
gigi dan mulut.
• Memotivasi pasien dalam usaha preventif dan perawatan
profesional untuk eliminasi dan pengendalian penyakit gigi
dan mulut.
• Mengevaluasi keberhasilan dari perawatan individu
maupun profesional secara periodik dengan
membandingkan nilai indeks.
• Menyediakan sarana untuk penilaian personal oleh dokter
gigi agar mampu mengedukasi dan memotivasi pasien
individu.
TUJUAN DAN
KEGUNAAN INDEKS
2. Dalam suatu komunitas kesehatan, suatu indeks dapat:
• Menunjukkan prevalensi dan kecenderungan dari
insidensi suatu kondisi tertentu yang terjadi dalam suatu
populasi.
• Menyediakan data dasar untuk menunjukkan tindakan
kesehatan gigi dan mulut yang ada.
• Menilai keperluan suatu komunitas.
• Membandingkan dampak dari suatu program komunitas
dan mengevaluasi hasilnya.
PEMILIHAN SUATU INDEKS

Dalam memilih, menggunakan, atau mengevaluasi suatu indeks,


harus mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Penelitian yang dilakukan dengan indikator atau indeks yang
berbeda harus dibandingkan untuk penemuan umum dan bukan
detail spesifik.
2. Indikator atau indeks harus dipilih berdasarkan potensi terbaik
untuk mengevaluasi variabel atau kondisi yang diukur, misalnya
didapati kesulitan untuk mengukur secara akurat keparahan nilai
plak pada permukaan proksimal gigi. Pada permukaan tersebut,
menilai keberadaan atau tidak adanya plak mungkin menjadi
lebih tepat.
3. Secara umum, indeks harus digunakan tanpa modifikasi dari
metode ataupun kriteria. Pada kasus langka dimana kriteria
dimodifikasi, interpretasi hasil juga harus dimodifikasi dengan
perlakuan yang sama.
PEMILIHAN SUATU INDEKS

4. Saat indeks pengukuran keparahan sangat berguna dalam


melakukan survei epidemiologi dan uji klinis, indeks yang
hanya mengukur ada atau tidak adanya suatu entitas
mungkin lebih sesuai dengan upaya motivasi pasien.
5. Saat mengevaluasi pasien individu atau melakukan studi
dengan jumlah sampel yang kecil, menggunakan indeks
mulut penuh merupakan cara yang terbaik. Indeks yang
disederhanakan paling berguna pada survey epidemiologi
dan uji klinis dengan jumlah sampel yang besar.
6. Peneliti harus handal dengan indeks sebelum
menggunakannya dalam proyek penelitian. Selain itu,
kehandalan pemeriksa harus dievaluasi kembali berulang
kali sepanjang perjalanan penelitian.
KETEPATAN (PRESISI)
DIAGNOSTIK/SKRINING

Sensitivity :
–Kemampuan mengidentifikasi secara betul adanya
kelainan ketika benar ada kelainan
Specificity :
–Kemampuan mengidentifikasi secara betul tidak adanya
kelainan kita benar tak ada kelainan
KETEPATAN (PRESISI)
DIAGNOSTIK/SKRINING
Hasil Karies Tidak Karies
Pemerikasaan (Gold Ct) (Gold St)
+ T (+) ve (a) F (+) ve (b)

- F (-) ve (c) T (-) ve (d)

True (+) ve : terdiagnosa positif pada yang ada penyakit


False (+) ve : terdiagnosa positif pada yang tak ada
penyakit
True (-) ve : terdiagnosa negatif pada yang tak ada
penyakit
False (-) ve : terdiagnosa negatif pada yang ada penyakit
KETEPATAN (PRESISI)
DIAGNOSTIK/SKRINING
Hasil Karies Tidak Karies
Pemerikasaan (Gold Ct) (Gold St)
+ T (+) ve (a) F (+) ve (b)

- F (-) ve (c) T (-) ve (d)

Sensitivity =
______True Positive (a)__________ = _____ True Positive (a)______ x 100%
True Positive (a)+False Negative (c) Semua yang ada penyakit (a+c)

Specificity =
______True Negative (d)__________ = ______True Negative (d)______ x 100%
True Negative (d)+False Positive (b) Semua yang tanpa penyakit (b+d)
SOAL
Dari sejumlah 480 pasien yang menjalani skrining oleh
seorang drg Puskesmas,diperiksa oleh pakar kesehatan gigi
masyarakat dari FKG-UNPAD & ditemukan 60 pasien dengan
karies. Dari 60 pasien yang mempunyai karies tersebut drg
kel menemukan 50 orang dengan karies dan ia mencatat ada
15 karies dari pasien dengan kategori bebas karies.
Hitunglah mutu diagnostik drg keluarga tersebut :
– Sensitivity
– Specificity
– %-tase false (+) ve
– %-tase false (-) ve
– Prevalensi karies
– Predictive Value dari hasil skrining (+) ve
– Predictive value dari hasil skrining (-) ve
JAWABAN SOAL
Hasil Skrining Karies Tak Ada Total
Karies
(+) ve 50 15 65
(-) ve 10 405 415
Total 60 420 480

Sensitivity Drg Puskesmas __50__ x100% = 83%


50+10
Specitivity __405__x100% = 96%
405+15
% tase false (+)ve 15 x 100%
420
% tase false (-)ve 10 x 100%
420
Prevalensi 60 x 100%
480
Predictive Value (PV) dr skrining (+)ve = 50 x 100% = 77%
65
Predictive Value (PV) dr skrining (-)ve = 405 x 100% =98%
415
JENIS INDEKS
Indeks plak
Indeks oral hygiene
Indeks ginggival
Indeks periodontal
• Periodontal Disease Index (PDI)
• Russel’s Periodontal Index
• Community Periodontal Index and Treatment Need (CPITN)
• Community Periodontal Index (CPI)
Indeks karies dentis
• DMFT
• DMFS
• Deft
• Defs
• Root Caries Index (RCI)
Indeks fuorosis dental
Indeks estetis dental
INDEKS PLAK
. Modifikasi indeks plak Quigley-Hein oleh Turesky-Gilmore-Glickman. (1970)
1

Modifikasi ini dilakukan dengan memperkuat objektivitas dari indeks plak


Quigley-Hein dengan memperjelas nilai pada sepertiga ginggival. Modifikasi
ini dianggap sebagai indeks pengukuran plak yang terpercaya, menggunakan
perkiraan permukaan gigi yang terlapisi plak.
Plak dinilai pada permukaan labial, bukal, dan lingual dari seluruh gigi setelah
menggunakan agen disclosing. Sistem penilaian plak ini cenderung mudah
untuk digunakan karena definisi objektif per skor numerik.
Teknik yang dimodifikasi ini menyediakan metode yang menyeluruh untuk
mengevaluasi prosedur antiplak seperti menyikat gigi dan flossing, begitu
juga dengan agen antiplak kimia. Indeks ini menekankan pada perbedaan
akumulasi plak di sepertiga permukaan ginggival gigi.

Metode penilaian
Plak gigi diamati dengan menilai permukaan labial, bukal, dan lingual dari
seluruh gigi setelah menggunakan agen disclosing.
MODIFIKASI INDEKS PLAK
QUIGLEY-HEIN OLEH TURESKY-
GILMORE-GLICKMAN
MODIFIKASI INDEKS PLAK
QUIGLEY-HEIN OLEH TURESKY-
GILMORE-GLICKMAN
INDEKS PLAK
2. Indeks plak Silnes-Loe (Silnes dan Loe, 1964)
Indeks plak ini berdasar pada prinsip yang sama dengan indeks
ginggival, yaitu keinginan membedakan, secara jelas antara
tingkat keparahan dan lokasi agregat debris halus. Tujuan
memperkenalkan sistem ini juga untuk membuat indeks plak
yang akan cocok indeks gingiva sepenuhnya.
Pengukuran dari kondisi kebersihan mulut menggunakan indek
Silnes dan Loe berdasar pada pencatatan debris halus dan
deposit yang termineralisasi pada gigi 16, 12, 24, 32, 36, dan 44.
Gigi yang telah hilang tidak dihitung. Tiap permukaan dari gigi
diberi skor 0 hingga 3. Nilai dari 4 area tersebut dijumlahkan dan
dibagi 4 untuk menunjukkan indeks plak per gigi dengan nilai
dan kriteria sebagai berikut.
INDEKS PLAK SILNES-LOE
(SILNES DAN LOE, 1964)
INDEKS PLAK SILNES-LOE
(SILNES DAN LOE, 1964)
INDEKS PLAK: OHI
3. Oral Hygiene Index (OHI)
Terdapat kebutuhan untuk mengembangkan penyajian kualitatif
sederhana kebersihan oral.
Metode untuk mengukur status individual dan kelompok
kesehatan mulut dikembangkan selama empat tahun oleh John C.
Greene Dan Jack R. Vermillion di tahun 1960.
Indeks ini memiliki dua komponen (Plak dan Kalkulus)

INDEKS OHI= DI+ CI


INDEKS PLAK: OHI
Mulut dibagi kedalam enam segmen.
Segmen 1: Molar kedua rahang atas kanan sampai premolar
pertama
Segmen 2: Kaninus rahang atas kanan sampai kaninus rahang
atas kiri
Segmen 3: Premolar pertama rahang atas kiri sampai molar
kedua rahang atas kiri
Segmen 4: Molar kedua rahang bawah kiri sampai premolar
pertama rahang bawah kiri
Segmen 5: Kaninus rahang bawah kiri sampai kaninus rahang
bawah kanan
Segmen 6: Premolar pertama rahang bawah kanan sampai molar
kedua rahang bawah kanan
INDEKS OHI
INDEKS PLAK: OHI
Metode Pemeriksaan
Pencatatan terpisah untuk debris oral dan kalkulus keduanya
dicatat pada masing-masing bagian. Di setiap bagian, dua
permukaan dicatat yaitu, permukaan fasial dan lingual/palatal
setiap gigi.
Nilai debris dan kalkulus yang ditetapkan untuk satu bagian
bergantung pada permukaan bukal lingual yang memiliki nilai
tertinggi.
Nilai Debris
0 – Tidak ada debris atau stain yang terlihat.
1 – Debris lunak menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi
atau adanya stain ekstrinsik tanpa debris tanpa
memperhatikan permukaan yang tertutup.
2 – Debris lunak menutupi lebih dari 1/3 tetapi tidak lebih dari 2/3
permukaan gigi yang terlihat.
3 – Debris lunak menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi yang
terlihat.

Nilai Kalkulus
0 – Tidak ada kalkulus yang terlihat.
1 – Kalkulus supragingiva menutupi tidak lebih dari 1/3
permukaan gigi yang terlihat.
2 – Kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 1/3, tapi tidak
lebih dari 2/3 permukaan gigi yang terlihat atau adanya bintik-
bintik kalkulus subgingiva di sekitar bagian servikal gigi atau
keduanya.
3 – Kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 2/3 permukaan
gigi yang terlihat atau kelanjutan dari pita tebal kalkulus
subgingiva di sekitar bagian servikal gigi.
INDEKS PLAK: OHI
Penghitungan Nilai Indeks
Nilai untuk debris dan kalkulus harus ditabulasikan secara terpisah dan indeks
untuk masing-masing dihitung secara terpisah tetapi dengan cara yang sama, dan
dijumlahkan untuk menghitung indeks kebersihan mulut.

Indeks Debris (DI) = Jumlah nilai debris yang dicatat


Jumlah bagian yang dinilai
Kisaran Indeks Debris
Minimal – 0
Maksimal – 6
Indeks Kalkulus (CI) = Jumlah nilai kalkulus yang dicatat
Jumlah bagian yang dinilai
Kisaran Indeks Kalkulus
Minimal – 0
Maksimal – 6
Indeks Kebersihan Mulut = Indeks Debris (DI) + Indeks Kalkulus (CI)
Kisaran indeks kebersihan mulut adalah 0 – 12.
INDEKS PLAK: INDEKS
OHI
Keuntungan
Cukup sensitif untuk menggambarkan efisiensi penyikatan
gigi dan memperkirakan hubungan antara kebersihan mulut
dengan penyakit periodontal.
Simpel, metode yang berguna untuk menilai kelompok dari
status kebersihan mulut individu secara kuantitatif.
Peralatan yang berguna dalam evaluasi program pada
program pengawasan pemeliharaan kebersihan mulut.
Dapat menilai kebiasaan individu dan keefektifan sikat gigi
dalam praktik kebersihan mulut.
INDEKS PLAK: INDEKS
OHI
Keterbatasan
Pemeriksaan seluruh permukaan pada seluruh gigi yang ada
di dalam mulut (meskipun hanya 12 permukaan yang dinilai),
maka membutuhkan lebih banyak waktu.
Karena kegiatan ini memakan waktu, kegiatan ini tidak dapat
digunakan pada survei epidemiologi.
Tidak dapat digunakan pada gigi campuran.
Lebih banyak perbedaan di antara pemeriksa dan diri
pemeriksa.
INDEKS OHI-S
Indeks kebersihan mulut, metode untuk mengelompokkan
status kebersihan mulut pada populasi atau kelompok, telah
disederhanakan.
Meskipun indeks kebersihan mulut yang disederhanakan tidak
mengemukakan sebaik derajat sensitivitas indeks asli, indeks
ini menawarkan metode yang lebih cepat dalam evaluasi
kebersihan mulut dalam kelompok populasi.
Karena itu suatu usaha dibuat untuk menghasilkan indeks yang
sama-sama sensitif yang akan mengurangi jumlah keputusan
yang dibutuhkan oleh pemeriksa dan waktu yang dibutuhkan
untuk pemeriksaan.
Indeks ini dinamakan indeks kebersihan mulut-disederhanakan
(OHI-S) oleh John C. Greene dan Jack R. Vermillion pada tahun
1964.
INDEKS OHI-S
Indeks kebersihan mulut-disederhanakan berbeda dari
indeks kebersihan mulut dalam:
Jumlah permukaan gigi dan jenis permukaan gigi yang
dinilai.
Greene dan Vermillion memilih 6 gigi dengan permukaan
terpilih yaitu permukaan bukal 16, 26 dan permukaan labial
11, 31, serta permukaan lingual 36 dan 46 , 6 gigi ini yang
mewakili seluruh gigi anterior dan posterior pada setiap
bagian mulut yang diperiksa.
INDEKS OHI-S
INDEKS OHI-S
INDEKS OHI-S= DI-S+ CI-S

Permukaan Gigi yang Diperiksa


Gigi yang tumbuh sempurna distal dari premolar kedua, biasanya molar pertama
diperiksa di kedua bagian lengkung, yaitu:
Molar atas – permukaan bukal.
Molar bawah – permukaan lingual.
Permukaan labial dari insisif sentral kanan atas dan kiri bawah diperiksa. Jika
gigi ini tidak ada, insisif sentral pada bagian lawan dari garis median digantikan.
Hanya gigi permanen yang tumbuh sempurna yang dinilai.
Gigi alami dengan restorasi mahkota penuh dan permukaan yang tingginya
berkurang akibat karies atau trauma (terlampau rusak) tidak dinilai.
Indeks debris – disederhanakan dan indeks kalkulus – disederhanakan nilainya
berkisar dari 0 hingga 3.
Indeks OHI-S nilainya berkisar dari 0 hingga 6.
INDEKS OHI-S

Inference:
0,0-1,2: good oral hygiene
1,3-3,0: fair oral hygiene
3,1-6,0: poor oral hygiene
INDEKS OHI-S
Keuntungan Mengabaikan atau melebihkan debris dan
kalkulus mungkin terjadi.
Mudah digunakan.
Tidak sesuai untuk evaluasi status kebersihan
Membutuhkan lebih sedikit waktu dan mulut individu.
karenanya dapat digunakan bidang studi,
terkadang pada percobaan klinis terpilih dan Tidak sesuai untuk studi klinis tipe tertentu
program evaluasi. (percobaan klinis dan penelitian) termasuk
investigasi terperinci untuk pembentukan plak
Mungkin digunakan sebagai tambahan pada dan kalkulus.
studi epidemiologi penyakit periodontal.
Menentukan status kebersihan mulut pada
kelompok.
Berguna dalam prosedur evaluasi edukasi
kesehatan gigi (segera dan efek jangka
panjang).
Kesalahan di antara pemeriksa dan diri
pemeriksa lebih sedikit.

Keterbatasan
Kurangnya derajat sensitivitas sebanyak versi
asli.
Dokter gigi di Puskesmas melakukan pemeriksasaan OHIS
Hasil pemeriksaan : debris pada buccal gigi 16,26 masing
masing skor 3. Bagian fasial gigi 11, 31 terdapat debris
dengan skor masing masing 1. Bagian bukal gigi 36,46
terdapat debris dengan skor masing masing 2.
INDEKS GINGIVA
Tujuan utama dalam pembuatan sistem indeks gingiva (GI)
adalah untuk memperkenalkan sistem untuk penilaian
kondisi gingiva yang secara jelas membedakan antara
kualitas gingiva (keparahan lesi), dan lokasinya (kuantitas)
yang terdapat pada empat area (bukal, mesial, distal, dan
lingual) yang menghasilkan keadaan total dari kondisi margin
gingiva (Loe dan Silness, 1963).
GINGIVAL INDEX
GI tidak mempertimbangkan kedalaman poket periodontal,
derajat kehilangan tulang atau perubahan kuantitatif lain
pada periodontal.
Sejak area gingiva merupakan suatu unit, GI mungkin dinilai
untuk seluruh permukaan gigi yang dipilih. GI mungkin
digunakan untuk menilai prevalensi dan keparahan gingivitis
pada populasi besar dan juga gigi individu.
GINGIVAL INDEX: LOE
AND SILNESS
Indeks gingiva (GI) dikembangkan oleh Loe dan Silness
untuk menjelaskan keparahan klinis inflamasi gingiva dan
juga lokasinya (tabel).
Penghitungan
Indeks gingiva untuk gigi spesifik = RATA-RATA (poin untuk 4
permukaan)
Rata-rata nilai untuk 4 permukaan dan dibagi dengan 4
Indeks gingiva untuk pasien = RATA-RATA (indeks gingiva
untuk 6 gigi)
Penjumlahan nilai per gigi dan pembagian jumlah gigi yang
diperiksa.
GINGIVAL INDEX: LOE AND SILNESS
GINGIVAL INDEX: LOE
AND SILNESS
Indeks gingiva:
interpretasi
Rata-rata indeks Interpretasi
gingival
2.1 – 3.0 Inflamasi parah
1.1 – 2.0 Inflamasi sedang
0.1 – 1.0 Inflamasi ringan
< 0.1 Tidak ada inflamasi
GINGIVAL INDEX: LOE
AND SILNESS
Keterbatasan
Beberapa modifikasi berikut dibuat untuk menjelaskan lebih
baik bentuk yang lebih ringan dari inflamasi atau untuk
mengurangi kebutuhan untuk melakukan probing.
PERIODONTAL INDEX
Yang umum digunakan:
1. CPITN
2. CPI
CPITN
Metode Pemeriksaan
Gigi dibagi menjadi 6 sextan (gambar 17.13) dan merupakan
gigi tetap 17-14, 13-23, 24-27, 37-34, 33-43, 44-47.
Nilai tertinggi pada tiap sextan diidentifikasi setelah
memeriksa seluruh gigi.
Sebuah sextan diperiksa jika terdapat dua atau lebih gigi
fungsional dan tidak indikasi ekstraksi.
Jika hanya terdapat satu gigi yang tersisa pada suatu sextan,
maka gigi tersebut dimasukkan ke dalam sextan yang
berdekatan.
Pada survey epidemiologi, nilai yang ditulis melalui
pemeriksaan dari indeks gigi spesifik.
CPITN

Probe CPITN

Pembagian Sextan
CPITN
Indeks gigi:
Untuk dewasa usia 20 tahun atau lebih hanya 10 indeks gigi yang diperiksa.
10 gigi tersebut adalah:
17 16 11 26 27
47 46 31 36 47
Gigi geligi ini telah diidentifikasi sebagai prediksi terbaik dari
kasus periodontal yang paling parah dari rongga mulut
Untuk anak berusia hingga 19 tahun, hanya 6 indeks gigi yang diperiksa:
16 11 26
46 31 36
Gigi molar kedua tidak dimasukkan sebagai indeks gigi pada usia ini
karena frekuensi yang tinggi dari false pockets
Ketika memeriksa anak yang berusia kurang dari 15 tahun, kedalaman poket
tidak dinilai.
CPITN
Kriteria Skoring
Kode X – Ketika hanya terdapat satu gigi atau tidak ada
gigi fungsional dalam satu sextan.
Kode 1 – Perdarahan diobservasi ketika sedang atau
setelah dilkukan probing
Kode 2 – Kalkulus supra atau subgingiva terlihat atau
teraba ketika dilakukan probing
Kode 3 – Poket patologis 4-5mm, yaitu bagian hitam
dari probe CPITN pada margin gingiva
Kode 4 – Poket patologis 6mm atau lebih, yaitu bagian
hitam dari probe CPITN tidak terlihat
CPITN
Untuk Kebutuhan Perawatan
TN 0 – Nilai untuk kode 0 (sehat) – tidak dibutuhkan
perawatan
TN I – Nilai untuk kode 1 yang menandakan bahwa
dibutuhkan perbaikan dari oral hygiene dari orang tersebut.- I
TN II – Nilai untuk kode 2 dan 3 yang menandakan bahwa
dibutuhkan tenaga professional untuk membersihkan gigi,
root planning dan penghilangan faktor retentif plak. Sebagai
tambahan, pasien tentu membutuhkan oral hygiene
instructions – II + I
TN III – Nilai untuk kode 4 yang membutuhkan perawatan
kompleks yang meliputi deep scaling, root planning dan
prosedur bedah kompleks – III + II + I.
CPITN
Keuntungan
Ketika dibandingkan dengan indeks epidemiologi yang lain
untuk kesehatan jaringan periodontal, CPITN tergolong mudah
dan lebih objektif dalam pemilihan kriteria dan metodologinya.
Data menampilkan hasil yang cepat dari kondisi periodontal
sebuah populasi, kebutuhan perawatan mereka dan personil
yang dibutuhkan.
Keseragaman internasional
Kebutuhan perawatan menyediakan indikasi dari tingkat
kompleksitas perawatan untuk perbaikan kondisi periodontal.
CPITN
Hambatan
• Tidak menyediakan pemeriksaan pengalaman penyakit
periondontal sebelumnya
• Tidak menilai posisi margin gingiva, yaitu derajat resesi
gusi, ketinggian tulang alveolar.
• Tidak memasukkan tanda penting dari gangguan
periodontal sebelumya, seperti attachment loss dan
mobilitas gigi.
• Tidak adanya sebuah tanda dari aktivitas penyakit atau
ketahanan tubuh.
• Tidak memperhitungkan jumlah nilai poket periodontal
lebih dari 6mm pada grup usia yang lebih tua.
• Tidak ada perbedaan antara kalkulus supra dan
subgingival.
CPITN
• Tidak ada perbedaan antara ada atau tidaknya kalkulus
dengan perdarahan atau tidak.
• Validitas dari indeks CPITN sebagai tolak ukur jumlah
perawatn periondontal yang dibutuhkan tidak di
demonstrasikan.
• Validitas dari CPITN – terlihat indeks ini merendahkan
beberapa area dan melebihkan yang lain.
• Harus diingat bahwa CPITN bukan sebuah alat riset tetapi
sebuah alat pengukuran kebutuhan perawatan.
• CPITN tidak seharusnya digunakan sebagai alat ukur
periodontitis pada studi penelitian
• CPITN telah dikritik untuk pengukuran poketnya
dibandingkan dengan hilangnya periodontal attachment
COMMUNITY PERIODONTAL
INDEX (CPI)
CPI dikenalkan pada tahun 1994 oleh WHO.
Indikator: Tiga indikator dari status periodontal digunakan untuk
penilaian ini: (i) perdarahan gingiva, (ii) kalkulus, dan (iii) poket
periondontal.
Sebuah probe CPI yang ringan dan di desain khusus dengan ball tip 0,5
mm digunakan, dengan garis hitam antara 3,5 dan 5,5 mm dan cincin
pada 8,5 dan 11,5 mm dari ball tip.
Sextan: Rongga mulut dibagi menjadi beberapa sextan yang ditentukan
dari beberapa gigi: 18-14, 13-23, 24-28, 38-34, 33-43, dan 44-48. Sebuah
sextan hanya diperiksa apabila terdapat dua gigi atau lebih dan tidak
indikasi ekstraksi. (Catatan: aturan ini menghilangkan aturan
sebelumnya untuk memasukkan sebuah gigi yang tersisa kedalam
sextan yang berdekatan.)
Indeks gigi: Untuk dewasa berusia 20 tahun atau lebih, gigi yang
diperiksa adalah:
17 16 11 26 27
47 46 31 36 67
CPI
Community periodontal index: kriteria skoring

0 Sehat

1 Terdapat perdarahan, terlihat langsung atau melalui kaca mulut setelah


dilakukan probing
2 Terdapat kalkulus saat probing, tetapi seluruh garis hitam dari probe
terlihat)
3 Poket 4-5mm (Margin gingiva di dalam garis hitam probe)

4 Poket 6mm atau lebih (garis hitam pada probe tidak terlihat)

X Sextan tidak dimasukkan (terdapat kurang dari 2 gigi tersisa)

9 Tidak dinilai
CPI
Keuntungan
Pengukuran komprehensif dari penyakit periodontal
Tingkat keparahan penyakit dapat diukur
Kebutuhan perawatan dapat dinilai.

Hambatan
Memakan banyak waktu
Kalibrasi sulit karena CPI meliputi banyak kriteria.
PERDARAHAN GUSI PERDARAHAN GUSI
SKOR 1 (CHILD) SKOR 1 (REMAJA)
PERDARAHAN GUSI SKOR 1
(DEWASA)
POKET SKOR 1 : 4-5 POKET SKOR 2 : 6 MM
MM AT LEBIH
PERDARAHAN GUSI PERDARAHAN GUSI
SKOR 1 (CHILD) SKOR 1 (REMAJA)
PERDARAHAN GUSI SKOR 1
(DEWASA)
POKET SKOR 1 : 4-5 POKET SKOR 2 : 6 MM
MM AT LEBIH
INDEKS KARIES GIGI

Indeks DMF untuk gigi permanen. Karies gigi telah menjadi masalah
kesehatan rongga mulut yang signifikan secara global. Karies
didefinisikan secara klinis sebagai lesi yang meluas melebihi
permukaan enamel atau sementum.
Karies dapat diindentifikasi dengan masuknya sonde atau dari
perubahan warna gigi mulai dari putih hingga cokelat gelap, walaupun
diagnosis karies memiliki banyak variasi antara berbagai macam riset,
maupun antara survey tradisional secara epidemiologi dan praktis
klinis. Bagaimanapun juga, nilai dari prevalensi karies dan insidensi
dapat dinilai dengan menggunakan indeks DMF.
Indeks untuk karies gigi telah diformulasikan oleh banyak peneliti.
Pengukuran intesitas karies, seperti proporsi kehilangan gigi karena
karies dan persentase dari gigi yang terkena karies telah digunakan
sejak awal abad 20. Indeks ini diadvokasikan oleh Henry Klein, Carrole
E. Palmer dan Knutson JW pada tahun 1938.
INDEX DMF
D- menunjukkan gigi rusak karena karies
Kriteria untuk menilai kerusakan:
Perubahan warna
Tangkapan yang tepat
Permukaan email yang tak tersambung
Adanya rongga
Permukaan dasar yang lembut
M- menunjukkan kehilangan suatu gigi oleh karena karies
F- menunjukkan gigi sudah ditambal oleh karena karies
INDEX DMF
Cara pemeriksaan
28 gigi diperiksa
Gigi geraham 3 tidak termasuk, karena perbedaan status seperti hilang bawaan lahir,
terpendam atau tidak tumbuh.
Alat periksa yang digunakan adalah kaca mulut dan sonde nomor 23.
Gigi diperiksa secara visual. Periksa hanya bila dibutuhkan. Tanyakan kepada pasien
dan minta untuk memberikan alasan untuk gigi yang tidak hadir dalam rongga mulut.
Permukaan gigi harus dibersihkan apabila dikaburkan oleh kotoran dan karang gigi.
Peraturan dalam penilaian
Gigi dianggap bertumbuh, apabila permukaan oklusal ataupun tepi insisal dapat dilihat
secara keseluruhan.
Tidak ada gigi yang dihitung lebih dari sekali.
Kerusakan gigi, kehilangan dan tambalan harus dinilai secara terpisah.
Gigi hilang atau ditambal oleh karena penyebab selain karies tidak masuk dalam
hitungan.
INDEX DMF
Perhitungan indeks
DMFT perorangan: setiap komponen, D,M, dan F dipisahkan, kemudian dijumlahkan
D+M+F = DMF
Rata-rata kelompok: jumlahkan D,M dan F untuk setiap perorangan. Kemudian, bagi hasil ‘DMF’
dengan angka orang di dalam kelompok.
i.e rata-rata DMF= (jumlah DMF)/ (jumlah angka subyek yang sudah diperiksa).
(c ) Persentase yang butuh diperhatikan: untuk menghitung persentasi dari gigi yang membutuhkan
perbaikan, bagi dengan jumlah komponen ‘D’ dengan jumlah keseluruhan gigi yang sudah diperiksa.
Persentase yang butuh perhatian= (jumlah gigi yang rusak x 100)/ (jumlah gigi yang sudah
diperiksa)
(d) Persentase gigi hilang: menghitung persentase gigi hilang, bagi jumlah komponen ‘M’ dengan
jumlah gigi yang sudah diperiksa.
Persentase gigi hilang= (jumlah gigi yang hilang x 100)/ (jumlah gigi yang sudah
diperiksa)
(e) Persentase tambalan : menghitung persentase tambalan, bagi jumlah komponen ‘F’dengan jumlah
‘DMFT’
Persentase tambalan= (jumlah gigi yang ditambal x 100)/ (total ‘DMFT’)
(f) hilang gigi tetap per 100 anak: menghitung hilangnya gigi tetap per 100 anak (MPT/100); bagi
jumlah gigi yang hilang dengan jumlah gigi yang sudah diperiksa dan kalikan dengan 100.
MPT/100= (jumlah gigi hilang x 100)/ jumlah gigi yang sudah diperiksa.
Skor tertinggi yang mungkin didapatkan oleh DMFT adalah 32 ( apabila termasuk dengan gigi
geraham tiga), dan skor DMFT adalah 28 (apabila tidak termasuk gigi geraham tersebut).
INDEX DMF
Keuntungan
Pengalaman karies (yang lalu dan sekararang) dan prevalensi
dari perorangan dan komunitas dapat ditemukan.
Dengan menggunakan pengalaman karies, keadaan rongga
mulut dapat diperkirakan secara tidak langsung
Pengalaman karies pada penduduk dari waktu ke waktu dapat
memberikan gambaran yang luas.
Komponen D dapat menunjukkan keadaan gigi yang telah
terkena karies gigi (tingkat penyakit karies yang tinggi)
Komponen M dapat menunjukkan kasus hilang nya gigi (tingkat
mortalitas karies)
Komponen F dapat menunjukkan jumlah tambalan diantara para
penduduk.
INDEX DMF-T
Keterbatasan
Nilai dari DMF tidak ada kaitan nya dengan angka gigi yang terkena
resiko. Jadi, bukan berarti itu memberikan suatu indikasi mengenai
intensitas dari serangan karies tersebut.
Indeks DMF adalah tidak berguna pada orangtua, sebagaimana gigi nya
dapat hilang dengan alas an selain karies.
Jangkauan saturasi pada beberapa tingkatan waktu pada saat seluruh
gigi terlibat dan mencegah penyerbuan karies apabila aktivitas karies
tetap berlangsung.
Tidak dapat digunkan pada karies akar
Walaupun pada kondisi yang sangat ekstrim, nilai akan tetap sama.
Pergerakan karies tidak dapat diperiksa dalam istilah sebagaimana
cepatnya pergerakan karies tersebut atau sebagaimana cepatnya karies
sudah bergerak.
Tidak memberikan kebutuhan pengobatan
INDEX DMF(S)
Pada saat indeks DMF di pekerjakan untuk memeriksa permukaan setiap gigi dari seseorang
dibanding dengan pemeriksaan gigi secara keseluruhan, itu disebut sebagai “ Decayed missing
filled surface indeks” (DMFS indeks).
Prinsipnya, kriteria dan juga peraturan dari indeks DMFS adalah sama seperti indeks DMFT,
seperti yang sudah disebutkan sebelumnya dengan penjelasan indeks DMF. Perbedaan nya
adalah semua permukaan gigi diperiksa.
Permukaan yang diperiksa
Gigi belakang: setiap gigi mempunyai 5 permukaan yang akan diperiksa dan juga dicatat, i.e
fasial, lingual, mesial, distal, dan permukaan oklusal.
Gigi depan : setiap gigi mempunyai 4 permukaan yang akan diperiksa: fasial, lingual, mesial dan
permukaan distal.
Jumlah semua permukaan untuk DMF(s)= D(s) + M(s) + F(s)
Untuk gigi yang hilang- komponen M: ada 4 permukaan
Untuk sisa akar- komponen D: belakang- ada 5 permukaan, depan- ada 4 permukaan.
Jumlah permukaan untuk indeks DMFS:
Jumlah permukaan yang diperiksa, bila hanya 28 gigi yg telah diperiksa (i.e, geraham tiga tidak
termasuk)
16 gigi belakang (16 x 5) = 80 permukaan
12 gigi depan ( 12 x 4) = 48 permukaan
Total = 128 permukaan
INDEX DMFS
Keuntungan akhir-akhir ini terlihat pada permukaan gigi
perorangan yang menunjukkan pengalaman
Lebih peka karies. Tidaklah mungkin untuk mengatakan
Lebih tepat dari hanya satu sisi bagaimana cepatnya
karies sudah terjadi dan yang sedang terjadi.
Memberikan status yang benar dari serangan Insidensi karies, sebaliknya, adalah kecepatan
karies. dan harus selalu ditunjukkan pada waktu
tertentu. Termasuk pengulangan pemeriksaan
Keterbatasan pada jangka waktu yang tetap seperti 1 tahun
dan biasanya ditunjukkan pada saat penemuan
Membutuhkan waktu yang lebih lama baru di saat tertentu.
Kemungkinan membutuhkan radiografi Pengalaman karies dapat ditemukan secara
Prevalansi karies ditunjukkan sebagaimana penelitian cross sectional hanya pada satu kali
persentase dari penduduk yang diperlihatkan pertemuan.
dengan adanya beberapa bukti dari karies dan Insidensi ini sempurna ditemukan pada
juga ukuran ini berguna pada saat rendahnya penelitian longitudinal dari orang yang sama di
karies. waktu yang berbeda. Perkiraan insidensi ini
DMFT digunakan dalam jangkauan yang lebih dapat dibuat sekalipun dari penelitian cross
besar untuk memiliki jumlah hitungan dari sectional untuk mencatat berapa banyak lagi
pengalaman karies tanpa menggunakan kondisi ditemukan di satu grup umur
radiografi dibanding yang lain.

2 statistikal konsep “ pengalaman dan


insidensi”. Jumlah keseluruhan dari gigi yang
rusak, hilang dan yang ditambal atau yang
INDEX DEF-T
Ini adalah indeks karies untuk gigi primer yang diberikan oleh Grubbel
pada tahun 1944 untuk mengukur pengalaman karies pada gigi primer.
Indeks ini digunakan untuk gigi geligi primer yaitu deft indeks dan
defs indeks sama dengan DMFT dan DMFS pada gigi orang dewasa.
d- kerusakan gigi primer
e- diindikasikan untuk dicabut atau dicabut oleh karena karies
f- gigi primer dengan tambalan tetap oleh karena karies

Modifikasi
Indeks def- untuk anak-anak sebelum umur eksfoliasi (5-6)
Indeks def dipakai hanya untuk geraham primer setelah 9 tahun.
Indeks def setelah 9 tahun.
Prinsip dasar dan aturan dari indeks def adalah sama dengan indeks
DMF.
INDEKS DEFT
Perhitungan indeks def
Untuk gigi primer nilai deft yang paling tinggi untuk
perorangan yaitu 20 (gigi geligi primer mencakup 20 gigi).
Jumlah nilai def = d+e+f

Gigi geligi campuran


Dalam kasus ini, indeks karies untuk gigi dewasa dan gigi anak
harus diperiksa secara terpisah. DMFT atau DMFS dan deft atau
defs tidak akan pernah disatukan.
LATIHAN
LATIHAN
LATIHAN
Laki-laki 45 tahun datang ke dokter gigi di Puskesmas. Hasil
pemeriksaan intra oral : jumlah gigi berlubang 7, gigi yang
dicabut 4, jumlah gigi yang ditambal 1, gigi yang mengalami
karies sekunder 1.

Hitung DMF – T score


REFERENSI
Hiremath, SS. 2007. Textbook of Preventive and Community
Dentistry. Bangalore : Elsevier. Hal 180-200.

Anda mungkin juga menyukai